Anda di halaman 1dari 8

AKADEMIKA; Vol. 15. No.

1 Februari 2017

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN MODEL “COSO” TERHADAP


PIUTANG USAHA

ENGGAR DESANTIRAHAYU
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang
Enggar_dr@gmail.com

Abstract
This study aims to identify and analyze the accounts receivable at the internal control unit
Bottled Drinking Water (bottled water) ASA general company Jasa Tirta I Malang using
models COSO (The Committee of Sponsoring Organizations). The method used in this
research is qualitative analysis with case study approach. The data in this method is
obtained through observation, interviews, and documentation.
Based on the research results, the internal control system of the receivable has been running
quite effective, in which the management company has been applying the basic concepts and
principles - principles of internal control in accordance with COSO, but on the other hand
there is a weakness in the company's policy in terms of the payment system that is fairly soft,
need to be made Standard Operating Procedure (SOP) and system documentation
applications.

Keywords: Internal Control Systems, Accounts Receivable, COSO

Pendahuluan assurance regarding the achievement of objectives


in the following categories: Reliability of financial
Bagi banyak perusahaan, piutang reporting, effectiveness and efficiency of operation,
merupakan suatu pos yang penting karena Compliance with applicable laws and regulations”.
merupakan bagian aktiva lancar perusahaan
dan dapat mempengaruhi likuiditas The Committee of Sponsoring Organizations
perusahaan. Piutang merupakan semua hak atau disingkat COSO, adalah suatu inisiatif
atau klaim terhadap pihak lain atas uang, dari sektor swasta yang dibentuk pada
barang, atau jasa yang nantinyaakan tahun 1985.Tujuan utamanya adalah untuk
dimintakan pembayarannya jika sudah mengidentifikasi faktor-faktor yang
sampai pada waktunya. Piutang yang menyebabkan penggelapan laporan
terlampau besar dan adanya keuangan dan membuat rekomendasi untuk
ketidakmampuan pelanggan di dalam mengurangi kejadian tersebut.COSO telah
membayar piutang saat jatuh tempo dapat menyusun suatu definisi umum untuk
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. pengendalian, standar, dan kriteria internal
yang dapat digunakan perusahaan untuk
Untuk menghindari kemungkinan yang menilai sistem pengendalian mereka.
dapat merugikan perusahaan, maka
diperlukan pengendalian Peningkatan penjualan produk ke
intern.Meningkatnya kesadaran manajemen masyarakat umum mendorong perusahaan
terhadap pentingnya pengendalian intern untuk melaksanakan sistem penjualan kredit
dalam suatu perusahaan menyebabkan dimana dalam hal ini konsumen diberikan
berkembangnya pengendalian intern sebagai keleluasaan pembayaran sampai dengan
suatu bentuk pengawasan perusahaan. jatuh tempo pembayaran berakhir.Akan
tetapi lewat penelitian pendahuluan yang
Pengendalian intern menurut The dilakukan oleh penulis terdapat sejumlah
Committee of Sponsoring Organizations (COSO) piutang usaha yang sudah jatuh tempo dan
adalah: “Internal control is the process effected by belum dilunasi oleh konsumen. Hal ini akan
an entity’s board of directors, management, and menyebabkan kerugian pada perusahaan dan
other personnel, designed to provide reasonable

Analisis Pengendalian Intern Model “COSO” terhadap Piutang Usaha… 14


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

juga mempengaruhi kelangsungan hidup pengumpulannya dapat dinilai dengan


perusahaan. menghitung tingkat perputaran piutang turn
over receivable yaitu, dengan membagi total
Menurut Soemarso (2004:338) yang
penjualan kredit neto dengan piutang rata-
dimaksud dengan Piutang yaitu :“ Piutang
rata”.Menurut Warren Reeve (2005:444)
merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk
perputaran piutang adalah “Usaha (account
memberikan kelonggaran-kelonggaran
receivable turn over) untuk mengukur seberapa
kepada para pelanggan pada waktu
melakukan penjualan. Kelonggaran- sering piutang usaha berubah menjadi kas
kelonggaran yang diberikan biasanya dalam dalam setahun”.
bentuk memperbolehkan para pelanggan Selain perputaran piutang yang
tersebut membayar kemudian atas penjualan digunakan sebagai indikator terhadap efisien
barang atau jasa yang dilakukan ”. atau tidaknya piutang, ada indikator lain
Piutang usaha menunjukkan klaim yang cukup penting yaitu jika waktu rata-rata
yang akan dilunasi dengan uang yang tidak pengumpulan piutang (average collection
didukung dengan janji tertulis yang timbul periode). “Jangka waktu pengumpulan
dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa piutang adalah angka yang menunjukkan
yang dihasilkan perusahaan. Piutang usaha waktu rata-rata yang diperlukan untuk
meliputi piutang yang timbul karena menagih piutang.”
penjualan produk atau penyerahan jasa Setiap usaha yang dilakukan untuk
dalam rangka kegiatan usaha normal mencapai suatu tujuan akan mengandung
perusahaan. Piutang usaha adalah tagihan resiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal
yang tidak didukung dengan janji tertulis ini resiko hanya bisa dikendalikan agar
yang hanya dilengkapi oleh surat jalan, berada dalam batas yang wajar.Resiko yang
faktur/tanda terima lainnya yang telah timbul karena transaksi penjualan secara
ditandatangani oleh debitur sehingga kredit disebut resiko kerugian
pernyataan telah menerima barang ada piutang.Menurut Munawir( 2004:127)
didalam surat-surat tersebut. berpendapat bahwa : Semakin besar suatu
Menurut buku Ikatan Akutansi perusahaan semakin besar pula resiko
Indonesia (2007:451) dilihat darisumber kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan
terjadinya, piutang digolongkan ke dalam kalau perusahaan tidak membuat cadangan
dua (2) kategori yaitu: piutang usaha terhadap kemungkinan kerugian yang timbul
dan piutang lain-lain. Piutang usaha timbul karena tidak tertagihnya piutang berarti
karena penjualan produk atau jasa dalam perusahaan telah memperhitungkan labanya
rangka kegiatan normal usaha, sementara terlalu besar.
piutang yang timbul di luar kegiatan normal COSO memandang pengendalian
usaha digolongkan sebagai piutang lain- intern merupakan rangkaian tindakan yang
lain.Menurut Bambang Riyanto (2001:85), menembus seluruh organisasi. COSO juga
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi membuat jelas bahwa pengendalian intern
piutang usaha adalah sebagai berikut: a) berada dalam proses manajemen dasar, yaitu
Volume Penjualan Kredit, b) Syarat perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring.
Pembayaran Penjualan Kredit, c) Ketentuan Pengendalian bukanlah sesuatu yang
Tentang Pembatasan Kredit, d) Kebijakan ditambahkan ke dalam proses manajemen
dalam Penagihan Piutang, e) Kebiasaan tersebut, akan tetapi merupakan bagian
Pembayaran Pelanggan. integral (bagian tak terpisahkan) dalam
Nilai dari perputaran piutang proses tersebut.
tergantung dari syarat pembayaran piutang Model COSO adalah salah satu
tersebut.Makin lunak atau makin lama syarat model pengendalian internal yang banyak
pembayaran yang ditetapkan berarti makin digunakan oleh para auditor sebagai dasar
lama modal terikat dalam piutang. Pendapat untuk mengevaluasi, mengembangkan
mengenai perputaran piutang menurut pengendalian intern. Menurut COSO
Munawir (2004:51) mengatakan bahwa: (SanyotoGondodiyoto, 2007 : 267) bahwa
“Posisi piutang dan taksiran waktu “pengendalian intern adalah suatu proses,

Analisis Pengendalian Intern Model “COSO” terhadap Piutang Usaha… 15


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

melibatkan seluruh anggota organisasi, dan (d) Aktivitas pendokumentasian dan


memiliki tiga tujuan utama, yaitu efektivitas, otorisasi dokumen terkait prosedur
dan efisiensi operasi, mendorong kehandalan pemberian dan penagihan piutang
laporan keuangan, dan dipatuhinya hukum kepada pelanggan.
dan peraturan yang ada.” Artinya, dengan (e) Aktivitas penilaian kinerja pada
adanya sistem pengendalian intern, maka karyawan terkait piutang usaha.
diharapkan perusahaan dapat bekerja atau 4) Informasi dan Komunikasi Terhadap
beroperasi secara efektif dan efisien, Piutang Usaha
penyajian informasi dapat diyakini (a) Kecukupan dokumen yang
kebenarannya dan semua pihak akan dibutuhkan untuk prosedur
mematuhi semua peraturan dan kebijakan pemberian dan penagihan
yang ada, baik peraturan dan kebijakan piutang usaha kepada pelanggan.
perusahaan atau pun aturan legal / hukum (b) Kecukupan informasi yang
pemerintah. Dengan dipatuhinya peraturan dihasilkan dari prosedur
dan kebijakan maka penyimpangan dapat pemberian dan penagihan
dihindari. COSO menyebutkan piutang usaha kepada pelanggan.
(SanyotoGondodiyoto, 2007 : 267) bahwa (c) Kebijakan manajemen dalam
“terdapat lima komponen pengendalian menyampaikan informasi.
intern, yaitu lingkungan pengendalian, 5. Pengawasan dan Pemantauan
penentuan resiko, aktivitas pengendalian, Terhadap Piutang Usaha;
informasi dan komunikasi, serta pengawasan Menjelaskan kegiatan pemantauan
atau pemantauan”. terkait perkembangan saldo piutang
usaha
Metode Penelitian
Temuan Penelitian dan Pembahasan
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian berbentuk deskriptif.Teknik yang Berdasarkan data laporan penjualan dan
digunakan untuk menganalisis data dalam piutang AMDK ‘ASA’ selama tahun 2015
penelitian ini adalah metode analisis maka dapat diperoleh hasil untuk tingkat
kualitatif.Data dianalisis berdasarkan perputaran piutang AMDK ‘ASA’ adalah
sebagai berikut :
komponen pengendalian internal yang
Penjualan kredit tahun 2015: Rp. 3.874.276.350,-
ditetapkan oleh Committee of Sponsoring Piutang awal tahun 2015 : Rp. 678.897.829,-
Organizations (COSO). Berikut ini adalah Piutang akhir tahun 2015 : Rp. 852.388.804,-
daftar komponen pengendalian internal yang Tingkat perputaran piutang tahun 2015 =
akan dianalisis dalam penelitian ini. Penjualan kredit netto (setahun)
1) Lingkungan Pengendalian Terhadap Piutang rata-rata (awal dan akhir tahun)
Piutang Usaha;Menjelaskan struktur = 3.874.276.350,-
organisasi, integritas dan kompetensi ((678.897.829,- + 852.388.804,-)/2)
serta aktivitas meeting. = 3.874.276.350,-
2) Penentuan Resiko Terhadap Piutang 1.531.286.633/2
Usaha; Menjelaskan pengendalian = 3.874.276.350,-
perusahaan terhadap piutang usaha 765.643.316,-
untuk mengurangi resiko piutang tak = 5x
tertagih.
3) Aktivitas Pengendalian Terhadap Berdasarkan kebijakan pengelolaan
Piutang Usaha piutang usaha yang telah ditetapkan unit
(a) Aktivitas persetujuan AMDK ‘ASA’ masih terdapat beberapa
kontrak/MOU. kendala yang menyebabkan piutang tak
(b) Penerapan Standard Operating tertagih semakin meningkat.Piutang tak
Procedures (SOP) perusahaan. tertagih ini mulai dari tahun 2012 sampai
(c) Aktivitas pemisahan tugas yang tahun 2015 masih ada dan belum
dilakukan oleh tiap karyawan terlunasi.Kendala utama penyebab piutang
berdasarkan bagiannya. tak tertagih yaitu dari faktor

