BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
3.1. UMUM
AKNOP adalah Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan yang
memberikan estimasi dan evaluasi dari kegiatan operasi dan pemeliharaan
yang akan dikerjakan sehingga metoda dan biaya dapat diatur dengan sebaik-
baiknya.
Dimasa lalu besaran biaya operasi dan pemeliharaan sungai dan pantai
mengacu pada format dan penilaian dari masing-masing pengelola. Mulai dari
perhitungan, formulasi dan tata cara dalam menentukan biaya operasi dan
pemeliharaannya berbeda-beda. Akibatnya adalah beberapa usulan biaya
operasi dan pemeliharaan tidak efektif dan efisien karena dalam
penentuannya hanya menggunakan estimasi sepihak saja. Hal ini
menyebabkan sulit dievaluasi kinerjanya.
III-1
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
3.5. METODOLOGI
Dalam rangka menangani pelaksanaan tersebut, Konsultan menyusun
pendekatan teknis dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
Tahap I : Pendahuluan
Tahap II : Pengumpulan dan Analisis Data
Tahap III : Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan AKNOP Sungai
Tahap IV : Pelaporan
III-2
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-3
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Tidak
Disetujui
Ya
Diskusi
Tidak
Disetujui
Ya
Selesai
3.5.1.Pendahuluan
III-4
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-5
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
d. Penyusunan RMK
Rencana Mutu Kontrak (RMK) digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Rencana Mutu Pekerjaan (RMK) antara lain memuat: sasaran
mutu, persyaratan teknis dan administrasi, struktur organisasi, tugas dan
tanggung jawab, bagan alir kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan, jadwal
peralatan, daftar material dan jadwal personil.
III-6
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-7
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-8
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Disamping itu Konsultan juga akan melakukan studi lileratur, baik literatur
dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dengan maksud untuk
memperkaya pengetahuan dalam upaya mencapai sasaran pekerjaan ini.
h. Penyusunan Pola Pikir Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan
AKNOP
Sungai
Untuk penyusunan tata cara penyusunan AKNOP Sungai yang akan
dikembangkan sejauh mungkin dapat mengadopsi sistem yang telah ada
sehingga terjamin keberlanjutan program dan kontinuitas data. Oleh sebab
itu sebelum melakukan pengembangan dan penyempurnaan pedoman,
Konsultan akan melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada agar
nantinya sedapat mungkin sistem tersebut dapat terintegrasi dengan
sistem yang baru.
Menyusun pola pikir Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan
AKNOP Sungai, yang setidaknya berisi:
1) Kondisi pengelolaan dan AKNOP Sungai Bolango saat ini, serta
aturan/kebijakan yang mendasari;
2) Tata cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai;
3) Rekomendasi langkah/upaya penerapan.
III-9
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
b. Kunjungan Lapangan
Melakukan kunjungan lapangan ke lokasi kegiatan di wilayah Sungai
Bolango guna pengumpulan data, inventarisasi dan konsultasi dengan
pakar, pejabat/petugas OP BWS dan pejabat/petugas Dinas PU/PSDA
setempat, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya terkait Audit
Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai, sekaligus melakukan peninjauan
langsung ke lapangan.
III-10
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
d. Survey Lapangan
Dalam pelaksanaan kegiatan Survey Lapangan konsultan akan mendata
kondisi sarana/prasarana bangunan air yang dimiliki oleh Balai Wilayah
Sungai Sulawesi II dengan dibuktikan oleh foto dokumentasi dan titik lokasi
letak bangunan tersebut berada dengan menggunakan GPS.
e. Pengolahan Data
Data yang diperoleh di lapangan tersebut selanjutnya akan diolah guna
dilakukan penghitungan teknis mengenai kerusakannya dan mendesain
kerusakan tersebut sehingga dapat diketahui sarana/prasarana bangunan
air mana saja yang perlu direhabilitasi.
III-11
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-12
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
6. Identifikasi OP sungai
Studi ini dapat memberikan gambaran mengenai OP sungai. Data‐data
dapat diperoleh dari Dinas PSDA, BBWS/BWS, Dinas Lingkungan Hidup,
Bappeda serta beberapa instansi terkait lain yang akan diidentifikasi
melalui diskusi dan wawancara. Hasil yang diperoleh dari instansi terkait
nantinya dikombinasikan dengan hasil identifikasi langsung di lapangan.
III-13
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
3.5.4.Pelaporan
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen :
1. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Laporan ini berisi Rencana Mutu Kontrak (RMK) diserahkan sebanyak
3 (tiga) buku asli dan 2 (dua) Copy diserahkan paling lambat dua
minggu setelah penandatanganan Kontrak atau diterbitkannya SPMK.
