BAB I
PENDAHULUAN
Maksud
Maksud dari Sieve Analysis adalah suatu proses analisa kering atau analisa distribusi
butiran dengan menggunakan beberapa ukuran saringan ASTM (analisa saringan).
Tujuan
Tujuan dari praktikum Sieve Analysis adalah untuk menentukan distribusi buutiran tanah
yang mempunyai ukuran lebih besar dari 0,075 mm atau tertahan saringan ASTM – 200
dan untuk menentukan klasifikasi jenis tanah.
I.2 Teori
Apabila kita menguji segenggam tanah dengan mata telanjang, terlihat bahwa tanah
tersebut terdiri dari beberapa komposisi partikel padat. Partikel-partikel tersebut tidak terikat
erat seperti halnya pada beton, tetapi dapat bergerak satu sama lain karena adanya rongga-
rongga udara diantaranya. Tetapi partikel-partikel tersebut tidak sebebas partikel-partikel
cairan karena masing-masing saling menahan secara timbal balik.
Dan perlu kita ketahui bahwa penentuan sifat-sifat tanah banyak dijumpai dalam masalah
teknis yang berhubungan dengan tanah. Dalam masalah teknis pengelompokan tanah
menunjukan sifat atau kelakuan yang sama. Pemilihan ini disebut sebagai klasifikasi.
178
Dari beberapa sistem klasifikasi yang ada, hanya ada dua sistem yang kita ketahui dan
kita tinjau:
1. Sistem Klasifikasi Tanah Unified [Unified Soil Classification (USC)] – sistem yang
paling banyak dipakai (dan secara internasional) untuk pekerjaan teknik pondasi seperti
untuk bendungan,bangunan, dan konstruksi yang sejenis. Sistem ini biasa digunakan
untuk desain lapangan udara dan (di luar Amerika Serikat) untuk spesifikasi pekerjaan
tanah untuk jalan. Sistem ini mendefisikan tanah sebagai:
Berbutir-kasar apabila lebih dari 50% tertahan pada saringan No.200.
Lebih buruk untuk dipakai dalam pembangunan jalan apabila kelompoknya berada
lebih dikanan, tanah A-6 lebih tidak memuaskan jika dibandingkan dengan tanah A-5.
Lebih untuk dipakai dalam pembangunan jalan apabila indeks kelompoknya bertambah
untuk subkelompok tertentu, misalnya tanah A-6(3) lebih tidak memuaskan
dibandingkan tanah A-6(1).
Pemakaian sistem klasifikasi tanah tidak menghilangkan keperluan untuk studi yang
lebih terinci mengenai tanah tadi atau meniadakan kebutuhan akan pengujian untuk
menentukan sifat teknis tanah. Sebagai contoh, berat isi, karakteristik pemadatan, unjuk-kerja
(performance) dalam keadaan jenuh, daya tahan terhadap aksi pembekuan, kekuatan, dan
lain-lainnya, tidak termasuk secara langsung dalam sistem klasifikasi tanah yang manapun.
Disamping itu pula tanah terdiri dari campuran butir-butir padat yang diantaranya ada
rongga-rongganya. Rongga-rongga tersebut biasanya merupakan campuran antara air, udara,
mineral, dan organik, tetapi dalam hal-hal tertentu rongga-rongga tersebut hanya terdiri dari
179
udara dan air saja, misalnya bila tanah dalam keadaan jenuh maka kemungkinan besar
rongga-rongga tanah terisi air.
Besar ukuran butiran tanah menentukan sifat-sifat tanah tersebut. Besarnya butiran
tanah digambarkan pada grafik lengkung pembagian butiran.
1. Tanah bergradasi baik (Well Graded) yang mempunyai butiran terbagi rata antara
yang besar sampai yang kecil.
2. Tanah bergradasi buruk (Poorly Graded) jika terdapat kekurangan atau kelebihan
salah satu ukuran butiran tanah tertentu.
3. Tanah bergradasi seragam (Uniformly Graded) bilamana besar butirannya semua
hampir sama.
Dan pada dasarnya analisa ukuran butiran terdiri dari :
180
Sifat-sifat suatu tanah dapat tergantung pada ukuran butirannya. Ukuran butiran tanah
tergantung pada diameter partikel tanah yang membentuk massa tanah itu. Penentuan ukuran
butiran tanah tersebut dilakukan dengan cara :
Sieve Analysis / Dry Analysis, untuk butiran yang kasar dengan menggunakan cara
penyaringan.
Wet Analysis / Hidrometer, untuk butiran yang lebih kecil (halus) dengan menggunakan
cara pengendapan.
Cara yang digunakan dalam praktikum ini adalah Sieve Analysis, yakni dengan metode
penyaringan.
