Disusun Oleh:
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi .............................................................................................................. 2
Abstrak ................................................................................................................. 3
Pendahuluan ........................................................................................................ 3
Pembahasan ......................................................................................................... 4
Pengertian filsafat ......................................................................................... 4
Hubungan filsafat dengan ilmu ..................................................................... 5
Definisi filsafat ilmu ..................................................................................... 6
Lingkup filsafat ilmu .................................................................................... 9
Obyek material dan objek formal filsafat ilmu ........................................... 10
Tujuan filsafat ilmu ..................................................................................... 11
Manfaat Filsafat ilmu .................................................................................. 12
Pentingnya belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa ....................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................... 15
2
ABSTRAK
Salah satu cabang dari filsafat ialah kajian mengenai filsafat ilmu. Filsafat ilmu ini
merupakan penerusan pengembangan dari filsafat pengetahuan. Interaksi anatara ilmu dan
filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika
terpisah dari ilmu. Dan juga sebaliknya, ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari
filsafat. Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih
kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu
dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis,
epistemologi maupun aksiologi. Secara umum, tujuan dari filsafat ilmu yaitu
untuk membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba
menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan manfaat
kita mempelajari filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami
berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun
teori ilmiah.
1. PENDAHULUAN
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis
karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat dan juga sebaliknya,perkembangan
ilmu dapat memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat telah berhasil merubah pola pikir bangsa
Yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Awalnya bangsa
Yunani dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini dipengaruhi
para dewa. Karena itu para dewa harus dihormati dan sekaligus ditakuti kemudian disembah.
Dengan filsafat pola pikir yang selalu tergantung pada dewa diubah menjadi pola pikir yang
bergantung pada rasio. Kejadian alam seperti gerhana tidak lagi dianggap sebagai kegiatan
dewa yang tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan, dan
bumi pada garis yang sejajar, sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan
bumi.
Menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu bertujuan membahas dan mengevaluasi metode-
metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai
suatu keseluruhan.
Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif
dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan
sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis,
epistemologis maupun aksiologi.
3
Untuk itulah penulis mencoba memaparkan mengenai tujuan dan manfaat filsafat
ilmu sehingga diharapkan para pembaca dapat memahami pentingnya filsafat ilmu dalam
kehidupan umat manusia.
2. PEMBAHASAN
Ada juga yang mengurainya dengan kata philare atau philo yang berarti cinta dalam arti yang
luas yaitu “ingin” dan karena itu lalu berusaha untuk mencapai yang diinginkan itu. Kemudian
dirangkai dengan kata Sophia artinya kebijakan, pandai dan pengertian yang
mendalam. Dengan mengacu pada konsepsi ini maka dipahami bahwa filsafat dapat diartikan
sebagai sebuah perwujudan dari keinginan untuk mencapai pandai dan cinta pada kebijakan.
Berkaitan dengan konsep filsafat Harun Nasution tanpa keraguan memberikan satu penegasan
bahwa filsafat dalam khazanah Islam menggunakan rujukan kata yakni falsafah. Istilah filsafat
berasal dari bahasa Arab oleh karena orang Arab lebih dulu datang dan sekaligus
mempengaruhi bahasa Indonesia dibanding dengan bahasa- bahasa lain ke tanah air
Indonesia. Oleh karenanya konsistensi yang patut dibangun adalah penyebutan
filsafat dengan kata falsafat.
Pada sisi yang lain kajian filsafat dalam wacana muslim juga sering menggunakan kalimat
padanan hikmah sehingga ilmu filsafat dipadankan dengan ilmu hikmah. Hikmah digunakan
sebagai bentuk ungkapan untuk menyebut makna kearifan, kebijaksanaan. sehingga dalam
berbagai literatur kitab-kitab klasik dikatakan bahwa orang yang ahli kearifan disebut Hukama’.
Seringkali pula ketika dikaji dalam berbagai kitab-kitab pesantren muncul ungkapan-ungkapan
dalam sebuah tema dengan konsep yang dalam bahasa arabnya misalnya kalimat ‘wa qala min
ba’di al hukama….” dan juga sejajar dengan kata al-hakim yang mengandung arti bijaksana.
Perkataan filsafat dalam bahasa Inggris digunakan istilah philosophy yang juga berarti filsafat
yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan.