2. Laporan Pendahuluan AKNOP
Laporan Paling Lambat diterima 30 Hari (1 Bulan) setelah konsultan
menerima SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja), Konsultan harus sudah
menyerahkan Laporan Pendahuluan sebanyak 3 (tiga) buku asli dan 2
(dua) Copy.
3. Laporan Penunjang :
a. Laporan Interim AKNOP
Laporan Interim ini merupakan laporan yang berisikan mengenai
hasil analisis data serta hasil pekerjaan yang telah disusun setelah
mendapatkan masukan dari pelaksanaan Diskusi. Laporan Interim
diserahkan sebanyak 3 (Tiga) buku yang terdiri dari, 1 (satu) asli
dan 2 (Dua) copy .
b. Gambar Desain A 3
Semua hasil pengukuran dan Perencanaan teknis disajikan dalam
bentuk gambar perencanaan ukuran A3 Sebanyak 2 (dua)
Rangkap.
4. Laporan Akhir AKNOP
Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan dari Draft yang telah
disusun setelah mendapatkan masukan dari pelaksanaan Diskusi.
Laporan Akhir diserahkan sebanyak 3 (Tiga) buku, 1 (satu) asli dan 2
(Dua) copy .
III-14
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-15
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
b. sempadan sungai;
c. danau paparan banjir; dan
d. dataran banjir.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan pula
terhadap:
a. aliran pemeliharaan sungai; dan
b. ruas restorasi sungai.
Pasal 21:
(1) Perlindungan palung sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(2) huruf a dilakukan dengan menjaga dimensi palung sungai.
(2) Menjaga dimensi palung sungai sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
dilakukan melalui pengaturan pengambilan komoditas tambang di sungai.
(3) Pengambilan komoditas tambang di sungai sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) hanya dapat dilakukan pada sungai yang mengalami kenaikan
dasar sungai.
Pasal 53:
Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b
meliputi kegiatan:
a. fisik dan nonfisik konservasi sungai, pengembangan sungai, dan
pengendalian daya rusak air sungai; dan
b. operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai.
Pasal 55:
(1) Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf b dilakukan melalui
kegiatan:
a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;
b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan
fungsi prasarana sungai; dan
c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai.
(2) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 53 huruf b dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan konservasi
sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 28,
dan pengembangan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
sampai dengan Pasal 33.
Pasal 23
(1) Perlindungan danau paparan banjir sebagaimanadimaksud dalam Pasal
20 ayat (2) huruf c dilakukandengan mengendalikan sedimen dan
pencemaran airpada danau.
III-16
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Pasal 24
(1) Perlindungan dataran banjir sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 ayat
(2) huruf d dilakukan pada dataranbanjir yang berpotensi menampung
banjir.
(2) Perlindungan dataran banjir sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
dilakukan dengan membebaskan dataranbanjir dari peruntukan yang
mengganggu fungsipenampung banjir.
Pasal 25
(1) Perlindungan aliran pemeliharaan sungai sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 20 ayat (3) huruf a ditujukanuntuk menjaga ekosistem sungai.
(2) Menjaga ekosistem sungai sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan
mulai dari hulu sampai muarasungai.
(3) Perlindungan aliran pemeliharaan sungai dilakukandengan
mengendalikan ketersediaan debit andalan 95%(sembilan puluh lima
persen).
(4) Dalam hal debit andalan 95% (sembilan puluh limapersen) tidak tercapai,
pengelola sumber daya air harusmengendalikan pemakaian air di hulu.
Pasal 26
(1) Perlindungan ruas restorasi sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20
ayat (3) huruf b ditujukanuntuk mengembalikan sungai ke kondisi alami.
(2) Perlindungan ruas restorasi sungai sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a. kegiatan fisik; dan
b. rekayasa secara vegetasi.
(3) Kegiatan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a meliputi
penataan palung sungai, penataansempadan sungai dan sempadan
danau paparan banjir, serta rehabilitasi alur sungai.
Pasal 27
(1) Pencegahan pencemaran air sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal
20 ayat (1) huruf b dilakukanmelalui:
a. penetapan daya tampung beban pencemaran;
b. identifikasi dan inventarisasi sumber air limbahyang masuk ke sungai;
c. penetapan persyaratan dan tata cara pembuanganair limbah;
d. pelarangan pembuangan sampah ke sungai;
e. pemantauan kualitas air pada sungai; dan
f. pengawasan air limbah yang masuk ke sungai.