I.3 Rumus
D10
Cu ...............Rumus I. 2 1
D60
Koefisien derajat keseragaman (Cu) memiliki batasan untuk menentukan gradasi tanah,
yaitu :
181
( D30 ) 2
Cc . .................Rumus I.2.2
D10 x D60
Dimana :
Cc = Gradasi tanah.
Nilai D10 ini didefinisikan sebagai 10% dari berat butiran total yang mempunyai diameter
butiran lebih kecil dari ukuran butiran tertentu. D10 = 0,45 % mm, artinya 10 % dari berat
butiran total berdiameter kurang dari 0,45mm. Ukuran D10 disebut juga sebagai ukuran
efektif (effective size).
Tanah bergradasi baik mempunyai batasan : 1 < Cc < 3. Nilai Cc di luar batasan ini
dinyatakan sebagai tanah bergradasi buruk.
Weight Re tained
% Re tained x 100% ..............Rumus I.2.3
Weight Sampel
Dimana :
% Retained = Persen tertahan saringan (%).
Weight Retained = Berat tertahan saringan (gr).
Weight Sampel = Berat contoh tanah (gr).
182
% Passing = 100 % - % Retained ……Rumus 12.4
Dimana :
% Passing = Persen lolos saringan (%).
% Retained = Persen tertahan saringan (%).
183
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
a. Ambil contoh tanah dari tiap kedalaman yang lolos saringan ASTM no. 4 kering
oven, masing-masing sebanyak 500 gram.
b. Cuci tanah tersebut dengan menggunakan air kran di atas saringan ASTM no. 200
agar bersih dari clay. Usahakan agar jangan sampai ada butir-butir tanah yang
terlempar keluar dari saringan.
c. Taruh sisa butiran yang sudah bersih di atas piring/can yang telah ditimbang, lalu
masukkan ke dalam oven selama minimal 18 jam.
184
BAB III
HASIL PERCOBAAN
Terlampir.
Kedalaman 1m
Wt. sample = 22 gr
Wt . retained
% retained x 100%
Wt. sampel
0.54
= X 100%
22
= 2.45 %
Wt. sample = 22 gr
Wt . retained
% retained x 100%
Wt. sampel
7.68
= X 100%
22
185
= 34.9 %
Wt. sample = 22 gr
Wt . retained
% retained x 100%
Wt. sampel
3.93
= X 100%
22
= 17.86 %
Wt. sample = 22 gr
Wt . retained
% retained x 100%
Wt. sampel
3.31
= X 100%
22
= 15.04 %
Wt. sample = 22 gr
Wt . retained
% retained x 100%
Wt. sampel
1.41
= X 100%
22
= 6.41 %
186
Diketahui : Wt. retained = 0,96 gr
Wt. sample = 22 gr
Wt . retained
% retained x 100%
Wt. sampel
0.96
= X 100%
22
= 4.36 %
Wt. sample = 22 gr
Wt . retained
% retained x 100%
Wt. sampel
0.95
= X 100%
22
= 4.32 %
Wt. sample = 22 gr
Wt . retained
% retained x 100%
Wt. sampel
3.19
= X 100%
22
= 14.5 %
Kedalaman 1m
187
Kedalaman 1,00 m pada saringan ASTM no. 4
Diketahui : % retained = 2.45 %
= 100 % - 2.45%
= 97.55 %
= 97.55 % - 34.9 %
= 62.65 %
= 62.65 % - 17.86 %
= 44.79 %
= 44.79 % - 15.04 %
= 29.75 %
188
= 29.75 % - 6.41 %
= 23.34 %
= 23.34 % - 4.36 %
= 18.98 %
= 18.98 % - 4.32 %
= 14.66%
= 14.66 % - 14.5 %
= 0.16 %
Kedalaman 1,00 m
Diketahui : D10 =0,00003
D60 = 0,0003
189
D60
Cu =
D10
0.005
=
0.0006
= 8.33
Kedalaman 1,00 m
Diketahui : D10 =0,005
D30 = 0,0002
D60 = 0,0005
( D30 ) 2
Cc =
D10 xD60
(0.005) 2
=
0.0002 x0.0005
= 0.023
190
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Gradasi Jenis
Kedalaman Cu Cc
Cu Cc Tanah
a. Percobaan sieve analysis adalah untuk menentukan distribusi dari butiran tanah yang
mempunyai ukuran > 0,075 mm (tertahan saringan ASTM-200). Jika butiran tanah <
0,075 mm, maka sieve analysis tidak dapat digunakan.
b. Jenis tanah yang didapat dari kurva sieve analysis adalah silt (lanau).
IV.2 Saran
191
b. Kurang hati-hatinya praktikan pada saat mencuci tanah maupun memindahkan butiran
tanah dari saringan ke can atau sebaliknya karena mungkin ada butiran tanah yang
terlempar ke luar atau hilang.
c. Masih banyaknya sisa butiran tanah yang tertinggal dalam saringan, sehingga dapat
menambah berat butiran tanah.
192
DAFTAR PUSTAKA
193