JAKARTA TIMUR
DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh :
Tuti Sri Suhesti, S.Si., M.Sc., Apt Drs. Medianto Henky Saputra, Apt
NIP. 197102032005012001
Mengetahui,
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
PT. Dankos Farma serta menyelesaikan laporan ini. Pelaksanaan PKPA dan
penulisan laporan PKPA diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Apoteker di Program Studi Profesi Apoteker Jurusan Farmasi
Universitas Jenderal Soedirman. Pelaksaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di PT. Dankos Farma ini berlangsung mulai dari tanggal 9 Oktober – 30 November
2017.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dan
bimbingan yang diberikan, kepada :
1. Drs. Medianto Hengky Saputra, Apt. selaku Site Head PT. Dankos Farma dan
pembimbing preseptor I
2. Seluruh Manager, Supervisor, dan Karyawan PT. Dankos Farma
3. Dr. Warsinah, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
4. Dr. Sri Sutji Susilowati, M.Sc., Apt. selaku Ketua Jurusan Farmasi Fakultas
Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
5. Nuryanti, M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker (PSPA)
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
6. Tuti Sri Suhesti, S.Si., M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Profesi Apoteker PSPA Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal
Soedirman
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaannya sehingga dapat memberikan manfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan kelak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.............................................................................................
Lembar Pengesahan........................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
Daftar Gambar................................................................................................
Daftar Lampiran.............................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................
A. Latar Belakang......................................................................
B. Tujuan PKPA........................................................................
C. Manfaat PKPA......................................................................
A. Pengertian..............................................................................
A. Sejarah...................................................................................
D. Struktur Organisasi..............................................................
BAB IV. KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN.............................
A.
B.
C.
D.
E.
A. Kesimpulan............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), adalah cara pembuatan obat
yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai
dengan persyaratan dan tujuan penggunaan (BPOM, 2012). CPOB
menyangkut semua aspek yang ada di industri farmasi, salah satu aspek yang
tercantum dalam CPOB adalah aspek personalia. Kedudukan Apoteker
memegang peranan penting dalam industri dan keberadaannya diatur dalam
CPOB, yaitu sebagai penanggung jawab produksi, pengawasan mutu, dan
pemastian mutu. Seorang apoteker dituntut untuk memahami konsep CPOB
baik teoritis maupun praktis, memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih
luas mengenai fungsi dan peranannya dalam menerapkan aspek manajerial
organisasi dan administrasi dalam pelaksanaan CPOB di industri farmasi, serta
mengerti segala aspek permasalahan yang terjadi di industri farmasi, terutama
yang berkaitan langsung dengan profesi apoteker.
B. Tujuan PKPA
Praktek kerja profesi Apoteker di PT Dankos Farma bertujuan agar
calon mahasiswa Apoteker :
1. Membekali calon Apoteker agar memahami peran, fungsi, dan tanggung
jawab Apoteker mengenai pekerjaan kefarmasian di industri farmasi.
2. Membekali calon Apoteker mengenai pengetahuan, keterampilan,
wawasan, pengalaman, dan sikap profesional mengenai pekerjaan
kefarmasian di industri farmasi.
3. Memberikan pengetahuan kepada calon Apoteker mengenai penerapan
CPOB di Industri Farmasi.
4. Memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan-permasalahan
dalam praktik pekerjaan kefarmasian di industri farmasi.
5. Meningkatkan kemampuan problem solving mengenai masalah-masalah
dalam praktik pekerjaan kefarmasian di industri farmasi.
6. Membangun hubungan dan kerjasama interprofesional dengan industri
farmasi.
C. Manfaat PKPA
Pelaksanaan praktek kerja profesi Apoteker di Industri farmasi bagi
mahasiswa calon Apoteker bermanfaat untuk:
1. Mengetahui serta memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi.
2. Memperoleh pengalaman dan wawasan mengenai penerapan CPOB di
industri farmasi.
3. Mengetahui alur pembuatan obat serta pengawasan mutu dan pemastian
mutu dalam pembuatan obat di industri farmasi.
4. Meningkatkan sikap profesionalisme untuk menjadi Apoteker di industri
farmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Peralatan
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan
konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan
dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta
seragam dari Batch ke Batch dan untuk memudahkan pembersihan serta
perawatan agar dapat mencegah kontaminasi silang, penumpukan debu
atau kotoran dan hal-hal yang umumnya berdampak buruk terhadap mutu
produk. Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan baku,
produk antara, produk ruahan atau obat jadi tidak boleh bereaksi atau
mengabsorpsi, yang dapat mengubah identitas, mutu dan kemurniannya di
luar batas yang telah ditentukan. Peralatan hendaklah dirawat sesuai
jadwal untuk mencegah malfungsi atau pencemaran yang dapat
mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian produk.
6. Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan dan memenuhi kebutuhan CPOB yang menjamin
senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta
memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi). Unsur-
unsur produksi yang diatur oleh CPOB meliputi pembelian bahan awal
yaitu bahan baku dan bahan pengemas, validasi proses, pencegahan
kontaminasi silang, sistem penomoran Batch/lot, penimbangan dan
penyerahan, pengolahan, pengemasan, pengawasan selama proses,
penanganan bahan dan produk yang ditolak, dipulihkan dan dikembalikan,
bahan kemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi serta
pengiriman dan pengangkutan.
7. Pengawasan Mutu
Kegiatan pengawasan mutu merupakan bagian yang penting dari
CPOB untuk memastikan bahwa produk yang dibuat senantiasa
mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Keterlibatan
dan komitmen semua pihak yang berkepentingan dalam seluruh rangkaian
pembuatan adalah mutlak untuk mencapai sasaran mutu yang ditetapkan
mulai dari awal pembuatan sampai distribusi obat jadi.
Pengawasan mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi
juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu
produk. Pengawasan mutu hendaklah mencakup semua kegiatan analisis.
Pengawasan mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian,
serta termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang
memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan
bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual,
sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi persyaratan.
Pengawasan mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi
juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu
produk. Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap
hal yang fundamental agar Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan
dengan memuaskan.
10. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan
dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian
mutu. Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan
bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan
rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang
biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.
Spesifikasi, Dokumen Produksi Induk/Formula Pembuatan, prosedur,
metode dan instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan
tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen adalah sangat penting.
A. Sejarah
PT. Dankos Farma yang terletak di Jl. Rawa Gatel Blok III-S Kav. 35-
40 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Bangunan PT. Dankos
Farma:
Gambar 3.2. Dankos Farma Plant-Layout
a. Lantai
Lantai beton dengan lapisan atas hardener untuk gudang, sementara
penggunaan keramik diaplikasikan untuk office, loker serta toilet. Untuk
seluruh area produksi, workshop teknik, dan gudang sparepart digunakan
epoxy sebagai lapisan teratas lantai.
b. Dinding
Dinding secara keseluruhan merupakan pasangan bata merah yang dilapisi
plesteran, acian dan terakhir dicat pada permukaan luar. Untuk ruangan
tertentu dindingnya dilapisi stainless steel.
c. Dinding partisi
Rangka dinding partisi menggunakan rangka hollow metal, kemudian di cat
menggunakan zinc chromate. Partisi untuk dinding menggunakan gypsum
atau kalsium silikat yang dihaluskan permukaannya kemudian dicat.
d. Langit-langit (Plafon)
Penutup langit-langit atau plafon yang digunakan adalah gypsum atau
kalsium silikat. Untuk ruang produksi bagian atas penutup plafon dilapisi
alumunium foil satu sisi dengan sisi alumunium dibagian atas. Rangka atau
penguat yang digunakan adalah hollow metal zinc chromate yang
permukaannya dihaluskan kemudian dicat menggunakan epoxy. Untuk
ruang khusus dilapisi dengan stainless steel.
e. Curving
Curving adalah pertemuan antara dua sisi bangunan yang dibuat
melengkung dengan jari-jari tertentu. Untuk area produksi, curving tidak
memakai profil seperti list plafon. Curving dibuat sebaik mungkin, sehingga
lengkungannya benar-benar rata dan tidak bergelombang.
D. Struktur Organisasi President Director
Manufacturing Director
Quality Control
Finance and Manager
Accounting Manager
Quality Assurance
Technical Support Manager Manager
Manufacturing System
Development Manager
Logistic Manager
PGA Manager
Project Manager
Penicillin Manager
Oncology Manager
Tidak
Tidak
Relea
Filling, labeling, dan Packaging3 se?
Ya
Bahan Kemas
2. Kaplet
3. Kapsul
Filling dan
Persiapan Rele
Pengayakan 1) Mixing 2) Polishing 4)
bahan ase?
baku Tidak
Ya
Kemas Stripping 5)
sekunder
6)
Persiapan
bahan baku
4. Injeksi
Proses produksi sediaan injeksi diawali dengan pemastian sterilitas
ruangan, menyalakan LAF sehari sebelum melakukan produksi, dan
membersihkan kemasan bahan dengan disinfektan. Selian itu, dilakukan
juga sterilisasi pakaian operator, rubber stopper, dan alcap dan washing
vial pada suhu 320oC. Sebelum proses filling, dilakukan uji kejernihan
blanko terhadap vial kosong yang telah terpasang rubber stoper dan alcap.
Setelah dipastikan jernih, dilanjutkan proses filling. Selama proses filling
dilakukan in procces control yakni uji bobot isi, inspeksi visual, kejernihan
dan kebocoran. Setelah tahap filling selesai, dilakukan pengambilan
sampel untuk QC. Setelah dinyatakan release oleh departemen QC, prses
produksi dilanjutkan ke tahap berikutnya yakni labeling, pengemasan
sekunder dan pengemasa tersier.
D. Sanitasi dan Hygiene
1. Pengembangan Formulasi
Tugas utama bagian pengembangan formulasi adalah pengembangan
produk baru, baik OTC maupun ethical, sesuai dengan perkembangan
teknologi sediaan farmasi.
2. Pengembangan Metode Analisis
Tugas utama bagian pengembangan metode analisis adalah sebagai
berikut:
a. Mengembangkan metode analisis suatu senyawa obat, bahan
pengemas, dan sampel produk sehingga diperoleh metode analisis
yang sesuai. Untuk produk, bahan baku, dan bahan pengemas yang
akan digunakan dan diproduksi. Metode analisis yang diperoleh
selanjutnya divalidasi dan dijadikan acuan analisis pemeriksaan rutin
sehingga metode analisis tersebut menjadi valid, efektif, dan praktis.
b. Menentukan approved manufacturer bahan baku baru yang
digunakan
3. Pengembangan Pengemasan
Tugas utama bagian pengembangan pengemasan adalah melakukan
penelitian dan pengembangan material kemasan (primer dan sekunder)
untuk produk baru, melakukan penelitian dan pengembangan desain
produk baru, dan menyiapkan atau menyediakan dokumen yang terkait
dengan kemasan meliputi dokumen spesifikasi, metode analisis (MA),
dan Prosedur Pengemasan Induk.
F.