No : 15
Kelas : VA
(1) Rancangan undang-undang yang telah disiapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
disampaikan dengan surat pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Presiden.
(2) Presiden menugasi menteri yang mewakili untuk membahas rancangan undang-undang
bersama Dewan Perwakilan Rakyat dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh)
hari sejak surat pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat diterima.
(3) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengkoordinasikan persiapan pembahasan
dengan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan perundang-
undangan.
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang;
(1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,
dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
(2) Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah
terpencil atau
terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana
sosial,
dan tidak mampu dari segi ekonomi.
(3) Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah
c. bahwa Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah tidak sesuai
dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi
daerah sehingga perlu diganti;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu ditetapkan
Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah;
Contoh pasal : Pasal 3 Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
adalah:
a. pemerintahan daerah provinsi yang terdiri atas pemerintah daerah
provinsi dan DPRD provinsi
b. pemerintahan daerah kabupaten/kota yang terdiri atas pemerintah
daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota.
(2) Pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
kepala daerah dan perangkat daerah.
Menimbang :
a. bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri
manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun;
b. bahwa untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan hak
asasi manusia serta memberi perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan aman
kepada perorangan ataupun masyarakat, perlu segera dibentuk suatu Pengadilan Hak
Asasi Manusia untuk menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat sesuai
dengan ketentuan Pasal 104 ayat (1) Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia;
c. bahwa pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia untuk menyelesaikan pelanggaran
hak asasi manusia yang berat telah diupayakan oleh Pemerintah berdasarkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia yang dinilai tidak memadai, sehingga tidak disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menjadi undang-undang, dan oleh karena itu
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tersebut perlu dicabut;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c perlu
dibentuk Undang-undang tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia;
Contoh pasal : pasal 3 (1) Dalam wilayah desa dapat dibentuk Dusun atau sebutan lain
yang merupakan bagian wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.
(2) Sebutan bagian wilayah kerja pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat yang ditetapkan dengan
peraturan desa.
Menimbang : Bahwa untuk meleksakan ketentuan dalam pasal 27 ayat (5), pasal 33 ayat
(3), pasal 34 ayat 4 pasal 35 ayat 5 pasal 65 ayat 4 pasal 89 ayat 3 pasal 111 ayat 4 pasal
114 ayat 4 Undang-undang no 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Perlu
menetapkan peraturan pemerintah tentang pemilihan. Pengesahan, pengangkatan dan
pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 14 ayat 10. Pasal 31 ayat
2 pasal 33 ayat 8 dan pasal 55 ayat 3. Undnag-undang no 32 tahun 2002 tentang
penyiaran perlu menetapkan peraturan pemerintah tentang penyelenggaraan
penyiaran lembaga penyiaran republic
Contoh pasal : pasal 2 lembaga penyiaran republic yang terdisi atas RRI, TVRI dan
lembaga penyiaran republic local baik secara kelembagaan maupun dalam
penyelenggaraan penyiaran bersifat endepeden , netral dan tidak komersial.
10. Peraturan pemerintah republic Indonesia nomer 1 tahun 2003 tentang pemberhentian
anggota kepolisian negara Republik Indonesia.