III-17
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Pasal 56
(1) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2)
huruf c dilakukan secara berkala dan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan
melalui kegiatan pengamatan, pencatatan, dan evaluasi hasil
pemantauan.
(3) Hasil evaluasi pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digunakan sebagai masukan dalam peningkatan kinerja dan/atau
peninjauan ulang rencana pengelolaan sungai.
A. Klasifikasi Sungai
Menurut Surat Edaran, sungai dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sungai yang masih alami, relatif belum ada aktifitas pembangunan
dikanan-kiri alur sungainya. Alur sungai tidak perlu pemeliharaan.
2. Sungai yang sudah terdapat aktifitas pembangunan dikanan-kiri alur
sungainya. Pemeliharaan dibuat selektif, pada ruas sungai ditempat
bangunan fasilitas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi
(pemukiman,jalan raya, rumah sakit,jaringan irigasi, dan lain-lain).
3. Sungai yang melewati perkotaan. Pelaksanaan pemeliharaan
diklasifikasikan secara khusus dengan memperhatikan jumlah prasarana
yang ada dan tingkat kepentingannya.
III-18
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-19
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
C. Tahapan OP Sungai
OP Sungai dilaksanakan melalui tahapan:
a. Perencanaan;
b. Pelaksanaan; dan
c. Pemantauan dan evaluasi.
D. Biaya OP Sungai
Komponen biaya OP Sungai terdiri atas komponen biaya operasi dan
komponen biaya pemeliharaan sungai/prasarana sungai.
III-20
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
3. Sungai
Alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengandibatasi
kanan dan kiri oleh garis sempadan.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai)
4. Banjir
Peristiwa meluapnya air sungai melebihi palung sungai.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai)
5. Bantaran sungai
Ruang antara tepi palung sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang
terletak di kiri dan/atau kanan palung sungai.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai)
6. Garis sempadan
Garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas
perlindungan sungai.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai)
9. Analisis produktivitas
III-21
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
10.Bahan baku
Bahan di suatu lokasi tertentu atau sumber bahan (quarry) dan merupakan
bahan dasar yang belum mengalami pengolahan (contoh : batu, pasir dan
lain-lain), atau bahan yang diterima di gudang atau base camp yang
diperhitungkan dari sumber bahan, setelah memperhitungkan ongkos
bongkar-muat dan pengangkutannya.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
11.Bahan olahan
Bahan yang merupakan produksi suatu pabrik tertentu atau plant atau
membeli dari produsen (contoh : agregat kasar, agregat halus dan lain-
lain).
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
12.Bahan jadi
Bahan yang merupakan bahan jadi (contoh : tiang pancang beton
pencetak, kerb beton, parapet beton dan lain-lain) yang diperhitungkan
diterima di Base Camp/ Gudang atau di pabrik setelah memperhitungkan
ongkos bongkar-buat dan pengangkutannya serta biaya pemasangan (bila
diperlukan).
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
13.Bendung
Bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai
atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau
untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air sungai dapat disadap dan
dialirkan secara gravitasi atau dengan pompa ke tempat-tempat tertentu
yang membutuhkannya dan atau untuk mengendalikan dasar sungai, debit
dan angkutan sedimen.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
14.Bendungan
III-22
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
15.Pelimpah
Bangunan yang berfungsi untuk melewatkan debit aliran sungai secara
terkendali.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
16.Intake
Bagian dari bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
17.Biaya langsung
Komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya upah, biaya
bahan dan biaya alat.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
III-23
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
25.Indeks
Faktor pengali atau koefisien sebagai dasar penghitungan biaya bahan,
biaya alat, dan upah tenaga kerja.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
26.Indeks bahan
Indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan bahan bangunan untuk
setiap satuan volume pekerjaan.
III-24
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
29.Mata pembayaran
Jenis pekerjaan yang secara tegas dinyatakan dalam dokumen lelang
sebagai bagian dari pekerjaan yang dilelang yang dapat dibayar oleh
pemilik (owner).
30.Metode kerja
Cara kerja untuk menghasilkan suatu jenis pekerjaan/bagian pekerjaan
tertentu sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam dokumen
lelang.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
31.Over head
Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya operasional dan pengeluaran
biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata
pembayaran, biaya manajemen, akuntansi, pelatihan dan auditing,
perijinan, registrasi, biaya iklan, humas dan promosi, dan lain sebagainya.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
32.Pedoman
Acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat
disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.
(Sumber: Penjelasan PP No. 25 Tahun 2000 pasal 2 ayat (3))
33.Pengaman sungai
Upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh banjir.
III-25
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
34.Krib
Bangunan air yang dibuat melintang sungai mulai dari tebing sungai ke
arah tengah guna mengarahkan arus dan melindungi tebing dari
penggerusan dan juga dapat berfungsi sebagai pengendali alur.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
35.Tanggul
Salah satu bangunan pengendali sungai yang fungsi utamanya untuk
membatasi penyebaran aliran lahar, mengarahkan aliran lahar juga dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lain.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
37.Jeti
Salah satu bangunan pengendali muara yang dibangun untuk stabilisasi
muara sungai dan perbaikan alur sungai.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
38.Pengerukan
Proses pengambilan tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya
perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan
memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
39.Satuan pekerjaan
Satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang dinyatakan dalam satuan
panjang, luas, volume, dan unit.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
40.Waktu siklus
III-26
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Waktu yang diperlukan suatu alat untuk beroperasi pada pekerjaan yang
sama secara berulang, yang akan berpengaruh terhadap kapasitas
produksi dan koefisien alat.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum 2012)
Akhir dari pekerjaan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai ini adalah
dokumen Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai Bolango berikut
dokumen pendukungnya.
Inventarisasi data dilakukan paralel agar tujuan akhir dapat tercapai dengan
baik. Mulai dari pendataan peraturan/kebijakan, review studi terdahulu, sampai
kunjungan lapangan. Data-data tersebut dianalisis, apakah ada kesesuaian
antara peraturan/kebijakan dengan pelaksanaan di lapangan. Jika sudah
sesuai, maka Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai tersebut selanjutnya
disusun berdasarkan hasil analisis data. Jika belum sesuai, maka Audit Teknis
dan Penyusunan AKNOP Sungai merujuk pada peraturan/kebijakan dengan
mempertimbangkan hasil kunjungan lapangan.
III-27
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
back up support bagi team kerja bilamana ditemukan kendala yang sulit
dipecahkan oleh team. Sehingga dengan demikian, perintah-perintah yang
dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan selaku pihak pemberi pekerjaan,
berkenaan dengan lingkup pekerjaan sebagaimana yang tertuang didalam
kontrak dan telah disepakati bersama, lebih terjamin realisasinya oleh
team kerja konsultan.
4. Tenaga Ahli dan Tenaga Teknisi. Tenaga Ahli terdiri dari berbagai tenaga
ahli untuk berbagai bidang, yang masing-masing sangat berpengalaman
dalam menangani pekerjaan sejenis sesuai dengan bidangnya. Sedangkan
Tenaga Teknisi terdiri dari juru ukur yang masing-masing akan membantu
tenaga ahli dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya.
Direktur
PT. GEOMATIK CONSULTANT
(Ir. Anto Basri)
III-28
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Juru Ukur
Heri Darmawan ST
Keterangan :
: Garis Perintah
: Garis Koordinasi
Nama personil yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan pekerjaan ini
dapat diperiksa pada Tabel 3.1 berikut :
III-29
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Agar dapat lebih terkoordinasi dan dapat lebih dipahami serta dapat
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab, maka perlu adanya
penjabaran tugas dari masing-masing tenaga (personil) yang menangani
pekerjaan ini.
Sesuai dengan rincian tugas personil yang tertuang di dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK), Konsultan akan menugaskan personil pelaksana pekerjaan lengkap
dengan personil inti di dalam struktur organisasi perusahaan, dengan rincian
tugas sebagai berikut :
Direktur Perusahaan
Nama : Ir. Anto Basri
Tugas dan tanggung jawab Direktur Perusahaan PT. Geomatik Consultant,
antara lain adalah :
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian
perusahaan.
Memimpin keseluruhan jalannya perusahaan.
Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
pemasaran serta produksi.
Melaksanakan kerjasama operasi dengan mitra kerja atau perusahaan lain
dalam penanganan pekerjaan/proyek.
Mengelola dan mengendalikan seluruh sumber daya perusahaan.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pemasaran, produksi
dan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan keuntungan maupun
performance perusahaan.
Melakukan koordinasi dengan direktur I dan staff dalam perusahaan.
Menjalin kerjasama yang baik dengan para stakeholder dan instansi
pemerintah maupun swasta.
III-30
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Team Konsultan akan dipimpin oleh seorang Pimpinan Team (Team Leader)
yang telah berpengalaman dalam memimpin pekerjaan perencanaan
konservasi dan sejenisnya, dan akan membawahi tenaga ahli dari berbagai
disiplin ilmu yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
III-31
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-32
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-33
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengadaan Jasa Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-34
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengadaan Jasa Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Gambar 3.4. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Audit Teknis dan Penyusunan Aknop Sungai
III-35