Kimia Organik 5 PDF
Kimia Organik 5 PDF
PERCOBAAN 5
Alkohol dan Fenol: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia
Asisten Praktikum:
YOGI PRASETYO
21110014
I. Tujuan Percobaan
Menentukan sampel A, C, dan D dari zat turunan fenol atau alcohol yang diberikan
Menentukan sifat-sifat alkohol dan fenol dari reaksi
1=etanol
2=metanol
3=n-butanol
4=2-butanol
5=sikloheksanol
6=fenol
pelarut air :
A : lumayan larut;
C : kurang larut ;
D : lumayan larut.
- uji lucas :
A jingga keruh,
C kuning muda,
D jingga keruh,
1 putih jernih,
2 putih jernih,
3 jingga jernih,
4 jingga jernih,
5 kuning muda,
6 jingga muda.
C biru hijau,
D hijau kuning,
2 biru keruh,
4 endapan coklat,
- uji keasaman :
A ph 6,
C ph 5,
D ph 5
IV. Pembahasan
Uji Kelarutan
Pelarut air
Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran gugus alkil pada
alkohol bertambah besar, kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan
oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukan ikatan hidrogen
antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini menjadi cukup besar, akibatnya
Pelarut n-heksan
Karena n-heksan tidak memiliki atom F, O, atau N yang dapat membentuk ikatan
hydrogen, maka baik fenol maupun alcohol tidak larut dalam n-heksan
Simpulan sementara dari sampel ini belum bisa disimpulkan secara pasti, yang bisa
ditarik dari uji ini hanyalah sampel C strukturnya lebih besar dibanding A dan D karena
kurang larut dibandingkan dengan A dan D
Uji lucas
Saat percobaan, uji lucas ini tidak terlalu dapat dipercaya karena tidak terbentuk dua
fase seperti pada literature, yang terbentuk hanyalah warna larutannya yang berubah
menjadi
A jingga keruh,
C kuning muda,
D jingga keruh,
Bahkan, jika dibandingkan dengan reaksi dari alcohol dan fenol yang sudah diketahui
pun hasilnya agak berbeda, yang bisa diketahui hanyalah sampel C berwarna kuning
Uji Lucas dalam alkohol adalah tes untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder
dan tersier . Hal ini didasarkan pada perbedaan reaktivitas dari tiga kelas alkohol dengan
hidrogen halida . Ketika reagen Lucas (ZnCl 2 di terkonsentrasi HCl larutan) ditambahkan
ke alkohol , H+ dari HCl akan bergabung dengan -OH kelompok alkohol, menjadi H2O,
menjadi jauh lebih lemah nukleofil daripada OH -, dan diganti oleh nukleofil Cl-.Reagen
Lucas menawarkan media kutub di mana mekanisme SN 1 lebih disukai. Dalam substitusi
nukleofilik unimolecular, laju reaksi lebih cepat ketika karbokation intermediet lebih
stabil dengan jumlah yang lebih besar dari elektron yang menyumbangkan kelompok
alkilnya (R-) terikat pada atom karbon bermuatan positif. Alkohol tersier bereaksi
Kecepatan reaksi ini sebanding dengan energi yang dibutuhkan untuk membentuk
karbokation, sehingga tersier, benzilik, dan karbokation allylic bereaksi cepat, sementara
yang lebih kecil, substitusi kurang, alkohol bereaksi lebih lambat. Hal ini disebabkan oleh
karbokation segera bereaksi dengan ion klorida yang mudah larut dalam chloroalkane.
Oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan untuk kekeruhan muncul adalah ukuran dari
reaktivitas dari kelas alkohol dengan reagen Lucas, dan ini digunakan untuk
C biru hijau,
D hijau kuning,
Alkohol primer dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat dengan adanya asam kromat.
Bilangan oksidasi Cr +6 pada asam kromat, yang berwarna merah kecoklatan, tereduksi
menjadi Cr +3, yang berwarna hijau. Alkohol sekunder teroksidasi menjadi keton oleh
asam kromat. Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi oleh asam kromat. Oleh karena itu
reaksi ini di satu sisi dapat membedakan alcohol primer dan sekunder, dan di sisi lain
membedakan alkohol primer dan sekunder dengan alkohol tersier. Sedangkan fenol
didapatkan
A alcohol
C alcohol primer
D tidak dapat diidentifikasi, karena tidak ada yang hasil reaksinya kuning.
