Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU TERHADAP PRODUKSI ASI

PADA IBU MENYUSUI

OLEH :
WIDYAWATI HABU
( 841414089)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seorang bayi sesaat setelah lahir mempunyai naluri untuk menetek pada ibunya. Ibu
mempunyai hasrat untuk menyayangi buah hatinya, memberikan yang terbaik, melindungi
dan seterusnya. Persoalan muncul dengan adanya ibu yang tidak menyusui bayinya,
sedangkan yang diharapkan adalah minimal enam bulan ibu menyusui anaknya,sedapat
mungkin secara eksklusif.

UNICEF (2013) mewartakan bahwa menyusui merupakan penyelamat hidup anak yang
paling murah dan efektif dalam sejarah kesehatan manusia. Ironisnya, hanya kurang dari
setengah dari anak di dunia menikmati kesempatan emas ini. Negara-negara Indonesia,
Afrika Selatan, Nigeria, dan Tunesia, dilaporkan mengalami penurunan dalam angka
keberhasilannya.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, cakupan pemberian
ASI eksklusif bayi 0-5 bulan sebesar 27,2 persen. Jika dilihat lebih detail, pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia 5 bulan bahkan hanya 15,3 persen. Berdasarkan riset 2010, jenis
makanan prelaktal yang paling banyak adalah susu formula (71,3%).

pilihan untuk menyusui anak atau tidak bagi ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti air susu ibu tidak keluar sama sekali atau air susu ibu yang keluar hanya sedikit
sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. (Mustofa & Prabandari, 2010)

Mengingat banyak terjadi perubahan perilaku dalam masyarakat khususnya ibu-ibu


yang cendrung menolak menyusui bayinya sendiri terutama pada ibu-ibu yang bekerja
dengan alasan air susunya hanya sedikit atau tidak keluar sama skali, keadaan ini
memberikan dampak negatife terhadap status kesehatan, gizi, serta tingkat kecerdasan
anak. Upaya yang dilakukan tenaga kesehatan agar ibu mendapatkan pengetahuan
tentang cara yang tepat untuk dapat memperlancar pengeluaran ASI. Yaitu salah satunya
dengan mengkonsumsi sari kacang hijau yang dapat membantu untuk proses
pengeluaran ASI dan memberikan pengertian tentang pentingnya ASI ekslusif untuk
bayi. (wulandari & roudhatul, 2015)

peningkatan produksi ASI dipengaruhi oleh hormon oksitosin dan hormon prolaktin
(Lany,2010). Peningkatan kedua hormone tersebut dipengaruhi oleh protein yaitu polifenol
dan asam amino. yang ada pada kacang hijau yang juga mempengaruhi hormon prolaktin
untuk memproduksi ASI dengan cara merangsang alveoli yang bekerja aktif dalam
pembentukan ASI. Peningkatan hormon oksitoksin akan membuat ASI mengalir deras
dibanding dengan biasanya. Selain itu kacang hijau mempunyai kandungan B1 yang sangat
bermanfaat untuk ibu menyusui. (Widyastuti, 2014)

1.2. Identifikasi Masalah


1. Ibu yang memilih tidak menyusui bayinya karena ASI ibu tidak keluar sama sekali atau
air susu ibu yang keluar hanya sedikit.

1.2 Rumusan masalah


Apakah ada pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap produksi ASI pada ibu
menyusui?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh pemberian sari
kacang hijau terhadap produksi ASI pada ibu menyusui.

2. Tujuan khusus
Penelitian ini bertujuan untuk :
1) Mengidentifikasi produksi ASI ibu sebelum pemberian sari kacang hijau.
2) Mengidentifikasi produksi ASI ibu sesudah pemberian sari kacang hijau.
3) Mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap
produksi ASI pada ibu menyusui.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat menjadi suatu kajian teoritis dan mendapatkan pembuktian bahwa
terdapat pengaruh sari kacang hijau terhadap produksi ASI pada ibu menyusui.
2. Manfaat praktisi
1) Manfaat peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
pengaruh sari kacang hijau terhadap produksi ASI.
2) Manfaat instansi
Penelitian ini semoga dapat dijadikan bahan rujukan bagi institusi keperawatan
terhadap pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif pada ibu menyusi,dan
menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan salah satu tumbuhan dalam upaya
meningkatkan produksi ASI.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu

2.1.1 Pengertian ASI

ASI adalah air susu yang keluar dari seorang ibu pasca melahirkan bukan sekedar

sebagai makanan, tetapi juga sebagai suatu cairan yang terdiri dari sel - sel yang hidup

seperti sel darah putih, antibodi, hormon, faktor - faktor prtumbuhan,enzim,serta zat yang

dapat membunuh bakteri dan virus. ASI eksklusif adalah peberian hanya ASI saja tanpa

makanan dan minuman lain,berupa susu formula, jeruk, madu, air teh, air puth, maupun

makanan padt seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. ASI

merupakan makanan yangideal untuk bayi terutama pada bulan - bulan pertama, karena

mengandungzatgizi yang diperlukan bai untuk membangun dan menyediakan energi

(Khasanah,2012) .