Analisis Pengendalian Intern Model “COSO” terhadap Piutang Usaha… 16


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

pelanggan.Pelanggan sering mengabaikan informasi tentang prosedur pemberian


kewajibannya di dalam pembayaran. piutang usaha yaitu khusus untuk
Menurut survei atau hasil kunjungan kepada calon pelanggan dengan pembelian 750
pelanggan terdapat kendala piutang tak box ke atas dengan jangka waktu
tertagih yang semakin meningkat yaitu baik pembayaran 1 bulan dihitung dari
dari pelanggan eceran maupun pelanggan tanggal pengiriman produk, prosedur
partai besar/distributor yang disebabkan oleh penagihan piutang usaha harian yaitu
: dengan penagihan via telepon maupun
langsung ke pelanggan dengan
a) Masih banyaknya stok produk ‘ASA’ membawa bukti surat pengiriman
yang belum laku terjual sehingga produk. Untuk tiap pelanggan dalam 1
menjadi alasan pelanggan belum bisa bulan berjalan biasanya karyawan
melakukan pembayaran. bagian Sales/Penagihan akan
b) Pelanggan tidak dapat ditemui melakukan penagihan via telepon 2
ditempat ( toko, rumah, rumah kost). kali untuk mengingatkan pembayaran
c) Pelanggan sulit dihubungi via telepon. piutang dan bagi pelanggan yang
d) Pelanggan merasa kecewa karena sampai batas waktu pembayaran
wilayah pemasarannya diambil alih berakhir belum melunasi pembayaran,
pelanggan lain. maka bagian Sales/Penagihan akan
e) Pelanggan tidak bersedia melunasi melakukan kunjungan langsung ke
tagihan. pelanggan. Selain prosedur di atas
f) Pelanggan sering memperlambat terdapat juga prosedur pemberian
pembayaran. sanksi apabila pelanggan tidak
melakukan pembayaran sampai
Sumber : Wawancara Hasil Kunjungan dengan batas waktu yang ditentukan.
Manager dan petugas
Sales/Penagihan ke beberapa 3) Aktivitas pemisahan tugas yang
pelanggan. dilakukan oleh tiap karyawan
berdasarkan bagiannya.
Aktivitas pengendalian terhadap piutang Unit AMDK ‘ASA’ telah
usaha pada unit AMDK ‘ASA’ guna menerapkan pemisahan fungsi
mengantisipasi adanya risiko piutang tak akuntansi dengan fungsi penagihan
tertagih dan yang lewat jatuh tempo dibagi piutang usaha.Fungsi akuntansi
kedalam beberapa aktivitas diantaranya : melakukan pencatatan secara
1) Aktivitas persetujuan kontrak /MOU. terkomputerisasi ke dalam laporan
keuangan dan laporan
Aktivitas persetujuan kontrak /MOU monitoring.Pencatatan terjadinya
yang telah disepakati antara pihak piutang usaha didasarkan pada laporan
AMDK ‘ASA’ dengan pihak penerimaan pembayaran piutang
pelanggan yang ditandai dengan tanda usaha. Fungsi penagihan hanya
tangan kontrak sebagai persetujuan. dilakukan oleh satu bagian saja,
2) Penerapan Standard Operating sehingga tidak ada fungsi lain yang
Procedure (SOP) Perusahaan. memiliki lebih dari satu wewenang
yakni dalam melakukan penagihan dan
Unit AMDK ‘ASA’ tidak memiliki
pengawasan.
Standard Operating Procedure (SOP)
tentang piutang yang tertulis, sehingga 4) Aktivitas pendokumentasian dan
penulis melakukan wawancara dengan otorisasi dokumen terkait prosedur
karyawan terkait yaitu karyawan pemberian dan penagihan piutang
bagian Sales/Penagihan, karyawan kepada pelanggan.
bagian Pemasaran dan karyawan Aktivitas pendokumentasian dan
bagian Keuangan untuk mengetahui otorisasi dokumen dilakukan agar
kebijakan yang dimiliki perusahaan. mencegah terjadinya berbagai bentuk
Dari wawancara tersebut, diperoleh kecurangan yang dilakukan oleh

