Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preeklampsia
2.5 Proteinuria
Proteinuria didefinisikan sebagai kehadiran setidaknya 300 mg protein
dalam urin 24 jam. Beberapa peneliti dan dokter telah menerima urine protein-
kreatinin rasio minimal 0,3 sebagai kriteria untuk proteinuria, tetapi American
College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) belum dimasukkan hal ini ke
definisi mereka. Dalam gawat darurat, urin protein-to-kreatinin rasio 0,19 atau
lebih besar agak prediksi proteinuria (nilai prediksi negatif [NPV], 87%) yang
signifikan. Konfirmasi Serial 6 jam terpisah meningkatkan nilai prediktif.
Meskipun lebih nyaman, nilai dipstick urin 1+ atau lebih (30 mg / dL) tidak dapat
diandalkan dalam diagnosis proteinuria.
2.6 Patofisiologi
Pada janin, preeklamsia dapat menyebabkan ensefalopati iskemik,
retardasi pertumbuhan, dan berbagai gejala sisa dari kelahiran prematur.
7
2.8.3 Ras
Di Amerika Serikat, kejadian preeklampsia adalah 1,8% di antara wanita
kulit putih dan 3% pada wanita kulit hitam.
12
kongenital, sementara usia ibu muda, nulliparity, dan diabetes mellitus yang lebih
kuat terkait dengan preeklamsia akhir-onset daripada dengan awal-awal penyakit.
tiga standar deviasi dari mean untuk setiap nilai laboratorium dapat digunakan
untuk AST.
2.11 Penatalaksanaan
2.11.1 Penanganan Umum
Segera rawat
Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum, sambil mencari riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluargany
Jika pasien tidak bernafas:
Bebaskan jalan nafas
Berikan O2 dengan sungkup
Lakukan intubasi jika diperlukan
Jika pasien kehilangan kesadaran / koma:
Bebaskan jalan nafas
Baringkan pada satu sisi
Ukur suhu
Periksa apakah ada kaku kuduk
Jika pasien syok Lihat Penanganan Syok
Jika terdapat perdarahan Lihat
Penanganan Perdarahan
Jika pasien kejang (Eklampsia)
Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah
kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi sekret, muntahan atau
darah
Bebaskan jalan nafas
Pasang spatel lidah untuk menghindari
tergigitnya lidah
Fiksasi untuk menghindari pasien jatuh dari
tempat tidur
19
Penanganan kejang:
Beri obat anti kejang (anti konvulsan)
Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas,
penghisap lendir, masker oksigen, oksigen)
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
Aspirasi mulut dan tenggorokan
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi
Trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi
Berikan O2 4-6 liter/menit
Penanganan kejang:
Beri obat anti kejang (anti konvulsan)
Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas,
penghisap lendir, masker oksigen, oksigen)
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
Aspirasi mulut dan tenggorokan
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi
Trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi
Berikan O2 4-6 liter/menit
Penanganan Preeklamsia
Diberikan anti kejang MgSo4 dalam infus 500 cc dextrose 5% tiap 6
jam. Cara pemberian: dosis awal 2 gr iv dalam 10 menit, dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam drip infus. Syarat
pemberian MgSO4: frekuensi nafas > 16x/menit, tidak ada tanda-
tanda gawat nafas, diuresis >100 ml dalam 4 jam sebelumnya dan
refleks patella positif. Siapkan juga antidotumnya, yaitu: Ca-glukonas
10% (1 gram dalam 10 cc NACL 0,9% IV, dalam 3 menit).
Penanganan Eklamsia
Dosis awal :
6 jam berikutnya:
Dosis Rumatan:
12 jam pertama: