BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
putih galur wistar dibagi dalam 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6
ekor. Selama penelitian tidak ditemukan sampel yang mengalami drop out.
Tabel 4.2. Grafik Rata-rata Kadar LDL Darah selama 14 hari perlakuan
Keterangan :
K(-) : Kelompok kontrol negatif
K(+) : Kelompok kontrol positif
27
tertinggi, hal ini disebabkan pada kelompok tersebut hanya diberi kuning
telur puyuh tanpa diberi kombinasi ekstrak seledri dan tepung tempe.
simvastatin.
Tabel 4.3. Hasil Uji Saphiro-Wilk dan Lavene’s test
dapat dilakukan uji One Way Anova. Uji normalitas dalam penelitian ini
kecil (≤50). Didapatkan dari hasil pengolahan uji normalitas rata-rata kadar
LDL darah tikus adalah p > 0,05 dan data berdistribusi normal. Hasil uji
didapatkan nilai sebesar 0,362. Oleh karena data berdistribusi normal dan
Kelompok Mean ± SD p
K (-) 73,88 ± 5,21
K (+) 33,22 ± 1,93
P1 41,24 ± 2,46 0,000*
P2 37,23 ± 1,59
P3 49,60 ± 1,59
Keterangan : * Signifikan p < 0,05
Hasil pengolahan dari uji parametrik One Way Anova didapat p < 0,05
maka dapat dilanjutkan dengan uji Post-Hoc test untuk mengetahui pada
atau lebih.
Tabel 4.5. Hasil Uji Post-Hoc
Kelompok K(+) P1 P2 P3
K (-) 0,000* 0,000* 0,000* 0,000*
K (+) – 0,000* 0,024* 0,000*
P1 – – 0,024* 0,000*
P2 – – – 0,000*
Keterangan : * Signifikan p < 0,05
Dari uji Post-Hoc test didapatkan hasil p < 0,05 maka terdapat
disimpulkan pada tabel 4.4 menunjukkan kadar LDL darah antara kelompok
nilai p = 0,000 (p < 0,05). Kadar LDL darah antara P2 dan P3 berbeda secara
kombinasi ekstrak seledri dan tepung tempe dalam penelitian ini dengan 3
ekstrak seledri dan 50% tepung tempe dapat mengkondisikan kadar LDL
darah dengan rata-rata 41,24 mg/dL. Untuk dosis 75% ekstrak seledri dan
25% tepung tempe dapat mengkondisikan kadar LDL darah dengan rata-rata
37,23 mg/dL. Untuk dosis 25% ekstrak seledri dan 75% tepung tempe dapat
penurunan kadar LDL darah pada tikus putih jantan galur wistar pada
kombinasi 75% ekstrak seledri dan 25% tepung tempe lebih berpengaruh.
Zat-zat aktif yang bersifat antihiperlipidemik dalam ekstrak seledri
dan niasin sedangkan dalam tepung tempe adalah flavonoid, serat kasar dan
PUFA. Mekanisme penurunan kadar LDL oleh flavonoid yaitu dengan cara
tahap mevalonat, hal ini akan memberi umpan negative pada enzim HMG-
asam empedu dalam lumen usus. Efek penurunan kadar LDL dari PUFA
serupa dengan efek penurunan kadar LDL dari flavonoid yang merangsang
seledri dan tepung tempe dapat digunakan untuk memperbaiki kadar LDL
31
yaitu jenis penelitian post test only control group design yang mengambil
sampel pada akhir penelitian, sehingga di dalam penelitian ini tidak adanya
pakan standar, sehingga asupan kalori melalui pakan standar yang dapat