Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tembaga atau cuprum dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29.Tembaga ditemukan baik sebagai tembaga murni atau sebagai
bagian dari mineral. Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam
bentuk murni. Tembaga mudah didapat dari mineralnya, seperti: cuprite (Cu2O,
88,8% Cu), malachite (Cu2(OH)2CO3, 57,3% Cu), azurite, chalcopyrite (CuFeS2),
34,5% Cu), chalcosite (Cu2S, 79,8% Cu), Covellite (CuS), enargit (Cu3AsS4), dan
bornite (Cu5FeS4), dan yang paling banyak ditemukan adalah dalam bentuk
sulfurnya yaitu kalkopirit
Dalam dunia pertambangan, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya
dengan kandungan mineral yang melimpah. Cadangan tembaga Indonesia sekitar
4,1% dari cadangan tembaga dunia, dan merupakan peringkat ke-7 sedangkan dari
sisi produksi adalah 10,4% dari produksi dunia dan merupakan peringkat ke-
2. Daerah-daerah penghasil tembaga di Indonesia diantaranya adalah Cikotok,
Jawa Barat; Kompara, Papua; Sangkarapi, Sulawesi Selatan; dan Tirtamaya,
Jawa Tengah. Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.
Metode penambangan tembaga yang umumnya digunakan adalah metode
penambangan open pit mining danopen cast mining karena karakteristik
endapannya yang dekat permukaan dengan biaya operasional rendah.
Tembaga memiliki banyak kegunaan, alat-alat elekronik yang umum
kitagunakan sehari-hari semuanya memiliki komponen dari tembaga. Dengankata
lain, sadar atau tidak tembaga telah menjadi salah satu logam yangmenjadi
bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Sebagai mahasiswa pertambangan, harus mengetahui metode penambangan
tembaga, genesa tembaga maupun cadangan tembaga yang ada. Makalah ini dibuat
sebagai salah satu tugas matakuliah tambang terbuka, selain itu untuk menambah
1
2

wawasan mengenai mineral tembaga secara umum, karena akan membahas


tentang hal-hal umum mengenai tembaga, genesa tembaga, metode penambangan
hingga pengolahan tembaga.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. MelengkapiTugas Matakuliah Tambang Terbuka yang diajarkan oleh
Drs.Sumarya,MT.
2. Sebagai pembelajaran dan penambahan informasi mengenai mineral tembaga
secara mendalam.
3. Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan mineral tembaga, dimulai dari
genesa tembaga, metode penambangan dan pengolahan tembaga.

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan penulisan makalah
diharapkan dapat memantapkan pemahaman mengenai mineral tembaga
dalam dunia pertambangan.
2. Manfaat Akademis
Bagi civitas akademika Universitas Negeri Padang, makalah ini
diharapkan dapat menjadi dokumen yang berguna untuk dijadikan acuan
pembelajaran bagi mahasiswa.
3

BAB II
PEMBAHASAN

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Cu dan nomor atom 29.Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga
merupakan konduktorpanas dan listrik yang baik.Selain itu unsur ini memiliki korosi
yang cepat sekali.Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan
berwarna jingga kemerahan.Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat
perunggu.Logam ini dan aloinya (campuran) telah digunakan selama empat hari. Di
era Roma, tembaga umumnya ditambang di Siprus, yang juga asal dari nama logam
ini (сyprium, logam Siprus), nantinya disingkat jadi сuprum). Ikatan dari logam ini
biasanya dinamai dengan tembaga(II).

Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam
konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan
kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah
sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan
tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati,
otak, usus, jantung, dan ginjal

Tembaga telah digunakan sejak 10.000 tahun yang lalu, tapi lebih dari 96% dari
jumlah yang ditambang baru diekstraksi setelah 1900. Cadangan tembaga di bumi
pun masih amat besar (sekitar 1014 ton), atau cukup untuk 5 juta tahun dengan
kecepatan ekstraksi saat ini.Meski begitu, hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini
yang bernilai ekonomis, dengan teknologi dan harga jual saat ini. Beberapa estimasi
mengatakan bahwa cadangan yang ada hanya cukup untuk 25 sampai 60 tahun lagi,
tergantung dari seberapa besar peningkatan penggunaannya. Daur ulang tembaga
merupakan salah satu sumber utama.

3
4

A. Genesa Tembaga
Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 (dua)
kelompok, yaitu genesa primer dan genesa sekunder.
1. Genesa Primer
Proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu
proses yang berhubungan langsung dengan intrusi magma. Berikut skema
mekanisme ganesa primer.

sebagian Magma
Batuan beku
ataumineral
mengkrist terbentuk
Magma al

Magma naik ke Terowongan


sebagian permukaan bumi atau intrusi
melalui rekahan- terbentuk dalam tanah
rekahan k
tanah/batuan

Magma sampai di
permukaan bumi,
tekanan magma
berkurang, temperature
Endapan
turun
pegmatiet
terbentuk
Bahan non-volatile Bahan
terinjeksi volatile
terlepas
Endapan
hidrotermal

Gambar 1. Skema mekanisme genesa primer


5

Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan


plutonik tapi umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa
dan beberapa muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses
pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin
dan encer. Ciri khas endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida
yang terbentuk karena adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada
batuan semula, rendah, tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan yang
besar.Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan intrusi batuan
Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik, membentuk endapan
tembaga porfiri.
Endapan porfiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi
memiliki kadar rendah namun tersebar merata, yang kemudian terjadi kontak
dengan batuan samping yang menyebabkan terjadinya mineralisasi, dan
merupakan endapan penghasil tembaga terbesar yaitu lebih dari 50%. Sifat
susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah:
a. Mineral utama, terdiri: pirit, kalkopirit dan bornit.
b. Mineral ikutan, terdiri: magnetit, hematite, ilmenit, rutil, enrgit, kubanit,
kasiterit, kuebnit dan emas.
c. Mineral sekunder, terdiri: hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan tembaga
natif.

2. Genesa Sekunder
Proses genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada
mineral-mineral urat (vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil bila
terkena pengaruh air dan udara. Mineral sulfida yang terdapat di alam mudah
sekali mengalami perubahan.Mineral yang mengalami oksidasi dan berubah
menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya
didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut
6

Gossan (penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan


mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona
pengayaan sekunder.
Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung
sirkulasi udara dan air yang aktif, akibatnya sulfida-sulfida akan teroksidasi
menjadi sulfat-sulfat dan logam-logam dibawa serta dalam bentuk larutan,
kecuali unsur besi. Larutan mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum
proses pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu
sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti
kuprit, gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan
logam dan kandungan kaya bijih.
Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai
zona air tanah maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi
menjadi proses reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan
oksigen. Dengan demikian terbentuklah suatu zona pengayaan sekunder yang
dikontrol oleh afinitas bermacam logam sulfida.
Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang,
dimana larutan mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pirit dan
kalkopirit yang kemudian menghasilkan sulfida-sulfida sekunder yang sangat
kaya dengan kandungan mineral kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini
terbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung konsentrasi tembaga
berkadar tinggi bila dibanding bijih primer.
7

B. Persebaran Tembaga di Indonesia

Gambar 2. Persebaran Mineral Tembaga di Indonesia

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat persebaran tembaga di indonesia,


dari pulau Sumatera sampai Papua. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Mineral & Batubara (2003) potensi tembaga terbesar yang dimiliki
Indonesia terdapat di Papua.Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi
Utara, dan Sulawesi Selatan.

C. Penambangan Tembaga
Menurut Sukandarrumidi (2009), penambangan dilakukan dengan cara
tambang terbuka (open pit), apabila endapan bijih ditemukan tidak terlalu dalam.
Dapat juga dilakukan dengan penambangan dalam (underground) dengan
membuat terowongan atau pengangkutan dengan menggunakan alat-alat berat.
Khusus untuk tambang tembaga Grasberg dan Batu Hijau (Indonesia) adalah
tipe porfiri. Cebakan tembaga tipe porfiri mempunyai dimensi besar dan kadar
relatif rendah sehingga atas pertimbangan keekonomian, penambangan hanya
8

dapat dilakukan dengan cara tambang terbuka (open pit mining). Pengupasan
lapisan penutup (overburden) dan penambangan bijih dilakukan dengan sistem
jenjang (benches).Cebakan bijih tembaga yang sangat tebal memerlukan banyak
jenjang, dengan lebar dan tinggi jenjang diupayakan untuk dapat menahan batuan
yang berhamburan saat peledakan, dan menyediakan ruang gerak yang memadai
untuk alat pembongkar (excavator) dan unit pemuat (haulage).
Gambar dibawah ini adalah contoh metode penambangan terbuka yaitu
tambang Batu Hijau, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Gambar 3. Tambang Batu Hijau, Sumbawa, NTB dengan cara tambang terbuka