Unsur pembentuk kata ini adalah kata philos dan sophos. Philos maknanya gemar atau cinta
dan sophos artinya bijaksana atau arif (wise). Menurut pengertiannya yang semula dari zaman
Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia ternyata
4
luas sekali,sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama,
pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan
bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis yang bertumpu pangkal pada konsep-
konsep aktivitas –aktivitas awal yang disebut pseudoilmiah dalam kajian ilmu.
Secara lughowi (bahasa) filsafat berarti cinta kebijaksanaan dan kebenaran. Maksud
sebenarnya adalah pengetahuan tentang ada dari kenyataan-kenyataan yang paling umum dan
kaidah-kaidah realitas serta hakekat manusia dalam segala aspek perilakunya seperti: logika,
etika, estetika dan teori pengetahuan. Maka problem pengertian filsafat dalam hakekatnya
memang merupakan problem falsafi yang kaya dengan banyak konsep dan pengertian.
5
Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat mempunyai batasan yang
lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab
oleh ilmu, maka filsafat berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa
dipertanyakan atau dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat dan
ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni berfikir reflektif dan
sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang berbeda. Dengan demikian,
Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari
jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat
spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa
dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak/dogmatis. MenurutSidi Gazlba (1976),
Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ;
batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan
filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat
alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan
sesuatu yang diluar alam, yang disebut oleh agama “Tuhan”. Sementara itu Oemar Amin
Hoesin (1964) mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat
memberikan hikmat. Dari sini nampak jelas bahwa ilmu dan filsafat mempunyai wilayah
kajiannya sendiri-sendiri.
Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun dia merupakan bidang
pengetahuan campuran yang perkembangannya tergantung pada hubungan timbal balik dan
saling pengaruh antara filsafat dan ilmu, oleh karena itu pemahaman bidang filsafat dan
pemahaman ilmu menjadi sangat penting, terutama hubungannya yang bersifat timbal balik,
meski dalam perkembangannya filsafat ilmu itu telah menjadi disiplin yang tersendiri dan
otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya.
6
Beberapa penjelasan mengenai filsafat tentang pengetahuan. Dipertanyakanlah hal-hal
misalnya : Apa itu pengetahuan? Dari mana asalnya? Apa ada kepastian dalam pengetahuan,
atau semua hanya hipotesis atau dugaan belaka? Teori pengetahuan menjadi inti diskusi, apa
hakekat pengetahuan, apa unsur-unsur pembentuk pengetahuan, bagaimana menyusun dan
mengelompokkan pengetahuan, apa batas-bataspengetahuan, dan juga apa saja yang menjadi
sasaran dari ilmu pengetahuan. Disinilah filsafat ilmu memfokuskan kajian dan
telaahnya. Yakni pada sebuah kerangka konseptual yang menyangkut sebuah system
pengetahuan yang di dalamnya terdapat hubungan relasional antara, pengetahu /yang
mengetahui (the Knower) dan yang terketahui /yang diketahui (the known) dan juga antara
pengamat (the observer) dengan yang diamati (the observed).
Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku
maupun karangan ilmiah. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-
persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan
segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan
integrative yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan
saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat
ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari
pengetahuan baru.
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat
ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam sejumlah literatur kajian Filsafat Ilmu.
Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific
opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a
discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah
suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan
terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi
filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of
scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise
as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah
serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature
of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the
general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan
telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan
7
praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang
pengetahuan intelektual.)
Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations
between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika
interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni
tentang metode ilmiah.)
Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate
the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens
of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions,
and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal
logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu
mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan
ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode
penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan
selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika
formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Dari paparan pendapat para pakar dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat ilmu itu
mengandung konsepsi dasar yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah
2) sikap sitematis berpangkal pada metode ilmiah
3) sikap analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah
4) sikap konsisten dalam bangunan teori serta tindakan ilmiah
Selanjutnya John Losee dalam bukunya yang berjudul,A Historical Introduction to the
Philosophy of Science, Fourth edition, mengungkapkan bahwa : The philosopher of science
seeks answers to such questions as:
What characteristics distinguish scientific inquiry from other types of investigation?
What procedures should scientists follow in investigating nature?
What conditions must be satisfied for a scientific explanation to be correct?
What is the cognitive status of scientific laws and principles?
