Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat-Nya yang selalu dan senantiasa memberikan hikmat,pengetahuan dan anugrah akal
budi kepada insan yang berharap kepada-Nya untuk berkreasi dan berkarya,sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul: “Sistem Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan di Aceh” ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini,begitu banyak kekurangan,
kelemahan baik pengetahuan, ketrampilan, bahkan materi serta hambatan lain yang dialami.
Namun atas kerja keras, ketekunan dan dukungan dari berbagai pihak,maka penulisan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terimah kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang prima membutuhkan pembiayaan yang besar,namun
pembiayaan pelayanan kesehatan di Aceh ditanggung oleh pemerintah Aceh,yaitu gubernur
provinsi Aceh.
Sistem pembiayaan yang dipengang oleh masyarakat Aceh melalui jamkesda (jaminan
kesehatan daerah) yaitu melalui program jaminan kesehatan Aceh (JKA) merupakan strategi
reformasi sistem pembiayaan pelayanan kesehatan di Aceh. JKA di mulai 1 Juni 2010. Sejak
saat itu semua penduduk dari segala strata sosial praktis dibebaskan dari beban finansial saat
mengakses fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
kabupaten/kota, RSUD Provinsi Aceh, dan juga RS Pusat Rujukan di dalam dan luar Aceh.
Meski usia JKA baru 19 bulan—periode 1 Juni 2010 s/d 31 Desember 2011—namun
telah melayani tak kurang dari 2.812.862 kasus, yang meliputi Rawat Jalan Tingkat Pertama,
Rawat Inap Tingkat Pertama, Rawat Jalan Tingkat Lanjut, Rayat Inap Tingkat Lanjut, obat-
obatan dan Bahan Habis Pakai, pelayanan ambulance, tranfusi darah, implant, hemodialysis
dan hemodialysis set, layanan laboratorium, dan termasuk layanan Ante Natal care,
Persalinan, dan Post Natal Care, sebelum ada kebijakan Jaminan Persalinan. Semua
biayanya dijamin pemerintah Aceh sebesar Rp 241,9 milyar (anggaran 2010) dan Rp 400
milyar (anggaran 2011). Untuk kesinambunganya, Pemerintah Aceh mempersiapkan sekitar
Rp 419 milyar untuk penyelenggaraan JKA Tahun 2012.
2. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui bagaimana sistem pembiayaan kesehatan di Aceh.
2) Untuk mengetahui sistem pembiayaan kesehatan Aceh berupa JKA.
3) Untuk mengetahui dasar hukum pembiayaan kesehatan di Aceh.
4) Untuk mengetahui mekanisme pengorganisasian pembiayaan kesehatan Aceh.
5) Untuk mengetahui mekanisme program pembiayan kesehatan Aceh berupa JKA.
6) Untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan 1.
BAB II
KEPUSTAKAAN
Tujuan umum program JKA adalah mewujudkan jaminan kesehatan bagi seluruh
penduduk Aceh yang berkeadilan, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, jenis
kelamin dan usia dalam rangka meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan.
Sedangkan tujuan khusus program JKA yaitu:
1) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkeadilan dan merata bagi seluruh
penduduk Aceh;
2) Menjamin akses pelayanan bagi seluruh penduduk dengan mencegah terjadinya
beban biaya kesehatan yang melebihi kemampuan bayar penduduk
2) Tim Koordinasi
(1) Provinsi
Tugas Tim Koordinasi Provinsi adalah sebagai berikut:
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Tim Pengawas dan Badan
Penyelenggara;
Merumuskan dan mengusulkan kebijakan terkait Penyelenggaraan JKA;
Memberikan solusi dalam mengatasi hambatan dan masalah yang terjadi terhadap
Penyelenggaraan program JKA;
Melakukan evaluasi penyelenggaraan JKA dan melakukan analisis utilisasi dan
kajian kecukupan dana untuk perhitungan anggran tahun berikutnya dengan
membentuk tim evaluasi/konsultan ahli;
Melakukan pengaturan tarif dan prosedur pelayanan bersama PT. Askes,
ahli/konsultan asuransi, dokter spesialis dan asosiasi tenaga kesehatan di wilayah
Aceh;dan
Melakukan validasi atas laporan tim pengawas.
Tabel 1: Susunan Tim Koordinasi Propinsi
(2) Kabupaten/Kota
Tugas Tim Koordinasi Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Tim Pengawas dan Badan
Penyelenggara;
Merumuskan dan mengusulkan kebijakan terkait Penyelenggaraan JKA;
Memberikan solusi dalam mengatasi hambatan dan masalah yang terjadi terhadap
Penyelenggaraan program JKA di tingkat Kabupaten/Kota;dan
Mengkonsultasikan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan ke Tim Koordinasi
tingkat Provinsi.