Tahapan eksploitasi tambang terbuka tembaga:


1. Pengeboran
Pengeboran merupakan tahap awal untuk menghasilkan lubang siap
ledak (blast holes).Lubang siap ledak kemudian diledakkan dengan
menggunakan bahan peledak yang sudah ditentukan di bagian peledakan
(blasting group) untuk menghasilkan material hancur hasil peledakan
9

(broken muck) yang selanjutnya digali oleh alat gali dan dimuat oleh alat
angkut (dump truck). Tahapan inti dalam proses pengeboran adalah:
a. Persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran
Kegiatan utamanya adalah menyiapkan rencana lokasi pengeboran
yang rata untuk mesin bor, membuat tanggul yang aman untuk
memisahkan posisi mesin bor dari alat lainnya, dan membersihkan batas
material atau lumpur dari sisa peledakan sebelumnya.Disini ditentukan
tanda batas lokasi pengeboran yang umumnya berbentuk kotak/persegi
empat atau berbatasan langsung dengan hasil peledakan yang sudah
dilakukan sebelumnya. Proses persiapan dan pembersihan lokasi
pengeboran dengan menggunakan dozer Caterpillar seri D10 atau seri
D11.

Gambar 4. Pembersihan lokasi pemboran

b. Pelaksanaan pengeboran produksi


Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor. Pola
pengeboran bisa menggunakan “pola pengeboran manual” atau “pola
pengeboran dengan sistem Aquila”.Pola pengeboran manual
10

menggunakan patok-patok kayu sebagai tanda posisi lubang yang harus


dibor yang diletakkan di tanah dan dilengkapi dengan keterangan survey
mengenai kedalaman lubang yang harus dibor.Sementara pengeboran
dengan sistem Aquila sudah terpasang pada semua mesin bor
mengandalkan sistem pandu satelit (Global Positioning System atau
GPS) yang terhubung langsung ke antenna mesin bor untuk memandu
operator mengikuti pola dan kedalaman pengeboran.

Gambar 5. Proses pemboran


Setelah proses pengeboran, mesin bor dipindahkan ke lokasi
pengeboran lainnya atau menunggu sampai proses peledakan lubang bor
tersebut selesai. Pemindahan mesin bor untuk jarak lebih dari 500 meter
diangkut dengan alat bantu yang disebut mesin lowboy.

2. Peledakan
Setelah lubang bor dibuat, juru ledak akan memeriksa setiap lubang
bor untuk memastikan kedalaman lubang tersebut sebelum dilakukan
pengisian bahan peledak (explosive). Setelah lubang disetujui, lubang diisi
11

dengan primer (detonator+booster) dan bahan peledak sesuai dengan


kandungan air di dalamnya.

Gambar 6. Pengisian lubang ledakan dengan explosive berupa


Powergel.
12

3. Penggalian
Proses penggalian dilakukan dengan menggunakan alat gali atau
shovel untuk menggali material hasil peledakan atau material lepas yang
berupa bijih atau batuan penutup.

Gambar 7. Proses penggalian tembaga


Ada dua jenis shovel yang digunakan dalam operasi penambangan
tambang tembaga: yaitu:
a. Shovel listrik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan tenaga listrik.
b. Shovel hidraulik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan sistem
hidraulik.
Ada dua metode proses penggalian, yaitu:
a. Single side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika menerima
muatan, truk berada pada satu sisi shovel. Dengan demikian ketika salah
satu truk sedang diberi muatan, truk kedua dalam posisi antri atau pre-
spot. Hidraulik shovel umumnya menggunakan metode single side
loading dan dilakukan di sisi kiri shovel. Shovel listrik dilakukan bila
loading area hanya bisa untuk maneuver satu truk saja.
13

b. Double side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika menerima


muatan, truk berada pada kedua sisi shovel sehingga ketika salah satu
truk sedang diberi muatan, truk kedua berada pada posisi menerima
muatan di sisi lain. Metode ini pada umumnya diterapkan untuk shovel
listrik dengan lebar area loading yang memenuhi syarat dua kali radius
putar truk yang ditugaskan di shovel tersebut.

4. Pengangkutan
Bijih atau batuan penutup yang sudah digali kemudian diangkut ke
dalam alat angkut yang dikenal sebagai truk angkuttambang (dump truck).
Setelah dilakukan pengisian oleh shovel, truk akan menuju ke tempat
pembuangan yang telah ditentukan sesuai dengan materialnya. Jika truk
mengangkut bijih, material yang diangkut akan dibuang ke crusher bijih
atau stockpile bijih. Jika material yang diangkut adalah bahan penutup,
material akan dibuang ke crusher overburden (OHS:Overburden Handling
System) atau ke overburden pump.

Gambar 8. Proses pengangkutan tembaga


14

5. Penggerusan bijih atau batuan


Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka.
Namun karena bukaan yang semakin dalam, sekitar tahun 2015, cara
penambangan akan diubah menjadi tambang bawah tanah. Jika semua
terwujud, tambang bawah tanah Grasberg akan menjadi salah satu yang
terbesar.

D. Kegunaan Tembaga
Tembaga dapat digunakan sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan
dinamo. Tembaga juga bisa dipadukan, paduan tembaga 70% dengan seng 30%
disebut kuningan, sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20%
disebut perunggu. Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor seringdigunakan
dalam industri arloji dan galvanometer.Kuningan berwarna seperti emas sehingga
banyak digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen.Sedangkan
perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan pada seni
patung.Tembaga juga digunakan sebagai bahan penahan untuk bangunan dan
beberapa bagian dari kapal. Dan, serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator
untuk mengoksidasi metanol menjadi metanal.

E. Pengolahan Tembaga
Pengolahan bijih tembaga melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran bijih
kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan
dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak tertentu.Kemudian
udara ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan gelembung-
gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak berikatan
dengan air akan berikatan dengan minyak dan menempel pada gelembung-
gelembung udara yang kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya
15

gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-partikel logam dan


mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan.
2. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara
terbatas pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang
mungkin masih ada pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai
belerang dioksida.

Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini


disebut calcine, yang mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih
mengandung sedikit FeS. Setelah itu calcine disilika guna mengubah besi(II)
oksida menjadi suatu sanga atau slag besi(II) silikat yang kemudian dapat
dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut.

Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan
kemungkinan masih mengandung sedikit besi(II) sulfide

3. Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) ―→ 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) ―→ 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga
lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara

4. Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan
Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga
16

kotor (tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga
murni, dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses
elektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian
direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni)
makin bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au,
dan Pt mengendap sebagai lumpur.

Berikut ini adalah gambar bagan skema pengolahan mineral tembaga dengan
beberapa tahapan pengolahan secara kimia.

Gambar 9. Skema Pengolahan Mineral Tembaga


17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah :
1. Tembaga adalah logam mulia yang terbentuk dari proses magmatic dan
alterasi magma
2. Potensi sumberdaya tembaga di Indonesia terbesar terdapat di Papua
3. Sistem penambangangan mineral tembaga dapat dilakukan secara open pit
dengan menggunakan sistem jenjang mulai dari kegiatan pemboran,
peledakan, penggalian, pengangkutan hingga penggerusan
4. Kegunaan tembaga pada umumnya terdapat dalam pembuatan kabel, selain
itu unsur tembaga juga terdapat dalam perhiasan dan patung
5. Proses pengolahan tembaga terdiri dari proses pengapungan, pemanggangan,
reduksi dan elektrolisis

B. Saran
Tembaga merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui.Oleh karena itu, pemanfaatannya harus secara bijak.Begitu juga
dengan sistem penambangannya.Hendaknya harus direncanakan dengan baik
agar tidak menimbulkan dampak negatif seperti dampak buruk terhadap
lingkungan.
18

DAFTAR17
PUSTAKA

Astrid Herawati.2013. Makalah Sumber Daya Alam Tembaga.Malang.Universitas


Brawijaya

Ferdy Maisa. 2012. Makalah Tembaga (www.ferdymp.blogspot.com, online,diakses


pada 18 November 2014).

Seno Kramadibrata.Mineral dan Proses Pengembangan Sumberdaya Mineral.


Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai