PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
Umum :
Mahasiswa mampu melakukan penilaian kondisi klien yang
berkaitan dengan kegawatdaruratan.
Khusus :
1. Untuk mengetahui pengertian kegawatdaruratan.
2. Untuk memahami teknik penilaian awal kegawatdaruratan
maternal dan neonatal.
3. Untuk mengetahui pengertian rujukan.
4. Untuk mempelajari pedoman rujukan pada kasus gawat darurat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep kegawatdaruratan
1. Pengertian
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan
tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).1
a. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapatkan pertolongan secepatnya. Bisanya di lambangkan dengan label
merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).
b. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
Bisanya di lambangkan dengan label Biru. Misalnya pasien dengan Ca stadium
akhir.
c. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya. Bisanya di lambangkan dengan label kuning. Misalnya : pasien
Vulnus Lateratum tanpa pendarahan.
d. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Bisanya di lambangkan
dengan label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek.
e. Pasien Meninggal
Label hitam (Pasien sudah meninggal) merupakan prioritas terakhir.
1. Penilaian awal
Penilaian awal ialah langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus
obstetrik yang dicurigai dalam keadaan gawat darurat dan membutuhkan
pertolongan segera dengan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi.
Dalam penilaian awal ini anamnesis lengkap belum dilakukan. Anamnesis awal
dilakukan bersama-sama dengan periksa pandang, periksa raba, dan penilaian
tanda vital dan hanya untuk mendapatkan informasi yang sangat penting berkaitan
dengan kasus misalnya apakah kasus mengalami perdarahan, demam, tidak sadar,
kejang, sudah mengejan atau bersalin berapa lama.
Fokus utama penilaian adalah apakah pasien mengalami syok hipovolemik, syok
septik, syok jenis lain (syok kardiogenik, syok neurologic, dan sebagainya).
a. Periksa pandang:
1) Menilai kesadaran penderita: pingsan,koma,kejang-kejang, gelisah, tampak
kesakitan.
2) Menilai wajah penderrita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat.
3) Menilai pernafasan: cepat,sesak nafas.
b. Periksa raba:
1) Kulit: dingin, demam.
2) Nadi: lemah/kuat, cepat/normal.
3) Kaki atau tungkai bawah: bengkak
c. Tanda vital:
1) Tekanan darah
2) nadi
3) suhu
4) pernafasan.
Hasil penilaian awal ini menjadi dasar pemikiran apakah kasus mengalami
penyulit perdarahan, infeksi, hipertensi, preeklamsia/ eklamsia, atau syok. Dasar
pemikiran ini harus dilengkapi dan diperkuat dengan melakukan pemerikssaan
klinik lengkap, tetapi sebelum pemeriksaan klinik lengkap tersebut selesai di
lakukan, langkah-langkah untuk melakukan pertolongan pertama sudah dapat
dikerjakan sesuai hasil penilaian awal, misalnya ditemukan kondisi syok,
pertolongan pertama untuk mengatasi syok harus sudah dilakukan.
1. Anamnesis
Diajukan pertanyaan kepada pasien atau keluarganya beberapa hal berikut dan
jawabannya
dicatat dalam catatan medik.
a. Masalah/keluhan utama yang menjadi alasan pasien dating ke klinik.
b. Riwayat penyakit/masalah tersebut termasuk obat-obatan yang sudah
didapat
c. Tanggal hari pertama haid yang terakhir dan riwayat haid
d. Riwayat kehamilan sekarang
e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu termasuk kondisi
anaknya
f. Riwayat penyakit yang pernah diderita dan riwayat penyakit
dalam keluarga
riwayat pembedahan
g. Riwayat alergi terhadap obat
3. Pemeriksaan Obstetri :
a. Pemeriksaan vulva dan perineum
b. Pemeriksaan vagina
c. Pemeriksaan serviks
d. Pemeriksaan rahim (besarnya, kelainan bentuk, tumor dan sebagainya)
e. Pemeriksaan adneksa
f. Pemeriksaan his (frekuensi, lama, kekuatan relaksasi, simetri, dan dominasi
fundus)
g. Pemeriksaan janin:
5) Bagian kecil janin disamping presentasi (tangan, tali pusat, dan lain-lain)
6) Anomali kongenital pada janin
7) Taksiran berat janin
8) Janin mati atu hidup, gawat janin atau tidak
4. Pemeriksaan Panggul :
a. Penilaian pintu atas panggul :
1) Promontorium teraba atau tidak
2) Ukuran konjugata diagonalis dan konjugata vera
3) penilaian linea inominata teraba berapa bagian atau teraba seluruhnya
b. Penialaian ruang tengah panggul :
1) Penilaian tulang sacrum (cekung atau datar)
2) Penilaian dinding samping (lurus atau konvergen)
3) Penilaian spina ischiadika (runcing atau tumpul)
4) Ukuran jarak antaspina iskiadika distansia interspinarum)
C. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium sangat membantu dan menentukan baik dalam
penanganan kasus
perdarahan, infeksi dan sepsis, hipertensi dan preeklamsia/eklamsia,
maupun kasus
kegawatdaruratan yang lain.
2. Rujukan
Definisi
Tujuan
Jenis
A. Menurut tata hubungannya, sistem rujakan terdiri dari : rujukan internal dan
rujukan neonatal.
a. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terdiri di antar unit pelayanan di
dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu)
ke puskesmas induk.
b. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat inap) maupun vertikal
(dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
B. Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan medik dan
rujukan kesehatan.
a. Rujukan Medik
Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, spesimen,
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. Mendatangkan atau mengirim
tenaga yang lebih kompeten.
b. Rujukan Kesehatan
adalah rujukan yang mengangkat masalah kesehatan masyarakat yang bersifat
preventif dan promotif.
Jalur Rujukan
1. Dari kader, dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin/bidan desa
c. Puskesmas/ puskesmas rawat inap
d. Rumah Sakit pemerintah/ swasta
2. Dari Posyandu, dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin/bidan desa
c. Puskesmas/ puskesmas rawat inap
d. Rumah Sakit pemerintah/ swasta
3. Dari Puskesmas Pembantu
Dapat langsung mrujuk ke rumah sakit tipe D C atau rumah sakit swasta.
4. Dari Pondok bersalin
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D atau rumah sakit swasta.
Persiapan Penderita (BAKSOKUDA)
Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang
2. Alat
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi
baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan
dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam
perjalanan.
3. Keluarga
Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa ibu
dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan
tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan/atau bayi baru
4. Surat
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu
dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan,
asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf
5. Obat
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan
6. Kendaraan
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang
cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk.
7. Uang
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli
obat-obatan yang diperiukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperiukan selama
8. Darah
Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membantu transfusi darah apabila terjadi
perdarahan.
Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/ sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
7. Bayi baru lahir yang dimaksud dalam manual ini adalah neonatus berusia
antara 0-28 hari.
Bayi baru lahir tanpa komplikasi dapat ditangani di seluruh jenis sarana
pelayanan kesehatan termasuk RS PONEK apabila sang ibu bersalin di RS
PONEK tersebut (karena masuk kelompok A dan B1).
8. Bayi baru lahir dengan komplikasi dapat lahir dari ibu dengan komplikasi
persalinan maupun dari ibu yang melahirkan normal, baik di Rumah Sakit
PONEK atau di sarana pelayanan kesehatan primer. Bayi baru lahir yang
telah pulang pasca kelahiran dan kemudian kembali lagi ke fasilitas
kesehatan karena menderita sakit juga termasuk dalam manual rujukan ini.
9. Bayi baru lahir kontrol ke sarana pelayanan kesehatan sesuai dengan surat
kontrol yang diberikan oleh fasilitas kesehatan di tempat kelahiran.
10. Pengelompokan tingkat kegawatan bayi baru lahir dilakukan berdasarkan
algoritme Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Bayi baru lahir
dengan sakit berat dirujuk ke Rumah Sakit PONEK, bayi baru lahir
dengan sakit sedang dirujuk ke Puskesmas PONED, sementara bayi baru
lahir sakit ringan ditangani di sarana pelayanan kesehatan primer atau di
sarana pelayanan kesehatan tempat bayi kontrol.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah suatu kondisi yang
mengancam jiwa, yang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan bagian tubuh
pada ibu, fetus atau bayi yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan nifas
yang membutuhkan pertolongan segera.Kegawatdaaruratan maternal sering
disebabkan oleh perdarahan, preekalmsia/eklamsia, syok sepsis/asepsis, dan
persalinan yang macet.Kegawatdaruratan neonatal sering disebabkan kerana
hipotermi, hipertermi, hipoglikemi, dan tetanus neonatorium.
Berbagai tanda dan gejala yang menandai adanya kondisi gawat darurat
adalah: produksi urin yang <30 ml, kejang, panas, sianosis, perut kembung, nadi
cepat, tekanan darah menurun.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian awal pada kasus
kegawatdaruratan ialah :
Periksa pandang
Menilai kesadaran penderita; pingsan/koma, kejang-kejang,
gelisah, tampak kesakitan.
Menilai wajah penderita; pucat, kemerahan, banyak berkeringat.
Menilai pernapasan; cepat, sesak, napas.
Periksa raba
Kulit; dingin, demam.
Nadi; lemah/kuat, cepat/normal.
Kaki/tungkai bawah; bengkak.
Periksa Tanda Vital
Tekanan darah.
Nadi.
Suhu.
Pernapasan. (Sarwono, 2009 hal. 61)
1. Stabilisasi Klien
2. Persiapan Administrasi
3. Melibatkan Keluarga
4. Persiapan Keuangan
A. Saran
Setelah mengetahui penilaian awal dan model rujukan pada kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal, diharapkan mahasiswa
kebidanan mampu mencapai kompetensi dasar. Sehingga mahasiswa
dapat memberikan pelayanan yang memenuhi standar dan berpartisipasi
dalam menurunkan AKI dan AKB.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://desitatrijayanti.blogspot.com/2014/03/penanganan-umum-pada-
kondisi.html
2. http://thamiiaaa.blogspot.com/2013/03/konsepdasar-keperawatan-gawat-2.html
3. http://arafahrasyid.blogspot.com/2013/05/kegawatdaruratan-maternal-dan-
neonatal.html
4. http://www.sumbarsehat.com/2012/07/kegawatdaruratan-neonatal.html
5. http://desitatrijayanti.blogspot.com/2014/03/penanganan-umum-pada-
kondisi.html
6. Supriyadi T dan Johannes Gunawan. 2012. Kapitaseleksakedaruratan obstetric
danginekologi. EGC: Jakarta halaman 56
7. Obstertrik wiliams
8. Sarwono. 2007. Ilmubedahkebidanan. YBP-SP: Jakarta halaman 198
9. Sarwono abu-abu
10. http://possore.com/2014/04/29/aki-dan-akb-masih-tinggi-kemkes-kampanye-
peduli-kesehatan-ibu-2014/
11. Gomella, Tricia Lacy (2004). Neonatology : Management, Procedures, On-call
problems, Diseases, and Drugs. Lange. ISBN: 0-07-138918-0.
12. Kliegman, Robert M. (2007). Nelson Textbook of Pediatrics. Saunders Elsevier.
ISBN: 978-0-8089-2365-7.
13. http://april-getuk.blogspot.com/2011/11/macam-macam-syok.html
14. Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health
Service Delivery
Poskan Komentar