SKRIPSI
OLEH:
O 111 10 132
Skripsi
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam bab
hasil dan pembahasan, tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia
seperlunya.
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas hidayah
dan petunjuk yang senantiasa diberikan, demikian juga shalawat dan salam
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik.
Akhirnya penulis dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas
beberapa jenis antibiotik terhadap Campylobacter jejuni yang diisolasi dari
karkas ayam di Kota Makassar” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kedokteran Hewan dari Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis merasa
sangat bersyukur dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta ayahanda Drs. H. Marsani Muhammad (Alm) dan
ibunda Dra. Hj. Murni Idrus atas doa dan dukungannnya yang tidak pernah
putus.
2. Prof. Dr. drh. Lucia Muslimin, M.Sc selaku Ketua Program Studi Kedokteran
Hewan Universitas Hasanuddin dan pembimbing utama dalam penelitian dan
penyusunan skripsi.
3. Muh. Akbar Bahar, S.Si, Apt, M.Pharm.Sc selaku pembimbing anggota atas
dedikasi ilmu, waktu, motivasi, dan kesabarannya dalam membimbing mulai
dari usulan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Prof. Dr. Ir.H. Effendi Abustam, M.Sc dan Abdul Wahid Djamaluddin,
S.Farm, Apt selaku dosen penguji atas motivasi, saran, dan kritiknya kepada
penulis.
5. Dr. Rizalinda Sjahril, M.Sc, Ph.D dan staf bagian mikrobiologi Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Hasanuddin, drh. Titis Furi D. dan paramedik
laboratorium bakteriologi Balai Besar Veteriner Maros yang telah membantu
selama penelitian.
6. Seluruh dosen serta staf pengelola pendidikan Program Studi Kedokteran
Hewan yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses
pendidikan.
7. Rekan mahasiswa kedokteran hewan angkatan 2010 yang semuanya sangat
berpengaruh telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama
mengikuti pendidikan di kedokteran hewan Universitas Hasanuddin dan
membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam
melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
8. Teman seperjuangan di Laboratorium Fatmasari
9. Sahabat SMA yang selalu mendukung Amelia, Nisa, Ita, Fidah, Alif, Andika,
Hendra, Awal Ramadan terimaksih atas suntikan semangatnya.
10. Zulfikar Basrul, Fatmasari, Andi Dytha, Riska Wahyuni, Anna Angriana,
Suci Rahmadani, Noer Khalid Chaidir Zakaria, St. Mughniati, Degi Prasetya,
Aldy Derianto, Fachira Ulfa Makmur, Rahayu Anggreini, Nurul Mute, Nayah
anwar. Salam lestari teman-teman, terimakasih atas kerjasamanya.
11. Teman, sahabat, keluarga KKN SEBATIK 85 yang sudah berhamburan di
penjuru negeri, kisah sukses kalian sangat memacu penulis agar penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan segera.
12. Keluarga kunang-kunang Forum Indonesia Muda khususnya FIM 17, Fasil 5
5, Api 2 serta FIM Ewako yang telah memberikan motivasi inspirasi untuk
berkarya dan bermanfaat serta semangat baru untuk penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
13. Keluarga spiritual GEMA FOSMA 165 yang selalu mengingatkan,
memberikan pandangan positif dan mendoakan penulis agar skripsi ini
dimudahkan.
14. Dan penghargaan setinggi – tingginya kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyajikan skripsi ini dengan baik,
namun penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar bisa lebih baik
kedepannya. Besar harapan penulis, semoga penulisan skripsi ini dapat berguna
bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran hewan sehingga dapat
bermanfaat untuk masyarakat luas.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL 3
DAFTAR GAMBAR 3
DAFTAR LAMPIRAN 3
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 6
1.6 Keaslian Penelitian 6
1.7 Hipotesis 6
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karkas Ayam 7
2.2 Mikrobiologis Daging Ayam 8
2.3 Campylobacter jejuni 10
2.4 Campylobacteriosis 12
2.5 Antibiotik 13
2.6 Alur Penelitian 16
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 17
3.2 Materi Penelitian 17
3.2.1 Sampel 17
3.2.2 Alat 17
3.2.3 Bahan 18
3.3 Metode Penelitian 18
3.3.1 Pengambilan Sampel Karkas Ayam 18
3.3.2 Persiapan Media Isolasi 18
3.3.3 Persiapan Sampel 19
3.3.4 Isolasi Campylobacter jejuni 19
3.3.5 Identifikasi Campylobacter jejuni 19
3.3.5.1 Pewarnaan Bakteri 19
3.3.5.2 Uji Katalase 19
3.3.5.3 Uji Oxidase 20
3.3.5.4 Uji TSIA 20
3.3.5.5 Uji Glukosa 20
3.3.5.6 Uji SIM 20
3.3.5.7 Uji Urease 20
3.3.5.8 Identifikasi dengan Vitek 2 System 20
3.3.6 Pengawetan Isolat Campylobacter jejuni 21
3.3.7 Uji Sensitivitas Antibiotik 21
3.3.8 Analisis Data 21
2
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
Bahan pangan asal ternak seperti susu, daging, dan telur merupakan
sumber protein yang kebutuhan setiap tahunnya meningkat. Saat ini tuntutan
masyarakat terhadap kualitas bahan pangan yang dikonsumsi juga semakin
meningkat. Bahan pangan asal ternak yang banyak mengandung protein
merupakan bahan yang mudah rusak dan mudah terkontaminasi oleh cemaran
mikroba baik yang bersifat patogen maupun tidak patogen. Kontaminasi oleh
mikroba pada bahan pangan menyebabkan penurunan kualitas bahan pangan dan
dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan
mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit.
Aspek keamanan pangan yang kurang menjadi perhatian telah berdampak
pada meningkatnya foodborne disease akibat mikroba patogen yang ada pada
bahan pangan. Salah satu gejala foodborne disease akibat mikroba patogen adalah
diare. Kasus penyakit diare akibat terinfeksi bakteri Campylobacter dan kasus
Campylobacteriosis di beberapa negara telah banyak dilaporkan. Daging ayam
telah dilaporkan sebagai sumber infeksi Campylobacter jejuni pada manusia.
Proses penyiapan daging ayam yang meliputi proses penyembelihan, pendinginan,
proses penyimpanan sebelum sampai ke konsumen, dan proses pemasakan sangat
memengaruhi jumlah kontaminan dan kualitas daging ayam yang dihasilkan
(Studahl dan Andersson, 2000).
Usaha meningkatkan kualitas dan keamanan pangan terutama produk
peternakan perlu dilakukan untuk mengurangi kejadian foodborne disease. Salah
satu usaha meningkatkan kualitas dan keamanan pangan adalah dengan
melakukan uji keberadaan mikroba patogen pada bahan pangan asal ternak,
seperti Campylobacter jejuni yang merupakan bakteri enterik patogen pada
manusia dan hewan (Andriani dkk., 2013).
Infeksi Campylobacter jejuni pada manusia menyebabkan gastroenteritis
dengan gejala klinis berupa demam, diare, muntah dan sakit perut. Campylobacter
jejuni menghasilkan enterotoksin yang mirip dengan penyakit kolera dan toksin
Escherichia coli (Poloengan dkk., 2005). Campylobacter jejuni kini dikenal
sebagai patogen enterik yang penting. Sebelum tahun 1972, bakteri ini merupakan
patogen utama penyebab keguguran dan enteritis pada sapi dan kambing. Bakteri
ini menyebabkan lebih banyak penyakit dibandingkan shigella dan salmonella.
Tiap orang dapat terinfeksi Campylobacter jejuni, namun anak-anak dibawah 5
tahun dan orang dewasa (15 tahun - 29 tahun) lebih rentan terinfeksi dibanding
kelompok umur lain (BSN, 2009). Pada umumnya infeksi Campylobacteriosis
merupakan infeksi yang sifatnya self-limiting dan tidak memerlukan pengobatan
antibiotika. Dalam beberapa kasus infeksi dapat bersifat invasif dan sangat berat
sehingga memerlukan antibiotika yaitu eritromisin atau fluoroquinolon. (Yenni
dan Herwana, 2007). Eritromisin dapat dipilih untuk menanggulangi
Campylobacteriosis pada hewan dan manusia. Antibiotika lainnya yang dapat
digunakan adalah gentamisin, furazolidone, doksisiklin dan kloramfenikol
(Poloengan dkk., 2005).
5
1.7 Hipotesis
2. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1. Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan SNI No. 08.1.1-7388-
2009
Kategori Pangan Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum
Daging ayam segar, beku ALT (30 oC, 72 jam) 1 x 106 koloni/g
(karkas dan tanpa tulang) Koliform 1 x 102 koloni/g
dan cincang Escherichia coli 1 x 101 koloni/g
Salmonella sp. Negatif/25 g
Staphylococcus aureus 1 x 102 koloni/g
Campylobacter sp. Negatif/25 g
Sumber: BSN (2009)
Jaringan hewan sehat umumnya bebas dari bakteri pada saat dipotong,
tetapi ketika diperiksa daging segar pada tingkat penjual retail selalu ditemukan
berbagai jenis dan jumlah mikroorganisme (Jay, 1997). Sumber kontaminasi
mikroorganisme pada daging segar berasal dari pisau pemotong, bagian yang
tersembunyi dari daging, saluran pencernaan, tangan manusia, wadah, penanganan
dan penyimpanan. Mikroba yang mencemari karkas dapat berupa mikroorganisme
pembusuk yang dapat menurunkan mutu dan kelayakan karkas serta berpengaruh
terhadap nilai ekonomis. Mikroba lainnya adalah mikroba patogen yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Data yang diperoleh dari Food Safety
Inspection Servise (FSIS) yang telah melakukan penyelidikan tentang
mikroorganisme produk hewan, memperlihatkan bahwa terdapat enam bakteri
patogen yang sering terdapat pada daging ayam. Bakteri patogen tersebut adalah
Salmonella sp., Escherichia coli O157:H7, Listeria monocytogenes, Clostridium
perfringens, Staphylococcus aureus dan Campylobacter sp. (Dreesen, 1998).
Menurut Poeloengan dan Noor (2003), Campylobacter jejuni
mengkontaminasi karkas ayam bagian punggung hingga tunggir lebih tinggi jika
dibandingkan dengan bagian dada, paha, dan hati-ampela ayam. Hal ini terjadi
10
kemungkinan karena pada waktu memproses ayam mulai dari pengulitan bulu
sampai eviserasi (pengeluaran organ) sangat mudah sekali terjadi kontaminasi dari
saluran pencernaan. Selama proses pemotongan, bakteri Campylobacter jejuni
akan menyebar ke karkas ayam. Campylobacter jejuni pada karkas dapat
dipengaruhi oleh proporsi dari flock yang terinfeksi, faktor musim dan cuaca,
peralatan untuk memproses karkas, teknik sampling dan isolasi (Shane, 2000).
Level Campylobacter jejuni pada karkas dan produknya sangat dipengaruhi oleh
penanganan dan penyimpanan (Palumbo, 1984). Menurut Fournaud et al., (1978),
kontaminasi bakteri pada karkas dapat terjadi melalui bantuan udara dan
kondensasi akibat perbedaan antar temperatur ternak dengan temperatur ruangan
pemotongan pada saat pengulitan ternak.
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Epsilonproteobacteria
Ordo : Campylobacterales
Famili : Campylobacteraceae
Genus : Campylobacter
Spesies : Campylobacter jejuni
bisa bertahan 2-5 bulan pada -20 °C, tetapi hanya beberapa hari pada suhu kamar.
Tekanan lingkungan, seperti paparan udara, pengeringan, pH rendah, pemanasan,
pembekuan, dan penyimpanan berkepanjangan, merusak sel dan menghambat
pemulihan untuk tingkat yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri (BAM,
2001).
2.4 Campylobacteriosis
termasuk bakteremia, dapat terjadi dan beberapa gejala sisa dari infeksi, seperti
polineuropati, meskipun jarang, bisa serius (OIE, 2008).
Tiap orang dapat terinfeksi Campylobacter jejuni, namun anak-anak
dibawah 5 tahun dan orang dewasa (15-29 tahun) lebih rentan terinfeksi dibanding
kelompok umur lain. Infeksi oleh Campylobacter jejuni menyebabkan diare yang
berlendir dan kadang mengandung darah serta lekosit fekal. Gejala lain yang
sering menyertainya ialah demam, sakit perut, mual, sakit kepala dan nyeri otot.
Gejala infeksi pada umumnya terjadi 2-5 hari setelah makanan yang tercemar
dicerna. Sakit dirasakan selama 7-10 hari, namun kemungkinan untuk kambuh
bisa terjadi lagi (25% kasus). Dosis infeksi Campylobacter jejuni cenderung kecil.
jumlah 400-500 sel bakteri dapat menyebabkan penyakit pada beberapa individu,
namun beberapa individu memerlukan jumlah sel lebih besar. Diare berdarah
disebabkan karena sifat Campylobacter yang invasif yaitu dapat masuk ke lapisan
usus halus dan mengeluarkan toksin yang merusak mukosa usus tersebut (BSN,
2009). Campylobacter jejuni menghasilkan toksin cytotonic yang memiliki
kesamaan imunologi untuk toksin kolera. Toksin ini mungkin bertanggung jawab
atas diare yang berhubungan dengan edema submukosa (Shane, 2000).
Mekanisme patogenik Campylobacteriosis belum sepenuhnya dipahami,
tetapi diketahui beberapa faktor virulensi dari Campylobacter jejuni berperan
penting dalam proses infeksi, diantaranya kemampuan motilitas, kemotaksis dan
produksi racun. Kemampuan motilitas memiliki peran yang sangat penting dalam
virulensi karena diperlukan untuk menembus lapisan dinding usus. Ketika
kemampuan motilitas bakteri hilang, maka infeksi yang terjadi juga hilang (Cox et
al., 2010). Campylobacter jejuni mampu memproduksi beberapa toksin, utamanya
enterotoksin dan sitotoksin, akan tetapi bagaimanapun peran toksin-toksin ini
dalam menimbulkan penyakit belum dapat dipahami (Poloengan, 2005).
2.5 Antibiotik
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi
yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Obat yang
diguanakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia,
ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat
tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik
untuk hospes. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat
menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik dan
ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai bakterisid. Kadar minimal
yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya,
masing-masing dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh
minimal (KBM). Antimikroba tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari
bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi
KHM (Setiabudy, 2007).
Obat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat menghambat
pertumbuhan atau dapat membunuh mikroorganisme lain. Menurut daya
membunuh bakteri antibiotik dibagi dalam antibiotik spekrum ciut (narrow
spectrum), antibiotik spektrum luas (broad spectrum), antibiotik spektrum
sebagian atau khusus (part spectrum). Mekanisme aktivitas obat ini dengan
melakukan penghambatan sintesis materi-materi penting dari bakteri yaitu
14
Pengambilan Sampel
Media
Campylobacter
Positif Negatif
Uji Sensitivitas
Analisis Data
Kesimpulan
17
3.2.1 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah karkas ayam yang
terdapat di beberapa pasar tradisional dan pasar modern di kota Makassar.
Penelitian ini menggunakan 30 sampel yang diambil secara acak di 5 pasar
tradisional dan 5 pasar modern. Pada setiap pasar diambil 3 sampel secara acak,
penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Federer WT
(1963).
(t-1) (n-1) ≥ 15
Keterangan:
t = merupakan jumlah jumlah kelompok percobaan
n = merupakan jumlah sampel tiap kelompok
(t-1) (n-1) ≥ 15
(10-1) (n-1) ≥ 15
9n-9 ≥ 15
9n ≥ 15 + 9
9n ≥ 24/9
n ≥ 2,6 = 3
n ≥ 3 (tiap pasar)
10 pasar x 3 = 30 sampel
3.2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting bedah,
timbangan, cawan petri, erlenmeyer, pipet steril, tabung rekasi dan rak,
mikropipet dan tips, kapas, aluminium foil, pipet tetes, bunsen, jarum ose, swab
steril, gas generating kits untuk Campylobacter, anaerobic jars, stomacher,
plastik steril, autoklaf, waterbath kertas label, mikroskop, gelas preparat,
inkubator 37 oC – 42 oC, vitek 2 system (Biomerieux), botol 5 ml - 10 ml,
refrigerator, coolbox, jangka sorong.
18
3.2.3 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest, Nutrient
Broth No. 2, Campylobacter Agar Base, darah domba lisis, Preston
Campylobacter Selective Supplement (polymixin B, rifampicin, trimetoprim,
cyclohexemide), Preston Campylobacter Growth Suplement (Sodium pyruvate,
Sodium Metabisulfite, Ferrous sulfate), Brain Heart Infusion Broth, Brain Heart
Infusion Agar, disk antibiotik (eritromisin, siprofloksasin, klorampenikol,
doksisiklin), alkohol, spiritus, minyak imersi, NaCl, crystal violet, lugols iodine,
iodine acetone, safranin.
Tabel 3. Hasil isolasi identifikasi Campylobacter jejuni dari sampel karkas ayam
No Jenis Pasar Kode Hasil uji
Sampel (/25 g karkas ayam)
1 PT A-1 Positif
A-2 Negatif
A-3 Negatif
2 PT B-1 Negatif
B-2 Negatif
B-3 Negatif
3 PT C-1 Negatif
C-2 Negatif
C-3 Negatif
4 PT D-1 Negatif
D-2 Negatif
D-3 Negatif
5 PT E-1 Negatif
E-2 Negatif
E-3 Negatif
6 PM F-1 Negatif
F-2 Negatif
F-3 Negatif
7 PM G-1 Negatif
G-2 Negatif
G-3 Negatif
8 PM H-1 Negatif
H-2 Negatif
H-3 Negatif
9 PM I-1 Negatif
I-2 Negatif
23
I-3 Negatif
10 PM J-1 Negatif
J-2 Negatif
J-3 Negatif
Ket: PT (Pasar Tradisional); PM (Pasar Modern)
Campylobacter jejuni adalah bakteri yang mudah rusak dan sangat sensitif
terhadap oksigen serta suhu ruang, oleh karena itu untuk isolasi secara optimal
diperlukan media selektif. Isolasi Campylobacter jejuni selain membutuhkan
medium selektif untuk tumbuhnya juga perlu penambahan darah lisis dan
suplemen antibiotik. Pada penelitian ini, kultur bakteri dilakukan dengan
menggunakan media Preston Campylobacter Agar. Media selektif dari Preston ini
diperkaya oleh penyubur dan antibiotik sebagai suplemen tambahan. Kandungan
antibiotiknya terdiri dari polymixin B, Rifampicin, Trimethoprim lactate dan
cycloheximide. Adanya antibiotik tersebut dapat menghambat pertumbuhan
bakteri lain seperti Bacillus sp. dan Proteus sp. sehingga memudahkan untuk
isolasi Campylobacter jejuni. Selain itu didalam media ini juga ditambahkan
darah domba lisis, penambahan darah lisis ini bertujuan untuk menetralisasi
produk racun yang mungkin terbentuk akibat media terpapar oleh cahaya maupun
udara. Campylobacter jejuni sangat sensitif terhadap keberadaan senyawa
peroksida dan superoksida yang merupakan produk yang terbentuk dari media
akibat reaksi kimia yang dikatalisis oleh cahaya (Bolton dan Robertson, 1982).
Darah lisis yang mengandung ion Fe dapat meningkatkan sifat aerotolerant
Campylobacter jejuni (Stern dan Kazmi, 1989). Gambaran karakteristik koloni
bakteri yang tumbuh pada media spesifik ini terlihat berwarna putih keabu-abuan,
cembung, mengkilat, halus, berbentuk bulat dan non hemolitik (Gambar 3).
25
Koloni terpisah dari hasil kultur pada media Preston Campylobacter Agar
diambil, kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan gram untuk selanjutnya
diidentifikasi secara mikroskopik. Pewarnaan gram dilakukan untuk melihat
morfologi bakteri, selain itu juga untuk membedakan kelompok bakteri gram
positif dan gram negatif. Campylobacter jejuni termasuk kelompok bakteri gram
negatif. Jenis gram dan bentuk morfologi bakteri yang diduga Campylobacter
jejuni pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Uji katalase dilakukan dengan meneteskan H2O2 pada koloni yang diduga
Campylobacter jejuni dan hasil yang ditunjukkan, terbentuk gelembung gas saat
ditetsi H2O2. Hal ini karena Campylobacter jejuni merupakan bakteri katalase
positif, artinya bakteri ini mampu memproduksi enzim katalase yang dapat
mengkatalisis reaksi pemecahan H2O2 menjadi gas oksigen dan air. Hidrogen
peroksida (H2O2) dan superoksida biasanya dihasilkan oleh bebrapa bakteri dari
reaksi reduksi senyawa oksigen. Kedua molekul tersebut merupakan racun bagi
Campylobacter jejuni (Khoiruddin, 2008). Pada uji oksidase koloni yang dicurigai
kemudian diusap pada strip oxidase dan menunjukkan hasil positif dengan adanya
perubahan warna menjadi ungu pada bekas usapan di strip oksidase.
Campylobacter jejuni positif pada uji katalase dan oksidase (BSN, 2008). Hampir
semua jenis Campylobacter sp. yang tergolong katalase positif dapat
menyebabkan penyakit pada manusia maupun pada hewan ternak (BAM, 2001).
Gambar 6. Uji TSIA, Uji Glukosa, Uji Urease, Uji SIM (urutan dari bagian kiri)
terjadinya perubahan warna pada media dan pada uji SIM memperlihatkan hasil
sulfur negatif, indol negatif dan motilitas positif. Campylobacter jejuni umumnya
motil dan 20 % Campylobacter jejuni adalah tidak motil. Sel yang sudah tua dan
cedera (injured) akan mengalami penurunan motilitas (BSN, 2008).
Setelah uji konfirmasi katalase, oksidase, TSIA, glukosa, urease, SIM.
Koloni yang berwarna putih keabu-abuan, cembung, mengkilat, halus, berbentuk
bulat dan non hemolitik dengan gambaran morfologi bakteri berbentuk batang
melengkung atau spiral, seperti huruf S, kemudian diuji dengan menggunakan
sistem Vitek 2 sebagai tahap identifikasi akhir pada penelitian ini. Hasil
identifikasi dapat dilihat pada Gambar 7.
Bakteri Campylobacter jejuni yang telah diisolasi dari karkas ayam pada
penelitian ini, diuji sensitivitasnya terhadap beberapa jenis antibiotik diantaranya
eritromisin, siprofloksasin, kloramfenikol, dan doksisiklin. Dari hasil pengujian
diketahui isolat bakteri Campylobacter jejuni sensitif terhadap keempat antibiotik
tersebut (Tabel 4).
