Anda di halaman 1dari 37

Makalah Sistem Instrumentasi

TEL. 61-640
“MOTOR LISTRIK”

Dosen Pengampu : Joko Slamet Saputro, S.Pd. , M.T.

Di Susun Oleh :

Eka Ratna Sari 1510631160041

Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, kemajuan teknologi sudah berkembang pesat. Semakin besar kemajuan
teknologi di dunia ini, semakin besar pula tingkat polusi di dunia ini. Apalagi di kota-kota
besar, temperaturnya cukup tinggi karena besarnya polusi udara dan kurangnya pepohonan
yang berfungsi untuk menyerap polusi udara tersebut. Dan salah satu penyumbang polusi
terbesar di dunia ini adalah bidang otomotif.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi
lingkungan dan dunia secara global akibat polusi dari asap kendaraan bermotor yang telah
berkembang pesat ini.” (Bapedal, 1998). Hal ini dikarenakan motor bakar yang mempunyai
emisi gas buang cukup tinggi. Kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber
polusi udara mencapai 60-70%, bandingkan dengan industri yang hanya berkisar antara 10-
15%.Dari jumlah total tiap zat pencemaran utama yang dikeluarkan setiap tahun, karbon
monoksida (CO) merupakan zat pencemar terbanyak dan kendaraan bermotor adalah sumber
utamanya. Ahli Kesehatan Masyarakat Dr. dr. Hafni Bachtiar, MPH menjelaskan, polusi
udara yang berbahaya adalah karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari pembakaran
kendaraan bermotor. WHO telah membuktikan bahwa karbon monoksida yang secara rutin
mencapai tingkat tak sehat di banyak kota dapat mengakibatkan kecilnya berat badan janin,
meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak, bergantung pada lamanya seorang wanita
hamil menghirup polutan, dan bergantung pada kekentalan polutan di udara. Gangguan
kesehatan akibat zat-zat pencemar seperti gangguan pada syaraf dan ketidak-nyamanan kini
menghantui masyarakat kita.(AntaraNews.com).
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik pertama kali diciptakan pada tahun 1889 oleh
Thomas Alpha Edison, seorang inventor Amerika. Motor listrik buatan Edison tersebut
memiliki kekuatan 300 tenaga kuda.
Energi mekanik yang dihasilkan oleh motor listrik ini digunakan untuk, misalnya,
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakkan kompresor, menggangkat bahan,
dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, box listrik, fan angin) dan di industri.
Motor listrik kadangkala disebut ”Kuda Kerja”nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-
motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total industri.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, permasalahan yang timbul dan akan dibahas pada paper ini
adalah :
1. Bagaimana prinsip kerja dari setiap jenis motor listrik?
2. Bagaimana peluang efisiensi energi menggunakan motor listrik?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana prinsip
kerja dari setiap jenis motor listrik tersebut dan bagaimana peluang efisiensi energi
menggunakan motor listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Listrik

Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi


listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor
listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Salah satu pengembangan penting dalam bidang kelistrikan adalah motor listrik.
Motor listrik merubah energi listrik menjadi energi mekanik (gerak). Motor banyak
digunakan untuk item seperti refrigerator, air conditioning, food mixer, vacuum cleaner,
grinder, pump, power bench, saw, lathes, mesin-mesin kayu dan mesin-mesin lainnya.
Motor listrik berdasarkan arus listriknya dibagi menjadi dua yaitu motor listrik arus
searah dan motor listrik arus bolak balik. Namun pada makalah ini kami hanya akan
membahas motor listrik arus searah karena motor ini lebih banyak penerapannya dalam
bidang otomotif. Motor arus searah pada zaman dahulu sebelum dikenal motor arus bolak
balik, banyak digunakan untuk menghasilkan tenaga mekanik berupa kecepatan atau
perputaran, baik untuk mesin-mesin produksi di pabrik dan di industri maupun untuk traksi,
tram listrik dan sebagainya.
Berdasarkan karakteristiknya, maka motor arus searah ini mempunyai daerah
pengaturan putaran yang luas dibandingkan dengan motor arus bolak balik, sehingga sampai
sekarang masih banyak dipergunakan pada pabrik dan industri seperti pabrik kertas, tekstil,
dan pabrik-pabrik yang mesin produksinya memerlukan pengaturan putaran yang luas.
Konstruksi motor arus searah sama dengan konstruksi generator arus searah, hanya
perbedaannya pada prinsip kerjanya, sehingga satu peraangkat mesin arus searah dapat
berfungsisebagai motor maupun generator.
Simbol motor listrik dalam suatu rangkaian elektronik adalah sebagai berikut:

Gambar 01. simbol motor listrik


Simbol motor listrik ini hampir sama dengan simbol generator listrik karena pada
dasarnya kedua alat tersebut mempunyai konstruksi yang sama. Bedanya hanya huruf
dibagian tengahnya jika motor ada huruf “M”, sedangkan untuk generator ada huruf “G”.
Konstruksi dasar dari motor listrik cukup sederhana, alat ini menggunakan magnet
dan konduktor yang dirancang sedemikian rupa sebagai berikut.

Gambar 02. Konstruksi motor listrik


2.2 Jenis-jenis Motor Listrik

Motor listrik dapat dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan


mekanisme operasinya. Berikut adalah klasifikasi jenis utama motor listrik.

2.2.1 Motor AC

Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara
teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik yaitu
stator dan rotor. Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen
listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC
adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini,
motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan
kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang
paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor
induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan
juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).

1) Motor Sinkron

Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi
tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki
torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal
dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor.
Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan
pada sistem yang menggunakan banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah :

Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor
mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini
memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet
permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
dihadapkan dengan medan magnet lainnya.

Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi
yang dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan
berikut :
Ns = 120 f / P
Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub

2) Motor Induksi

Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai
peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah
didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC. Motor induksi memiliki dua
komponen listrik utama :

Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:

- Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak
slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan
alat cincin hubungan pendek.

- Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat
melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung
yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang
menempel padanya.

stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga


fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi
geometri sebesar 120 derajat.
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu :

Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan
pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat
untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling
umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering
pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.

Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase
yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki
kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan
penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini,
sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia
dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

2.2.2 Motor DC

Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak
langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana
diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan
yang luas. Sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:

Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner
dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC
sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi
membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang
lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet
menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.

Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet.
Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban.
Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh
kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi,
arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam
transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak


mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:

Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan


Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan. Motor DC tersedia
dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa
penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan
mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik
mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan
di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC
juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan
tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Gaya elektromagnetik: E = KΦN


Torque: T = KΦIa
Dimana:
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan

Motor DC bisa diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu :

1) Motor DC Sumber Daya Terpisah (Separately Excited)


Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
terpisah separately excited.

2) Motor DC Sumber Daya Sendiri (Self Excited)


Motor DC Sumber Daya Sendiri ini dapat dibagi lagi menjadi 3 bagianyaitu : Motor
DC Seri, Campuran dan Shunt.
a) Motor DC Seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama
dengan arus dinamo. Berikut tentang kecepatan motor seri :

Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM


Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali. Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan
torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist. Berikut adalah
gambar rangkaian dan kurva karakteristik dari motor DC seri.

b) Motor DC Campuran
Motor Campuran DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan
gulungan dinamo seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon
memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi
persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri),
makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh,
penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek,
sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok.

c) Motor DC Shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total arus
dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.

