Anda di halaman 1dari 5

Artikel Ilmiah STIFAR Riau, X(X),2016

ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER


DARI FRAKSI n-BUTANOL DAUN SIRIH HARIMAU
(Piper porphyrophyllum N.E.Br)

The Isolation of Secondary Metabolites of n-Butanol Fraction of Sirih


Harimau (Piper porphyrophyllum N.E.Br.)
Emrizal1*, Rizki Irvan Maulana2
1
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928
2
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai isolasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi n-butanol daun sirih harimau (Piper porphyrophyllum N.E.Br).
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap meliputi ekstraksi, fraksinasi, pemisahan dengan kromatografi kolom, pemurnian, dan identifikasi
senyawa dengan spektrofotometri UV dan IR. Didapatkan senyawa murni kelompok metabolit sekunder alkaloid, yang diberi label KR-VII berupa
kristal putih sebanyak 20 mg, dengan titik leleh 138-140°C, larut dalam etil asetat dan metanol, dan juga memberikan serapan pada spektroskopi
ultraviolet dan inframerah yang mencirikan suatu senyawa alkaloid yang diperkuat dengan uji menggunakan reagen Mayer dan Dragendorff.

Keywords: Piperaceae, Sirih harimau, Butanol

ABSTRACT

The research about the isolation of secondary metabolites of n-butanol fraction of Sirih Harimau (Piper porphyrophyllum N.E.Br.). This research
carried out in several stages include the extraction, fractionation, separation by column chromathography, purification, and identification of
compounds with UV and IR spectrophotometry. Obtained pure compound alcaloid group of secondary metabolites, which are labeled KR-VII in the
form of white crystals as much as 20 mg, with a melting point of 138-140°C, dissolved in ethylacetate and methanol, and also provide absorption
infrared and ultraviolet spectroscopy that characterize an alcaloid compound that is reinforced by using a test reagent Mayer and Dragendorff.

Keywords: Piperaceae, Sirih harimau, Butanol

*Corresponding Author: Emrizal


Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau,
Email: emrizal@stifar-riau.ac.id
Telp. +62 852 6507 0750
Artikel Ilmiah STIFAR Riau, X(X),2016

