BAB
Adanya ketidaksinergisan ini menyebabkan perlunya suatu payung makro dan rencana
teknis untuk penerapannya yang diwadahi dalam suatu strategi pengembangan dan
1.2.1 Tujuan
1.2.2 Sasaran
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, sasaran pekerjaan dijabarkan menjadi tiga
hal penting yaitu :
1) Persiapan
1. Melakukan kaji ulang/review dan evaluasi terhadap berbagai produk rencana yang
telah dimiliki Pemerintah Kabupaten Karo diantaranya SPIPP dan Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) untuk dioptimalkan dan disinergikan
sesuai dengan karakteristik dan kekhasanKabupaten Karo yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu.
2. Melakukan kaji ulang, evaluasi dan analisa terhadap kontribusi dan kedudukan
kawasan-kawasan permukiman di Kabupaten Karo dan tingkat pelayanannya
dalam lingkup wilayah kota.
4. Melakukan survey primer dan sekunder untuk mendapatkan data dan informasi
terkait permasalahan, kebijakan, strategi dan program pengembangan kawasan
permukiman prioritas dalam konstelasi kota, serta data dan informasi pendukung
analisa dan penyusunan RPKPP.
5. Menyiapkan peta dasar dengan kedalaman informasi skala 1 : 5.000 yang akan
digunakan sebagai peta dasar untuk melakukan identifikasi kebijakan dan strategi
penanganan dan pengembangan kawasan sesuai arahan strategi pengembangan
kota maupun Rencana Pembangunan permukiman terkait lainnya, melakukan
analisa serta menuangkan konsep dan strategi pengembangan kawasan
permukiman prioritas dan infrastruktur keciptakaryaannya ke dalam bentuk spasial.
secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan
1:1.000.
2. Menyusun materi visualisasi hasil rencana (RPKP) yang akan digunakan untuk
kebutuhan sosialisasi dalam bentuk poster dan leaflet. Materi visualisasi ini
berisikan konsep, rencana, strategi dan rencana aksi program penanganan dan
pembangunan permukiman baik pada kawasan prioritas maupun kawasan
pengembangan tahap I (pertama).
Setiap kegiatan FGD diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta, dan dilakukan di
dalam kawasan prioritas.
o Dilakukan pada awal bulan ke-3 (tiga) setelah SPMK, setelah dilakukan
kegiatan identifikasi dan penetapan kawasan-kawasan permukiman
prioritas
o Dilakukan pada akhir bulan ke-7 (tujuh) setelah SPMK, setelah dilakukan
kegiatan penyusunan konsep, rencana, strategi dan program
penanganan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur
keciptakaryaan pada kawasan prioritas, dan pada saat penyusunan
Rencana Aksi Program.
Kegiatan Diseminasi diikuti oleh 50 (lima puluh) orang peserta yang mewakili
pemangku kepentingan Kabupaten Karo, baik lembaga eksekutif, legislatif,
akademisi maupun perwakilan masyarakat, dan pihak Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
Lokasi Kawasan prioritas 1 terdapat diwilayah administrasi kelurahan Lau Cimba dan
Kampung Dalam, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo. Luas Kawasan Prioritas
145,42 ha, 2276 unit bangunan, kepadatan = 16 unit/ha. Adapun batas kawasan
tersebut yaitu sebagai berikut:
Batas Utara : Koridor Sungai Lau Cimba dan Lau Berneh, serta Desa Rumah
Kabanjahe.
Batas Barat : Gg. Rejekinta Ras dan Desa Kacaribu
Batas Timur : Gg. Pemda dan Kantor Bupati Karo
Batas Selatan : Koridor Jl. Kota Cane, Jl. Kptn. Bangsi Sembiring, dan Jl.
Veteran
Gambar 1.
1.1 Peta Orientasi Kawasan Pusat Kabupaten Karo
a) Pendekatan Normatif
Pelaksanaan penyusunan RPKP ini dilakukan dengan mengacu pada strategi dan
kebutuhan pengembangan permukiman pada skala kota secara komprehensif dan
mengacu pada dokumen perencanaan pembangunan (development plan) dan
dokumen perencanaan penataan ruang (spatial plan) yang terkait dengan
pengembangan kawasan permukiman prioritas, ataupun ketentuan peraturan dan
perundangan terkait dengan substansi penyusunan RPKP.
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian di atas, RPKPP merupakan turunan dari
SPIPP dengan mengacu pada Strategi Pengembangan Kota. RPKPP dan SPIPP
diharapkan mampu mengintegrasikan antara Development Plan dan Spatial Plan yang
sering kali tidak sinergis satu sama lainnya.
Dalam konteks perencanaan tata ruang, RPKPP dapat dipandang pula sebagai
perencanaan strategis untuk sektor permukiman dan infrastruktur perkotaan yang pola
dan struktur ruang nya telah ditetapkan dalam RDTR. Dalam konteks perencanaan
pembangunan, RPKPP dapat dipandang sebagai rencana aksi untuk mengalokasikan
RPJM bidang permukiman ke besaran dan luasan kawasan yang lebih terukur.
Pada Gambar 1.3 dapat dilihat kedudukan RPKPP sebagai penjembatan antara
Development Plan dengan Spatial Plan. Panah bergaris putus-putus merupakan
keterkaitan antara Spatial Plan dengan Development Plan yang terkoneksikan dengan
RPKPP. Pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa perencanaan kawasan secara
keruangan melalui RDTR dengan output utama pola dan struktur ruang, selanjutnya
operasionalisasi sektor permukiman dan infrastrukturnya akan direncanakan melalui
RPKPP. Misalnya komponen jalan lingkungan dalam RDTR yang telah diplot dalam
Rencana Pembangunan Kawasaan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Karo 1 -11
LAPORAN AKHIR
1.6 Keluaran
- Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait, yang didalamnya
memuat kesimpulan rumusan strategi penanganan pembangunan permukiman
dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas yang di maksud.
Laporan Pendahuluan ini terdiri dari beberapa bab, yang masing-masing memuat hal
yang berbeda. Adapun penjelasan dari tiap bab tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab yang menjelaskan mengenai latar belakang pekerjaan,
pemahaman tujuan dan sasaran, ruang lingkup kegiatan dan wilayah, metoda
pelaksanaan kegiatan, dankedudukan RPKPP .
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai Kebijakan Dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Karoyang terdiri dari Kebijakan dan Strategi, Rencana Struktur,
Rencana Sistem Pusat Kegiatan, Rencana Sistem Jatingan, Rencana Pola Ruang, dan
Indikasi Program serta Strategi Pembangunan kawasan prioritas yang tercantum dalam
Dokumen SPPIP
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai profil kawasan, dan persoalan permukiman dan
infrastruktur permukimannya.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis potensi dan masalah kawasan
perkotaan, analisis fisik kawasan, kebutuhan penanganan kawasan prioritas.
Pada bab ini akan dijelaskan konsep penanganan kawasan prioritas berdasarkan hasil
identifikasi kebutuhan penanganan kawasan.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penilaian atau penentuan bobot terhadap
kawasan prioritas terkait dengan penanganan kawasan Tahap I.
Pada bab ini akan dijelaskan kegiatan penanganan kawasan tahap I terkait dengan
program kegiatan yang akan dilakukan.
Pada bab ini dijelaskan Rencana Detail Engginering program-program kegiatan fisik
yang akan dilaksanakan di Kawasan Tahap I.
Contents
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2.1 Tujuan............................................................................................................... 2
1.6 Keluaran................................................................................................................. 12