PS 1 42 44 36 43
(S) (S) (S) (S)
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aberle ED, Forrest JC, Gerrard DE, Mills EW. Hedrick HB, Judge MD, Markel
RA. 2001. Principles of Meat Science. 4th Edition. Kendall/Hutt
Publishing Co, Iowa.
Andriani, Soedarwanto M, Setiyaningsih S, Kusuma Ningrum HD. 2013. Kajian
Risiko Campylobacter sp. Pada Ayam Panggang. J Med Vet Indones
[Internet]. [diunduh 2014 Jul 8]; 7(1):Bogor
Andriani, Sudarwanto M, Setiyaningsih S, Kusumaningrum HD. 2013. Isolasi
Campylobacter dari karkas ayam menggunakan metode konvensional dan
polymerase chain reaction. J. Teknol Indust Pangan. 24(1):27-32. doi:
10.6066/jtip.2013.24.1.27.
Anief M. 1996. Penggolongan obat berdasarkan khasiat dan penggunaan. Ed ke-4.
Yogyakarta (ID): Gadja mada university press. hlm.16.
Anonim. 2011. Campylobacter jejuni. [diunduh 25 Juli 2014] Tersedia pada
http://www.bacteriainphotos.com/campylobacter%20jejuni.html
[BAM] Bacteriological Analytical Manual. 2001. Campylobacter.
http://www.fda.gov/Food/FoodScienceResearch/LaboratoryMethods/ucm0
72616.htm [16 Juli 2014].
Bolton FJ. Dan Robertson L. 1982. J. Clin. Pathol. 35. 462-467.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1995. SNI 01-3924-1995. Karkas ayam
pedaging. Jakarta (ID): BSN.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 2897:2008. Metode pengujian
cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil olahannya.
Jakarta (ID): BSN.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 7388:2009. Batas maksimum
cemaran mikroba dalam pangan. Jakarta (ID): BSN.
Cappucino JG. dan Sterman N. 1993. Microbiology: A Laboratory Manual.
Addison-Wesley Publishing Company, Massachusetts.
[CLSI] Clinical and Laboratory Standards Institute. 2014. Performance
Standards for Antimicrobial Susceptibility Testing; Twenty-Second
Informational Supplement. West Valley (US): Clinical and Laboratory
Standards Institute.
Cox NA, Richardson LJ, Musgrove MT. 2010. Campylobacter jejuni and other
Campylobacters. Di dalam: Juneja VK, Sofos JN, editor. Pathogens and
Toxins in foods: Challenges and interventions. Washington DC: ASM Pr.
hlm 20-22.
Debruyne L, Gevers D, Vandamme P. 2008. Taxonomy of the family
Campylobacteraceae. Di dalam: Nachamkin I,Szymanski CM, Blaser MJ,
editor. Campylobacter. Ed ke-3. Washington, DC: ASM Pr. hlm 3-26.
Decroli E, Karimi J, Manaf A, Syahbuddin S. 2008. Profil ulkus diabetik pada
penderita rawat inap di bagian penyakit dalam RSUP Dr. M Djamil
Padang. MKI (Majalah Kedokteran Indonesia). hlm. 58.
Dharmojono. 2001. Limabelas penyakit menular dari binatang ke manusia.
Milenia Populer, Jakarta.
Doyle MP. 1989. Foodborne Bacterial Pathogens. Food Research Institute.
University of Wisconsin-Madison New York.
32
LAMPIRAN
1. Hasil isolasi dan identifikasi Campylobacter jejuni dari sampel karkas ayam
K KOLONI DI MEDIA G M K O TSIA G U SIM VITEK 2 KET
O PRESTON R O A K Basa/ L R
D CAMPYLOBACTER A R T S basa U E
E AGAR M F A I ≠H2S K A S I M
O L D O S
S L A A S E
A O S S A
M G E E
P I
E
L
RIWAYAT HIDUP