Analisis Pengendalian Intern Model “COSO” terhadap Piutang Usaha… 17


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

karyawan. Aktivitas pelanggan.Mulai dari jumlah, nilai, isi, dan


pendokumentasian dan otorisasi pada daftar pelanggan siapa saja yang belum
perusahaan diantaranya yaitu di dalam melakukan pembayaran semua karyawan
proses pencatatan penerimaan kas. Di bisa melihatnya.
dalam penerimaan kas dilakukan oleh Pengawasan dan Pemantauan Terhadap Piutang
petugas Administrasi Keuangan, Usaha
selanjutnya uang tunai yang diterima
oleh Petugas Administrasi keuangan Kegiatan pemantauan terkait
tersebut ditransferkan ke buku rekening perkembangan saldo piutang usaha per
pendapatan AMDK ‘ASA’ paling pelanggan menjadi tanggung jawab dari
lambat 2x24 jam. Untuk pembayaran Manager sampai dengan tingkat Direksi.
dari pelanggan dalam bentuk transfer Kegiatan pemantauan dilakukan setiap hari,
bisa langsung terdokumentasikan pada setiap bulan, sampai dengan setiap tiga bulan
buku bank pendapatan. Dokumen dari terkait dengan berapa persen piutang yang
bukti pembayaran dan bukti transfer berhasil tertagih dan tidak tertagih. Aktivitas
tersebut di file di odner berbeda. Setiap pemantauan dapat dilakukan secara langsung
bulannya dilakukan rekonsiliasi untuk melalui aktifitas meeting tiap bulannya,
mencocokkan jumlah uang yang sehingga mulai dari karyawan terendah,
diterima dengan bukti dokumen. Manager, Kepala Divisi sampai dengan
Direksi dapat memantau secara langsung
5) Aktivitas penilaian kinerja pada
perkembangan piutang usaha yang cair pada
karyawan terkait dengan piutang
bulan tersebut.
usaha.
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Model
Aktivitas penilaian kinerja pada COSO Terhadap Piutang Usaha pada Unit
karyawan terkait dengan piutang usaha AMDK ‘ASA’ Perum Jasa Tirta I Malang
dilakukan pada akhir periode setiap
tahunnya.Pada akhir tahun dilakukan Evaluasi sistem pengendalian intern
penilaian pencapaian kinerja yang terhadap piutang usaha pada unit AMDK
menjadi dasar dalam pembayaran gaji. ‘ASA’ Perum Jasa Tirta I Malang dapat
Aktivitas penilaian kinerja tersebut terlihat pada tabel berikut;
dilakukan oleh Kepala Divisi dengan
dibantu oleh Manger unit.
Informasi dan Komunikasi Terhadap Piutang
Usaha
Perusahaan menggunakan sistem
dokumentasi pencatatan piutang usaha yang
dilakukan secara komputerisasi.Sehingga
mempermudah dalam pengecekan dokumen
walaupun secara manual, dapat menghemat
tempat penyimpanan dokumen, serta
membuat pekerjaan menjadi lebih praktis.
Setiap karyawan fungsi yang
berkaitan dengan piutang usaha seperti
Sales/Penagihan dan Administrasi
Keuangan selalu memberikan informasi
terbaru yang diperoleh kepada
manajemen.Informasi terkait piutang usaha
tersebut dapat dilihat dari laporan bulanan
operasional yang tiap bulannya dilaporkan
langsung dan melalui email.Sehingga setiap
petugas sampai dengan pimpinan tertinggi
dapat memantau perkembangan dari piutang