Penambahan besi (III) klorida yang terlarut dalam kloroform (triklorometana) ke dalam
suatu larutan fenol dalam kloroform, menghasilkan suatu larutan berwarna ketika
ditambahkan piridin. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat
bervariasi mulai dari merah sampai ungu, H pada -OH fenol, disubstitusi oleh FeCl2 dan
warna yang macam-macam (pada hal ini merah-ungu). Alkohol tidak menghasilkan
Uji keasaman
Nilai pH sampel A, C, D relative sama, kemungkinan besar semua sampel adalah alcohol.
Sebagian besar fenol bersifat asam yang lebih lemah daripada asam karboksilat dan
asam yang lebih kuat daripada alkohol. Ketika fenol bereaksi dengan suatu basa, fenol
akan diubah menjadi anion fenoksida, sehingga fenol akan terlarut dalam larutan basa
merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat melarutkan hampir semua fenol yang tak
larut dalam air, tetapi larutan natrium bikarbonat tidak dapat. Tidak satu pun di antara
basa-basa tersebut yang cukup kuat untuk mengubah sejumlah tertentu alkohol menjadi
ion alkoksida (yang akan dapat melarutkan alkohol yang tak larut air dalam bentuk anion
alkoksida).
V. Simpulan
Karena saat percobaan banyak terjadi reaksi yang menyimpang dari literatur, dan hasil
reaksi berbeda dengan hasil reaksi dari senyawa pembanding, simpulan tidak dapat
ditarik secara pasti. Yang bisa disimpulkan hanyalah semua sampel adalah alkohol,
namun, jenisnya tidak dapat diidentifikasi. Kemungkinan yang dapat diidentifikasi adalah
sampel C yang merupakan alkohol primer.
Walaupun sama-sama memiliki gugus -OH, akan tetapi sifat kedanya tidaklah sama.
Berikut sifat-sifat darimasing-masing gugus fungsi berdasarkan hasil percobaan 5.
Alkohol
sebagian gugus alkohol larut dalam air, tetapihanya alkoholdengan struktur yang
kecil saja/berat molekul ringan
baik alkohol maupun fenol tidak larutdalam n-heksan
Jika diberi reagen Lucas, alkohol primer--> tidak terjadi pemisahan fase, alkohol
sekunder -> terjadi pemisahan fase jika dipanaskan, alkohol tersier -> terjadi
pemisahan fase tanpa pemanasan.
Jika diuji asam kromat, alkohol primer -> asam karboksilat, alkohol sekuner ->
keton dan alkohol tersier -> tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat
Alkohol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3
Keasaman alkohol lebih rendah dibandingkan fenol
Fenol
kelarutan fenol dalam air akan berkurang jika gugus nonpolar terikat pada cincin
aromatik
baik alkohol maupun fenol tidak larut dalam n-heksan
jika diberi reagen lucas, tidak terjadi reaksi
Fenol tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat
Fenol bereaksi dengan FeCl3 dan memberikan warna merah-ungu
Keasaman fenol lebih tinggi dari alkohol
VI. Daftar Pustaka
Mayo, D.W., Pike, R.M., Trumper, P.K., Microscale Organic Laboratory, 3rd edition, John
Wiley & Sons,New York, 1994
Pasto, D., Johnson, C., Miller, M., Experiments and Techniques in Organic Chemistry,
Prentice Hall Inc.,New Jersey, 1992
Williamson, Macroscale and Microscale Organic Experiments, 3rd edition, Boston, 1999
http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/07/alkohol-fenol-aldehid-dan-keton/
[tanggal diakses 5-11-2010 08.09]
http://liliksetiono.wordpress.com/2009/05/18/kimia-organik/ [tanggal diakses 5-11-
2010 08.06]
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=enid&u=http://en.wikipe
dia.org/ wiki/Lucas'_reagent [tanggal diakses 5-11-2010 8:03