Pergaulan positif berupa kerja sama antara individu atau kelompok yang
bermanfaat. Sedangkan pergaulan negatif mengarah pada pergaulan bebas yang
harus dihindari oleh setiap masyarakat khususnya bagi remaja yang masih labil
atau masih mencari jati dirinya dan di usia remaja lebih mudah terpengaruh
serta belum dapat mengetahui baik atau tidaknya perbuatan tersebut.
Bahaya dari pergaulan bebas adalah seks bebas. Seks bebas adalah
dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan sampai
dengan kehamilan diluar nikah yang tentu saja memalukan diri sendiri,
orang tua, masyarakat, dan Indonesia dengan adat ketimuran.
Ketergantungan Obat. Dari ajakan teman karena pikiran yang masih
labil menggiringnya mengkonsumsi obat terlarang sampai membuat
ketagihan dengan ketergantungan obat-obat terlarang hingga berlebihan
dan berdampak overdosis yang diakhiri dengan kematian.
Menurunnya tingkat kesehatan. Pergaulan bebas dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti HIV AIDS dan banyaknya yang menggugurkan
kandungan yang tentu saja membahayakan kesehatannya serta
mengkonsumsi obat-obat terlarang yang semua hal tersebut dapat
menurunkan kesehatan.
Meningkatkan Kriminalitas. Bahaya pergaulan bebas yang satu ini
dapat terjadi karena jika pencadu narkoba tidak lagi memiliki uang untuk
membeli maka jalan keluar yang cepat adalah dengan melakukan
tindakan kriminalitas.
Meregangkan Hubungan Keluarga. Pergaulan bebas dapat
meregangkan hubungan antara keluarga karena beberapa penyebab yang
biasanya karena emosi meledak-ledak dan bahkan sampai rasa hormat
kepada orang tua akan dapat hilang.
Menyebarkan Penyakit. Pergaulan bebas yang akrap dengan seks
bebas, dan narkoba membuat berbagai penyakit dapat menyerang orang-
orang sekitar yang tidak bersalah.
Menurunnya Prestasi. Seorang dengan pergaulan bebas lebih
cenderung bersenang-senang dan dapat menghilangkan konsentrasi
belajar akibat dari minuman keras dan narkoba.
Berdosa. Pergaulan bebas sudah tentu akan mendapat dosa yang belum
rasakan selagi masih hidup, namun saat kematian menjemput yang
dihantarkan kepada balasan atas doa-dosa yang pernah diperbuat yaitu
ke neraka.
Kenakalan remaja
Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar
norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada
usia remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa. Kenakalan
remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-
norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
Kondisi ini merupakan kondisi patologis, karena para remaja tersebut berbuat
atau bertindak di luar batas norma-norma hukum yang berlaku, serta merugikan
lingkungan sosialnya.
penjara
5. Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan berbagai perilaku remaja yang tidak
dapat diterima secara sosial, sehingga menimbulkan perbuatan criminal
remaja. Apalagi memasuki era yang serba modern ini, dengan berbagai budaya
luar yang masuk dan mempengaruhi pola hidup remaja Indonesia. Sebagian
(lingkungan).
1. Faktor Internal
a. Krisis Identitas
Idealnya, seorang remaja akan selalu mencari jati diri di dalam lingkungannya
saat ia beranjak remaja sebelum ia masuk ke usia dewasa. Oleh karena itu,
dalam mencari jati diri ini, seringkali remaja jatuh ke dalam krisis identitas yang
membuat mereka terdorong untuk melakukan tindakan criminal
sudah dapat membedakan perbuatan baik dan buruk juga bisa terjerumus ke
dalam perbuatan buruk, jika tidak dibarengi dengan control diri yang baik dari
dalam batin mereka
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh seseorang sejak ia
lahir. Keluargalah yang seharusnya membentuk control diri yang kuat sehingga
seorang remaja tidak terjerumus ke dalam kenakalan. Keluarga yang tidak
harmonis seperti perceraian kedua orang tua, tidak adanya komunikasi yang
baik di dalam keluarga, serta keluarg ayang selalu dirundung perselisihan, akan
memicu perilaku negative pada remaja
saat mereka beranjak remaja, mereka memiliki kontrol diri yang kuat
b. Lingkungan Sosial
Selain keluarga, seseorang juga akan melakukan proses sosioligis ke lingkungan
c. Pergaulan
Pergaulan dengan teman sebaya juga wajib menjadi tanggung jawab
d. Pendidikan
Pendidikan sangat berguna dalam mebentuk kepribadian seseorang agar
memiliki pengetahuan akan baik buruknya suatu perbuatan. Pendidikan baik
harus sejak dini diajarkan oleh kedua orang tua, sebelum melanjutkan ke
sekolah
bersifat positif, seperti membantu sesama, olahraga, menjalani hobi, dan lain
sebagainya. Hal itu akan menjauhkan remaja untuk mengisi waktu luang untuk
melakukan perbuatan anti normative
Indonesia seharusnya harus dihindari atau bahkan tidak diikuti. Apalagi dengan
KENAKALAN REMAJA
1. Usaha Preventif
Memberikan kasih saying yang cukup kepada anak
Meningkatkan kesejahteraan keluarga
Mendirikan tempat pengembangan kreasi dan inovasi bagi remaja
Mengembangkan perlengkapan olahraga bagi remaja
Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif guna memberikan
pengetahuan terhadap tingkah laku remaja
3. Usaha Kuratif
Memberikan pelatihan kepada para remaja untuk hidup teratur dan
disiplin
Memperbanyak program latihan peningkatan keterampilan
Melakukan perubahan lingkungan tempat tinggal
Memberikan fasilitas yang diperlukan untuk perkembangan jasmani dan
rohani
Menghilangkan atau menekan penyebab-penyebab timbulnya kenakalan
remaja
4. Demoralisasi
Dewasa ini banyak dijumpai keadaan dimana kualitas moral yang terjadi di masyarakat mengalami
penurunan. Hal inilah yang dinamakan demoralisasi. Brooks dan Gable (1997) mengatakan bahwa
demoralsasi berhubungan dengan rendahnya standar moral dan penetapan nilai serta norma dalam
masyarakat.
Beberapa indikasi yang menunjukkan suatu bangsa mengalami gejala demoralisasi, adalah sebagai
berikut:
a. Kuantitas dan kualitas kriminalitas sosial semakin meningkat, seperti pencurian, perampokan,
pembunuhan, dll.
b. Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkis, seperti pembakar rumah, perusak fasilitas umum,
penjarahan, dll.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan demoralisasi di kalangan masyarakat, antara lain:
ü Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sehingga megakibatkan jumlah pencari kerja tidak
sebanding dengan lapangan kerja.
ü Menurunnya kewibaan pemerintah yang ditandai dengan tidak berhasilnya pemerintah memenuhi
tuntutan rakyat.
ü Adanya sikap-sikap negatif, seperti: malas, boros, tidak disiplin, serta sikap apatis yang
akhirnya, untuk mencapai sesuatu menggunakan jalan pintas.
Soetomo
Menurut Soetomo masalah sosial adalah suatu kondisi yang tidak
diinginkan terjadi pada sebagian warga masyarakat.
1. Faktor ekonomi.
2. Faktor biologis.
3. Faktor psikologis.
4. Faktor kebudayaan.
Faktor Ekonomi
Dalam segi ekonomi ini biasanya timbul masalah sosial seperti kemiskinan
dan pengangguran yang seharusnya menjadi tanggungjawab pemerintah.
Hal seperti ini bisa terjadi karena minimnya lapangan pekerjaan yang
disediakan oleh pemerintah.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa masalah ekonomi sangatlah sensitif
bagi masyarakat, oleh karena itu permasalahan sosial akan menimbulkan
dampak seperti tindakan kriminalitas merampok, mencuri dll. Dengan
alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Faktor ekonomi juga bisa dijadikan sebagai acuan atau tolak ukur kemajuan sebuah negara
sekaligus menjadi faktor yang dapat memengaruhi masalah sosial terhadap aspek psikologis
dan biologis dalam masyarakat.
Faktor Biologis
Kemudian yang kedua yaitu faktor biologis, di mana faktor ini juga bisa menimbulkan
permasalahan sosial, misal terjadinya wabah penyakit, kurang gizi, dll.
Itu semua bisa terjadi karena kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai
ditambah lagi dengan kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat yang
kurang baik. Oleh karena itu perlu diadakan penyuluhan atau hanya
sekedar berbagi informasi yang terkait dengan pentingnya pola hidup sehat
dan menjaga kebersihan lingkungan.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis juga dapat berpengaruh terhadap masalah sosial. Faktor
psikologis ini bisa muncul karena beratnya beban hidup yang dirasakan,
sehingga akan mengeluarkan emosi dan memicu konflik di masyarakat.
Faktor Kebudayaan
Yang dimaksud kebudayaan adalah perkembangan budaya yang
mempunyai peran dalam memicu timbulnya permasalahan sosial. Misal,
kenakalan remaja, pernikahan dan perceraian, pernikahan dini, dan lain-
lain.
Seharusnya faktor budaya ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dan
penanganan yang tepat tanggap, hal seperti ini sebenarnya mencerminkan
tradisi dan kebiasaan masyarakat
Kemiskinan
Yang pertama yaitu kemiskinan, diartikan sebagai suatu keadaan ketika
seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan mental
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Contoh, ada salah satu keluarga yang tidak mempunyai televisi, motor,
sementara para tetangga yang ada disekitar mempunyai barang-barang
tersebut. Hal seperti inilah yang bisa menjadikan kemiskinan sebagai
masalah sosial.
Kejahatan
Kejahatan terjadi karena sebuah kondisi dan proses sosial yang sama lalu
menghasilkan perilaku sosial yang berbeda. Kejahatan bisa terjadi karena
proses imitasi pelaksanaan peran sosial, kompensasi, asosiasi diferensiasi,
konsepsi diri, identifikasi, dan kekecewaan yang agresif.