Analisis Pengendalian Intern Model “COSO” terhadap Piutang Usaha… 18


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

Tabel 1.Ringkasan Sistem Pengendalian Intern Model COSO Terhadap Piutang Usaha Pada
Unit AMDK ‘ASA’ Perum Jasa Tirta I Malang

No Aspek Prosedur Tingkat Alasan


Pengendalian Pengendalian
Internal
1 Lingkungan Kuat Terdapat struktur organisasi secara jelas dan tertulis, perusahaan
pengendalian terhadap menjunjung tinggi integritas dan kompetensi karyawan, serta
piutang usaha adanya aktivitas meeting yang dilakukan secara rutin.

2 Penentuan resiko Lemah Perusahaan telah melakukan penagihan piutang usaha guna
terhadap piutang usaha mengurangi risiko tidak tertagihnya piutang usaha dari pelanggan.
Perusahaan juga menerapkan sanksi penyetopan pengiriman
produk apabila pelanggan tidak melakukan pembayaran pada
batas waktu yang telah ditentukan. Akan tetapi dilihat dari tingkat
perputaran piutang selama tahun 2015 hasilnya hanya 5 kali
perputaran hal ini dinilai masih rendah. Selain itu dilihat dari nilai
piutang tak tertagih mulai dari tahun 2012 – 2015
mengidentifikasikan bahwa syarat pembayaran kepada pelanggan
terbilang sangat lunak sehingga menjadi alasan banyak pelanggan
yang mengabaikan kewajibannya di dalam pembayaran.

3 Aktivitas persetujuan Kuat Aktivitas persetujuan kontrak/MOU yang telah disepakati antara
kontrak/MOU dengan pihak perusahaan dengan pihak pelanggan yang ditandai dengan
pelanggan tanda tangan kontrak sebagai persetujuan.
4 Standard Operating Lemah Perusahaan tidak memiliki Standard Operating Procedure (SOP)
Procedure (SOP) terkait piutang secara tertulis sehingga terkadang menyulitkan
Perusahaan karyawan apabila tidak mengetahui batas wewenangnya.
5 Aktivitas pemisahan Kuat Perusahaan telah menerapkan pemisahan fungsi akuntansi dengan
tugas fungsi penagihan piutang usaha.

6 Aktivitas Kuat Perusahaan telah menerapkan aktivitas pendokumentasian dan


pendokumentasian dan otorisasi dokumen terkait penerimaan kas sampai dengan
otorisasi dokumen pencatatan berdasarkan fungsi atau bagiannyamasing – masing.

7 Aktivitas penilaian Kuat Perusahaan melakukan penilaian kinerja tiap akhir tahun untuk
kinerja terkait mengetahui bagaimana kinerja karyawan terkait pencairan piutang
pencapaian target dalam usaha. Penilaian tersebut dirasa penting untuk dilakukan karena
pencairan piutang usaha akan menjadi dasar dalam pembayaran gaji.

8 Kecukupan dokumen Lemah Perusahaan sudah menggunakan sistem dokumentasi pencatatan


yang dihasilkan dari piutang usaha yang dilakukan secara komputerisasi. Akan tetapi
prosedur pemberian dan belum dibuatkan sistem aplikasinya sehingga penyelesaian
penagihan piutang usaha dokumen masih manual. Semua dokumen mulai dari penagihan
sampai dengan pencatatan perlu dilakukan melalui web atau
aplikasi.
9 Kecukupan informasi Kuat Setiap karyawan fungsi yang berkaitan dengan piutang usaha
yang dihasilkan dari seperti Sales/Penagihan dan Administrasi Keuangan selalu
prosedur pemberian dan memberikan informasi terbaru yang diperoleh kepada manajemen.
penagihan piutang usaha Informasi terkait piutang usaha tersebut dapat diperoleh melalui
laporan bulanan operasional tiap bulannya.
10 Kebijakan manajemen Kuat Manajemen perusahaan juga selalu mengkomunikasikan informasi
dalam menyampaikan terbaru, kebijakan, atau masalah-masalah eksternal kepada
informasi karyawan dengan adanya rapat yang dilakukan tiap bulannya.
11 Kegiatan pemantauan Kuat Kegiatan pemantauan dilakukan setiap hari, setiap bulan, sampai
terkait perkembangan dengan setiap tiga bulan terkait dengan berapa persen piutang
saldo piutang usaha yang berhasil tertagih dan tidak tertagih. Aktivitas pemantauan
dapat dilihat dari laporan operasional tiap bulannya dan adanya
aktivitas meeting sehingga mulai dari karyawan yang
kedudukannya terendah sampai dengan karyawan yang
kedudukannya tertinggi dapat memantau perkembangan saldo
piutang usaha.

Analisis Pengendalian Intern Model “COSO” terhadap Piutang Usaha… 19


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

Dari ringkasan evaluasi diatas, kajian wewenangnya.Kelemahan lainnya yaitu


11 poin untuk hasil kuat/positip berjumlah 8 perusahaan masih belum memakai sistem
poin sedangkan untuk hasil lemah/negative aplikasi untuk pencatatan dan penyelesaian
berjumlah 3 poin.Penulis menyimpulkan dokumen piutang, perusahaan masih
bahwa sistem pengendalian internal terhadap memakai cara komputerisasi manual.
piutang usaha secara keseluruhan sudah
berjalan cukup efektif, namun terdapat Daftar Referensi
kelemahan di dalam sistem pengendalian Arens, Alvin A, dkk, 2001. Auditing Suatu
internal terhadap piutang usaha pada Unit Pendekatan Terpadu, Cetakan Keenam,
AMDK ‘ASA’ Perum Jasa Tirta I Malang. Buku Satu, Edisi Indonesia, Terjemahan
Seperti pada poin 2 dalam hal syarat Ilham Tjakrakusuma, Penerbit
pembayaran yang diberlakukan kepada :Erlangga, Jakarta.
pelanggan terbilang sangat lunak sehingga Bambang Riyanto, 2001. Dasar-dasar
pelanggan menyepelekan kewajiban dalam Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
hal pembayaran .Hal inilah yang
Penerbit :Salemba Empat, Jakarta.
menyebabkan tingkat perputaran piutang
rendah dan jumlah piutang semakin Daryanto, S.S, 2000. Kamus lengkap
besar.Pada poin 4 perusahaan tidak memiliki Bahasa Indonesia,Penerbit :
SOP terkait piutang secara tertulis sehingga Apollo, Surabaya.
terkadang menyulitkan karyawan apabila Jay M. Smith dan K. Fred Skousen, 2005.
tidak mengetahui batas wewenangnya. Akuntansi Intermediate, Penerbit
Kelemahan lainnya terdapat pada poin 8
:Erlangga, Jakarta.
yaitu perusahaan masih belum memakai
sistem aplikasi untuk pencatatan dan Mulyadi, 2001.Sistem Akuntansi, Cetakan
penyelesaian dokumen piutang, perusahaan Ketiga, Edisi Ketiga, Penerbit :Salemba
masih memakai cara komputerisasi manual. Empat, Jakarta.
--------, 2002.Auditing, Penerbit :Salemba
Simpulan Empat (PT Salemba Emban Patria),
Jakarta.
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan penelitian tentang Pengendalian Niswonger, Warren, Reeves, 2001. Prinsip-
intern piutang usaha pada unit AMDK prinsip Akuntansi, Edisi Kedua puluh,
‘ASA’ Perum Jasa Tirta I Malang diperoleh Jilid Satu, Penerbit :Erlangga, Jakarta.
kesimpulan bahwa Secara keseluruhan, Nurjanah, 2009.Analisis Pengendalian Intern
sistem pengendalian intern piutang usaha Piutang, Edisi Kesatu, Penerbit :Salemba
pada unit AMDK ‘ASA’ Perum Jasa Tirta I
Empat, Jakarta.
Malang sudah berjalan cukup efektif, dimana
manajemen perusahaan sudah menerapkan Rusdi Akbar, 2004. Akuntansi Pengantar,
konsep dasar dan prinsip – prinsip Penerbit : YKPN, Yogyakarta.
pengendalian internal menurut COSO, Saefullah, 2006.Pengantar Manajemen,
namun di sisi lain terdapat kelemahan di
Cetakan Kedua, Edisi Pertama, Penerbit
dalam sistem pengendalian intern piutang
: Kencana, Jakarta.
usaha pada unit AMDK ‘ASA’ Perum Jasa
Tirta I Malang yaitu dalam hal syarat SanyotoGondodiyoto, 2007. Audit Sistem
pembayaran yang diberlakukan kepada Informasi + Pendekatan CobIT, Edisi
pelanggan terbilang sangat lunak sehingga Revisi, Penerbit : Mitra Wacana Media,
pelanggan menyepelekan kewajiban dalam Jakarta.
hal pembayaran . Hal inilah yang Sawyer, Dittenhofer, S Cheiner, 2005.Internal
menyebabkan tingkat perputaran piutang Auditing, Buku Satu, Edisi Kelima,
rendah dan jumlah piutang semakin
Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
besar.Selain itu perusahaan tidak memiliki
SOP terkait piutang secara tertulis sehingga Soemarso S.R., 2004. Akuntansi Suatu
terkadang menyulitkan karyawan apabila Pengantar, Buku Dua, Edisi Kelima,
tidak mengetahui batas Penerbit :Salemba Empat, Jakarta.

Analisis Pengendalian Intern Model “COSO” terhadap Piutang Usaha… 20


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

Stice, Stice, Skousen, 2004. Intermediate Ikatan Akuntan Indonesia, 2007.Standar


Accounting, Buku Satu, Edisi Kelima Akuntansi Keuangan,Penerbit :Salemba
belas, Penerbit :Salemba Empat, Jakarta. Empat, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman, 2001, Manajemen IIA,AICPA,IMA,FEI,AAA, 1985. Organisasi
Keuangan Perusahaan, Edisi ke- 5, PT. Profesi Pendiri Kajian COSO, Amerika
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Serikat.
Van Horne, James C. and John M. http://shintawatirannotikah.wordpress.com/
Wachowicz. 2005. Fundamentals of 2016/02/11/pengertian-piutang-oleh-
Financial: Management Prinsip-Prinsip WibowodanAbuBakar2005-
Manajemen Keuangan. Penerjemah: EnnyPudjiastuti2004-
DewiFitriasari dan Deny Arnos Kwary. MartonodanHarjito2007-
Penerbit Salemba Empat: Jakarta. MohammadMuslich2003-
M.Munandar2006-
Warren, Reeve, Fess, 2005. Accounting
PrastowodanJulianty2002-
Pengantar Akuntansi, Penerbit :Salemba
Haryonoyusuf2001-Munawir2004-
Empat, Jakarta.
IndriyoGitosudarmodanBasri2002/
ZakiBaridwan, 2004. Intermediate Accounting,
http://astarielka.wordpress.com/2016/09/1
Edisi kedelapan, BPFE, Yogyakarta.
2/pengertian-misi-visi-sejarah-COSO-
dari-berbagai-sumber/

Analisis Pengendalian Intern Model “COSO” terhadap Piutang Usaha… 21

Anda mungkin juga menyukai