Case Report
Case Report
3.4. Patofisiologi.............................................................................................. 9
BAB 5 KESIMPULAN..................................................................................................... 18
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulisan laporan kasus stase Ilmu Penyakit Dalam ini dapat
diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
“Pityrosporum Ovale”. Penulisan laporan kasus ini diajukan untuk memenuhi tugas
Dengan terselesaikannya laporan kasus ini kami ucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada dr. Buih spesialis kulit dan kelamin, selaku pembimbing
kami, yang telah membimbing dan menuntun kami dalam pembuatan laporan kasus
ini.
Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami tetap membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun. Akhirnya,
Sepanjang,
November 2017
Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
normal adalah suatu norma flora kulit, namun kolonisasinya dapat meningkat dan
Spesies Malassezia sendiri yang sering dihubungkan dengan infeksi kulit adalah
Malassezia furfur, namun spesies pada Malassezia sendiri berjumlah 12, yaitu
Malassezia equi. Manifestasi infeksi Malassezia terdiri dari dua, yaitu pitiriasis
Pitriasis versikolor disebabkan oleh Malessezia furfur yaitu jamur yang bersifat
lipofilik dimorfik dan merupakan flora normal pada kulit manusia biasanya tidak
putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat
menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala
yang berambut. Pitiriasis versikolor lebih sering terjadi di daerah tropis dan
mempunyai kelembaban tinggi. Walaupun kelainan kulit lebih terlihat pada orang
berkulit gelap, namun angka kejadian pitiriasis versikolor sama di semua ras.
Beberapa penelitian mengemukakan angka kejadian pada pria dan wanita dalam
3
adanya makula hipopigmentasi, hiperpigmentasi, atau kemerahan yang tertutup
pada lesi yang bersisik dan pemeriksaan mikroskopis sediaan skuama dengan KOH.
pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh jamur Malassezia spp., berupa papul
dan pustul folikular, yang biasanya gatal dan terutama berlokasi di batang tubuh,
leher, dan lengan bagian atas. Pityrosporum ovale folikulitis (POF) sering
dihubungkan dengan penyakit akne secara umum, tetapi manifestasi klinis yang
overgrowth dari spora yang merupakan flora normal di kulit (Bramono et al., 2015).
4
BAB 2
LAPORAN KASUS
Sdr. R, laki-laki usia 26 tahun, bertempat tinggal di Jl. Seno Putro, Kota
Surabaya, datang ke poli Kulit dan Kelamin RS Siti Khodijah Sepanjang pada hari
Kamis tanggal 9 November 2017. Pasien datang dengan gatal pada badan terutama
berkeringat. Keluhan lebih gatal saat malam hari (-). Pasien sudah mengeluh gatal
sejak 4 tahun yang lalu. Pasien juga mengeluh muncul bintil seperti jerawat pada
riwayat penyakit alergi, asma dan mengalami keluhan seperti pasien disangkal.
tinggal di rumah sendiri bersama keluarganya. Satu rumah 4 orang, pasien sering
memakai jaket saat di luar rumah, dan pasien rutin mandi dan mengganti baju.
regio punggung, thorax, abdomen dan lengan kanan bagian ekstensor didapatkan
lesi makula eritema dengan papul dan pustule berjumlah banyak dan menyebar.
5
Gambar. Regio punggung Gambar. Regio thorax dan abdomen
tablet 200 mg 2x1 selama 7 hari, fuson (asam fusidat) cream 3x1.
6
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh jamur Malassezia spp., berupa papul
dan pustul folikular, yang biasanya gatal dan terutama berlokasi di batang tubuh,
akne secara umum, tetapi manifestasi klinis yang ditimbulkan dapat persisten
Pityrosporum ovale folikulitis (POF) timbul akibat overgrowth dari spora yang
3.2 Epidemiologi
dalam 75-98% dari orang sehat. Organisme ini merupakan bagian dari flora normal
kulit dan banyak individu dengan Malassezia yang tidak memiliki tanda-tanda atau
gejala dari folikulitis atau penyakit lainnya. Kolonisasi oleh M. furfur dimulai
segera setelah lahir, dan kehadiran puncak dari yeast (ragi) terjadi pada akhir masa
Pitirosporum ovale hadir pada 90-100% dari permukaan kulit yang sehat,
jumlah terbanyak terdapat pada dada dan punggung. Iklim tertentu mempengaruhi
presentase orang dengan Pitiriasis ovale dan jumlah orang dengan Pitirosporum
7
folikulitis. Masyarakat yang tinggal di iklim hangat dan lembab memiliki insiden
yang lebih tinggi dari Pitirosporum folikulitis. Salah satu klinik di Filipina mencatat
bahwa 16% dari semua kunjungan pasien adalah kasus Pitirosporum folikulitis.
(Wolf, 2012)
Pada tahun 2008 dari China menyebutkan bahwa 1,5% dari semua pasien
kulit di diagnosis dengan Pitirosporum ovale folliculitis, sebagian besar dari mereka
sehat, dan rata-rata dewasa muda. Laporan Pitirosporum folikulitis bervariasi, rasi
laki – perempuan 1:1. Pitirosporum folikulitis sering terjadi pada anak muda, orang
dewasa muda dan usia tua yaitu pada mereka yang berusia 13–45 tahun. Dan lebih
banyak ditemui di daerah tropis, mungkin karena kelembaban tinggi dan suhu
3.3 Etiologi
merupakan flora normal kulit yang juga menyebabkan pitiriasis versikolor atau
spesies, sehingga penyakit yang disebabkan oleh jamur ini atau dihubungkan
dan juga dikaitkan dengan beberapa penyakit kulit termasuk dermatitis seborhoik,
8
3.4. Patofisiologi
sifat dimorfik (berada dalam dua bentuk atau struktur yang berbeda), lipofilik
(membutuhkan asam lemak yang ada dalam kulit berminyak untuk berkembang
untuk bertahan hidup. Biasanya, mereka ditemukan dalam stratum korneum dan
dada dan punggung, Menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak rantai sedang
dari asam lemak bebas. Hasilnya adalah sel mediasi yang merespon dan
9
Bila pada hospes terdapat faktor predisposisi yang dapat menyebabkan
perubahan dalam kekebalan, produksi sebum, dan pertumbuhan flora normal kulit,
spesies Malassezia tumbuh berlebihan dalam folikel sehingga folike dapat pecah,
a) Faktor eksternal
berkeringat.
timbulnya keringat.
10
Penggunaan bahan – bahan berlemak untuk pelembab badan yang
pelembab berminyak)
Kegemukan
folliculitis)
Diabetes mellitus
Defisiensi imun
d) Obat-obatan, seperti :
11
3.6 Gejala Klinis
3.7 Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada keluhan gatal dan lokasi serta morfologi lesi,
dikonfirmasi dengan pemeriksaan lampu wood tampak fluoresensi biru terang atau
putih yang di amati pada folikel di lokasi lesi, dan menemukan kelompok sel ragi
dan spora bulat atau blastospora Malassezia pada pemeriksaan isi folikel yang
KOH dan tinta Parker® biru hitam. Mengingat Malassezia spp. merupakan flora
temuan jumlah organisme ≥ 3+ : yakni lebih dari 2-6 spora dalam kelompok atau
ostium folikel rambut pada sediaan histopatologi yang kadang disertai ruptur folikel
12
Gambaran miroskopik M.furfur “Spaghetti and Meatball Appereance”
papul, pustul, nodus dan kista, serta jaringan parut hipertrofi dan
pustul folikular, terasa agak nyeri dan dapat disertai gejala infeksi
2015)
13
3.9 Penatalaksanaan
menggunakan ketokonazol oral 200 mg/hari selama 4 minggu, flukonazol oral 150
mg/minggu selama 2-4 minggu, dan itrakonazol oral 200 mg/hari selama 2 minggu.
Penggunaan agen sistemik tersebut sangat efektif pada POF. (Janik et al., 2008)
Selain menggunakan obat sistemik dapat juga digunakan obat topikal seperti
selenium sulfat 2,5% yang di aplikasikan pada kulit semalam yang terbukti efektif.
3.10 Prognosis
Secara umum prognosis baik, tetapi jika ada faktor predisposisi yang tidak
14
BAB 4
PEMBAHASAN
pasien dihubungkan berdasarkan teori dari tinjauan pustaka, gejala, tanda dan faktor
predisposisi pasien ini mengarah pada diagnosis pitirosporum folikulitis, hal ini
Gejala
atas) +
Tanda
Faktor predisposisi
Faktor eksternal
Faktor Individu
Kulit berminyak -
Kegemukan -
Kehamilan -
15
Stress atau kelelahan -
Penyakit sistemik
Diabetes Melitus -
Defisiensi imun ?
Obat-obatan
Oral steroid -
Pemeriksaan penunjang
KOH -
Jam I adalah 2 , LED Jam II adalah 3, dan CRP 0,01. Nilai tersebut masih termasuk
dalam batas nilai normal. LED sendiri adalah nilai interval waktu (tiap jam) sel
darah merah untuk mengendap. LED sendiri akan mengalami peningkatan apabila
CRP adalah protein yang disintesis ssat terjadinya inflamasi saat pelepasan
sitokin. CRP sendiri adalah parameter terjadinya inflamasi akibat infeksi akut
apabila nilainya tinggi. CRP juga ditemukan dapat meningkat pada kondi infark
doxycycline cap 100mg 2x1 selama 7 hari, ketoconazole tablet 200 mg 2x1 selama
7 hari, fuson cream 3x1. Penggunaan antifungal topical dan oral adalah agen efektif
16
untuk tatalaksana Malassezia, selain itu dapat mempercapat resolusi. Penggunaan
topical tiap hari adalah lotion selenium sulfide 2,5% dan ciclopirox olamine cream
0,77%, dan ketoconazole shampoo 2%. Untuk terapi oral dapat menggunakan
ketoconazole 200mg per hari selama 4 minggu, fluconazole 150 mg tiap minggu
selama 2-4 minggu, dan itrakonazol 200mg sehari selama 2 minggu, penggunaan
tetrasiklin ini juga mempunyai efek antiinflmasi yang dapat menghambat aktifitas
Prognosis pasien ini secara quo ad vitam bonam, quo ad functionam dubia
komplikasi, serta prognosis. Infeksi berulang sangat sering terjadi selama terdapat
dilakukan dengan itrakonazol 400 mg atau oral flukonazol 200 mg 1 bulan sekali.
17
BAB 5
KESIMPULAN
dan pustul perifolikular dengan diameter berukuran 2-3 mm, dengan peradangan
diagnosis pasti infeksi jamur dan mengetahui infeksi bakteri spesifik apa yang
menyertai.
dengan mencaga higienitas dan factor predisposisi lainnya. Pasien ini mengalami
18
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah M, Aisah S, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VII.
Pirngadi. http://medicineline.wordpress.com/2011/08/08/pitiriasis-
versikolor/
3. Janik MP, Hefferman MP, Yeast infection: candidiasis and tinea (pytriasis)
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Level D editor.
McGraw-Hill Co;2012.p2298-311
19
9. Wolff, Klaus et al. 2011. Pityrosporum Folliculitis. In : Fitzpatrick’s
Medical. P 2310-2311.
20