Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan seseorang yang telah mencapai usia diatas 60

tahun ( UU No.13 tahun 1998 ). Sistem kardiovaskulaer adalah salah satu

bagian yang penting dalam tubuh manusia. Fungsi utama dari sistem

kardiovaskuler adalah untuk memberikan oksigen ke setiap sel( Emmelia

Rahnawati.2017). Masalah kesehatan yang sering terjadi pada sistem

kardiovaskuler yang merupakan proses degeneratif, diantara nya yaitu

penyakit hipertensi. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat

yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan

menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena

sering timbul komplikasi, misalnya stroke,penayakit jantung koroner, dan

gagal ginjal. Penyakit hipertensi ini diperlukan pengobatan yang lama

bahkan mungkin seumur hidup. Ketidak patuhan yang berkepanjangan

dapat menambah parah hipertensi (Endang Triyanto.2014). Fenomena

yang berkembang adalah banyak lansia yang belum tahu bagaimana

pentalaksaan hipertensi yang benar terhadap penyakit hipertensi.

Sedangkan lansia yang sudah tahu bagaimana penatalaksanaan hipertensi

yang benar tetapi mereka tidak mau mematuhinya mulai dari

dietnya,pengobatan maupun rutin memeriksa tekanan darah.


Menurut WHO menyatakan jumlah hipertensi penderita hipertensi

di dunia berkisar 600 juta. Hasil penelitian Zavitsanou dan Babatsikou

bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada lanjut usia,dengan angka

kejadian di Amerika 53% dan di Eropa 72%. Prevalensi hipertensi pada

lansia di Indonesia sebesar 33,3% yang berumur 50 tahun keatas. Dari

jumlah itu,60% penderita hipertensi mengalami komplikasi stroke, 6,8%

dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia (jurnal

kebidanan dan keperawatan muhammadiyah surakarta ,vol.9, No.2, 2013:

193-204). Dinas Kesehatan ( Dinkes) jawa timur menyebutkan pada tahun

2015 jumlah penduduk yang mengalami hipertensi sebanyak 9.034 orang

(45,79%). Dinas kesehatan Bojonegoro (2015) jumlah lansia sebanyak

156.353 orang dan yang mengalami hipertensi sebanyak 9.034 orang

(45,79%). Data Puskesmas Dander jumlah lansia pada hipertensi pada

bulan januari sampai oktober sebanyak 622 lansia.

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. Pengukuran tekanan

darah antara 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia di

atas 60 tahun ( Endang Triyanto.2014). Insiden hipertensi meningkat

seiring dengan pertambahan usia. Perubahan yang terjadi pada lansia salah

satunya pada sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding

aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku,kemampuan

jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20

tahun,hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume kehilangan


elastisitas pembuluh darah karena kurangnya efektivitas pembuluh darah

perifer untuk oksigenasi,perubahan posisi dari tidur ke duduk, duduk

keberdiri bisa mengakibatkan tekanan darah menurun yang mengakibatkan

pusing mendadak,tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningktnya

resitensi dari pembuluh darah perifer (Emmelia Ratnawati.2017).

Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer),

karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-

gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi masyarakat. Kalaupun

muncul, gejala tersebut seringkali dianggap sebagai gangguan biasa,

sehingga masyarakat terlambat menyadari akan datangnya penyakit.

Dampak jika penanganan hipertensi tidak berhasil maka akan terjadi

stroke,gagal ginjal,serangan jantung,kebutaan karena pecahnya pembuluh

darah (Endang triyanto.2014).

Dari angka kejadian penyakit hipertensi di atas, maka perlu adanya

suatu upaya penanganan dan pencegahan pada penyakit ini guna

memperkecil resiko terjadinya komplikasi lebih lanjut serta memperkecil

angka kejadian penyakit hipertensi dimasa yang akan datang. Dalam hal

ini perawat berperan sebagai pemberi pendidik kesehatan dan sebagai

fasilitator agar membantu mencari solusi. Ketika lansia mengalami

hipertensi lansia harus tahu bagaimana penatalaksanaan hipertensi yang

benar dan lansia juga harus mematuhinya agar tidak terjadi komplikasi.

Dengan penatalaksanaan yang benar dengan mengukur tekanan darah

secara rutin, menerapkan hidup yang sehat dan pengobatan yang rutin juga
akan mencegah terjadinya komplikasi. Perubahan gaya hidup dan

mengukur tekanan darah secara teratur ini sangat dianjurkan sebab sangat

efektif apabila kita tahu bahwa lebih baik mencegah darpiada mengobati.

Pengobatan dengan antihipertensi diberikan jika modifikasi gaya hidup

tidak berhasil. Tujuan pengobatan hipertensi untuk mencegah morbiditas

dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi. Keberhasilan tindakan dan

kekambuhan dipengaruhi oleh kepatuhan penderita hipertensi dalam

penatalaksanaan hipertensi( Endang Triyanto.2014).

Berdasarkan latar belakang,maka peneliti tertarik untuk meneliti “

Gambaran Upaya Lansia Penderita Hipertensi Dalam Penatalaksanaan

Hipertensi Dipuskesmas Dander Kecamatan Dander Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah upaya lansia penderita hipertensi dalam

penatalaksanaan hipertensi diPuskesmas Dander?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui upaya lansia penderita hipertensi dalam

penatalaksanaan hipertensi di Puskesmas Dander.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman baru bagi peneliti dalam melakukan

penelitian dan peneliti dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan

yang diperoleh dari kampus dengn keadaan yang ada dimasyarakat.

b. Bagi instansi pendidikan

Dapat dijadikan tambahan sumber pustaka sebagai bahan

bacaan dan bisa digunakan sebagai acuan dalam penelitian

selanjutnya.

c. Bagi keperawatan Gerontik

Hasil penelitian dapat sebagai bahan informasi penelitian

selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

responden agar tahu bagaimana penatalaksanaan hipertensi

yang baik demi terhindar dari kejadian peningkatan kejadian

tekanan darah ( hipertensi ),sehingga dapat melakukan

pencegahan dini dengan mematuhi penatalaksanaan hipertensi

tersebut.

b. Bagi perawat
Dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat tentang

permasalahan resiko dan gejala kolestrol tinggi terhadap

kejadian hipertensi sehingga dapat menjadi prioritas

dipuskesmas untuk dapat lebih menggerakan penyuluhan atau

pendidikan tentang cara pencegahan dini dengan bagaimana

upaya lansia dalam penatalaksanaan hipertensi.

c. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian

pelayanan keperawatan lansia dan sebagai bahan informasi

terkait dengan penatalaksanaan hipertensi pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai