Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah merupakan tekanan yang dihasilkan oleh pompa

jantung untuk menggerakkan darah keseluruh tubuh. Aliran darah mengalir

pada sistem sirkulasi karena perubahan tekanan sehingga aliran darah

mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke daerah yang tekanannya

lebih rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke

aorta. Puncak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan

(sistolik) dan pada saat ventrikel rileks, darah yang tetap dalam arteri

menimbulkan tekanan minimum (diastolik). Volume meningkat dalam

spasium tertutup seperti pembuluh darah, maka tekanan dalam spasium

tersebut meningkat, maka curah jantung meningkat darah yang dipompakan

terhadap dinding arteri lebih banyak yang menyebabkan tekanan darah naik

(Potter & Perry, 2005).

Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah di pembuluh

darah meningkat secara kronis, Hal tersebut dapat terjadi karena jantung

bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen

dan nutrisi tubuh. Penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain

jika dibiarkan terutama pada organ-organ vital seperti jantung dan ginjal

(Riskesdas Nasional, 2013). Penyebab yang mempengaruhi hipertensi

seperti umur, ras, faktor genetik, stres dan pengaruh faktor luar seperti
obesitas, merokok, kurang olahraga, kandungan garam dalam makanan

(Alfisyahr, 2011).

sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi dua

pertiganya terdapat di Negara-negara berkembang (WHO, 2011). Hipertensi

menyebabkan 8 juta penduduk diseluruh dunia meninggal setiap tahunnya,

hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat di kawasan Asia tenggara.

WHO mencatat pada tahun 2012 terdapat 839 juta kasus penderita

hipertensi dan diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025

atau sekitar 29% dari total penduduk dunia (Triyanto, 2014).

Dari data RISKESDAS tahun 2013 di dapatkan prevalensi hipertensi

25,8 % secara Nasional. Terdapat provinsi yang masih belum berubah, yakni

provinsi Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Prevalensi hipertensi di

Jawa Timur menempati posisi pertama dengan prevalensi hipertensi tertinggi

yaitu sebesar 37,4% atau 275.000 jiwa (RISKESDAS, 2013).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 01

maret 2017 melalui wawancara mengenai hipertensi yang dialami penderita

serta pengukuran tekanan darah di RT 002 RW 00 4 Desa Patalan. Dari 10

responden di temukan 4 (40%) responden mengalam hipertensi dan 6 (60%)

responden tidak mengalami hipertensi.

Penyempitan pembuluh darah akibat hipertensi dapat menyebabkan

berkurangnya suplai darah dan oksigen ke jaringan yang akan

mengakibatkan mikroinfark pada jaringan (Price & Wilson, 2006).


Komplikasi berat hipertensi adalah kematian karena obstruksi dan rupturnya

pembuluh darah otak (Price & Wilson, 2006).

Hipertensi manifestasi dari distres pada keluhan psikis dapat berupa

kurang bersemangat, penerimaan diri rendah merasa tidak berguna hingga

depresi. Kondisi tersebut ketika dibiarkan terlalu lama akan menimbulkan

gangguan pada fisik dan psikis. Sering terlibat konflik dengan keluarga

lingkungan sekitar maupun mengalami keluhan fisik seperti hipertensi

reaksi yang dialami oleh individu yang mengalami distres (Schrafer, 2007).

Pengobatan hipertensi secara farmakologis dianjurkan dengan

resep dokter seperti obat diuretik, penyekat beta, antagonis kalsium, dan

penghambat ACE (Angiotensin Converting Enzyme) (Gunawan, 2007).

Pengobatan nonfarmakologis oleh penderita hipertensi mengontrol asupan

makanan dan natrium, menurunkan berat badan, pembatasan konsumsi

alkohol dan merokok, serta melakukan latihan dan relaksasi (Smeltzer &

Bare, 2011).

Latihan relaksasi autogenik merupakan intervensi perilaku untuk

mengatasi tekanan, kecemasan, stres dan nyeri. Relaksasi ini dapat

mengurangi tekanan dan berpengaruh terhadap proses fisiologi seperti

menurunkan tekanan darah, nadi dan respirasi dan meningkatkan suhu

tubuh karena relaksasi dapat mengaktivasi sistem parasimpatis. Tujuan dari

relaksasi autogenik adalah mengalihkan perhatian dari stimulus tekanan

atau kecemasan terhadap sugesti menyenangkan dan relaksasi. Selama


latihan seseorang dipandu untuk rileks dengan situasi yang tenang dan

sunyi (Micah, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian Lisa et.,al 2011. Relaksasi autogenik

dapat menyembuhkan pasien dengan irritable bowel syndrome (IBS).

Teknik relaksasi autogenik efektif dalam meningkatkan kesehatan pasien

mengendalikan pernafasan, tekanan darah, denyut jantung, relaksasi

autogenik sudah sejak lama digunakan sebagai teknik mengurangi

kecemasan, nyeri kronis, dan sakit kepala (Lisa et.,al 2011).

Fenomena diatas menunjukkan bahwa, untuk mencegah terjadinya

resiko hipertensi dan komplikasi yang akan muncul. Peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi outogenik terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di RT 002 RW 004

Desa Patalan Wonomerto Probolinggo.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan

masalah pada penelitian ini “Adakah pengaruh teknik relaksasi autogenik

terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di RT 002 RW 004 Desa

Patalan Wonomerto Probolinggo?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh teknik relaksasi autogenik terhadap tekanan darah

pada penderita hipertensi di RT 002 RW 004 Desa Patalan Wonomerto

Probolinggo).
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi di RT 002 RW 004

Desa Patalan Wonomerto Probolinggo sebelum dilakukan teknik relaksasi

autogenik .

2. Mengidentifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi di RT 002 RW 004

Desa Patalan Wonomerto Probolinggo setelah dilakukan teknik relaksasi

autogenik.

3. Menganalisis pengaruh teknik relaksasi autogenik terhadap tekanan darah

pada penderita hipertensi di RT 002 RW 004 Desa Patalan Wonomerto

Probolinggo.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan pengetahuan dari hasil penelitian untuk

dikembangkan pada penelitian berikutnya, dan memberikan dukungan bagi

peningkatan profesionalisme dibidang ilmu keperawatan medical bedah dan

keperawatan komunitas.

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam bidang ilmu

keperawatan medikal bedah dan keperawatan komunitas, sehingga dapat

membantu membentuk kemandirian pasien dalam relaksasi autogenik

sehingga terhindar dari hipertensi.


1.4.3 Bagi Lahan Penelitian

Dapat lebih mudah memanfaatkan teknik relaksasi sebagai

penatalaksanaan non farmakologi pada pasien hipertensi, karena tekhnik

relaksasi autogenik ini tidak membutuhkan biaya perawatan.

1.4.4 Bagi Responden

Diharapkan dari penelitian ini nantinya orang tua atau suami /istri

dapat berperan aktif dalam menerapkan teknik relaksasi autogenik pada saat

terjadi peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

1.4.5 Bagi Peneliti

1. Menambah pemahaman tentang pengaruh teknik relaksasi autogenic

terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi.

2. Merupakan kegiatan belajar untuk meluangkan pengetahuan serta

mempraktikkan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan.

3. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktis yang mendukung

pengetahuan teoritis yang didapat melalui penelitian serta melatih

keterampilan dalam menulis karya ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai