Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN NON DIAGNOSIS KOMUNITAS

PENYULUHAN TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KADER


POSYANDU BALITA DESA KALIPARE KECAMATAN KALIPARE MALANG

Oleh:

William Prayogo Susanto 150070200011095

Thoha Muhajir Albar 150070200011136

Syaiful Arifin 150070200011206

Rohbi Visdya Adrian H. 150070200011200

Deny Rahmawati 150070200011105

Jayanti Indah Sari 150070200011057

Pembimbing:

Dr. Lilik Zuhriyah, SKM, M.Kes

LABORATORIUM IKM DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi ..................................................................................................... 2

1. Judul ....................................................................................................... 3

2. Gambaran Program ................................................................................ 3

3. Profil Kegiatan Program yang Diikuti

3.1 Deskripsi Kegiatan............................................................................ 4

3.2 Peran Dokter Muda .......................................................................... 5

4. Hasil Pengamatan

4.1 Laporan Hasil Kegiatan .................................................................... 5

4.2 Data yang Diperoleh dari Kegiatan ................................................... 8

4.3 Permasalahan yang Ditemukan ........................................................ 8

5. Pembahasan

5.1 Analisis Evaluasi Manajemen Program (Kelebihan dan Kekurangan


Pengelolaan Program)

5.1.1 Kelebihan Program .................................................................. 9

5.1.2 Kekurangan Program ............................................................... 9

5.2 Solusi Jangka Pendek dan Jangka Panjang ..................................... 9

6. Kesimpulan ............................................................................................. 10

Daftar Pustaka ............................................................................................ 11

2
1. JUDUL

Penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif pada kader posyandu balita


Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Malang (tanggal 28 November 2017).

2. GAMBARAN PROGRAM

ASI (Air Susu Ibu) air susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu seorang ibu
setelah melahirkan. ASI merupakan makanan awal yang didapatkan oleh
seorang bayi setelah dilahirkan. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi baru
lahir, karena mengandung berbagai nutrisi yang bermanfaat untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Selain itu, ASI juga mudah untuk diberikan pada bayi,
lebih ekonomis, dan jarang menimbulkan gangguan ataupun kontraindikasi pada
bayi (Ballard & Morrow, 2013).

ASI pada awal masa nifas disebut juga colostrum, merupakan ASI yang
berjumlah lebih sedikit dan kental serta kaya akan komponen imunologis seperti
laktoferin dan immunoglobulin A. Colostrum diproduksi antara hari pertama
hingga hari ke-5, yang ditandai oleh peningkatan produksi ASI. ASI yang
diproduksi setelah colostrum ini disebut juga ASI matang, yang mengandung
lebih banyak makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien yang terkandung
dalam ASI diantaranya laktosa, protein, dan lemak yang sesuai dengan
kebutuhan bayi. Mikronutrien yang terkandung dalam ASI diantaranya vitamin A,
vitamin B kompleks, vitamin D, yodium, dan zat besi (Ballard & Morrow, 2013).
Selain nutrien diatas, terdapat berbagai zat aktif yang tidak didapatkan pada susu
lainnya, yaitu growth factor, glutathione peroxidase, dan sitokin (Parks et al.,
2016).

ASI diberikan secara eksklusif pada bayi selama 6 bulan pertama.


Pemberian secara eksklusif berarti tidak ada asupan lainnya selain ASI yang
didapatkan oleh bayi, termasuk tidak meminum air putih. Pemberian cairan
lainnya hanya pada kondisi tertentu, misalnya pada saat diare atau saat minum
obat. Pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan memiliki berbagai manfaat bagi
bayi maupun ibu, diantaranya

 Manfaat bagi bayi

o Mendapat asupan gizi yang seimbang dan lengkap

3
o Meningkatkan kekebalan tubuh

o Menurunkan resiko intoleransi dan alergi

o Mengoptimalkan perkembangan kognitif dan psikomotor

 Manfaat bagi ibu

o Sebagai KB alami

o Membantu penurunan berat badan paska melahirkan

o Menurunkan resiko baby blues syndrome.

o Menurunkan resiko kanker payudara

Meskipun ASI memberikan manfaat yang sangat besar bagi bayi dan ibu,
terdapat beberapa halangan dalam pemberian ASI, diantaranya produksi ASI
yang kurang dan puting susu yang kurang menonjol. Produksi ASI yang kurang
dapat disebabkan oleh frekuensi bayi menetek yang kurang, penggunaan putting
buatan pada bayi, penggunaan obat hormonal, dehidrasi, dan asupan ibu yang
kurang bergizi. Selain itu, faktor psikologis ibu saat menyusui juga
mempengaruhi volume air susu yang dihasilkan (Kent et al., 2012). Puting susu
yang kurang menonjol bukan merupakan suatu hal yang menyebabkan bayi tidak
menetek, namun justru hisapan dari bayi dapat memperbaiki posisi puting susu
menjadi lebih menonjol (Zainudin dkk., 2014).

