Farmakologi
Farmakologi
Pre-eklamsi dan eklampsia dapat terjadi setiap saat antara kehamilan 20 minggu dan 6
minggu postpartum. Ada 15% primigravida yang terkena oleh keadaan ini. Sampai saat ini,
terapi satu-satunya yang efektif adalah pengeluaran plasenta.
1. riwayat keluarga
2. ras berwarna
3. usia <16 tahun atau<40 tahun
4. pernah mengalami pre-eklampsia
5. trisomi 13 pada janin
1. kehamilan kembar
2. diabetes
3. kehamilan mola
Komplikasi pre-eklampsia
1. Eklampsia-serangan kejang
2. edema serebri
3. perdarahan serebri
4. perdarahan retina, kebutaan korteks
5. keogulasi desiminata
penanganan kejang :
Kombinasi fenitoin dan asam valproat merupakan kombinasi yang dapat menyebabkan
terjadinya interaksi obat secara farmakokinetik dalam fase distribusi (Patsallos dkk., 2002).
Interaksi obat merupakan faktor risiko penting dalam terjadinya efek samping
(Krehenbuhl-Melcher, 2005).
Metabolisme fenitoin menjadi terhambat dengan adanya asam valproat sehingga
meningkatkan toksisitas fenitoin. Fenitoin mempunyai efek samping diantaranya mual,
hyperplasia gingiva, dan memory problem (Lacy dkk., 2010).
Keterbatasan pada penelitian ini, pada efek samping tidak dilakukan penelitian lebih
mendalam sehingga terjadinya efek samping obat pada politerapi belum dapat disimpulkan
apakah murni benar terjadi karena interaksi obat. Dari analisis DIPS interaksi obat antara
fenitoin dan asam valproat termasuk kategori possible atau mungkin terjadi.
Tentang Phenobarbital
Fenobarbital merupakan derifat asam barbiturat dengan ikatan gugus etil pada rantai
karbon 5a dan phenyl pada rantai karbon 5b. Fenobarbital ini bila digunakan sebagai anti
hipnotik-sedatif, diberikan secra oral. Obat ini diabsorbsicepat dan beredar luas di seluruh
tubuh. Ikatan fenobarbital pada protein plasma tinggi tetapi tingkat kelarutan lemak tidak
begitu tinggi. Dosis sedasi 15-30 mg. Fenobarbital mencapai kadar puncak dalam 60 menit
dengan durasi kerja 10 hingga 12 jam.waktu paruh dari fenobarbital adalah 80 hingga 120 jam.
Efek samping
Pada beberapa individu, pemakaian ulang fenobarbital lebih menimbulkan eksitasi
daripada depresi. Fenobarbital sesekali menimbulkan mialgia, neuralgia, atralgia, terutama
pada pasien psikoneuritik yang menderita insomnia. Bila diberikan dalam keadaan nyeri dapat
menimbulkan gelisah, eksitasi, bahkan delirium. Dapat pula terjadi reaksi alergi berupa
dermatosis, erupsi pada kulit, dan kerusakan degenerasi hati.
Efek utama fenobarbital adalah depresi pada sistem saraf pusat. Efek ini dicapai dengan
cara berikatan dengan komponen-komponen molekuler reseptor GABA. pada membran neuron
sistem saraf pusat. Ikatan ini akan meningkatkan lama pembukaan kanal ion klorida yang
diaktivasi oleh GABA. Pada konsentrasi tinggi, fenobarbital juga bersifat sebagai GABA-
mimetik dimana akan mengaktifkan kanal klorida secara langsung. Peristiwa ini menyebabkan
masuknya ion klorida pada badan neuron sehingga potensial intramembran neuron menjadi
lebih negatif.
Peringatan:
1. Bagi wanita hamil, menyusui, atau yang sedang berusaha memiliki anak, sesuaikan
dengan anjuran dokter tentang pemakaian obat ini.
2. Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, hati dan porfiria.
3. Harap waspada bagi yang mengalami masalah pernapasan, dan yang pernah mengalami
ketergantungan narkotika atau minuman keras.
4. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Phenobarbital:
Dosis phenobarbital yang biasa diberikan kepada orang dewasa adalah 60-180 mg per
hari. Sedangkan dosis untuk anak-anak diberikan sesuai dengan berat tubuh, yaitu 5-8 mg per
kg tiap hari. Biasanya obat ini diminum sehari sekali, sebelum tidur.
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan phenobarbital
sebelum mulai menggunakannya. Phenobarbital bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan,
dan gunakan air putih untuk menelan tablet phenobarbital. Pastikan ada jarak waktu yang
cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Konsumsi phenobarbital pada malam hari
karena obat ini bisa menyebabkan kantuk.
Pasien wanita yang menggunakan alat kontrasepsi, seperti pil KB, disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter tentang pemilihan alat kontrasepsi lain karena phenobarbital bisa
membuat pil kontrasepsi menjadi tidak efektif. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi
phenobarbital, disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis
berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis phenobarbital pada jadwal
berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter
secara teratur selama mengonsumsi phenobarbital agar dokter dapat memonitor perkembangan
kondisi Anda.