Dari ungkapan tersebut terdapat sebuah konsep bahwa tugas dari pemikir filsafat ilmu
itu untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan persoalan yang menyangkut: pertama, apa
yang menjadi perbedaaan ilmiah karakteristik type masing – masing ilmu ntara satu ilmu
dengan ilmu lainnya melalu penelitian.Kedua Prosedur apa yang harus dilakukan secara
ilmiah dalam melakukan penelitian atas kenyataan yang terjadi di alam?, Ketiga apa
yang mestinya dilakukan dalam mendapatkan penjelasan ilmiah untuk melakukan penelitian
8
dan eksperimen itu ? Dan keempat apakah teori itu dapat diambil sebagai konsep dan prinsip-
prinsip ilmiah?.
Sehingga sketsa filsafat ilmu dapat di gambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Dengan memperhatikan tabel diatas secara jelas ditampilkan bahwa filsafat ilmu menempati
level ke-2 sedangkan ilmu (science) pada level pertama dan semuanya pada satu pangkal pokok
yakni fakta (kenyataan) menjadi basis utama bangunan segala disiplin ilmu. Kalau ilmu itu
menjelaskan Fakta sementara filsafat ilmu itu subyek materinya adalah menganalisa prosedur-
prosedur logis dari ilmu (Analysis of the Procedures and Logic of Scientific Explanation).
9
Bagaimana teori ilmiah dan hubungannya dengan dunia secara luas ? bagaiman konsep
teoritik itu dapat lebih bermakna dan bermanfaat kemudian dapat dihubungkan dengan
penelitian dan observasi ilmiah?
Apa saja yang membangun struktur teori dan konsep-konsep seperti
misalnya causation(sebab-akibat dan illat), eksplanasi (penjelasan), konfirmasi, teori,
eksperimen, model, reduksi dan sejumlah probabilitas-probalitasnya?.
Apa saja aturan – aturan dalam pengembangan ilmu? Apa fungsi eksperimen ? apakah ada
kegunaan dan memiliki nilai (yang mencakup kegunaan epistemic atau pragmatis) dalam
kebijakan dan bagaimana semua itu dihubungkan dengan kehidupan social, budaya dan
factor-faktor gender?
Dari paparan ini dipertegas bahwa filsafat ilmu itu memiliki lingkup pembahasan yang
meliputi: cakupan pembahasan landasan ontologis ilmu, pembahasan mengenai landasan
epistemologi ilmu, dan pembahasan mengenai landasan aksiologis dari sebuah ilmu.
10
Jadi, dapat dikatakan bahwa Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek
menelaah objek materialnya. Yang menyangkut asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu.
Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih
menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu
pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi
manusia.
11
penjebolan terhadap sistem sekuriti komputer, pemalsuan terhadap hak atas kekayaaan
intelektual (HAKI) , plagiarisme dalam karya ilmiah.
12
11. Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan
ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan
kesenangan diri sendiri).
12. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita
tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap
semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan
orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
13. Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika)
maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu
mendidik, dan sebagainya.
14. Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak
pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite, melainkan
juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat ilmu membebaskan manusia dari
belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma.
15. Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah
dengan yang tidak ilmiah.
16. Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang
ditekuni.
17. Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.
18. Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian
penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan
agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai hidup yang
sejahtera.
19. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar
dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.
20. Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa ilmu
sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran
21. Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain di luar
bidang ilmunya.
13
2. Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon
ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah.
Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh
mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan
dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah.
3. Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan
bekerja, mereka pasti berhadapan denagn berbagai masalah dalam pekerjaannya.
Untuk memecahkan masalah diperlukan kemempuan berpikir kritis dalam
menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Dalam
konteks inilah pengalaman mempelajari filsafat ilmu diterapkan.
4. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang
dikemukakan.
5. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). Karena
para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan
permasalahan maupun penyusunan jawabannya.
6. Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.
14
3. DAFTAR PUSTAKA
Afid Burhanuddin, Ruang Lingkup Filsafat
Ilmu.http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/ruang-lingkup-filsafat-ilmu-
2/. Diakses pada tanggal 9 Juni 2016
Alhelya, Manfaat Belajar Filsafat. http://alhelya746.blogspot.com/2013/05/manfaat-belajar-
filsafat.html. Diakses pada tanggal 9 Juni 2016
15