3. PROFIL KEGIATAN PROGRAM YANG DIIKUTI

3.1 DESKRIPSI KEGIATAN

Setiap tanggal 28 pada setiap bulannya, diadakan pertemuan seluruh


kader posyandu di Desa Kalipare untuk membahas mengenai pelaksanaan 15
posyandu yang terdapat di Desa Kalipare. Selain evaluasi pelaksanaan
posyandu, pada pertemuan kader ini juga diberikan materi-materi kesehatan
yang dilakukan oleh puskesmas, melalui bidan desa atau perawat desa.
Penyuluhan pada kesempatan kali ini mengangkat tema pemberian ASI
eksklusif. Penyuluhan ini merupakan salah satu metode dalam upaya
meningkatkan pemahaman masyarakat melalui kader posyandu akan pentingnya
pemberian ASI eksklusif pada anak usia 0-6 bulan dan pemberian ASI hingga
usia 2 tahun. Pemahaman dari para kader posyandu tentang ASI eksklusif

4
diharapkan akan dapat disebarkan kepada seluruh warga Desa Kalipare
khususnya para ibu-ibu yang datang membawa anaknya ke posyandu.
Penyuluhan ditujukan kepada kader posyandu Desa Kalipare, Kecamatan
Kalipare, Kabupaten Malang tanggal 28 November 2017 pukul 09.30 – 11.00.
Target sasaran penyuluhan adalah kader posyandu Desa Kalipare yang
berjumlah 60 orang, sedangkan yang hadir sebanyak 55 orang.

Penyuluhan dilakukan dengan memberikan materi tentang kandungan


ASI, manfaat pemberian ASI pada bayi, dan bagaimana cara untuk
meningkatkan jumlah produksi ASI pada ibu agar sesuai dengan kebutuhan
bayinya. Diharapkan para kader posyandu menjadi lebih memahami bahwa ASI
memiliki banyak kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayinya.
Nutrisi yang didapatkan dari ASI ini tidak bisa didapatkan dari susu atau
makanan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan ASI anaknya, maka produksi ASI
oleh ibu juga harus optimal, yang diantaranya didukung oleh hidrasi ibu yang
cukup, menghindari stress, dan pola makan ibu yang bergizi tinggi. Kegiatan
selanjutnya adalah diskusi dan tanya jawab, para kader dapat bertanya
mengenai materi yang masih belum dipahami atau mengenai permasalahan
yang muncul dari pengalamannya maupun dari warga lainnya.

3.2 PERAN DOKTER MUDA

Pertemuan kader dilaksanakan rutin setiap tanggal 28 tiap bulannya.


Peranan Dokter Muda dalam kegiatan ini adalah sebagai narasumber dalam
pemberian materi.

4. HASIL PENGAMATAN

4.1 LAPORAN HASIL KEGIATAN

Kegiatan dijadwalkan dimulai sejak pukul 09.30 WIB. Materi yang


disampaikan dalam penyuluhan adalah mengenai kandungan nutrisi dalam ASI,
manfaat pemberian ASI, dan bagaimana cara untuk meningkatkan produksi ASI
sesuai dengan kebutuhan bayinya. Kader yang hadir sejumlah 55 orang.

Selama penyuluhan, para kader posyandu antusias dalam mendengarkan


materi yang disampaikan oleh para Dokter Muda. Materi disampaikan dengan

5
menggunakan Bahasa Indonesia dan dengan menggunakan istilah awam yang
mudah dimengerti oleh para peserta.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab antara dokter muda dengan


para peserta. Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan peserta:

 Berapa lama ASI perlu diberikan pada anak?

 Apakah setelah usia anak 2 tahun ASI yang diproduksi tidak baik untuk
anak?

 Bagaimana perawatan payudara dan penanganan bila payudara terasa


nyeri saat bayi menetek?

 Apakah payudara yang sering dipakai bayi menetek akan lebih besar
daripada yang jarang digunakan?

Evaluasi kegiatan

a. Process

Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan baik dan lancar. Selama


kegiatan berlangsung, para kader menyimak dengan baik penjelasan dari
dokter muda. Saat sesi tanya jawab, peserta aktif bertanya dan
mempunyai rasa ingin tahu lebih mengenai materi penyuluhan.

b. Impact

Para peserta memperoleh pengetahuan mengenai kandungan nutrisi


pada ASI, manfaat pemberian ASI pada anak, dan bagaimana menjaga
produksi ASI tetap mencukupi kebutuhan bayi.

c. Outcome

Peserta dapat mengerti mengenai mengenai kandungan nutrisi pada ASI,


manfaat pemberian ASI pada anak, dan bagaimana menjaga produksi
ASI tetap mencukupi kebutuhan bayi sehingga para kader dapat
menyalurkan pemahamannya pada warga desa dan pemberian ASI
eksklusif semakin baik di Desa Kalipare.

6
Gambar 1. Penyampaian materi mengenai ASI eksklusif

Gambar 2. Para kader posyandu mengikuti penjelasan mengenai ASI eksklusif

7
Gambar 3 : Sesi tanya jawab

4.2 DATA YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN

Jumlah kader posyandu yang mengikuti penyuluhan sebanyak 55 orang.


Seluruh kader yang mengikuti kegiatan ini merupakan masyarakat yang tinggal di
Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.

4.3 PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN

1. Kader belum mengetahui kandungan dan manfaat dari pemberian ASI


pada bayi.

2. Banyak keluhan dari warga dan pengalaman kader pribadi bahwa sulit
memberikan ASI yang cukup pada bayi sehingga memberikan susu
formula atau makanan lain pada bayi dibawah usia 6 bulan.

5. PEMBAHASAN

5.1 ANALISIS EVALUASI MANAJEMEN PROGRAM (KELEBIHAN DAN


KEKURANGAN PENGELOLAAN PROGRAM)

8
5.1.1 KELEBIHAN PROGRAM

1. Materi yang diberikan sesuai dengan keluhan warga dan para kader
posyandu, dengan 100% kader merupakan ibu-ibu yang sedang dan
pernah menyusui.

2. Materi disampaikan secara interaktif, mudah dimengerti dan dalam


suasana yang menyenangkan.

3. Antusiasme peserta cukup tinggi terhadap materi yang disampaikan,


ditunjukkan sehingga pertanyaan-pertanyaan banyak muncul.

5.1.2 KEKURANGAN PROGRAM

1. Media penyampaian materi kurang begitu jelas bagi seluruh kader karena
memakai media cetak poster disebabkan oleh keterbatasan dana.

5.2 SOLUSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Solusi jangka pendek adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan tanya jawab dalam kelompok kecil sehingga materi lebih


tersampaikan dengan baik dan ibu kader dapat lebih leluasa dalam
memberikan pertanyaan.

2. Menggunakan presentasi dan leaflet yang dibagikan pada setiap kader


yang berisi materi penyuluhan.

Solusi jangka panjang adalah sebagai berikut:

1. Diadakan pertemuan antara ibu-ibu warga dengan kader posyandu dan


puskesmas untuk menjelaskan mengenai pentingnya pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia < 6 bulan.

2. Meningkatkan peran serta suami/bapak dalam proses pemberian ASI


eksklusif dalam bentuk dukungan moral untuk membantu tercapainya
pemberian ASI eksklusif.

3. Pemberian penghargaan pada ibu menyusui yang dapat melaksanakan


pemberian ASI eksklusif pada anaknya usia < 6 bulan.

9
6. KESIMPULAN

Kegiatan penyuluhan yang mengambil tema mengenai pemberian ASI


eksklusif ini dilakukan melalui kerjasama dokter muda dengan pihak puskesmas.
Penyuluhan ini merupakan salah satu metode dalam upaya meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif pada
bayi usia < 6 bulan. Penyuluhan dilakukan kepada kader posyandu Desa
Kalipare karena para kader ini merupakan individu yang aktif terhadap informasi
kesehatan dan mampu menyalurkan informasi maupun pemahamannya tentang
kesehatan pada warganya.

Penyuluhan dilakukan di Balai Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare


dengan jumlah peserta 55 orang. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan
materi mengenai kandungan nutrisi ASI, manfaat pemberian ASI, dan bagaimana
cara menjaga produksi ASI agar sesuai dengan kebutuhan bayi. Diharapkan
kader lebih memahami mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif dan dapat
disebarluaskan pada warga Desa Kalipare.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ballard O., Morrow A. L. 2013. Human Milk Composition:Nutrients and Bioactive


Factors. Pediatric Clinics of North America; 60(1): 49-74.

Kent J.C., Prime D. K., Garbin C. 2012. Principles for Maintaining or Increasing
Breast Milk Production. JOGNN; 41: 114-121.

Parks E. P. et al. 2016. Feeding Healthy Infants, Children, and Adolescents in


Nelson Textbook of Pediatrics, 20th Ed. Elsevier Inc. Philadelphia. p.286-
288.

WHO, 2017. Exclusive Breastfeeding for Optimal Growth, Development, and


Health of Infants. http://www.who.int/elena/titles/exclusive_breastfeeding
/en/. Diunduh pada 29 November 2017.

Zainuddin A. A. dkk. 2014. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan Primer. PB IDI, Jakarta. p.623-625.

11

Anda mungkin juga menyukai