Berikut tentang kecepatan motor shunt :

Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu
setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.

Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan
dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan
bertambah).
2.3 Karakteristik dari Jenis Motor Listrik
2.3.1 Karakteristik Motor AC

2.3.2 Karakteristik Motor DC

1) Motor DC Seri
Pada motor DC seri terdapat hubungan berbanding terbalik antara torsi dengan
kecepatan pada motor. Semakin besar torsi pada motor maka kecepatan dari motor tersebut
semakin kecil.
2) Motor DC Campuran
Pada motor DC campuran terdapat hubungan berbanding terbalik antara torsi dengan
kecepatan pada motor. Semakin besar torsi pada motor maka kecepatan dari motor tersebut
semakin kecil.

3) Motor DC Shunt
`Pada motor DC shunt terdapat hubungan berbanding terbalik antara torsi dengan
kecepatan pada motor. Semakin besar torsi pada motor maka kecepatan dari motor tersebut
semakin kecil.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Mekanisme Kerja Motor Listrik


Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama :

Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.


Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran
yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan.

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan
beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan
yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok:

Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi
dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan
torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan
(torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah
peralatan-peralatan mesin.

Gambar 4.1 Prinsip Dasar dari Kerja Motor Listrik


4.2 Motor Sinkron

Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi
tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki
torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal
dengan beban rendah.

Gambar 1. Rangkaian Listrik Motor Sinkron


Keterangan:
- Ram = Hambatan armatur
- Xsm = Reaktans sinkron
- Eam = GGL armatur
- IL = Arus jala-jala
- Iam = Arus armatur
- Vt = Tegangan sumber bolak-balik
- If = Arus penguat medan
- Rf = Kumparan penguat medan
Dari gambar di atas berlaku persaman:
Vt = Iam.Xsm + Iam.Ram + Eam

Proses terjadinya perputaran rotor karena kumparan stator mendapat sumber arus AC
3 phasa, maka pada kumparan stator timbul fluks putar yang mempunyai kutub utara stator
(Ns) dan kutub selatan (Ss). Andaikan saat awal fluks berputar searah jarum jam dengan
kedudukan kutub utara stator pada titik A dan kutub selatan stator pada titik B, sedangkan
kedudukan kutub-kutub magnet rotor yaitu kutub utara magnet pada titik A dan kutub selatan
magnet pada titik B (perhatikan gambar a), maka kedua kutub magnet tersebut akan tolak-
menolak. Kedudukan kutub-kutub fluks putar pada setengah periode berikutnya (gambar b),
kutub selatan fluks putar stator pada titik A sedangkan kutub utara fliks putar pada titik B.
Hal ini berlawanan dengan kedudukan kutub-kutub magnet rotor, yaitu kutub utara rotor pada
titik A sedangkan kutub selatan rotor pada titik B. Hal ini membuat magnet rotor akan tertarik
oleh arah fluks putar stator karena saling berlawanan tanda.
4.2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

Pada saat kutub utara stator Us dan kutub selatan stator Ss berada pada titik A dan B,
kutub-kutub Us dan Ur, Ss dan Sr akan saling tolak menolak satu dengan yang lain, akibatnya
rotor akan bergerak berlawanan kearah putaran stator .
Gaya tarik antara kutub rotor dengan kutub stator berputar silih berganti dengan cepat
sekali dan arena kenyataannya rotor itu berat akibatnya rotor itu berat akibatnya rotor itu
hanya bergetar saja (tidak berputar). Supaya rotor itu dapat berputar maka rotor tersebut
diputar dahulu mendekati putaran sinkronnya, kemudian baru statornya dihubungkan dengan
jala-jala. Jadi motor sinkron tidak dapat berputar dengan sendirinya.
Rotor berputar terlebih dahulu mendekati putaran sinkron, selanjutnya arus searah DC
(arus medan) dialirkan ke rotor melalui cincin sehingga menghasilkan medan magnit Br yang
konstan. Satu set tegangan 3 phase dipasangkan pada stator sehingga dihasilkan arus 3 phase
dipasangkan pada stator sehingga dihasilkan arus 3 phase yang mengalir dalam kumparan-
kumparan jangkar

Seperti telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya satu set arus 3 phase dalam
kumparan jangkar, menghasilkan medan putar Bs karena itu sekarang terdapat dua medan
magnet dalam mesin da medan rotor akan selalu berusaha untuk berimpit dengan medan
stator, sebagaimana batang magnet yang berusaha untuk berimpitan bila didekatkan satu
sama lain. Karena medan magnet stator berputar ,maka medan magnet rotor ( dan rotor itu
sendiri) terus menerus berusaha mengikutinya. Prinsip dasar dari kerja motor sinkron adalah
bahwa ratar ”mengejar” medan magnet putar stator mengelilingi satu lingkaran, dan tidak
pernah berhenti mengejarnya.

4.2.2 Menjalankan Motor Sinkron

Motor sinkron tidak dapat berputar dengan sendirinya. Ada tiga macam cara untuk
menjalankan motor sinkron yaitu:
1. Mengurangi kecepatan dari medan magnet stator pada suatu harga yang
cukup rendah, sehingga rotor dapat mempercepat dan mengunci medan
magnet stator selama setengah cycle dari perputaran medan magnet. Ini
dapat dilakukan dengan mengurangi frequency dari daya yang dipakai.
2. Menggerakkan penggerak mula dari luar untuk mempercepat motor
sinkron sampai kecepatan sinkron. Misalnya dengan mengkopel motor
sinkron dengan mesin DC. Setelah motor berjalan normal, mesin DC
tersebut akan berfungsi sebagai generator DC yang selanjutnya merupakan
beban dari motor sinkron.
3. Menggunakan kumparan peredam(domper winding) dilakukan dengan
cara memasang penghantar-penghantar pada rotor dari motor sinkron yang
satu dengan yang lainnya dihubung singkat dan ditempatkan pada tiap-tiap
sepatu kutub. Prinsip kerjanya sekarang persis seperti pada motor induksi
dimana bila lilitan statornya dihubungkan dengan sumber tiga fase maka
rotor akan berputar setelah motor berputar normal penghantar-penghantar
tersebut tidak berfungsi lagi.

Gambar Motor Sinkron

4.3 Motor Induksi

Motor induksi banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki beberapa
keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam pengendalian motor–motor induksi
yaitu, struktur motor induksi lebih ringan (20% hingga 40%) dibandingkan motor arus searah
(DC) untuk daya yang sama, harga satuan relatif lebih murah, dan perawatan motor induksi
lebih hemat.

4.3.1 Prinsip Kerja Motor Induksi

Ada beberapa prinsip kerja motor induksi:


1. Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator akan timbul
medan putar dengan kecepatas ns = 120 f/p
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor tegangan induksi (ggl) sebesar:

E2s = 4,44 fsn2 m (untuk satu fasa)


E2s adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar

4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl(E) akan


menghasilkan arus (I)
5. Adanya arus (I) akan menghasilkan gaya (F) pada rotor
6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
7. Seperti yang telah dijelaskan pada (3) tegangan induksi timbul karena terpotongnya
batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi
diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns)
dengan kecepatan medan putar rotor (nr)
8. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip(S) dinyatakan dengan :

S = ( ns – nr )/ns x 100%

9. Bila nr=ns , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada
kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor
ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns
10. Dilihat dari cara kerjanya,motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak
atau asinkron.

4.3.2 Pengereman Pada Motor Induksi

Pengereman pada motor induksi, secara umum masih menggunakan metoda yang
sederhana, dengan cara pengereman mekanik dimana torsi pengereman dihasilkan oleh
peralatan pengereman yang berupa sepatu rem dan drum yang terpasang pada poros rotor.
Pada pengereman ini energi putar dari rotor dikurangi dengan cara menekan poros rotor
menggunakan sepatu rem. Pengereman secara mekanik membutuhkan jadwal pemeliharaan
teratur karena terdapat rugi – rugi mekanis seperti gesekan yang menimbulkan panas dan
menghasilkan debu akibat gesekan. Pengereman untuk menghentikan putaran motor induksi
dapat dirancang secara dinamik, yaitu menggunakan sistem pengereman yang dilakukan
dengan membuat medan magnetik motor stasioner. Keadaan tersebut dilaksanakan dengan
menginjeksikan arus DC pada kumparan stator motor induksi tiga fasa setelah hubungan
kumparan stator dilepaskan dari sumber tegangan suplai AC. Metode pengereman dinamik
(dynamic braking) memiliki keuntungan antara lain kemudahan pengaturan kecepatan
pengereman terhadap motor induksi tiga fasa Dalam melaksanakan pengujian pengereman
diamik digunakan dinamometer DC generator-motor rus searah) sebagai beban motor
induksi.Dinamometer DC dalam percobaan berfungsi untuk mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Pengereman secara elektrik, torsi pengereman dihasilkan berdasarkan
nilai arus injeksi yang diberikan pada belitan stator. Pada pengereman secara elektrik energi
putaran rotor diubah menjadi energi elektrik yang kemudian dikembalikan ke suplai daya,
atau dengan memberikan suatu medan magnet stasioner pada stator sehingga putaran rotor
akan berkurang dengan sendirinya, pengereman secara elektrik lebih halus dan tidak ada
hentakan yang terjadi. Pengereman secara elektrik tidak dapat menghasilkan torsi untuk
menahan beban dalam keadaan sudah berhenti dan membutuhkan sumber energi listrik untuk
mengoperasikannya.
Pengereman dinamik digunakan untuk menghentikan putaran rotor motor induksi.
Tegangan pada stator diubah dari sumber tegangan AC menjadi tegangan DC dalam waktu
yang sangat singkat. Torsi yang dihasilkan dari pengereman tergantung pada besar arus DC
yang diinjeksikan pada belitan stator.

Pada gambar 2.1. menunjukkan bentuk rangkaian pengereman dengan injeksi arus
searah pada motor induksi tiga fasa.

4.4 Motor DC

Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus
searah menjadi tenaga mekanik atau tenaga gerak. Dimana tenaga mekanik tersebut berupa
putaran dari pada motor. Pada motor dc dan generator dc tak ada perbedaan konstruksi. Pada
prinsipnya motor dc bisa dipakai sebagai generator dc. Sebaliknya generator dc dapat dipakai
sebagai motor dc.

4.4.1 Prinsip Kerja Motor DC

Ringkasan prinsip kerja motor arus searah adalah:


1. Adanya garis-garis gaya medan (fluks) yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet
yang berada di stator
2. Penghantar yang dialiri arus pada jangkar, menyebabkan timbulnya medan magnet
3. interaksi antara medan yang dihasilkan oleh stator dan medan magnit pada
penghantar akan menyebabkan suatu gaya. Gaya tersebut menghansiolkan torsi
yang akan memutar jangkar . besarnya gaya yang dihasilkan adalah:

F = B I L (Newton)

Dimana;
B : kecepatan fluks(weber)
I : arus yang mengalir dalam penghantar(ampere)
L : panjang penghantar (meter)
4.4.2 Mengatur Arah Putaran Motor DC

Dalam aplikasinya seringkali sebuah motor digunakan untuk arah yang searah dengan
jarum jam maupun sebaliknya. Untuk mengubah putaran dari sebuah motor dapat dilakukan
dengan mengubah arah arus yang mengalir melalui motor tersebut. Secara sederhana seperti
yang ada pada gambar 4.3, hal ini dapat dilakukan hanya dengan mengubah polaritas
tegangan motor.

Agar pengubahan polaritas tegangan motor dapat dilakukan dengan mudah, maka hal
ini dilakukan dengan menggunakan dua buah saklar seperti pada gambar 4.4 di mana kedua
saklar tersebut harus berada pada posisi yang saling berlawanan. Apabila S1 berada di posisi
kiri (terhubung dengan positif) maka S2 harus berada di posisi kanan (terhubung dengan
negatif) dan demikian pula sebaliknya dengan perubahan yang serempak.

Untuk aplikasi pengaturan arah dengan menggunakan mikrokontroler, maka posisi


dari saklar dapat digantikan dengan transistor seperti yang ada pada gambar 4.5. Gambar
tersebut adalah merupakan rangkaian pengatur arah putaran motor DC dengan arus
maksimum 5A dan tegangan kerja 20 Volt (V+).
Proses kendali dalam hal ini ditentukan oleh logika dari DRV0 dan DRV1, di mana
agar motor tersebut bekerja, maka kondisi DRV0 dan DRV1 harus saling berbeda logika.
Motor akan berhenti apabila keduanya berlogika 0. Kondisi logika 1 pada DRV0 dan DRV1
secara bersamaan tidak diperbolehkan, karena hal ini akan mengakibatkan semua transistor
berada pada kondisi aktif dan sistem akan terhubung singkat. Gambar tersebut pada dasarnya
terdiri dari 4 buah transistor, namun karena arus dari motor yang dikendalikan cukup besar,
maka setiap transistor dibentuk dengan konfigurasi darlington di mana setiap transistor terdiri
dari 2 buah transistor yaitu 2N3055 dan C9013 untuk NPN dan MJ2955 dan C9012 untuk
PNP. Dengan konfigurasi darlington, maka HFE (penguatan) dari transistor tersebut adalah
sebesar hasil kali dari HFE keduanya, sedangkan tegangan VBE adalah 0,7V x 2 = 1,4V

Pada saat DRV0 berlogika 0 dan DRV1 berlogika 1, maka transistor Q1 dan Q2 yang
membentuk konfigurasi transistor darlington akan non aktif sedangkan Q3 dan Q4 aktif. Kaki
sebelah kanan dari motor akan terhubung ke ground (negatif), demikian pula dengan basis
transistor darlington yang dibentuk oleh Q7 dan Q8. Basis dari transistor tersebut akan
terhubung ke ground melalui R3 sehingga transistor darlington inipun aktif dan mengalirkan
tegangan positif ke bagian kiri dari motor (gambar 4.5). Logika 0 pada kaki DRV0 membuat
transistor darlington yang dibentuk oleh Q1 dan Q2 non aktif sehingga bagian kiri dari motor
atau kolektor dari transistor ini tidak terhubung ke ground. Arus tidak mengalir dari basis
transistor darlington yang dibentuk oleh Q5 dan Q6 ke ground sehingga transistor inipun
tidak aktif. Sebaliknya bila kondisi logika dari DRV0 dan DRV1 dibalik, maka Q1-Q2 dan
Q5-Q6 aktif sedangkan Q3-Q4 dan Q7-Q8 tidak aktif motor akan mendapat polaritas
tegangan yang terbalik pula. Skema pada gambar 4.5 merupakan skema pengendali motor
dengan kapasitas maksimum 5A. Proses perhitungan dari gambar 4.5 diperoleh sebagai
berikut:

Arus motor maksimum (ICmax) = 5A


HFE 2N3055 dan HFE MJ2955 = 20
HFE C9013 dan HFE C9012 = 60
HFE darlington = 1200
VBE = 1,4V
V+ = 20Volt.
VOH DRV0 = VOH DRV1 = 4,5 Volt
Arus basis (Ib) = ICmax/HFE darlington
= 5/1200
= 4,16 mA
Nilai R1 dan R2 adalah sama
R1 = (VOH DRV0 – VBE)/Ib
= (4,5V – 1,4V)/4,16 mA
= 745 ohm

Atau untuk amannya digunakan nilai yang sedikit lebih besar yaitu 1K Nilai R3 dan R4
adalah sama R3 = (V+ - VBE)/Ib
= (20 – 1,4)/4,16mA
= 4,47K
atau untuk amannya digunakan nilai yang sedikit lebih besar yaitu 4,7K Untuk antar
muka dengan AT8951, di mana setiap I/O kecuali Port 0 pada mode I/O biasa telah memiliki
R pull up internal maka penggunaan R1 dan R2 dapat ditiadakan sehingga I/O AT8951 dapat
langsung terhubung ke DRV0 dan DRV1. Skema tersebut juga dapat digunakan untuk
tegangan kerja (V+) selain 20 Volt dengan merubah nilai R3.

4.4.3 Pengereman Motor DC

Suatu motor listrik dapat berhenti dengan adanya gesekan yang terjadi,tetapi tentu
saja memerlukan waktu yang lama. Untuk dapat menghentikan mesin listrik dalam waktu
yang relatif singkat dilakukan pengereman . dalam motor arus searah dikenal 3 cara
pengereman yaitu:

1. Pengereman dinamis
Penghentian terminal dilakukan dengan cara tekanan terminal Vt dilepas
diganti dengan suatu tahanan R, kemudian motor akan berubah fungsi dari motor
menjadi generator, sehingga tegangan yang dihasilkan akan diubah menjadi panas.
Tahanan R diubah-ubah sampai menjadi kecil dan pada saat tahanan R habis motor
akan berhenti.
2. Pengereman regeneratif
Pada pengereman regeneratif energi yang tersimpan pada putaran
dikembalikan pada sistem jala-jala. Cara ini biasanya dipakai pada kereta api
listrik, ketika kereta api berjalan menurun, kecepatan motor laju sekali sehingga Ez
>Vt. Karena Ea > Vt , Ia menjadi negatif (mengalir ke jalajala). Jadi motor akan
bekerja menjadi generator yang bekerja paralel terhadap jala-jala. Pada saat daya
dikembalikan ke jala-jala, kecepatan menurun dan proses pengereman berlangsung.

3. Pengereman mendadak
Pengereman mendadak adalah pengereman suatu motor dalam waktu yang
sangat singkat dan tiba-tiba yaitu dengan cara membalikkan polaritas motor.

4.5 PELUANG EFISIENSI ENERGI

4.5.1 Mengganti motor standar dengan motor yang energinya efisien

Motor yang berefisiensi tinggi dirancang khusus untuk meningkatkan efisiensi energi
dibanding dengan motor standar. Perbaikan desain difokuskan pada penurunan kehilangan
mendasar dari motor termasuk penggunaan baja silikon dengan tingkat kehilangan yang
rendah, inti yang lebih panjang (untuk meningkatkan bahan aktif), kawat yang lebih tebal
(untuk menurunkan tahanan), laminasi yang lebih tipis, celah udara antara stator dan rotor
yang lebih tipis, batang baja pada rotor sebagai pengganti alumunium, bearing yang lebih
bagus dan fan yang lebih kecil, dll. Motor dengan energi yang efisien mencakup kisaran
kecepatan dan beban penuh yang luas. Efisiensinya 3% hingga 7% lebih tinggi dibanding
dengan motor standar sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4.7.
Sebagai hasil dari modifikasi untuk meningkatkan kinerja, biaya untuk motor yang
energinya efisien lebih besar daripada biaya untuk motor standar. Biaya yang lebih tinggi
seringkali akan terbayar kembali dengan cepat melalui penurunan biaya operasi, terutama
pada penggunaan baru atau pada penggantian motor yang masa pakainya sudah habis. Akan
tetapi untuk penggantian motor yang ada yang belum habis masa pakainya dengan motor
yang efisien energinya, tidak selalu layak secara finansial, oleh karena itu direkomedasikan
untukmengganti dengan motor yang efisien energinya hanya jika motor-motor tersebut sudah
rusak.

Area Kehilangan Energi Peningkatan Efisiensi

1. Besi Digunakan gauge yang lebih tipis sebab kehilangan inti baja yang lebih rendah
menurunkan kehilangan arus eddy. Inti lebih panjang yang dirancang
menggunakan baja akan mengurangi kehilangan karena masa jenis flux operasi
yang lebih rendah.
2. Stator I2R Menggunakan lebih banyak tembaga dan konduktor yang lebih besar
meningkatkan luas lintang penggulungan stator. Hal ini akan menurunkan tahanan
(R) dari penggulungan dan mengurangi kehilangan karena aliran arus (I).
3. Rotor I2R Penggunaan batang konduktor rotor yang lebih besar meningkatkan
potongan lintang, dengan demikian merendahkan tahanan konduktor (R) dan
kehilangan yang diakibatkan oleh aliran arus (I)
4. Gesekan & Pegulungan Menggunakan rancangan fan dengan kehilangan yang
rendah menurunkan kehilangan yang diakibatkan oleh pergerakan udara
5. Kehilangan beban yang menyimpang Menggunakan rancangan yang sudah
dioptimalkan dan prosedur pengendalian kualitas yang ketat akan meminimalkan
kehilangan beban yang menyimpang.

4.5.2 Menurunkan pembebanan yang kurang (dan menghindari motor yang ukurannya
berlebih/ terlalu besar)

Sebagaimana dijelaskan dalam bab 3, beban yang kurang akan meningkatkan


kehilangan motor dan menurunkan efisiensi motor dan faktor daya. Beban yang kurang
mungkin merupakan penyebab yang paling umum ketidakefisiensian dengan alasan-alasan:
1. Pembuat peralatan cenderung menggunakan faktor keamanan yang besar bila memilih
motor.
2. Peralatan kadangkala digunakan dibawah kemampuan yang semestinya.
Sebagai contoh, pembuat peralatan mesin memberikan nilai motor untuk kapasitas
alat dengan beban penuh. Dalam prakteknya, pengguna sangat jarang membutuhkan
kapasitas penuh ini, sehingga mengakibatkan hampir selamanya operasi dilakukan
dibawah nilai beban.
3. Dipilih motor yang besar agar mampu mencapai keluaran pada tingkat yang
dikehendaki, bahkan jika tegangan masuk rendah dalam keadaan tidak normal.
4. Dipilih motor yang besar untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal
yang tinggi akan tetapi lebih baik bila digunakan motor yang lebih kecil yang
dirancang dengan torque tinggi.
5. Ukuran motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban dengan hatihati. Namun
bila mengganti motor yang ukurannya berlebih dengan motor yang lebih kecil, juga
penting untuk mempertimbangkan potensi pencapaian efisiensi. Motor yang besar
memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada motor yang lebih kecil. Oleh karena itu,
penggantian motor yang beroperasi pada kapasitas 60 – 70% atau lebih tinggi
biasanya tidak direkomendasikan. Dengan kata lain tidak ada aturan yang ketat yang
memerintahkan pemilihan motor dan potensi penghematan perlu dievaluasi dengan
dasar kasus per kasus. Contoh, jika motor yang lebih kecil merupakan motor yang
efisien energinya sedangkan motor yang ada tidak, maka efisiensi dapat meningkat.
Untuk motor yang beroperasi konstan pada beban dibawah 40% dari nilai
kapasitasnya, pengukuran yang murah dan efektif dapat dioperasikan dalam mode
bintang. Perubahan dari operasi standar delta ke operasi bintang meliputi penyusunan
kembali pemasangan kawat masukan daya tiga fase pada kotak terminal.
Mengoperasikan dalam mode bintang akan menurunkan tegangan dengan faktor „√3‟.
Motor diturunkan ukuran listriknya dengan operasi mode bintang, namun karakteristik
kinerjanya sebagai fungsi beban tidak berubah. Jadi, motor dalam mode bintang
memiliki efisiensi dan faktor daya yang lebih tinggi bila beroperasi pada beban penuh
daripada beroperasi pada beban sebagian dalam mode delta. Bagaimanapun, operasi
motor pada mode bintang memungkinkan hanya untuk penggunaan dimana
permintaan torque ke kecepatannya lebih rendah pada beban yang berkurang.
Disamping itu, perubahan ke mode bintang harus dihindarkan jika motor
disambungkan ke fasilitas produksi dengan keluaran yang berhubungan dengan
kecepatan motor (karena kecepatan motor berkurang pada mode bintang). Untuk
penggunaan untuk kebutuhan torque awal yang tinggi dan torque yang berjalan
rendah, tersedia starter Delta-Bintang yang dapat membantu mengatasi torque awal
yang tinggi.
4.5.3 Ukuran motor untuk beban yang bervariasi

Motor industri seringkali beroperasi pada kondisi beban yang bervariasi karena
permintaan proses. Praktek yang umum dilakukan dalam situasi seperti ini adalah memilih
motor berdasarkan beban antisipasi tertinggi. Namun hal ini membuat motor lebih mahal
padahal motor hanya akan beroperasi pada kapasitas penuh untuk jangka waktu yang pendek,
dan beresiko motor bekerja pada beban rendah. Alternatfnya adalah memilih motor
berdasarkan kurva lama waktu pembebanan untuk penggunaan khusus. Hal ini berarti bahwa
nilai motor yang dipilih sedikit lebih rendah daripada beban antisipasi tertinggi dan sekali-
kali terjadi beban berlebih untuk jangka waktu yang pendek. Hal ini memungkinkan, karena
motor memang dirancang dengan faktor layanan (biasanya 15% diatas nilai beban) untuk
menjamin bahwa motor yang bekerja diatas nilai beban sekalisekali tidak akan menyebabkan
kerusakan yang berarti. Resiko terbesar adalah pemanasan berlebih pada motor, yang
berpengaruh merugikan pada umur motor dan efisiensi dan meningkatkan biaya operasi.
Kriteria dalam memilih motor adalah bahwa kenaikan suhu rata-rata diatas siklus operasi
aktual harus tidak lebih besar dari kenaikan suhu pada operasi beban penuh yang
berkesinambungan (100%). Pemanasan berlebih dapat terjadi dengan: Perubahan beban yang
ekstrim, seperti seringnya jalan/berhenti, atau tingginya beban awal. Beban berlebih yang
sering dan/atau dalam jangka waktu yang lama Terbatasnya kemampuan motor dalam
mendinginkan, contoh pada lokasi yang tinggi, dalam lingkungan yang panas atau jika motor
tertutupi atau kotor.

4.5.4 Memperbaiki kualitas daya

Kinerja motor dipengaruhi oleh kualitas daya yang masuk, yang ditentukan oleh
tegangandan frekuensi aktual dibandingkan dengan nilai dasar. Fluktuasi dalam tegangan dan
frekuensi yang lebih besar daripada nilai yang diterima memiliki dampak yang merugikan
pada kinerja motor. Ketidakseimbangan tegangan bahkan dapat lebih merugikan terhadap
kinerja motor dan terjadi apabila tegangan tiga fase dari motor tiga fase tidak sama. Hal ini
biasanya disebabkan oleh perbedaan pasokan tegangan untuk setiap fase pada tiga fase. Dapat
juga diakibatkan dari penggunaan kabel dengan ukuran yang berbeda pada sistim
distribusinya. Contoh dari pengaruh ketidakseimbangan tegangan pada kinerja motor
ditunjukkan dalam Tabel 7. Tegangan masing-masing fase pada sistim tiga fase besarannya
harus sama, simetris, dan dipisahkan oleh sudut 120°. Keseimbangan fase harus 1% untuk
menghindarkan penurunan daya motor dan gagalnya garansi pabrik pembuatnya. Beberapa
faktor dapat mempengaruhi kesetimbangan tegangan: beban fase tunggal pada setiap satu
fase, ukuran kabel yang berbeda, atau kegagalan pada sirkuit. Ketidakseimbangan sistim
meningkatkan kehilangan pada sistim distribusi dan menurunkan efisiensi motor.
Ketidakseimbangan tegangan dapat diminimalisir dengan:
 Menyeimbangkan setiap beban fase tunggal diantara seluruh tiga fase
 Memisahkan setiap beban fase tunggal yang mengganggu keseimbangan
beban dan umpankan dari jalur/trafo terpisah

4.5.5 Penggulungan Ulang

Penggulungan ulang untuk motor yang terbakar sudah umum dilakukan oleh industri.
Jumlah motor yang sudah digulung ulang di beberapa industri lebih dari 50% dari jumlah
total motor. Pegulungan ulang motor yang dilakukan dengan hati-hati kadangkala dapat
menghasilkan motor dengan efisiensi yang sama dengan sebelumnya. Pegulungan ulang
dapat mempengaruhi sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap memburuknya efisiensi
motor: desain slot dan gulungan, bahan gulungan, kinerja pengisolasi, dan suhu operasi.
Sebagai contoh, bila panas diterapkan pada pita gulungan lama maka pengisolasi diantara
laminasinya dapat rusak, sehingga meningkatkan kehilangan arus eddy. Perubahan dalam
celah udara dapat mempengaruhi faktor daya dan keluaran torque. Walau begitu, jika
dilakukan dengan benar, efisiensi motor dapat terjaga setelah dilakukan pegulungan ulang,
dan dalam beberapa kasus, efisiensi bahkan dapat ditingkatkan dengan cara mengubah desain
pegulungan. Dengan menggunakan kawat yang memiliki penampang lintang yang lebih
besar, ukuran slot yang diperbolehkan, akan mengurangi kehilangan stator sehingga akan
meningkatkan efisiensi. Walau demikian, direkomendasikan untuk menjaga desain motor
orisinil selama pegulungan ulang, kecuali jika ada alasan yang berhubungan dengan beban
spesifik untuk mendesain ulang. Dampak dari pegulungan ulang pada efisiensi motor dan
faktor daya dapat dikaji dengan mudah jika kehilangan motor tanpa beban diketahui pada
sebelum dan sesudah pegulungan ulang. Informasi kehilangan tanpa beban dan kecepatan
tanpa beban dapat ditemukan pada dokumentasi motor yang diperoleh pada saat pembelian.
Indikator keberhasilan pegulungan ulang adalah perbandingan arus dan tahanan stator tanpa
beban per fase motor yang digulung ulang dengan arus dan tahanan stator orisinil tanpa beban
pada tegangan yang sama. Paad saat menggulung ulang motor perlu mempertimbangkan hal-
hal berikut:

 Gunakan perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 atau anggota dari Assosasi
Layanan Peralatan Listrik.
 Ukuran motor kurang dari 40 HP dan usianya lebih dari 15 tahun (terutama motor
yang sebelumnya sudah digulung ulang) sering memiliki efisiensi yang lebih rendah
daripada model yang tersedia saat ini yang efisien energinya. Biasanya yang terbaik
adalah menggantinya. Hampir selalu terbaik mengganti motor biasa dengan beban
dibawah 15 HP.
 Jika biaya pegulungan ulang melebihi 50% hingga 65% dari harga motor baru yang
efisien energinya, lebih baik membeli motor yang baru, karena meningkatnya
kehandalan dan efisiensi akan dengan cepat menutupi pembayaran harga motor.

4.5.6 Meningkatkan perawatan

Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang
dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau begitu,
perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi
yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan
meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi
pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu. Kondisi ambien dapat juga memiliki
pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang
tinggi, atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi;
tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan penggabungan.
Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor. Sebuah daftar periksa
praktekperawatan yang baik akan meliputi: Pemeriksaan motor secara teratur untuk
pemakaian bearings dan rumahnya (untuk mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk
kotoran/debu pada saluran ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor) Pemeriksaan
kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau kekurangan beban.
Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir mengindikasikan suatu perubahan pada
beban yang digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui. Pemberian pelumas secara
teratur. Fihak pembuat biasanya memberi rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan
motor. Pelumasan yang tidak cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah
diterangkan diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya
minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor dan
menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan resiko
kebakaran. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan
yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as dan bearings
lebih cepat aus, mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.
Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya benar.
Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus diperiksa untuk meyakinkan kebersihan
dan kekencangnya. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin
motor bersih untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang
berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan suhu operasi
motor 10oC diatas suhu puncak yang direkomendasikan, waktu pegulungan ulang akan lebih
cepat, diperkirakan separuhnya.

4.6 . Motor Stepper

Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa
elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa
yang diberikan kepada motor. Karena itu, untuk menggerakkan motor stepper diperlukan
pengendali motor stepper yang membangkitkan pulsa-pulsa periodik. Penggunaan motor
stepper memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan motor DC biasa.
Keunggulannya antara lain adalah :

 Sudut rotasi motor proporsional dengan pulsa masukan sehingga lebih mudah
diatur.

 Motor dapat langsung memberikan torsi penuh pada saat mulai bergerak

 Posisi dan pergerakan repetisinya dapat ditentukan secara presisi

 Memiliki respon yang sangat baik terhadap mulai, stop dan berbalik
(perputaran)

 Sangat realibel karena tidak adanya sikat yang bersentuhan dengan rotor
seperti pada motor DC

 Dapat menghasilkan perputaran yang lambat sehingga beban dapat dikopel l


angsung ke porosnya
 Frekuensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada range
yang luas.

4.6.1. Prinsip Kerja Motor Stepper

Motor stepper bekerja berdasarkan pulsa-pulsa yang diberikan pada lilitan fasanya
dalam urut-urutan yang tepat. Selain itu, pulsa-pulsa itu harus juga menyediakan arus yang
cukup besar pada lilitan fasa tersebut. Karena itu untuk pengoperasian motor stepper
pertama-tama harus mendesain suatu sequencer logic untuk menentukan urutan pencatuan
lilitan fasa motor dan kemudian menggunkan suatu penggerak (driver) untuk menyediakan
arus yang dibutuhkan oleh lilitan fasa

Elemen-elemen yang menentukan karakteristik suatu motor stepper

 Tegangan.

Motor stepper biasanya mempunyai tegangan nominal.Tegangan yang diberikan kadang-


kadang melebihi tegangan nominal untuk mendapatkan torsi yang dibutuhkan, tetapi dapat
menyebabkan panas berlebih dan mempersingkat usia motor.

 Hambatan.

Karakteristik lainnya adalah hambatan-per-lilitan. Hambatan ini akan menentukan arus


yang ditarik oleh motor, dan juga memengaruhi kurva torsi dan kecepatan kerja maksimum
motor.

 Derajat per langkah (step angle).

Faktor ini menentukan berapa derajat poros akan berputar untuk setiap langkah penuh
(full step). Operasi setengah langkah (half step) akan melipat-gandakan jumlah langkah-per-
revolusi, dan mengurangi derajat-per-langkahnya. Derajat-per-langkah sering disebut sebagai
resolusi motor.

4.6.2. Tipe-tipe Motor Stepper

1. Motor stepper tipe Variable reluctance (VR)

Motor stepper jenis ini telah lama ada dan merupakan jenis motor yang secara
struktural paling mudah untuk dipahami. Motor ini terdiri atas sebuah rotor besi
lunak dengan beberapa gerigi dan sebuah lilitan stator. Ketika lilitan stator diberi
energi dengan arus DC, kutub-kutubnya menjadi termagnetasi. Perputaran terjadi
ketika gigi-gigi rotor tertarik oleh kutub-kutub stator. Berikut ini adalah
penampang melintang dari motor stepper tipe variable reluctance (VR):
Gambar 2.8. Penampang melintang dari motor stepper tipe variable reluctance (VR)

2. Motor stepper tipe Permanent Magnet (PM)

Motor stepper jenis ini memiliki rotor yang berbentuk seperti kaleng bundar
(tin can) yang terdiri atas lapisan magnet permanen yang diselang-seling dengan
kutub yang berlawanan (perhatikan gambar 2.9). Dengan adanya magnet
permanen, maka intensitas fluks magnet dalam motor ini akan meningkat
sehingga dapat menghasilkan torsi yang lebih besar. Motor jenis ini biasanya
memiliki resolusi langkah (step) yang rendah yaitu antara 7,50 hingga 150 per
langkah atau 48 hingga 24 langkah setiap putarannya. Berikut ini adalah ilustrasi
sederhana dari motor stepper tipe permanent magnet:

Gambar 2.9. Ilustrasi sederhana dari motor stepper tipe permanent magnet (PM)