Tabel 2: Susunan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota
Sumber: Dinas Kesehatan Provinisi Aceh, 2013
3) Tim Pengawas
(1) Provinsi
Tim pengawas tingkat propinsi diangkat oleh gubernur. Tugas dan tanggungjawab Tim
Pengawas Propinsi:
Melakukan pengawasan terhadap implementasi pedoman pelaksanaan (Manlak)
Program JKA dalam pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta;
Melakukan pengawasan manajemen kepesertaan, manajemen pengobatan, dan
penanganan keluhan atas pelayanan kepada peserta;
Mendapatkan laporan pelaksanaan program JKA dari pihak pelaksana program secara
berkala;
Memberikan saran dan bantuan teknis kepada pihak pelaksana program guna
memperlancar dan meningkatkan mutu pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi
peserta;
Melakukan pertemuan dan konsultasi dengan DInas Kesehatan Aceh, PT. Askes
(Persero), Pihak RSU Zainoel Abidin, RSU Daerah, RSU Swasta dan para pelaksana
lainnya yang terkait dengan pelayanan kesehatan Program JKA;dan
Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Gubernur Aceh pertriwulan dan
laporan tahunan para pihak yang berkepentingan.
Tabel 3: Susunan Tim Pengawas Propinsi
2) Iuran
(1) Pada tiga tahun pertama (2010-2012) Pemerintah Provinsi Acehmenggangarkan
setiap tahun sejumlah Rp241,9 M (tahun 2010), Rp 399 M (tahun 2011) dan Rp
419 M (tahun 2012) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA).
Dana JKA tersebut digunakan untuk pembayaran kapitasi di fasilitas kesehatan
dasar (puskesmas dan jaringannya) dan untuk pembayaran klaim rumah sakit.
(2) Tahun 2014 dan selanjutnya, Pemerintah Daerah Aceh merencanakan
pembatasan subsidi iuran bagi penduduk miskin dan hampir miskin. Penduduk
Aceh yang bekerja mandiri dan memiliki kemampuan ekonomi wajib mengiur.
3) Tata Laksana Pelayanan Kesehatan
(1) Manfaat jaminan kesehatan yang diberikan kepada peserta adalah dalam bentuk
pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) berdasarkan
kebutuhan medis sesuai dengan standar pelayanan medis.
(2) Pelayanan kesehatan dalam Program JKA menerapkan pelayanan terstruktur dan
berjenjang.
(3) Pelayanan rawat inap tingkat lanjut diberikan diruang rawat inap kelas III.
(4) Pemberian pelayanan kepada peserta oleh fasilitas kesehatan harus dilakukan
secara efisien dan efektif, dengan menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali
mutu.
4) Manfaat
Pelayanan kesehatan berlaku di wilayah Propinsi Aceh dan wilayah lain dalam yurisdiksi
Negara Kesatuan RI.Manfaat program JKA adalah sebagai berikut:
(1) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama:
Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP):
Pelayanan promotif dan preventif (penyuluhan kesehatan).
Konsultasi dan pengobatan ke dokter dan perawat.
Pemeriksaan laboratorium sederhana.
Tindakan medis sesuai kapasitas dan kompetensi.
Obat dan bahan habis pakai.
Perawatan dan pengobatan gigi dasar.
Pelayanan imunisasi dasar.
Pemeriksaan dan pengobatan bayi dan balita.
Pelayanan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan jiwa.
Pelayanan pemberian rujukan atas indikasi medis.
Pelayanan transportasi rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan khusus pasien
gawat darurat dan peserta Jamkesmas.
5) Prosedur
fasilitas kesehatan wajib melaporkan kepada PT. Askes (Persero) setempat dalam
waktu 2x24 jam untuk penjaminan palayanan kesehatan peserta JKA. Apabila
fasilitas kesehatan tidak melaporkan, maka akan dibayar sesuai tarif JKA.
Setelah keadaan darurat teratasi dan kondisi pasien telah stabil, 1x24 jam pasien
harus dirujuk ke Rumah Sakit jaringan JKA dan PT Askes (Persero) akan
mengganti biaya pelayanan gawat darurat sesuai tarif umum fasilitas kesehatan
tersebut.
(6) Pelayanan Kesehatan Peserta JKA di Luar Wilayah Provinsi Aceh
Gawat Darurat
Hanya berlaku bagi peserta JKA yang sedang bepergian ke luar Propinsi Aceh
dalam yurisdiksi Negara Kesatuan RI
Pelayanan diberikan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan PT. Askes
(Persero)
1. Kesimpulan
Sistem pembiayaan pelayan kesehatan merupakan sarana yang utama,dan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya.Dengan adanya
sistem pembiayaan pelayanan kesehatan di Aceh yaitu seperti JKA maka hal tersebut
sangat membantu masyarakat dalam masalah ekonomi masyarakat khususnya Aceh.Aparat
aparat yang dipercaya sebagai pengelola jaminan kesehatan sudah sepatutnya mengerjakan
tugas dengan adil dan sesuai dengan kode etiknya
2. Saran
Pada bagian ini kami menulis beberapa saran yang harus yaitu;
1) Kami berharap dengan adanya tugas ini, para pembaca makalah ini dapat mennyerap
manfaat yang sebesar-besarnya,terutama generasi muda.
2) Kami menyadari,bahwa mungkin kita belum terlalu mengerti dengan masalah
ini,kami harap pengajar akan lebih memperhatikan mahasiswa dalam pembahasan
ini.
DAFTAR PUSTAKA
“Sistem pembiayaan Pelayanan Kesehatan Aceh”. Jaminan Sosial Indonesia. Web. 29 Januari 2018
(http://www.jamsosindonesia.com/jamsosda/detail/12).