1 Februari 2017
ENGGAR DESANTIRAHAYU
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang
Enggar_dr@gmail.com
Abstract
This study aims to identify and analyze the accounts receivable at the internal control unit
Bottled Drinking Water (bottled water) ASA general company Jasa Tirta I Malang using
models COSO (The Committee of Sponsoring Organizations). The method used in this
research is qualitative analysis with case study approach. The data in this method is
obtained through observation, interviews, and documentation.
Based on the research results, the internal control system of the receivable has been running
quite effective, in which the management company has been applying the basic concepts and
principles - principles of internal control in accordance with COSO, but on the other hand
there is a weakness in the company's policy in terms of the payment system that is fairly soft,
need to be made Standard Operating Procedure (SOP) and system documentation
applications.
Tabel 1.Ringkasan Sistem Pengendalian Intern Model COSO Terhadap Piutang Usaha Pada
Unit AMDK ‘ASA’ Perum Jasa Tirta I Malang
2 Penentuan resiko Lemah Perusahaan telah melakukan penagihan piutang usaha guna
terhadap piutang usaha mengurangi risiko tidak tertagihnya piutang usaha dari pelanggan.
Perusahaan juga menerapkan sanksi penyetopan pengiriman
produk apabila pelanggan tidak melakukan pembayaran pada
batas waktu yang telah ditentukan. Akan tetapi dilihat dari tingkat
perputaran piutang selama tahun 2015 hasilnya hanya 5 kali
perputaran hal ini dinilai masih rendah. Selain itu dilihat dari nilai
piutang tak tertagih mulai dari tahun 2012 – 2015
mengidentifikasikan bahwa syarat pembayaran kepada pelanggan
terbilang sangat lunak sehingga menjadi alasan banyak pelanggan
yang mengabaikan kewajibannya di dalam pembayaran.
3 Aktivitas persetujuan Kuat Aktivitas persetujuan kontrak/MOU yang telah disepakati antara
kontrak/MOU dengan pihak perusahaan dengan pihak pelanggan yang ditandai dengan
pelanggan tanda tangan kontrak sebagai persetujuan.
4 Standard Operating Lemah Perusahaan tidak memiliki Standard Operating Procedure (SOP)
Procedure (SOP) terkait piutang secara tertulis sehingga terkadang menyulitkan
Perusahaan karyawan apabila tidak mengetahui batas wewenangnya.
5 Aktivitas pemisahan Kuat Perusahaan telah menerapkan pemisahan fungsi akuntansi dengan
tugas fungsi penagihan piutang usaha.
7 Aktivitas penilaian Kuat Perusahaan melakukan penilaian kinerja tiap akhir tahun untuk
kinerja terkait mengetahui bagaimana kinerja karyawan terkait pencairan piutang
pencapaian target dalam usaha. Penilaian tersebut dirasa penting untuk dilakukan karena
pencairan piutang usaha akan menjadi dasar dalam pembayaran gaji.