PENDAHULUAN Sumatera dan butanol, serbuk logam dipekatkan


Kalimantan Mg, FeCl3, HCl pekat, menggunakan rotary
Tumbuhan umumnya (Munawaroh dkk, kloroform, kloroform evaporator sehingga
mengandung senyawa 2009). amoniak 0,05 N, silika didapatkan fraksi kental
kimia penting yang gel, pereaksi Mayer, butanol sebanyak 5,17
dikenal sebagai Dari hasil uji Dragendorff. gram.
fitokimia. Fitokimia pendahuluan terhadap
merupakan kelompok tumbuhan sirih harimau Ekstraksi dan Kromatografi Kolom
senyawa alami yang ini dikatahui Fraksinasi
dapat dimanfaatkan mengandung senyawa Sebelum melakukan
untuk menjaga golongan alkaloid, Sirih harimau yang kromatografi kolom
kesehatan dan flavonoid, fenolik, dan diambil di Hutan Taman terlebih dahulu sampel
mengobati penyakit terpenoid. Sedangkan, Nasional Bukit Tiga dianalisa menggunakan
(Mahanom et al, 1999). dari tumbuhan spesies Puluh, Kecamatan KLT menggunakan fase
Kelompok senyawa yang sama yang Seberida, Kabupaten pelarut dengan berbagai
kimia tanaman yang diperoleh dari Malaysia Indragiri Hulu, Riau perbandingan kemudian
memberikan efek telah berhasil diisolasi sebanyak 1,5 kg noda pada plat KLT
farmakologis antara lain tujuh senyawa flavonoid dikering anginkan, dimonitor dibawah
minyak atsiri, flavonoid, (Rajudin et al., 2010). dirajang halus, lalu lampu UV254 nm dan
alkaloid, steroid, dan Dari hasil uji aktivitas dimaserasi dengan UV366 nm.
triterpenoid yang biologis dari senyawa etanol selama 3-5 hari
memberikan aroma flavonoid hasil isolasi dengan 3 kali Ekstrak kental fraksi n-
yang spesifik (Hernani tersebut, terbukti bahwa pengulangan. Sampel butanol daun sirih
et al, 1997). senyawa flavonoid kemudian disaring, hasil harimau diserbukkan
tersebut memberikan selanjutnya dipekatkan dengan silika gel
Piperaceae merupakan aktivitas biologis yang menggunakan rotary (preabsorbsi) dan
tumbuhan herba atau baik sebagai anti evaporator dan didapat dimasukkan dalam
pohon kecil yang mikroba dan anti ekstrak kental sebanyak kolom. Pengelusian
mampu tumbuh inflamasi (Ahmad, 21,49 gram. dilakukan dengan eluen
didaerah tropis dan 2014). secara SGP (Step
subtropis. Berbagai . Ekstrak dimasukkan ke Gradient Polarit) yaitu
genus anggota METODOLOGI dalam corong pisah, metoda elusi dengan
Piperaceae salah Alat dan Bahan dihomogenkan dengan cara meningkatkan
satunya adalah genus aquadest 100 ml, lalu kepolaran pelarut secara
Piper yang dapat Alat–alat yang difraksinasi dengan 100 bergradien. Pemisahan
digunakan dalam digunakan untuk ml heksana, diambil dilakukan dengan
penggobatan tradisional. pengerjaan ekstraksi, lapisan heksana dan bantuan gaya gravitasi.
Kandungan senyawa dan isolasi adalah diulangi sampai 3 kali. Hasil pemisahan
metabolit sekunder peralatan gelas, Fraksi heksana ditampung dalam vial
utama pada Piper adalah timbangan analitik, kemudian dimasukkan dan diberi nomor.
alkaloid, senyawa seperangkat alat ke dalam Erlemeyer dan
polifenolat, tanin, dan destilasi, satu unit ditutup dengan plastik. Vial-vial yang akan diuji
minyak atsiri rotary evaporator, plat Fraksi air difraksinasi ini diambil secara acak
(Puspitasari, 2010). KLT, lampu UV, lagi dengan 100 ml etil setiap 5 vial, selanjutnya
spektrofotometer UV- asetat sebanyak 3 kali plat KLT diberi garis
Piper porphyrophyllum VIS, spektrofotometer pengulangan, sehingga 1cm ditepi atas dan
atau dikenal dengan IR, Stuart melting point didapatkan fraksi etil bawahnya, lalu masing-
nama sirih harimau, apparatus, kapas, asetat dan fraksi air. masing fraksi di
adalah salah satu jenis aluminium foil, kertas Fraksi etil asetat totolkan pada plat yang
sirih merah yang belum saring, kapas chamber, kemudian dimasukkan telah diberi nomor
banyak diketahui oleh spatel, pipet tetes, ke dalam erlemeyer dan sesuai dengan nomor
masyarakat. Jenis ini di kromatografi kolom, ditutup dengan plastik. vial kemudian dielusi
laporkan oleh Burkill dan pipa kapiler. Selanjutnya fraksi air dengan eluen yang
(1781) dapat ditemukan Bahan–bahan yang difiraksinasi lagi dengan sesuai sampai garis atas
di Malaysia dan Borneo. digunakan untuk 100 ml butanol dan plat KLT, plat di
Berdasarkan hasil ekstraksi adalah daun lakukan pengulangan keluarkan dan
eksplorasi yang tumbuhan sirih harimau sebanyak 3 kali, dikeringkan. Untuk
dilakukan, jenis ini baru (Piper porphyrophyllum sehingga didapatkan melihat noktah yang
dapat ditemukan di N.E.Br.), etanol, n- fraksi butanol dan fraksi dihasilkan dapat
hutan-hutan kawasan heksana, etil asetat, n- air. Fraksi butanol
*Corresponding Author: Emrizal
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau,
Email: emrizal@stifar-riau.ac.id
Telp. +62 852 6507 0750
dilakukan dengan ini kemudian Rekristalisasi dilakukan Dilakukan juga
penyinaran lampu UV. difraksinasi berdasarkan dengan cara melarutkan pengujian profil KLT
tingkat kepolaran senyawa dengan pelarut dengan reagen
Fraksi berbentuk kristal pelarut yang berbeda. yang melarut sedikit Dragendorff
dan menunjukkan satu Dimulai dari heksan, etil (etil asetat) dan menunjukan noda merah
noktah pada pola KLT. asetat, dan butanol. ditambahkan pelarut jingga. Identifikasi
Fraksi direkristalisasi Fraksinasi dilakukan 3 yang tidak melarutkan senyawa KR-VII
dengan cara melarutkan kali pengulangan dan banyak (heksan). Hasil dilakukan dengan
fraksi dengan sedikit fraksi yang didapat rekristalisasi didapat menggunakan
pelarut etil asetat dipekatkan dengan kristal murni yang diberi spektrofotometri UV
kemudian tambahkan rotary evaporator
pelarut n-heksan. sehingga didapat ekstrak
Dinginkan hingga kental untuk setiap
terbentuk endapan putih fraksi. Fraksi kental
dan pisahkan endapan dimonitor pola senyawa
dengan pelarut. yang ada dengan
kromatografi lapis tipis
Uji Kemurnian (KLT).