3. Motor stepper tipe Hybrid (HB)

Motor stepper tipe hibrid memiliki struktur yang merupakan kombinasi dari
kedua tipe motor stepper sebelumnya. Motor stepper tipe hibrid memiliki gigi-gigi
seperti pada motor tipe VR dan juga memiliki magnet permanen yang tersusun
secara aksial pada batang porosnya seperti motor tipe PM. Motor tipe ini paling
banyak digunkan dalam berbagai aplikasi karena kinerja lebih baik. Motor tipe
hibrid dapat menghasilkan resolusi langkah yang tinggi yaitu antara 3,6 0 hingga
0,90 per langkah atau 100-400 langkah setiap putarannya. Berikut ini adalah
penampang melintang dari motor stepper tipe hibrid:

Gambar 2.10. Penampang melintang dari motor stepper tipe hibrid

Berdasarkan metode perancangan rangkain pengendalinya, motor stepper dapat dibagi


menjadi jenis unipolar dan bipolar. Rangkaian pengendali motor stepper unipolar lebih
mudah dirancang karena hanya memerlukan satu switch / transistor setiap lilitannya. Untuk
menjalankan dan menghentikan motor ini cukup dengan menerapkan pulsa digital yang
hanya terdiri atas tegangan positif dan nol (ground) pada salah satu terminal lilitan (wound)
motor sementara terminal lainnya dicatu dengan tegangan positif konstan (VM) pada bagian
tengah (center tap) dari lilitan (perhatikan gambar 2.11).

Gambar 2.11. Motor stepper dengan lilitan unipolar

Untuk motor stepper dengan lilitan bipolar, diperlukan sinyal pulsa yang berubah-
ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya. Jadi pada setiap terminal lilitan (A & B) harus
dihubungkan dengan sinyal yang mengayun dari positif ke negatif dan sebaliknya (perhatikan
gambar 2.12). Karena itu dibutuhkan rangkaian pengendali yang agak lebih kompleks
daripada rangkaian pengendali untuk motor unipolar. Motor stepper bipolar memiliki
keunggulan dibandingkan dengan motor stepper unipolar dalam hal torsi yang lebih besar
untuk ukuran yang sama.

Gambar 2.12. Motor stepper dengan lilitan bipolar

4.6.3. Pengendali Motor Stepper

Berikut ini akan diberikan contoh perancangan dan perhitungan rangkaian pengendali
motor stepper sederhana. Motor stepper yang digunkan pada contoh ini bertipe hibrid
unipolar, memiliki empat fasa dan panjang langkah sebesar 1,80 per langkahi. Motor
diharapkan dapat berputar dalam dua arah dan memiliki dua kecepatan. Karena itu diperlukan
pengendali motor stepper yang memiliki empat keluaran pulsa dengan kemampuan dua arah
perputaran dan dua macam frekuensi pulsa guna mengatur kecepatan motor.

Rangkaian pengendali motor stepper (stepper motor driver) menggunakan komponen


utama berupa sebuah IC logika XOR (74LS86) dan sebuah IC JK flip-flop (74LS76).
Rangkain dengan kedua IC tersebut berfungsi untuk menghasilkan empat pulsa keluaran
berurutan yang dapat berbalik urutannya dengan menerapkan logika tertentu pada rangkaian.
Rangkaian tersebut memerlukan pulsa clock untuk dapat beroperasi. Sebagai sumber clock
digunkan rangkaian berbasis IC timer 555. Rangkain pembangkit clock ini dapat
menghasilkan dua macam frekuensi pulsa keluaran guna mendukung dua kecepatan motor
stepper. Kemudian untuk mendukung pulsa-pulsa dengan arus besar (sekitar 1 - 3 A)
digunakan transistor daya NPN tipe TIP31 sebagai solid state switch. Untuk lebih jelasnya
perhatikanlah rangkaian utama dari pengendali motor stepper di bawah ini (gambar 3.7):
Gambar 3.7. skema rangkaian pengendali motor steppper

Gambar 3.7 di atas adalah skema rangkaian pengendali motor stepper yang dapat
bergerak ke dua arah. Keluaran pengendali motor stepper ini ada empat (pena 15, 14, 11, 10
dari IC 74LS76). Pena-pena tersebut akan menghasilkan pulsa yang dapat menggerakkan
motor stepper. Berikut ini adalah ilustrasi struktur motor stepper sederhana dan pulasa yang
dibutuhkan untuk menggerakkannya:

Gambar 3.8. (a) bentuk pulsa keluaran dari pengendali motor stepper (b) penerapan pulsa
pengendali pada motor stepper dan arah putaran yang bersesuaian

Arah putaran motor dapat diatur dengan mengatur kondisi logika masukan pada pena 13 dari
IC 74LS86. Jika diterapkan logika 0, maka motor akan berputar berlawanan dengan arah
jarum jam (counter clock wise) sedangkan jika diterapkan logika 1, maka motor akan
berputar dengan arah sesuai dengan ajah jarum jam (clockwise). Gambar 3.8.a di atas adalah
contoh bentuk pulsa keluaran yang menggerakkan motor stepper pada arah sesuai dengan
jarum jam (clockwise) (Gambar 3.8.b).

Kecepatan motor ditentukan oleh frekuensi masukan clock yang berbentuk gelombang
persegi empat. Pulsa clock ini dibangkitkan oleh rangkaian osilator pembangkit pulsa
berbasis IC timer 555. Berikut ini adalah rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555:

Gambar 3.9. skema rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555

Rangkaian pada gambar 3.9 di atas adalah rangkaian berbasis IC 555 yang bekerja
pada mode astabil. Dalam mode ini, rangkian bekerja sebagai osilator pembangkit
pulsa/gelombang. Rangkaian di atas akan membangkitkan pulsa berbentuk persegi empat
pada keluarannya (pena 3) secara periodik.

Gambar 3.10. bentuk gelombang keluaran rangkaian pembangkit pulsa (osilator)


Motor stepper umumnya memerlukan arus listrik yang relatif besar yaitu antara 1
hingga 2 A. Untuk itu keluaran dari pengendali motor stepper perlu dikuatkan sehingga dapat
mengalirkan arus yang besar. Penguat tersebut dapat dianggap sebagai solid state switch
karena hanya menghasilkan sinyal tinggi dan rendah (1 dan 0). Berikut ini adalah skema
rangkaian solid state switch :

Gambar 3.11. skema rangkaian solid state switch

Pada rangkaian di atas (gambar 3.11), digunakan transistor bipolar (BJT) tipe TIP31
yang disusun sebagai open collector switch. Transistor TIP31 adalah tergolong transistor
daya menengah yang mampu mengalirkan arus puncak hingga 5 A. Transistor-transistor ini
harus dilengkapi oleh lempengan pendingin dari aluminium untuk mengurangi panas yang
terjadi akibat besarnya arus yang mengalir. L1 - L4 adalah lilitan (wound) dalam motor
stepper. Dioda D1 - D4 berfungsi sebagai pelindung rangkaian dari tegangan tinggi (back
EMF) yang mungkin timbul dari lilitan motor setepper.

Keluaran dari rangkain pengendali motor stepper (phase1 - phase4) dihubungkan ke


masukan dari empat transistor tersebut melalui R1 - R2. Jika masukan bernilai sinyal rendah,
maka transistor akan berada pada keadaan cut-off sehingga arus dalam lilitan motor stepper
tidak mengalir. Jika masukan bernilai tinggi (diatas tegangan ambang transistor), maka
transistor akan on sehingga tegangan antara kolektor dengan emitor (VCE ) turun dan arus
dapat mengalir ke tanah (ground). Dengan begitu motor stepper berputar. Jika sinyal
keluaran dari pengendali motor stepper berbentuk seperti gambar 3.8.a, maka L1, L2, L3 dan
L4 akan dialiri arus secara berurutan. Dengan begitu rotor dari motor stepper akan berputar
sesuai dengan arah urutan sinyal pada gambar 3.8.b.
4.7. Motor Servo

Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah(CW danCCW) dimana arah
dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan memberikan pengaturan
duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya. Motor servo adalah jenis motor yang
digunakan sebagai penggerak pada sistem servo (servo-system) seperti pada penggerak pada
control posisi lengan robot. Motor servo secara struktur mesin listrik ada 2 macam : dc servo
motor dan ac servo motor.

DC Servo motor mempunyai konstruksi yang sama dengan konstruksi motor dc.
Dalam motor dc konvensional sikat dan cincin belah merupakan suatu kerugian. Karena ada
gesekan antara sikat dan cincin maka akan terjadi rugi gesek, timbulnya percikan api dan
terkikisnya sikat arang maupun cincin. Maka mulai dipikirkan Motor dc tanpa sikat atau
disebut Brushless DC Motor.

Brushless DC Motor dapat diwujudkan dengan menggunakan prinsip kerja motor


induksi 3 phasa (tanpa sikat dan cincin). Dengan menambahkan komponen permanent
magnet, electronic inverter (yang menimbulkan medan putar) dan position control
(umumnya menggunakan sensor effek Hall), maka akan didapatkan motor dc brushless. Jadi
disini rangkaian inverter dan kontrol posisi berfungsi sebagai pengganti komutator mekanik
(sikat & cincin belah) dalam membalik medan. Motor dc brushless ini mempunyai
karateristik yang mendekati dc motor konvensional. Untuk mengerti cara kerja Motor Servo
DC Magnet Permanen haruslah dimengerti bagaimana prinsip kerja Motor DC Magnet
Permanen, Motor DC tanpa sikat dan medan putar.

4.7.1. Jenis-Jenis Motor Servo

 Motor Servo Standar180°

Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah(CW danCCW) dengan defleksi
masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah
–kiri adalah180°.

 Motor Servo Continuous

Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW danCCW) tanpa batasan defleksi
sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).
4.7.2. Pensinyalan motor servo

Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan
sinyal PWM denganfrekuensi 50 Hz.

Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton
duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat ditengah-tengah (sudut 0°/
netral).

Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari1.5ms, maka rotor
akan berputar kearah kiri dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap
besarnyaTon duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut.

Dan sebaliknya, jikaTon duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari1.5ms, maka
rotor akan berputar kearah kanan dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap
besarnyaTon duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut.

Untuk motor servo berbeda dengan DC dan juga Stepper. Pada DC dan Stepper
rangkaian searah tanpa ada feedback. dalam motor servo di gunakan sistem umpan balik.
Servo sendiri merupaka suatu motor yang di design dengan sistem feedback dimana posisi
dari motor akan dinformasikan kembali ke dalam servo tersebut.

Prinsip kerja motor didasarkan pada peletakan suatu konduktor dalam suatu medan
magnit. Pembahasan mengenai prinsip aliran medan magnit akan membantu kita memahami
prinsip kerja dari sebuah motor. Jika suatu konduktor dililitkan dengan kawat berarus maka
akan dibangkitkan medan magnit berputar. Kontribusi dari setiap putaran akan merubah
intensitas medan magnit yang ada dalam bidang yang tertutup kumparan. Dengan cara inilah
medan magnit yang kuat terbentuk. Tenaga yang digunakan untuk mendorong flux magnit
tersebut disebut Manetomotive Force ( MMF ). Flux magnet digunakan untuk mengetahui
seberapa banyak flux pada daerah disekitar koil atau magnit permanent. Medan magnit pada
motor DC servo dibangkitkan oleh magnit permanent, jadi tidak perlu tenag untuk membuat
medan magnit. Flux madan magnit pada stator tidak dipengaruhi oleh arus armature. Oleh
karena itu, kurva perbandingan antara kecepatan dengan torsi adalah linier.

Pada prinsipnya jika sebuah penghantar dilalui arus listrik, Ia, ia akan menghasilkan
medan magnet disekelilingnya. Kemudian bilamana penghantar ini ditempatkan dalam
induksi magnetic B, akan memperoleh gaya FB. besarnya gaya yang ditimbulkan sebanding
dengan arus listrik Ia dan panjang penghantar L yang memotong induksi magnetik B. atau
biasa dinyatakan dengan persamaan, Induksi magnetik :

Fb = B . I . L

Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak
kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian, untuk beberapa
keperluan tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar bergerak kontinyu

Pin out kabel motor servo


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa :

 Motor adalah suatu alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Seperti
kutub yang saling tarik menarik; tak sama dengan saling menyeran satu sama lainnya.
Simbol dari motor listrik yaitu

 Putaran pada motor menghasikan putaran atau lilitan yang disebut dengan momen
atau torque.
 Motor listrik dikelompokkan menjandi dua secara umum yaiti motor listrik AC dan
motor listrik DC.
 Persentase pengaturan kecepatan dapat dihitung melalui V beban ringan/Vbeban
penuh X 100%.
 Shunt motor mempunyai gulungan magnet yang dihubungkan secara paralel dengan
armatur. Jenis motor ini lebih stabil terhadap beban yag beragam.
 Series motor mempunyai gulungan yang dihubungkan secara seri dengan armatur.
Mempunyai momen yang besar.
 Compound motor mempunyai gulungan magnet yang dihubungkan secara seri dan
paralel dengan armatur. Ada dua macam compound motor : accumulative compound
motor dan differential compound motor.
 Prinsip kerja motor listrik menggunakan aturan tangan kiri flemming.
 Sistem stater adalah salah satu aplikasi motor listrik di bidang otomotif.
Daftar Pustaka

Berahim, Hamzah.1991.pengantar teknik tenaga listrik.Yogyakarta.Andi Offset

Daryanto.2011.prinsip dasar kelistrikan otomotif.Bandung.Alfabeta

Daryanto.2011.dasar-dasar kelistrikan otomotif.Jakarta.Prestasi Pustaka

Rijono, Yon.1997.dasar teknik tenaga listrik.Jakarta.Andi

Toyota Astra Motor.New Step 1 Training Manual

Caterpillar Module.2003.Fundamental Electical.Tullamarine Victoria Australia.Asia Pasific


Learning

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25738/4/Chapter%20II.pdf

http://www.gobookee.org/penjelasan-motor-listrik-ac-dc/

Kadir, Abdul, Prof. Ir., Pengantar Teknik Tenaga Listrik., Jakarta: LP3ES, 1991

Panjaitan, R. Drs., Mesin Arus Bolak Balik., Jakarta: Erlangga, 1989.

http://dunia-listrik.blogspot.com

www.scribd.com/ 261143747-Makalah-Motor-Listrik.docx

www.scribd.com/ 33689675-Motor-Listrik.pdf

www.scribd.com/ 176217304-Makalah-Motor-Listrik.doc

Anda mungkin juga menyukai