Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PRE EKLAMPSI DI RUANG FLAMBOYAN 1

RSUD KOTA SALATIGA


1. Konsep Dasar

1) Pengertian
Pre eklampsi adalah penyakit khas akibat kehamilan yang memperlihatkan gejala
trias (hipertensi, edema dan proteinuria), kadang-kadang hanya hipertensi dan
edema hipertensi dan proteinuria (2 gejala dan trias dan 1 gejala yang harus ada
yaitu hipertensi).
Penyakit ini dapat timbul pada usia kehamilan sesudah minggu ke-20 dan
terutama setelah kehamilan 28 minggu.
2) Etiologi
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre eklampsi ialah
iskemia plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal
yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan
banyak faktor yang menyebabkan pre eklampsi. Diantaranya faktor-faktor yang
ditemukan seringkali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
Ada beberapa kondisi yang teramati dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya
pre eklampsi yang antara lain :
 Primi gravida muda.
 Kelas sosial ekonomi rendah.
 Gizi buruk.
 Faktor umur (remaja dan di atas 35 tahun).
 Pernah pre eklampsi sebelumnya.
 Hipertensi kronik.
 Diabetes mellitus.
 Mola hidatidosa.
 Pemuaian uterus yang berlebih : kehamilan ganda, polihidramnion.
 Riwayat keluarga dengan pre eklampsi (ibu dan saudara perempuan).
 Hidrofetalis.
 Penyakit ginjal kronik.

3) Patofisiologi
Sampai saat ini penyebab pre eklampsi belum diketahui. Perubahan pokok yang
didapatkan pada pre eklampsi ialah spasme pembuluh darah disertai retensi garam
dan air. Pada beberapa kasus, lumen arteriola demikian kecilnya sehingga hanya
dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Bila spasme arteriola ditemukan di seluruh
tubuh, maka tekanan darah akan meningkat dalam upaya untuk mengatasi
kenaikan tahanan perifer, agar oksigenasi jaringan dapat tercukupi.
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan cairan yang
berlebihan pada ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin
berhubungan dengan retensi garam dan air. Protein uria diperkirakan disebabkan
oleh spasme arteriola, sehingga menyebabkan perubahan glomerulus.
4) Manifestasi Klinis
Gambaran klinik mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau
tangan, kenaikan tekanan darah dan terakhir terjadi proteinuria. Pada pre eklampsi
ringan gejala subyektif belum dijumpai tetapi pada pre eklampsi berat diikuti
keluhan subyektif :
 Sakit kepala terutama daerah frontalis.
 Rasa nyeri di daerah epigastrium.
 Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur.
 Terdapat mual sampai muntah.
 Gangguan pernafasan sampai sianosis.
 Terjadi gangguan kesadaran.
Dengan pengeluaran proteinuria keadaan penyakit semakin berat, karena terjadi
gangguan fungsi ginjal.

5) Klasifikasi
Pre eklampsi digolongkan ke dalam pre eklampsi ringan dan pre eklampsi berat
dengan gejala dan tanda sebagai berikut :
Pre eklampsi ringan :
1) Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
2) Tekanan darah sistolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
3) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
4) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada
urin kateter atau urin aliran pertengahan.
Pre eklampsi berat :
Bila sudah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil sudah
dapat digolongkan pre eklampsi berat :
1) Tekanan darah 160/110 mmHg.
2) Oligouria, urin kurang dari 400 cc/24 jam.
3) Proteinuria lebih dari 3 gr/liter.
4) Keluhan subyektif : nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala,
edema paru dan sianosis, gangguan kesadaran.
5) Pemeriksaan : kadar enzim hati meningkat disertai ikterus, perdarahan pada
retina, trombosit kurang dari 100.000 / mm, peningkatan gejala dan tanda pre
eklampsi berat memberikan petunjuk akan terjadi eklampsi yang mempunyai
prognosa buruk dengan angka kematian maternal dan janin tinggi.

Gambar 3-3 : Gejala dan tanda preeklamsia

6) Penanganan
Penanganan pre eklampsi bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi
eklampsi dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan
optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal.
Pada pre eklampsi ringan penanganan simtomatis dan berobat jalan dengan
memberikan :
a. Sedativa ringan : Phenobarbital 3 x 30 mgr; Valium 3 x 10 mgr.
b. Obat penunjang : vitamin B kompleks; vitamin C atau E; Zat besi.
c. Nasehat
 Garam dalam makanan dikurangi.
 Lebih banyak istirahat baring ke arah punggung janin.
 Segera datang memeriksakan diri, bila terdapat gejala sakit kepala, mata
kabur, edema mendadak atau berat badan naik, pernafasan semakin sesak,
nyeri epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah
berkurang, pengeluaran urine berkurang.
d. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita perlu memperhatikan hal berikut :
1) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih.
2) Protein dalam urine 1 plus atau lebih.
3) Kenaikan berat badan 1 ½ kg atau lebih dalam seminggu.
4) Edema bertambah dengan mendadak.
5) Terdapat gejala dan keluhan subyektif.
e. Pengobatan
1) Sedativa : Phenobarbital 3 x 100 mgr, Valium 3 x 20 mgr.
2) Menghindari kejang.
3) Magnesium sulfat
4) Inisial dosis 8 gr IM, dosis ikutan 4 gr/6 jam.
5) Observasi : pernafasan tidak kurang 16 menit, reflek patella positif, urine
tidak kurang dari 600 cc/24 jam.
6) Valium
f. Setelah keadaan pre eklampsi berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri
kehamilan berdasarkan :
1) Kehamilan cukup bulan.
2) Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan.
3) Kegagalan pengobatan pre eklampsi berat kehamilan diakhiri tanpa
memandang umur.
4) Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.
Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan
kelanjutan pre eklampsi menjadi eklampsi. Dengan perawatan sementara
di polindes, maka melakukan rujukan penderita merupakan sikap yang
paling tepat.
g. Pencegahan
Pre eklampsi merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan
penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat
mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk
dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan ibu hamil yang
teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah,
dan pemeriksaan urine untuk menentukan proteinuria.
Untuk mencegah kejadian pre eklampsi ringan dapat dilakukan nasehat
tentang dan berkaitan dengan :
1) Diet makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah
lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema.
Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk
meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari.
2) Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya
dan disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring
ke arah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak
mengalami gangguan.
3) Pengawasan antenatal (hamil)
- Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang
ke tempat pemeriksaan.
B. Proses keperawatan
1. Pengkajian
Aspek-aspek yang dikaji pada klien dengan pre eklampsi pada dasarnya hampir sama
dengan aspek yang dikaji pada klien dengan hipertensi. Beberapa data yang dapat kita
peroleh pada klien dengan pre eklampsi antara lain :
a. Data subyektif
Pada pre eklampsi ringan kadang-kadang tidak ditemukan gejala subyektif, data
subyektif antara lain :
 Pertambahan BB yang berlebih, naik > 1.
 Pembengkakan di tungkai, muka dan bagian tubuh lainnya.
 Tekanan darah meningkat.
 Urine keruh dan atau sedikit (pada pre eklampsi berat < 400 ml/24 jam).
 Sakit kepala.
 Penglihatan kabur atau kunang-kunang.
 Nyeri ulu hati.
 Mual atau muntah.
b. Data obyektif
 Pada pre eklampsi ringan
- Tekanan darah > 140/90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik > 30
mmHg dan diastolik naik > 15 mmHg dari tekanan darah biasa.
- Edema positif atau negatif.
- Protein uria positif dan atau dapat juga negatif (pre eklampsi berat > 3 g/l).
- Kenaikan BB > 1 kg setiap minggu dan terjadi berulang beberapa kali.
 Pada pre eklampsi berat
- Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan atau diastolic > 110 mmHg.
- Protein uria > 3 gram dalam 24 jam, pada pemeriksaan sewaktu +3 atau
+4.
- Oligouria (< 400 cc dalam 24 jam).
- Muntah.
- Penampilan pasien : terlihat pembengkakan di seluruh tubuh.
- Dapat terjadi edema paru atau sianosis.
c. Pemeriksaan diagnostik
 Urine lengkap.
 Darah : Darah rutin, kimia darah, SGOT, SGPT, analisa gas darah (pre
eklampsi berat), trombosit, fibrinogen, faktor pembekuan darah (pre
eklampsi berat), ureum dan creatinin (pre eklampsi berat).
 Pemeriksaan obstetric.
 Doppler dan CTG.
 USG.
 EKG.
 Thorax foto / sinar X.

2. Diagnosa dan Rencana Tindakan


a. Gangguan konsep diri sampai dengan keterbatasan aktivitas.
Hasil yang diharapkan :
 Pasien mengerti tentang penyakitnya.
 Pasien mau aktif dan kooperatif dalam rencana pengobatan.
 Pasien mau beradaptasi dengan keadaannya.
Rencana tindakan :
 Mengkaji keadaan pasien.
 Memberi penyuluhan tentang keadaan penyakit.
 Beri dukungan pada pasien.
 Beri mobilisasi secara bertahap sesuai kondisi kesehatan.
 Beri dukungan dalam melaksanakan aktivitas yang bisa dilakukan pasien.

b. Gangguan perfusi jaringan : sistem yang berhubungan dengan spasme pembuluh


darah.
Hasil yang diharapkan : pasien mengerti akibat dari penyakitnya, oksigenasi
cukup.
Rencana tindakan :
 Mengkaji kondisi pasien secara keseluruhan.
 Anjurkan pasien tidur dengan posisi miring / side position.
 Observasi kontraksi uterus dan denyut jantung janin.
 Observasi dan catat tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan) secara
periodik sesuai kegawatan.
 Observasi dan catat pemberian infus dan obat-obatan.
 Pemberian oksigen bila ada indikasi.
 Catat perubahan posisi tidur miring ke sisi kiri atau kanan.
c. Potensial terjadi hipoksia
Hasil yang diharapkan :
 Pasien dapat mengerti bahaya penderita yang dialami.
 Pasien tidak mengalami hipoksia.
 Pasien kooperatif dengan tindakan keperawatan, kebidanan.
Tindakan :
 Mengkaji adanya tanda-tanda pre eklampsi dan eklampsi.
 Jauhi rangsangan suara, sinar yang berlebihan dan rangsangan sensasi.
 Siapkan alat dan perlengkapan untuk menghadapi kejang.
 Berikan tempat yang aman dan tenang.

A. RANGKUMAN

Pre eklampsi adalah penyakit khas kehamilan yang memperlihatkan gejala trias. Faktor
predisposisi terjadinya pre eklampsi antara lain primigravida,social ekonomi rendah, usia,
hipertensi kronis . Klasifikasi terdiri dari pre eklampsi ringan dan berat.Pencegahan dan
diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian. Diagnosa yang mungkin muncul pada pre weklampsi antara lain gangguan
konsep diri, gangguan perfusi jaringan, potensial hipoksia.
DAFTAR PUSTAKA

Amirrudin, R., 2010 Issu Mutakhir Tentang Komplikasi Kehamilan ( Preeklampsia Dan
Eklampsia )

Bawazier, L.A, 2007 proteinuria. Dalam : Sudoyo A.W. Setiyohadi , B, Alwi I, K Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam , Edisi 4 Jilid III, EGC 624-640

http ://library.usu.ac.id//download /obstetri –Jetta. pdf

Anda mungkin juga menyukai