Senyawa diuji KLT Fraksi kental butanol


dengan tiga eluen yang daun sirih harimau di
berbeda untuk melihat masukkan kedalam
pola noda dan kolom dan dielusi
menentukan Rf. menggunakan metoda
Senyawa dikatakan Step Gradient Polarity ( label KR-VII. dan spektrofotometri
murni bila pola noda SGP), hasil dari kolom Kemudian kristal murni Infrared. Analisis
yang tampak hanya satu ditampung dalam vial KR-VII dilanjutkan dengan spektrofotometri
pada tiap eluen. yang telah diberi nomor dengan uji kemurnian UV digunakan untuk
kemudian dimonitor dan identifikasi menunjukan ada
Menggunakan alat dengan Kromatografi senyawa. tidaknya ikatan rangkap.
melting point apparatus Lapis Tipis (KLT) Spektrofotometri UV
SMP11. Senyawa dilihat dengan lampu Uji kemurnian senyawa senyawa KR-VII
dikatakan murni apabila UV λ254 nm dan UV KR-VII diuji dengan menunjukkan adanya 3
jarak antara kristal λ366 nm. Dari hasil tiga eluen berbeda serapan puncak pada
mulai meleleh sampai kromatografi kolom menggunakan KLT. panjang gelombang
habis meleleh semuanya diperoleh 423 vial Hasil uji melihatkan berturut-turut adalah
20C atau kurang dari 20C kemudian satu noda pada masing- 303 nm; 263 nm dan
maka senyawa tersebut dikelompokkan menurut masing eluen dilihat 211 nm yang
sudah murni. pola noda KLT yang dengan lampu UV λ254 menunjukan adanya
sama dan didapatkan 8 nm dan UV λ366 nm, kromofor.
Identifikasi Senyawa fraksi yaitu fraksi I (vial yaitu heksan : etil asetat
1-68), fraksi II (vial 73- (2:8) diperoleh nilai Rf Gambar I. Hasil
Identifikasi senyawa 113), fraksi III (vial 0,4; heksan : etil asetat Spektrofotometer UV
murni yang diperoleh 118-143), fraksi IV (vial (1:9) diperoleh nilai Rf Senyawa KR-VII
dilakukan dengan 153-198), fraksi V (vial 0,55; etil 100%
analisa spektroskopi 203-228), fraksi VI (vial diperoleh nilai Rf 0,62. Tabel I. Keterangan
UV, HPLC, dan IR. 233-288), fraksi VII Kemudian uji titik leleh Panjang Gelombang
(vial 293-348), dan dengan menggunakan Spektrofotometer UV
HASIL DAN fraksi VIII (vial 373- alat Stuard melting
PEMBAHASAN No Panjang 423).
Absorban point apparatus
Gelombang (nm) diperoleh nilai titik leleh
Proses ekstraksi
1 sampel
303,60 Fraksi VII menunjukkan
0,337 138-140˚C. Dimana
dilakukan 2 secara noda KLT yang bagus suatu senyawa
263,00 dan0,595terdapat butiran
maserasi. Filtrat yang dikatakan murni salah
diperoleh 3 kemudian
211,20 0,864
kristal setelah diuapkan. satunya apabila selisih
diuapkan dengan rotary Kristal dimurnikan harga titik lelehnya kecil
evaporator sehingga dengan cara atau sama dengan 2oC.
menghasilkan ekstrak rekristalisasi untuk
kental etanol. Ekstrak menghilangkan
pengotor yang ada.
Gambar III. Hasil sebanyak 20 mg, dengan Warta
Spektrofotometer IR titik leleh 138-140oC, Perhimpunan
Hasil dari pola Senyawa KR-VII larut dalam etil asetat Peneliti Bahan
kromatograf dari HPLC dan metanol, dan juga Obat Alami
menunjukan satu Tabel II. Keterangan memberikan serapan (Perhipba) 5
puncak yang dominan. Bilangan Gelombang pada spektroskopi (IV) :14-17.
Spektrofotometer IR ultraviolet dan
inframerah yang Mahanom, H., A.H.
mencirikan suatu Azizah and
senyawa alkaloid. Hal M.H. Dzulkifly,
ini diperkuat oleh reaksi 1999, Effect Of
pengenalan fitokimia Different
yang memberikan hasil Drying
terbetuknya endapan Methods On
putih dengan Concentrations
penambahan pereaksi Of Several
Mayer dan uji dengan Phytochemicals
Gambar II. Hasil Bilangan dragendorff. In Herbal
NO. Preparation Of
HPLC Senyawa KR-VII gombang(cm-
DAFTAR PUSTAKA 8 Medicinal
1 3458 Ahmad F.B., Tawan
Serapan Plans Leaves.
C.S., Ipor I.B., Mal. J. Nutr.,
spektrofotometri 2 3074 & 3111
Sani H.A., 5:47-54.
infrared senyawa KR-
3 2958 2002, Brief
VII menunjukkan
Account on the Munawaroh E., Astuti
serapan pada bilangan
4 1604-1616 Wild Piper I.P., Sumanto,
gelombang 3444-3458
(Piperaceae) of Rahayu E.N.D.,
cm-1 menunjukkan
the Crocker dan Aprilianti
adanya gugus N-H
Range, Sabah. P., 2009.
primer. Amida primer
ASEAN Rev Laporan
menunjukan dua pita
Biodiv Environ Tahunan Studi
regangan N-H
Conserv :1-11. Keanekaragam
sedangkan amida
sekunder hanya KESIMPULAN an dan Potensi
memiliki satu pita Burkill, I.H.,1781. A Suku
regangan N-H Dictionary of Piperaceae di
Berdasarkan hasil
(Silverstein, 1986). the Economic Sumatera
penelitian dapat
Gugus C-H aromatis Products of the Barat.
disimpulkan bahwa
muncul pada daerah Malay
hasil isolasi dari 5,17
bilangan gelombang Peninsula, Rajudin, E., Ahmad, F.,
gram fraksi n-butanol
3074 cm-1 dan 3111 cm- volume II. Sirat, H.M.,
daun sirih harimau
1
. C-H alifatis muncul Governments Arbain, D.,
(Piper porphyrophyllum
pada serapan 2958 cm-1. of Malaysia Aboul-Enein,
N.E.Br) didapatkan
Pita serapan pada and Singapore H.Y.,2010.
senyawa murni
bilangan 1604 cm-1 dan by the Ministry Chemical
kelompok metabolit
1616 cm-1 menunjukan of Argiculture Constituents
sekunder alkaloid, yang
adanya C=C. and Co- From Tiger’s
diberi label KR-VII
operative, Betel, Piper
berupa kristal putih
Kuala Lumpur porphyrophyllu
Malaysia. m N.E.Br.
(Fam.
Hernani, Sudiarto, M. Piperaceae).
Raharjo, dan H. Natural
Muhammad, Products Res.
1997, Aspek 24,387–390.
Stadia
Pertumbuhan Silverstein, M.R., 1986,
Dan Penyidikan
Pascapanen Spektrofotomet
Terhadap Mutu rik Senyawa
Tempuyung.
Organik. Edisi
IV, Terjemahan
Hartomo,
Erlangga,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai