Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

3.1. UMUM
AKNOP adalah Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan yang
memberikan estimasi dan evaluasi dari kegiatan operasi dan pemeliharaan
yang akan dikerjakan sehingga metoda dan biaya dapat diatur dengan sebaik-
baiknya.

Dimasa lalu besaran biaya operasi dan pemeliharaan sungai dan pantai
mengacu pada format dan penilaian dari masing-masing pengelola. Mulai dari
perhitungan, formulasi dan tata cara dalam menentukan biaya operasi dan
pemeliharaannya berbeda-beda. Akibatnya adalah beberapa usulan biaya
operasi dan pemeliharaan tidak efektif dan efisien karena dalam
penentuannya hanya menggunakan estimasi sepihak saja. Hal ini
menyebabkan sulit dievaluasi kinerjanya.

3.2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN


Kerangka Acuan Kerja telah memberikan gambaran umum permasalahan yang
perlu dipecahkan dalam pekerjaan ini. Pokok permasalahan yang dihadapi
Provinsi Gorontalo pada umumnya memiliki banyak DAS yang terdapat banyak
sungai di dalamnya terutama Sungai Bolango dimana terdapat
sarana/prasarana bangunan air yang tentunya tidak luput dari kerusakan baik
secara alami karena terjangan arus sungai atau karena ulah dari manusia.
Dalam rangka menjaga kelangsungan sistem pengelolaan sarana/prasarana
bangunan air maka diperlukan program operasi dan pemeliharaan yang
efektif. Salah satu bentuknya adalah dengan melaksanakan kegiatan audit
teknis sereta perencanaan penyediaan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP) Sungai Bolango.

3.3. KETERSEDIAAN DATA


Data yang dibutuhkan untuk pekerjaan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP
Sungai antara lain adalah:

III-1
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

1) Peraturan dan Kebijakan terkait operasi dan pemeliharaan sarana dan


prasarana sungai;
2) Data kondisi penyusunan AKNOP yang sudah berjalan;
3) Data Bangunan air yang dimiliki oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi II di
lokasi kegiatan.
Data ini akan dikumpulkan melalui pengumpulan data primer dan sekunder
serta kunjungan lapangan.

3.4. PENDEKATAN TEKNIS


Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP
Sungai, maka akan digunakan pendekatan sebagai berikut:
1) Pendekatan Bibliografis, dimana akan dilakukan studi peraturan, kebijakan
dan literatur lainnya terkait Audit Teknis dan Angka Kebutuhan Nyata
Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Sungai.
2) Studi Kasus, dimana akan dilakukan kunjungan lapangan guna
mendapatkan gambaran kondisi dan tingkat kerusakan sarana/prasarana
bangunan air yang berada di Sungai Bolango.
3) Pendekatan Komparatif, dimana akan dilakukan perbandingan antara
penyusunan AKNOP yang sudah berjalan terhadap peraturan dan kebijakan
yang berlaku.

3.5. METODOLOGI
Dalam rangka menangani pelaksanaan tersebut, Konsultan menyusun
pendekatan teknis dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
Tahap I : Pendahuluan
Tahap II : Pengumpulan dan Analisis Data
Tahap III : Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan AKNOP Sungai
Tahap IV : Pelaporan

Secara garis besar dasar pemikiran terhadap Pendekatan Metodologi yang


disusun, dituangkan dalam bentuk Bagan Alir Kegiatan sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 3.1.

III-2
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Penyusunan Pola Pikir Audit Teknis & Aknop Sungai

Inventarisasi & Identifikasi Kerusakan Bangunan


Sungai

Gambar 3.1. Bagan Alir Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

III-3
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Penyusunan Laporan Penunjang

Tidak
Disetujui

Ya

Penyusunan AKNOP Sungai

Penyusunan Konsep Laporan Akhir

Diskusi

Tidak
Disetujui

Ya

Penyempurnaan Penyusunan AKNOP

Penyusunan Laporan Akhir

Selesai

3.5.1.Pendahuluan

III-4
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Pada Tahap Pendahuluan akan dilakukan berbagai kegiatan awal mencakup


pengumpulan data awal, mengkaji laporan terdahulu maupun referensi-
referensi lain.

Melakukan koordinasi dalam memantapkan program kerja yang akan


dilaksanakan pada tahap-tahap selanjutnya. Tahap ini terdiri dari kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi merupakan kegiatan paling awal yang dilaksanakan
oleh pihak Konsultan setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja
(SPK)/Kontrak dari Pemberi Kerja. Persiapan administrasi tersebut
mencakup pembuatan dokumen kontrak, pengurusan surat ijin ke instansi
terkait, pembuatan surat tugas kepada personil yang akan terlibat dalam
penanganan proyek, surat pernohonan data dan sebagainya.
Persiapan administrasi tersebut diusahakan dapat diselesaikan sesegera
mungkin sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan berikutnya.

Pekerjaan persiapan ini akan dilaksanakan oleh seorang administrasi teknik


yang telah cukup berpengalaman dalam menangani pekerjaan yang
sejenis, sehingga diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu
yang disediakan untuk itu. Segala sesuatu yang terkait dengan masalah
administrasi tersebut akan selalu di bawah pengawasan Team Leader yang
bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan.

b. Mobilisasi dan Koordinasi Team Pelaksana


Setelah persiapan administrasi dapat diselesaikan, selanjutnya seluruh
Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan akan dimobilisir
sesuai dengan jadwal penugasan yang telah disusun.

Dengan telah dimobilisasinya Tenaga Ahli tersebut, maka kegiatan


penanganan proyek dengan skala penuh telah berjalan.

Tingkat keberhasilan suatu proyek tidak hanya tergantung atas


kemampuan dari para Tenaga Ahli yang menangani, akan tetapi faktor
koordinasi akan memegang peranan kunci yang akan menentukan
kelancaran dan kesempurnaan hasil yang akan dicapai. Dengan koordinasi
diharapkan tidak ada kerancuan dan tumpang tindih pelaksanaan kegiatan
dari masing-masing Tenaga Ahli, sehingga dukungan dari masing-masing
personil akan memberikan hasil yang optimal.

Mengingat pentingnya koordinasi ini, Team Leader akan memimpin


langsung untuk membicarakan dan mendiskusikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan :

III-5
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

- Jadwal pelaksanaan pekerjaan


- Jadwal penugasan masing-masing personil
- Uraian tugas dari masing-masing personil
- Hubungan kerja antar personil
- Peralatan yang akan dibutuhkan
- Dukungan pendanaan
- Dan sebagainya.

Disamping koordinasi antar Team Konsultan, koordinasi akan dilakukan


pula dengan Pemberi Kerja, khususnya dengan Direksi Pekerjaan. Hal ini
terkait dengan usaha menyamakan persepsi yang sangat dibutuhkan
sebagaimana dipersyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja.

c. Pemantapan Program Kerja dan Pendalaman KAK


Program Kerja merupakan langkah-langkah utama dan strategis yang akan
diambil oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan untuk mendukung
pendekatan metodologi yang telah disusun. Dalam program kerja akan
dikerahkan semua potensi sumber daya menyangkut sumber daya
manusia, sumber daya peralatan, alokasi pendanaan disesuaikan dengan
jadwal yang tersedia.

Dengan telah mantapnya program kerja diharapkan jadwal pelaksanaan


pekerjaan dapat diantisipasi sebelumnya sehingga tidak terjadi
keterlambatan. Sebagai konsekuensinya jadwal personil dan tugas yang
harus dilaksanakan disinkronkan dengan jadwal kegiatan proyek.

Disamping pemantapan program kerja, kajian yang cukup mendalam


terhadap Kerangka Acuan Kerja dilakukan bersama-sama oleh Team
Konsultan dipimpin langsung oleh Team Leader. Segala persyaratan dan
koridor yang harus dipenuhi akan menjadi perhatian Konsultan, termasuk
didalamnya segala laporan yang harus diserahkan oleh Konsultan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kajian kritis akan dilakukan terhadap
KAK dan jika ada keraguan dalam kajian tersebut, Konsultan akan
melakukan diskusi dan klarifikasi dengan Pemberi Kerja.

d. Penyusunan RMK
Rencana Mutu Kontrak (RMK) digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Rencana Mutu Pekerjaan (RMK) antara lain memuat: sasaran
mutu, persyaratan teknis dan administrasi, struktur organisasi, tugas dan
tanggung jawab, bagan alir kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan, jadwal
peralatan, daftar material dan jadwal personil.

e. Pengumpulan Data Awal

III-6
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Sebagaimana diminta dalam Kerangka Acuan Kerja, Konsultan akan


melakukan pengumpulan data awal menyangkut berbagai hal yang
berkaitan dengan pekerjaan ini.

Data-data tersebut mencakup Laporan Studi terdahulu, peraturan


perundang-undangan, manual, pedoman dan lain sebagainya yang akan
dihimpun dan diinventarisir untuk dilakukan pengelompokan-
pengelompokan agar memudahkan nantinya dalam pengolahan dan
analisanya. Diantaranya adalah:
 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai
 Peraturan Presiden No 12 Tahun 2008 Tentang Dewan Sumber Daya
Air.
 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009
Tentang Dewan Sumber Daya Air Nasional.
 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
Penetapan Wilayah Sungai.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 32
tahun 2007 tentang pedoman O&P Jaringan Irigasi.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03
Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen
Pekerjaan Umum yang merupakan kewenangan pemerintah dan
dilaksanakan melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor
2/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Departemen Pekerjaan Umum yang merupakan kewenangan
pemerintah dan dilaksanakan sendiri.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor
2/PRT/M/2010 tentang Rencana Strategis Nasional Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2010 – 2014.

III-7
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor


04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen
Pekerjaan Umum.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum.
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 67/KPTS/M/1998
tentang Jaminan Kepastian Mutu.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor No. 45/1990, tentang
pengendalian mutu air pada sumber-sumber air, bahwa pengelolaan
sumber air perlu melakukan upaya penetpan peruntukan air dan baku
mutu air dalam rangka pengendalian pencemaan air.
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 53/PMK.02/2014 tentang Standar
Biaya Tahun Anggaran 2015.
Mengingat waktu yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan cukup
terbatas, maka dalam pengumpulan data-data tersebut Konsultan akan
mengerahkan semua personil yang terlibat dalam menangani proyek.
Dengan aktivitas pengumpulan data yang paralel tersebut diharapkan
data-data yang diharapkan dapat dikumpulkan tepat waktu.

f. Diskusi Awal dengan Pemberi Kerja


Kegiatan ini sangat penting dan akan dilaksanakan oleh Konsultan dengan
maksud untuk memperoleh persamaan persepsi terhadap maksud dan
tujuan pekerjaan sebagaimana tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK). Disamping itu melalui diskusi ini diharapkan ada masukan dan saran
untuk langkah-langkah yang akan dilakukan sehingga tercipta sinergi yang
saling mendukung antara Konsultan dengan Pemberi Kerja, dengan
demikian akan diperoleh hasil pekerjaan yang optimal.

g. Review Studi Terdahulu dan Studi Literatur


Terkait dengan pengumpulan data-data awal termasuk didalamnya adalah
pengumpulan laporan studi terdahulu maupun literatur yang terkait
dengan pekerjaan ini.

Review studi dilakukan terutama dilakukan terhadap laporan-laporan studi


terdahulu yang terkait maupun data lainnya yang telah terkumpul
sehingga Konsultan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan
menyeluruh tentang kondisi pekerjaan. Kegiatan ini akan sangat penting
artinya karena akan menentukan strategi langkah berikutnya termasuk
dalam menentukan beberapa alternatif awal pemecahan masalah maupun
program survey dan pengumpulan data ke lapangan.

III-8
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Disamping itu Konsultan juga akan melakukan studi lileratur, baik literatur
dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dengan maksud untuk
memperkaya pengetahuan dalam upaya mencapai sasaran pekerjaan ini.

h. Penyusunan Pola Pikir Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan
AKNOP
Sungai
Untuk penyusunan tata cara penyusunan AKNOP Sungai yang akan
dikembangkan sejauh mungkin dapat mengadopsi sistem yang telah ada
sehingga terjamin keberlanjutan program dan kontinuitas data. Oleh sebab
itu sebelum melakukan pengembangan dan penyempurnaan pedoman,
Konsultan akan melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada agar
nantinya sedapat mungkin sistem tersebut dapat terintegrasi dengan
sistem yang baru.

Evaluasi yang akan dilakukan diantaranya mencakup sistem


pengoperasian, keterbatasan yang ada, permasalahan yang selama ini
timbul, integrasi sistem dengan sistem di lingkungan Ditjen Sumber Daya
Air.

Menyusun pola pikir Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan
AKNOP Sungai, yang setidaknya berisi:
1) Kondisi pengelolaan dan AKNOP Sungai Bolango saat ini, serta
aturan/kebijakan yang mendasari;
2) Tata cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai;
3) Rekomendasi langkah/upaya penerapan.

i. Penyusunan Laporan Pendahuluan


Laporan Pendahuluan, antara lain memuat:
1) Pendahuluan, berisi antara lain: definisi, latar belakang, maksud dan
tujuan, lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan, nama pekerjaan dan
pengguna jasa, ruang lingkup, dan output/keluaran pekerjaan;
2) Pola pikir Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP
Sungai;
3) Metode Pendekatan dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan, antara lain
berisi:
a. Umum;
b. Kerangka metodologi, memuatidentifikasi permasalahan dan
ketersediaan data, teknik dan metodologi yang akan ditetapkan;
c. Rencana kerja; berisi (i) rencana pelaksanaan, dilengkapi dengan
bagan alir (flow chart) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, kurva-S;
dan (ii) rencana pelaporan;

III-9
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

d. Kerangka Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan


AKNOP Sungai.

Untuk selanjutnya dilaksanakan diskusi pembahasan konsep laporan


pendahuluan dalam rangka memperoleh arahan, kritik, saran, komentar
dan masukan untuk perbaikan menjadi laporan pendahuluan. Setiap
diskusi atau rapat harus dibuatkan notulen-notulen rapat yang memuat
secara lengkap pokok-pokok pembahasan serta kesimpulan dalam
diskusi/rapat. Notulen ditandatangani oleh Team Leader konsultan
penyedia jasa dan diketahui oleh Ketua Direksi Pekerjaan. Notulen-notulen
rapat tersebut merupakan bagian dari laporan-laporan pelaksanaan
pekerjaan;

3.5.2.Pengumpulan dan Analisa Data


a. Pengumpulan dan Analisa Data Sekunder
Berdasarkan atas hasil pengumpulan data awal serta hasil diskusi Laporan
Pendahuluan, selanjutnya Konsultan akan melakukan pengumpulan data
tambahan yang masih diperlukan guna keperluan pekerjaan selanjutnya.
Data‐data tambahan tersebut akan dikumpulkan, baik yang berasal dari
Balai Wilayah Sungai Sulawesi II maupun dari instansi terkait lainnya.

Untuk melaksanakan kegiatan survei lapangan dan pengumpulan data, tim


konsultan akan mempersiapkan hal‐hal sebagai berikut:
1) Surat tugas untuk personil pelaksanaan yang disetujui Pemberi
Kerja/Direksi Pekerjaan.
2) Surat Perintah Kerja dari Pemberi Kerja/Direksi Pekerjaan.
3) Surat ijin yang dikeluarkan oleh Pemberi Kerja/Direksi untuk instansi‐
instansi terkait.
4) Pengenalan wilayah kerja strategis di wilayah kerja.
5) Persiapan komponen dasar untuk pekerjaan lapangan.
6) Persiapan transport lapangan.

7) Surat ijin melakukan survey dari instansi berwenang setempat.

b. Kunjungan Lapangan
Melakukan kunjungan lapangan ke lokasi kegiatan di wilayah Sungai
Bolango guna pengumpulan data, inventarisasi dan konsultasi dengan
pakar, pejabat/petugas OP BWS dan pejabat/petugas Dinas PU/PSDA
setempat, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya terkait Audit
Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai, sekaligus melakukan peninjauan
langsung ke lapangan.

III-10
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Kunjungan Lapangan lokasi tinjauan dilakukan dengan pertimbangan untuk


mendapat gambaran menyeluruh mengenai kondisi sarana/prasarana
bangunan air di wilayah lokasi pekerjaan yang dimiliki oleh Balai Wilayah
Sungai Sulawesi II.

Dalam pelaksanaan kunjungan lapangan, Konsultan akan melakukan


berbagai aktivitas mencakup:
- Peninjauan lokasi pekerjaan, pengambilan foto dokumentasi.
- Diskusi dengan instansi terkait mengenai semua permasalahan yang
terjadi.
- Pengumpulan data
- Inventarisasi dan Identifikasi data
- Pengumpulan data pendukung lainnya.

c. Diskusi dengan Direksi, Narasumber dan Pihak Lainnya


Melakukan diskusi‐diskusi dengan Direksi Pekerjaan, narasumber dan pihak
lainnya guna memperoleh masukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

d. Survey Lapangan
Dalam pelaksanaan kegiatan Survey Lapangan konsultan akan mendata
kondisi sarana/prasarana bangunan air yang dimiliki oleh Balai Wilayah
Sungai Sulawesi II dengan dibuktikan oleh foto dokumentasi dan titik lokasi
letak bangunan tersebut berada dengan menggunakan GPS.

e. Pengolahan Data
Data yang diperoleh di lapangan tersebut selanjutnya akan diolah guna
dilakukan penghitungan teknis mengenai kerusakannya dan mendesain
kerusakan tersebut sehingga dapat diketahui sarana/prasarana bangunan
air mana saja yang perlu direhabilitasi.

3.5.3.Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan AKNOP Sungai


a. Penyusunan Kerangka Konsep Penyusunan Audit Teknis dan AKNOP Sungai
Berdasarkan atas data‐data yang telah dikumpulkan, hasil kunjungan
lapangan dan hasil analisis yang telah dilakukan, Konsultan selanjutnya
melakukan penyusunan kerangka konsep Penyusunan Audit Teknis dan
AKNOP Sungai dengan bertitik tolak dari pola pikir yang telah disampaikan
sebelumnya. Kerangka konsep selanjutnya dimasukkan dalam Draft
Laporan Akhir untuk didiskusikan.

III-11
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Secara umum, pendekatan dalam penyusunan konsep terangkum dalam


beberapa pendekatan sebagai berikut:
1. Studi identifikasi dan latar belakang
Studi identifikasi dan latar belakang dimaksudkan untuk memperkuat
dasar‐dasar pemikiran yang melatarbelakangi penyusunan konsep.
Tingkat urgensi dari penyusunan konsep akan ditelusuri pada kegiatan
ini.
2. Identifikasi Aktifitas dan kinerja OP sungai
Studi Identifikasi Aktifitas dan kinerja prasarana sungai dilakukan
dengan mengumpulkan data, statistik dan dokumentasi mengenai
aktifitas yang terjadi. Data‐data dapat diperoleh dari Dinas PSDA,
BBWS/BWS, Dinas Lingkungan Hidup, Bappeda serta beberapa instansi
terkait lain yang akan diidentifikasi melalui diskusi dan wawancara.
4. Studi Peraturan Perundang‐undangan
a. Undang‐Undang Dasar
b. Ketetapan MPR
c. Undang‐Undang
d. Peraturan Pemerintah
e. Keputusan Presiden
f. Peraturan Menteri

Untuk pekerjaan ini, peraturan dapat ditelaah antara lain adalah:


a. Undang‐Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2008 Tentang
Operasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2011
tentang Sungai.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2006 Tentang
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2/PRT/M/2008 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang
merupakan kewenangan Pemerintah dan dilaksanakan sendiri.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 23/PRT/M/2010 Tentang
Rencana Strategis Nasional Kementrian Pekerjaan Umum tahun
2010‐2014.

h. Surat Edaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air No. 01/SE/D/2013


tentang Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta
Pemeliharaan Sungai.

5. Studi Terdahulu, Literatur dan NSPM

III-12
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Studi terdahulu sangat penting untuk dijadikan bahan pertimbangan dan


input dalam penyusunan konsep. Lebih jauh lagi diharapkan dapat
teridentifikasi bentuk‐bentuk standard dan norma yang telah ada dan
digunakan. Beberapa data sekunder yang penting dijadikan sebagai
bahan studi literatur adalah sebagai berikut ini.
a. Laporan hasil studi mengenai OP sungai
b. Buku NSPM berkaitan dengan OP sungai

6. Identifikasi OP sungai
Studi ini dapat memberikan gambaran mengenai OP sungai. Data‐data
dapat diperoleh dari Dinas PSDA, BBWS/BWS, Dinas Lingkungan Hidup,
Bappeda serta beberapa instansi terkait lain yang akan diidentifikasi
melalui diskusi dan wawancara. Hasil yang diperoleh dari instansi terkait
nantinya dikombinasikan dengan hasil identifikasi langsung di lapangan.

b. Penyusunan Laporan Penunjang


Laporan Penunjang berisi:
a) Uraian ringkas pendahuluan, memuat: definisi, latar belakang, ruang
lingkup, metodologi, dan jadwal pelaksanaan pekerjaan;
b) Pola pikir Audit Teknis dan AKNOP Sungai (diperbaiki/disempurnakan
setelah diskusi Rapat pendahuluan);
c) Hasil kemajuan pelaksanaan pekerjaan: pengumpulan data, hasil
inventarisasi dan investigasi, dan pendekatan pemecahan masalah,
rencana kerja selanjutnya, notulen Diskusi Laporan Pendahuluan, atau
notulen atau catatan hasil rapat/diskusi yang dilakukan dan
dokumentasi;
d) Permasalahan yang dihadapi dan identifikasi permasalahan yang akan
dihadapi, upaya‐upaya penanganan atau antisipasi permasalahan yang
dihadapi;

e) Kerangka Laporan Akhir.

c. Penyusunan Konsep Laporan Akhir dan Diskusi Akhir


Draft Laporan Akhir memuat seluruh rangkaian proses penyelesaian
pekerjaan dimulai dari pendahuluan, pola pikir, metodologi penyelesaian,
hasil kunjungan lapangan, dokumentasi, kesimpulan, dan saran.

d. Penyusunan Laporan Akhir

III-13
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Laporan Akhir memuat perbaikan Draft Laporan Akhir berdasarkan


masukan/hasil diskusi Laporan Akhir, yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Laporan Akhir harus sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
atau persyaratan teknis atau persyaratan lainnya yang telah ditentukan.

3.5.4.Pelaporan
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen :
1. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Laporan ini berisi Rencana Mutu Kontrak (RMK) diserahkan sebanyak
3 (tiga) buku asli dan 2 (dua) Copy diserahkan paling lambat dua
minggu setelah penandatanganan Kontrak atau diterbitkannya SPMK.
2. Laporan Pendahuluan AKNOP
Laporan Paling Lambat diterima 30 Hari (1 Bulan) setelah konsultan
menerima SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja), Konsultan harus sudah
menyerahkan Laporan Pendahuluan sebanyak 3 (tiga) buku asli dan 2
(dua) Copy.
3. Laporan Penunjang :
a. Laporan Interim AKNOP
Laporan Interim ini merupakan laporan yang berisikan mengenai
hasil analisis data serta hasil pekerjaan yang telah disusun setelah
mendapatkan masukan dari pelaksanaan Diskusi. Laporan Interim
diserahkan sebanyak 3 (Tiga) buku yang terdiri dari, 1 (satu) asli
dan 2 (Dua) copy .
b. Gambar Desain A 3
Semua hasil pengukuran dan Perencanaan teknis disajikan dalam
bentuk gambar perencanaan ukuran A3 Sebanyak 2 (dua)
Rangkap.
4. Laporan Akhir AKNOP
Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan dari Draft yang telah
disusun setelah mendapatkan masukan dari pelaksanaan Diskusi.
Laporan Akhir diserahkan sebanyak 3 (Tiga) buku, 1 (satu) asli dan 2
(Dua) copy .

3.6 DEFINISI DAN ACUAN NORMATIF


3.6.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 42 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Bab IV Pasal 43:
1. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air terdiri atas:
a. pemeliharaan sumber air; dan
b. operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air.

III-14
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

2. Pemeliharaan sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a


dilakukan melalui kegiatan pencegahan kerusakan dan/atau penurunan
fungsi sumber air serta perbaikan kerusakan sumber air.
3. Operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. operasi prasarana sumber daya air yang terdiri atas kegiatan
pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan air dan sumber air; dan
b. pemeliharaan prasarana sumber daya air yang terdiri atas kegiatan
pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi prasarana sumber
daya air serta perbaikan kerusakan prasarana sumber daya air.
4. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan atas rencana tahunan
operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air.
5. Rancangan rencana tahunan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disusun oleh pengelola
sumber daya air berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
6. Rancangan rencana tahunan operasi dan pemeliharaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

3.6.2 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai


Pasal 18:
(1) Pengelolaan sungai meliputi:
a. konservasi sungai;
b. pengembangan sungai; dan
c. pengendalian daya rusak air sungai.
(2) Pengelolaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui tahap:
a. penyusunan program dan kegiatan;
b. pelaksanaan kegiatan; dan
c. pemantauan dan evaluasi.
Pasal 20:
(1) Konservasi sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a
dilakukan melalui kegiatan:
a. perlindungan sungai; dan
b. pencegahan pencemaran air sungai.
(2) Perlindungan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan melalui perlindungan terhadap:
a. palung sungai;

III-15
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

b. sempadan sungai;
c. danau paparan banjir; dan
d. dataran banjir.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan pula
terhadap:
a. aliran pemeliharaan sungai; dan
b. ruas restorasi sungai.

Pasal 21:
(1) Perlindungan palung sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(2) huruf a dilakukan dengan menjaga dimensi palung sungai.
(2) Menjaga dimensi palung sungai sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
dilakukan melalui pengaturan pengambilan komoditas tambang di sungai.
(3) Pengambilan komoditas tambang di sungai sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) hanya dapat dilakukan pada sungai yang mengalami kenaikan
dasar sungai.

Pasal 53:
Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b
meliputi kegiatan:
a. fisik dan nonfisik konservasi sungai, pengembangan sungai, dan
pengendalian daya rusak air sungai; dan
b. operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai.

Pasal 55:
(1) Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf b dilakukan melalui
kegiatan:
a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;
b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan
fungsi prasarana sungai; dan
c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai.
(2) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 53 huruf b dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan konservasi
sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 28,
dan pengembangan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
sampai dengan Pasal 33.

Pasal 23
(1) Perlindungan danau paparan banjir sebagaimanadimaksud dalam Pasal
20 ayat (2) huruf c dilakukandengan mengendalikan sedimen dan
pencemaran airpada danau.

III-16
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

(2) Pengendalian sedimen sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan


dengan pencegahan erosi padadaerah tangkapan air.

Pasal 24
(1) Perlindungan dataran banjir sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 ayat
(2) huruf d dilakukan pada dataranbanjir yang berpotensi menampung
banjir.
(2) Perlindungan dataran banjir sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
dilakukan dengan membebaskan dataranbanjir dari peruntukan yang
mengganggu fungsipenampung banjir.

Pasal 25
(1) Perlindungan aliran pemeliharaan sungai sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 20 ayat (3) huruf a ditujukanuntuk menjaga ekosistem sungai.
(2) Menjaga ekosistem sungai sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan
mulai dari hulu sampai muarasungai.
(3) Perlindungan aliran pemeliharaan sungai dilakukandengan
mengendalikan ketersediaan debit andalan 95%(sembilan puluh lima
persen).
(4) Dalam hal debit andalan 95% (sembilan puluh limapersen) tidak tercapai,
pengelola sumber daya air harusmengendalikan pemakaian air di hulu.

Pasal 26
(1) Perlindungan ruas restorasi sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20
ayat (3) huruf b ditujukanuntuk mengembalikan sungai ke kondisi alami.
(2) Perlindungan ruas restorasi sungai sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a. kegiatan fisik; dan
b. rekayasa secara vegetasi.
(3) Kegiatan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a meliputi
penataan palung sungai, penataansempadan sungai dan sempadan
danau paparan banjir, serta rehabilitasi alur sungai.

Pasal 27
(1) Pencegahan pencemaran air sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal
20 ayat (1) huruf b dilakukanmelalui:
a. penetapan daya tampung beban pencemaran;
b. identifikasi dan inventarisasi sumber air limbahyang masuk ke sungai;
c. penetapan persyaratan dan tata cara pembuanganair limbah;
d. pelarangan pembuangan sampah ke sungai;
e. pemantauan kualitas air pada sungai; dan
f. pengawasan air limbah yang masuk ke sungai.

III-17
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

(2) Pencegahan pencemaran air sungai dilaksanakansesuai dengan dengan


ketentuan peraturan perundangundangan.

Pasal 56
(1) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2)
huruf c dilakukan secara berkala dan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan
melalui kegiatan pengamatan, pencatatan, dan evaluasi hasil
pemantauan.
(3) Hasil evaluasi pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digunakan sebagai masukan dalam peningkatan kinerja dan/atau
peninjauan ulang rencana pengelolaan sungai.

3.6.3 Surat Edaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor


01/SE/D/2013 Tentang Tata Cara OP Prasarana Sungai dan
Pemeliharaan Sungai
Tata Cara OP Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai telah diatur melalui
Surat Edaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor SE No. 01/SE/D/2013.

A. Klasifikasi Sungai
Menurut Surat Edaran, sungai dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sungai yang masih alami, relatif belum ada aktifitas pembangunan
dikanan-kiri alur sungainya. Alur sungai tidak perlu pemeliharaan.
2. Sungai yang sudah terdapat aktifitas pembangunan dikanan-kiri alur
sungainya. Pemeliharaan dibuat selektif, pada ruas sungai ditempat
bangunan fasilitas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi
(pemukiman,jalan raya, rumah sakit,jaringan irigasi, dan lain-lain).
3. Sungai yang melewati perkotaan. Pelaksanaan pemeliharaan
diklasifikasikan secara khusus dengan memperhatikan jumlah prasarana
yang ada dan tingkat kepentingannya.

B. Ruang Lingkup OP Sungai


Berdasarkan PP 38/2011 tentang Sungai, ruang lingkup kegiatan operasi dan
pemeliharaan prasarana sungai adalah:
a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;
b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi
prasarana sungai; dan
c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai.

Berdasarkan Surat Edaran Dirjen SDA No.01/SE/D/2013 tentang Tata Cara


Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai, ruang
lingkup OP Sungai adalah:

III-18
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

a. operasi prasarana sungai


b. Pemeliharaan prasarana sungai dan pemeliharaan sungai

Operasi prasarana sungai meliputi operasi dalam rangka penggunaan air


sungai dan operasi dalam rangka pengelolaan banjir.
(1) Penggunaan Air Sungai
a.penyusunan rencana alokasi air global/tahunan (RAAT);
b.penetapan alokasi air;
c. penyusunan rencana alokasi air rinci (RAAR);
d.pelaksanaan alokasi air;
e.pengawasan; dan
f. monitoring dan evaluasi.
(2) Pengelolaan Banjir
a. penyusunan SOP banjir;
b. penyiapan bahan banjiran;
c. penyiapan peralatan;
d. monitoring banjir;
e. pemantauan lokasi kritis dan daerah rawan banjir; dan
f. melaksanakan tindakan darurat bersama instansi terkait dan
masyarakat.

Kegiatan pemeliharaan prasarana sungai meliputi:


(1) Pemeliharaan dalam rangka pencegahan kerusakan dan penurunan fungsi
sungai/prasarana sungai:
a. pengamanan;
b. pengendalian sampah;
c. pemeliharaan rutin;
d. pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan;
e. pembatasan pemanfaatan sungai; dan
f. pembatasan penggunaan air sungai.
(2) Perbaikan Kerusakan
a. pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan;
b. pemeliharaan berkala yang bersifat penggantian;
c. perbaikan ringan atau reparasi;
d. perbaikan korektif yang terdiri dari: pemeliharaan khusus,
rehabilitasidan rektifikasi; dan
e. perbaikan khusus apabila terdapat kerusakan akibat banjir bukan
akibat bencana alam.
(3) Pemeliharaan dalam rangka konservasi sungai:
a. perlindungan sungai; dan

III-19
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

b. pencegahan pencemaran air sungai.

C. Tahapan OP Sungai
OP Sungai dilaksanakan melalui tahapan:
a. Perencanaan;
b. Pelaksanaan; dan
c. Pemantauan dan evaluasi.

D. Biaya OP Sungai
Komponen biaya OP Sungai terdiri atas komponen biaya operasi dan
komponen biaya pemeliharaan sungai/prasarana sungai.

 Komponen biaya operasi


- biaya penyusunan rencana alokasi air;
- biaya operasi pintu air;
- biaya pengawasan;
- biaya monitoring dan evaluasi;
- biaya untuk kegiatan pengukuran debit dan kalibrasi alat pintuair;
- biaya gaji untuk penjaga alat hidrologi dan hidrometri;
- biaya monitoring banjir;
- biaya pengadaan bahan banjiran;
- biaya operasi peralatan;
- biaya gaji/upah untuk pengamat, juru, petugas, operator dan
mekanik; dan
- biaya kantor dan barang pakai habis.
 Komponen biaya pemeliharaan
- biaya untuk kegiatan inspeksi rutin;
- biaya untuk kegiatan penelusuran sungai;
- biaya untuk keperluan pengukuran dan detail desain;
- biaya untuk keperluan pemeliharaan dan/atau perbaikan;
- biaya kantor dan barang pakai habis; dan
- biaya gaji/upah untuk pengamat, juru, dan petugas.

3.6.5 Istilah dan Definisi


1. Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan
AKNOP adalah Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan yang
memberikan estimasi dan evaluasi dari kegiatan operasi dan pemeliharaan
yang akan dikerjakan sehingga metoda dan biaya dapat diatur dengan
sebaik-baiknya.

2. Prasarana sumber daya air

III-20
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Bangunan air beserta bangunan lain yang menunjang kegiatan


pengelolaan sumber daya air, baik langsung maupun tidak langsung.
(Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air.)

3. Sungai
Alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengandibatasi
kanan dan kiri oleh garis sempadan.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai)

4. Banjir
Peristiwa meluapnya air sungai melebihi palung sungai.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai)

5. Bantaran sungai
Ruang antara tepi palung sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang
terletak di kiri dan/atau kanan palung sungai.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai)

6. Garis sempadan
Garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas
perlindungan sungai.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai)

7. Operasi dan pemeliharaan sungai


Kegiatan yang berkaitan dengan berfungsinya sungai dan beroperasinya
bangunan sungai meliputi antara lain pengawasan, pemeliharaan, operasi,
dan perbaikan.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai)

8. Analisis harga satuan pekerjaan (AHSP)


Perhitungan kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk
mendapatkan harga satuan atau satu jenis pekerjaan tertentu.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

9. Analisis produktivitas

III-21
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Uraian masalah dan keadaan dalam membandingkan antara output (hasil


produksi) dan input (komponen produksi: tenaga kerja, bahan, peralatan,
dan waktu).
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

10.Bahan baku
Bahan di suatu lokasi tertentu atau sumber bahan (quarry) dan merupakan
bahan dasar yang belum mengalami pengolahan (contoh : batu, pasir dan
lain-lain), atau bahan yang diterima di gudang atau base camp yang
diperhitungkan dari sumber bahan, setelah memperhitungkan ongkos
bongkar-muat dan pengangkutannya.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

11.Bahan olahan
Bahan yang merupakan produksi suatu pabrik tertentu atau plant atau
membeli dari produsen (contoh : agregat kasar, agregat halus dan lain-
lain).
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

12.Bahan jadi
Bahan yang merupakan bahan jadi (contoh : tiang pancang beton
pencetak, kerb beton, parapet beton dan lain-lain) yang diperhitungkan
diterima di Base Camp/ Gudang atau di pabrik setelah memperhitungkan
ongkos bongkar-buat dan pengangkutannya serta biaya pemasangan (bila
diperlukan).
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

13.Bendung
Bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai
atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau
untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air sungai dapat disadap dan
dialirkan secara gravitasi atau dengan pompa ke tempat-tempat tertentu
yang membutuhkannya dan atau untuk mengendalikan dasar sungai, debit
dan angkutan sedimen.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

14.Bendungan

III-22
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau


pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air,
dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang
(tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

15.Pelimpah
Bangunan yang berfungsi untuk melewatkan debit aliran sungai secara
terkendali.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

16.Intake
Bagian dari bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

17.Biaya langsung
Komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya upah, biaya
bahan dan biaya alat.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

18.Biaya tidak langsung


Komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya umum
(overhead) dan keuntungan, yang besarnya disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

19.Daftar kuantitas dan harga atau bill of quantity (BOQ)


Daftar rincian pekerjaan yang disusun secara sistematis menurut
kelompok/bagian pekerjaan, disertai keterangan mengenai volume dan
satuan setiap jenis pekerjaan, mata uang, harga satuan, hasil kali volume
dengan harga satuan setiap jenis pekerjaan dan jumlah seluruh hasil
pekerjaan sebagai total harga pekerjaan.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

20.Harga satuan dasar (HSD)

III-23
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Harga komponen dari mata pembayaran dalam satuan tertentu, misalnya:


bahan (m, m2, m3, kg, ton, zak, dsb.), peralatan (unit, jam, hari, dsb.), dan
upah tenaga kerja (jam, hari, bulan, dsb).
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

21.Harga satuan dasar alat


Besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen biaya alat yang meliputi
biaya pasti dan biaya tidak pasti atau biaya operasi per satuan waktu
tertentu, untuk memproduksi satu satuan pengukuran pekerjaan tertentu.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

22.Harga satuan dasar bahan


Besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen bahan untuk
memproduksi satu satuan pengukuran pekerjaan tertentu.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

23.Harga satuan dasar tenaga kerja


Besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen tenaga kerja per satuan
waktu tertentu, untuk memproduksi satu satuan pengukuran pekerjaan
tertentu.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

24.Harga satuan pekerjaan (HSP)


Biaya yang dihitung dalam suatu analisis harga satuan suatu pekerjaan,
yang terdiri atas biaya langsung (tenaga kerja, bahan, dan alat), dan biaya
tidak langsung (biaya umum atau overhead, dan keuntungan) sebagai
mata pembayaran suatu jenis pekerjaan tertentu, termasuk pajak-pajak.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

25.Indeks
Faktor pengali atau koefisien sebagai dasar penghitungan biaya bahan,
biaya alat, dan upah tenaga kerja.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

26.Indeks bahan
Indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan bahan bangunan untuk
setiap satuan volume pekerjaan.

III-24
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan


Umum 2012)

27.Indeks tenaga kerja


Indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan waktu untuk mengerjakan
setiap satuan volume pekerjaan.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

28.Koefisien tenaga kerja atau kuantitas jam kerja


Faktor yang menunjukkan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan satu
satuan volume pekerjaan, berdasarkan kualifikasi tenaga kerja yang
diperlukan.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

29.Mata pembayaran
Jenis pekerjaan yang secara tegas dinyatakan dalam dokumen lelang
sebagai bagian dari pekerjaan yang dilelang yang dapat dibayar oleh
pemilik (owner).

30.Metode kerja
Cara kerja untuk menghasilkan suatu jenis pekerjaan/bagian pekerjaan
tertentu sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam dokumen
lelang.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

31.Over head
Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya operasional dan pengeluaran
biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata
pembayaran, biaya manajemen, akuntansi, pelatihan dan auditing,
perijinan, registrasi, biaya iklan, humas dan promosi, dan lain sebagainya.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

32.Pedoman
Acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat
disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.
(Sumber: Penjelasan PP No. 25 Tahun 2000 pasal 2 ayat (3))

33.Pengaman sungai
Upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh banjir.
III-25
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan


Umum 2012)

34.Krib
Bangunan air yang dibuat melintang sungai mulai dari tebing sungai ke
arah tengah guna mengarahkan arus dan melindungi tebing dari
penggerusan dan juga dapat berfungsi sebagai pengendali alur.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

35.Tanggul
Salah satu bangunan pengendali sungai yang fungsi utamanya untuk
membatasi penyebaran aliran lahar, mengarahkan aliran lahar juga dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lain.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

36.Pengendali muara sungai


Bangunan untuk mengendalikan muara meliputi penutupan, pemindahan
dan pendangkalan alur sungai.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

37.Jeti
Salah satu bangunan pengendali muara yang dibangun untuk stabilisasi
muara sungai dan perbaikan alur sungai.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

38.Pengerukan
Proses pengambilan tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya
perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan
memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

39.Satuan pekerjaan
Satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang dinyatakan dalam satuan
panjang, luas, volume, dan unit.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

40.Waktu siklus

III-26
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Waktu yang diperlukan suatu alat untuk beroperasi pada pekerjaan yang
sama secara berulang, yang akan berpengaruh terhadap kapasitas
produksi dan koefisien alat.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)

3.7 POLA PIKIR


Pengembangan pola pikir ini adalah proses yang berlangsung sepanjang
pelaksanaan pekerjaan, dimana pada setiap kesempatan diskusi dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan. Seluruh pola pikir yang dibuat mengacu pada
ruang lingkup yang terdapat dalam Kerangka Acuan Kerja.

Akhir dari pekerjaan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai ini adalah
dokumen Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai Bolango berikut
dokumen pendukungnya.

Inventarisasi data dilakukan paralel agar tujuan akhir dapat tercapai dengan
baik. Mulai dari pendataan peraturan/kebijakan, review studi terdahulu, sampai
kunjungan lapangan. Data-data tersebut dianalisis, apakah ada kesesuaian
antara peraturan/kebijakan dengan pelaksanaan di lapangan. Jika sudah
sesuai, maka Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai tersebut selanjutnya
disusun berdasarkan hasil analisis data. Jika belum sesuai, maka Audit Teknis
dan Penyusunan AKNOP Sungai merujuk pada peraturan/kebijakan dengan
mempertimbangkan hasil kunjungan lapangan.

Pembiayaan untuk OP yang tepat sasaran dan hasil baik seyogyanya


melakukan langkah-langkah kegiatan dengan urutan sebagai berikut :
1) Inventarisasi bangunan dan seluruh kelengkapannya
2) Penelitian terhadap harga satuan dan tenaga setempat
3) Perencanaan harga satuan pembiayaan sesuai dengan tipe
kelengkapannya
4) Inventarisasi dan menyusun personalia yang ditugaskan untuk
menangani dan mengelola OP sesuai daerahnya

3.8 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan “Pengadaan Jasa Konsultan Audit
Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai dapat dilihat pada Gambar 3.2., dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Konsultan telah menugaskan seorang Direktur Pelaksanaan dalam
pekerjaan ini, yang diwakili oleh salah seorang Manager Teknik, yang akan
senantiasa siap untuk mengarahkan, mengawasi dan mengatur koordinasi

III-27
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

back up support bagi team kerja bilamana ditemukan kendala yang sulit
dipecahkan oleh team. Sehingga dengan demikian, perintah-perintah yang
dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan selaku pihak pemberi pekerjaan,
berkenaan dengan lingkup pekerjaan sebagaimana yang tertuang didalam
kontrak dan telah disepakati bersama, lebih terjamin realisasinya oleh
team kerja konsultan.

2. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan melakukan koordinisasi sesuai


keperluannya dengan berbagai pihak terkait.

3. Konsultan telah menugaskan seorang Team Leader yang bertanggung


jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan, baik dibidang teknis
maupun administrasi, sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan tepat
mutu dan waktu sebagaimana yang disebutkan didalam KAK. Team Leader
akan mengkoordinir aktivitas seluruh anggota team kerja, dan akan
mengatur tata hubungan kerja antar mereka. Team leader juga akan
melaporkan progres pekerjaan, baik kepada pihak pemberi kerja maupun
kepada Direktur pelaksana, selain itu juga akan memimpin
diskusi/presentasi yang akan diadakan dan menghadiri rapat lain yang
berkaitan dengan pekerjaan ini.

4. Tenaga Ahli dan Tenaga Teknisi. Tenaga Ahli terdiri dari berbagai tenaga
ahli untuk berbagai bidang, yang masing-masing sangat berpengalaman
dalam menangani pekerjaan sejenis sesuai dengan bidangnya. Sedangkan
Tenaga Teknisi terdiri dari juru ukur yang masing-masing akan membantu
tenaga ahli dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya.

5. Tenaga Pendukung. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan,


Konsultan telah menugaskan Administrator, Operator Cad, pesuruh dan
surveyor. Administrasi akan membantu Team Leader dalam melaksanakan
pekerjaan administrasi kantor dan keuangan, operator cad akan membantu
dalam penggambaran.

Direktur
PT. GEOMATIK CONSULTANT
(Ir. Anto Basri)

Team Leader / Ahli Sungai Balai Wilayah Sungai Sulawesi II


Achiroeddin Noerdin, ST Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
SDA I

III-28
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Asisten Ahli Sungai


Hamdan, ST

Juru Ukur
Heri Darmawan ST

Keterangan :
: Garis Perintah
: Garis Koordinasi

Gambar 3.2. Bagan Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

5 Personil dan Tanggung Jawabnya


Keahlian personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Pengadaan
Jasa Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai ini harus sesuai
dengan persyaratan yang tertuang di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), dan
dibutuhkan tim pelaksana yang handal yang terdiri dari tenaga ahli dan tenaga
pendukung yang cakap serta berpengalaman di bidangnya.

Nama personil yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan pekerjaan ini
dapat diperiksa pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Daftar Personil Pelaksana Pekerjaan

III-29
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Agar dapat lebih terkoordinasi dan dapat lebih dipahami serta dapat
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab, maka perlu adanya
penjabaran tugas dari masing-masing tenaga (personil) yang menangani
pekerjaan ini.

Sesuai dengan rincian tugas personil yang tertuang di dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK), Konsultan akan menugaskan personil pelaksana pekerjaan lengkap
dengan personil inti di dalam struktur organisasi perusahaan, dengan rincian
tugas sebagai berikut :

Direktur Perusahaan
Nama : Ir. Anto Basri
Tugas dan tanggung jawab Direktur Perusahaan PT. Geomatik Consultant,
antara lain adalah :
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian
perusahaan.
Memimpin keseluruhan jalannya perusahaan.
Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
pemasaran serta produksi.
Melaksanakan kerjasama operasi dengan mitra kerja atau perusahaan lain
dalam penanganan pekerjaan/proyek.
Mengelola dan mengendalikan seluruh sumber daya perusahaan.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pemasaran, produksi
dan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan keuntungan maupun
performance perusahaan.
Melakukan koordinasi dengan direktur I dan staff dalam perusahaan.
Menjalin kerjasama yang baik dengan para stakeholder dan instansi
pemerintah maupun swasta.

Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang Tenaga Ahli


Tenaga Ahli merupakan unsur utama dalam melaksanakan Penyusunan Jasa
Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai, agar diperoleh hasil
kerja yang baik dan dapat selesai sesuai jadwal yang direncanakan, PT.
Geomatik Consultant akan menempatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin
ilmu yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam menangani proyek-
proyek irigasi dan sejenisnya sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan memenuhi kriteria sebagai berikut :

 Tenaga profesional dan mempunyai kemampuan untuk bekerja keras


sesuai dengan apa yang tertera pada Kerangka Acuan Kerja (KAK).

III-30
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

 Mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang


tugasnya,
 Mempunyai kemampuan yang baik terhadap bidang tugasnya,
 Mempunyai latar belakang pengalaman kerja dibidangnya.
 bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.
 Bersedia untuk bekerja di lapangan dan mempunyai mental yang baik
sesuai dengan bidang masing-masing.

Team Konsultan akan dipimpin oleh seorang Pimpinan Team (Team Leader)
yang telah berpengalaman dalam memimpin pekerjaan perencanaan
konservasi dan sejenisnya, dan akan membawahi tenaga ahli dari berbagai
disiplin ilmu yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

Untuk posisi Team Leader, PT. GEOMATIK CONSULTANT akan menempatkan


seorang yang telah berpengalaman luas dalam bidang perencanaan
konservasi dan sejenisnya.
Kriteria dan tanggung jawab tenaga ahli dalam pekerjaan “Pengadaan Jasa
Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai” adalah sebagai berikut
:

Ketua Tim (Ahli Sungai), 1 (satu) orang : Achiroeddin Noerdin, ST


Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim (Ahli Sungai) :
 Menyiapkan Program kerja.
 Mengkoordinasi internal Tim untuk seluruh kegiatan.
 Memberi petunjuk dan pengarahan ke seluruh anggota tim sesuai
bidang tugasnya.
 Melakukan mekanisme kerja eksternal dengan Pihak Direksi.
 Menjalankan tugas keseluruhan secara menerus dan koordinatif.
 Mengidentifikasi permasalahan OP.
 Menyusun AKNOP Sungai sesuai dengan skala prioritas.

Tenaga Asisten Ahli Sungai, 1 (satu) orang : Hamdan, ST


Tugas dan tanggung jawab Asisten Ahli Sungai :
 Melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian Ilmu Sungai/
Bangunan Sungai.
 Melakukan pengumpulan data dan analisis data.
 Menguraikan tujuan kerja menjadi sasaran operasional yang mudah
diukur keberhasilannya.
 Melaksanakan diskusi horizontal dengan anggota tim lainnya yang
terkait dengan bidangnya.

III-31
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

 Menyusun AKNOP Sungai sesuai dengan skala prioritas.


 Membantu menyusun laporan yang diperlukan oleh team leader.

Juru Ukur, 1 (satu) orang : Heri Darmawan, ST


Tugas dan tanggung jawab Juru Ukur :
Melakukan survey lapangan, mengetahui dengan jelas situasi dan
kondisi lapangan, memeriksa pengambilan data lapangan, hasil peta
situasi, profil melintang, memanjang terhadap akurasi data dan gambar
yang disajikan.
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menyangkut
survey pengukuran.
Melaksanakan diskusi horisontal dengan anggota tim lainnya yang
terkait dengan bidangnya untuk menjamin agar hasil pekerjaan
komprkehensif dan terpadu.
Membantu Team Leader dalam penyusunan laporan-laporan yang terkait
dengan bidang keahliannya dan berpartisipasi dalam diskusi yang
diadakan.

3.8.5 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Seperti diketahui, bahwa keberadaan dan ketepatan penempatan tenaga ahli


sangat menentukan suatu keberhasilan proyek, ini berarti penentuan kapan
para Tenaga Ahli mulai bekerja merupakan hal yang sangat penting, karena
ketidak tepatan waktu bagi para Tenaga Ahli dapat menimbulkan pemborosan
dana dan beresiko terhadap penyelesaian pekerjaan.

Dalam hal keperluan jumlah tenaga personil yang dibutuhkan, khususnya


untuk Tenaga Ahli, Proyek secara cermat dan jelas sudah memberikan
kebutuhan yang diperlukan, sedangkan jumlah bulan orang (man month) yang
dibutuhkan tergantung dari hasil analisa teknis yang dilakukan sendiri oleh
Konsultan, dan hasilnya adalah seperti yang digambarkan pada Jadual
Penugasan Personil. Selengkapnya, Jadual Penugasan Personil tersebut,
disajikan pada Gambar 3.3, dengan total waktu pelaksanaan selama 3 (tiga)
bulan atau 90 (sembilan puluh) hari kalender, sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan di dalam Kerangka Acuan Kerja.

3.8.6 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Total waktu pelaksanaan pekerjaan telah ditetapkan selama 3 (tiga) bulan atau
90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal diterbitkannya Surat

III-32
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Perintah Mulai Kerja (SPMK), sehingga Konsultan dalam menghitung kebutuhan


dan jadual pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada total waktu yang telah
ditetapkan tersebut.

Jadual pelaksanaan pekerjaan disusun mengacu pada total waktu pelaksanaan


pekerjaan yang telah dialokasikan di dalam Kerangka Acuan Kerja, kapasitas
kerja normal personil dan bagan alir proses pelaksanaan pekerjaan serta ruang
lingkup dan volume pekerjaan.

III-33
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengadaan Jasa Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Gambar 3.3. Jadwal Penugasan Personil

III-34
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengadaan Jasa Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai

Gambar 3.4. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Audit Teknis dan Penyusunan Aknop Sungai

III-35

Anda mungkin juga menyukai