2.1.2 Komposisi ASI

ASI merupakan bahan makanan terbaik untuk bayi. ASI mengandung semua zat gizi

yag diperlukan bayi dalam 4-6 bulan kehidupan sengga dianjurkan pada masa ini bayi hanya

diberikan ASI. Komposisi ASI ssuai dengan kebutuhan bayi (Khasanah,2012).

Berikut kandungan gizi dalam ASI :

1. Kolostrum

Mengandung kadar protein yang sangat tinggi. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada

hari pertama dan kedua setelah melhirkan, berwarna kekuning- kuningan dan lebih kental,

lebih banyak yang mengandung potein dan vitamin berfungsi untuk melindungi bayi dari

penyakit infeksi.
2. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) adalah karbohidrat utama dalam ASI

dan berfungsi sebagai salah satu sumber nutrisi untuk otak. Jumlahnya meningkat

terutama pada ASI transisi ( 7 - 14 hari setelah melahirkan).

3. Protein

Protein berguna untuk pembentukan sel pada bayi yang baru lahir. Kandungan protein

ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu

formula. Protein dalam ASI lebih bisa diserap oleh usus bayi dibandingkan dengan susu

formula.

4. Taurin adalah suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI. Taurin

berfungsi sebagai nuro transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.

5. Lemak berfungsi untuk pertumbuhan otak bayi. Kandungan lemak dalam ASI ekitas 70-

78 %.

6. Mineral dalam ASI berfungsi sebagai pembentukan atau pembuatan darah dan

pembentukan tulang.

7. Vitamin yang terdapat dalam ASI adalah vitamin K, vitaimin A,vitamin D, vitamin E,

dan vitamin B.

8. Zat kekebalan yang melindungi bayi dari serangan penyakit.


2.1.3 Manfaat menyusui dan keunggulan ASI

Memberikan ASI secara Eksklusif berarti beruntung bagi semua, baik untuk

bayi,psikologik,ibu,dan keluarga (Depkes,2005)

1. Aspek gizi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang

karena di sesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya. ASI

mengandung semua zat gizi yang paling baik untuk tumbuh kembang bayi, terutama pada

6 bulan pertama. ASI adalah makanan bayi paling sempurna, baik kualitas dan

kuantitasnya. Dengan melaksanakan tata laksana menyusui yang tepat dan benar,

produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampai

usia 6 bulan.

2. Aspek imunologi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapatkan zat kekebalan atau daya tahan

tubuh dari ibu melalui plasenta. Tetapi kadar zat tersebut akan cepat menurun setelah

kelahiran bayi. Sedangkan kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya sendiri

menjadi lambat. Selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh, kesenjangan

tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI sebab ASI mengandung sel – sel hidup dan

zat – zat kekebalan yang dapat mengurangi terjadinya infeksi. Dengan kata lain, selain

menjadi makanan atau minuman bayi ASI sekaligus berfungsi sebagai imunisasi alami

bagi bayi.

3. Aspek psikologik

- Rasa percaya diri Ibu untuk menyusui

Kemauan yang besar dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi asi
- Hubungan atau interaksi ibu – bayi

Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi, yang

mempengaruhi kedua belah pihak. Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi

tergantung pada kesatuan ikatan bayi – bayi tersebut. Hubungan interaksi antara ibu –

bayi paling mudah terjadi selama setengah jam pertama dan mulai disusui sedini

mungkin,yaitu dalam waktu 30 menit setelah bayi dilahirkan.

- Pengaruh kontak langsung ibu – bayi

Ikatan kasih saying antara ibu – bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperi

sentuhan kulit dan mencium aroma yang khas antara ibu dan bayi. Bayi merasa aman

dan puas karena melalui sentuhan kulit dapat merasakan kehangatan tubuh ibu dan

dapat mendengar denyut jantung ibu,sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

Interaksi ibu – bayi dan kandungan nilai gizi ASI yang dibutuhkan untuk

perkembangan sistem syaraf otak dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

a. Manfaat ASI untuk ibu menyusui :

1. Memberikan ASI segera etelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang

berarti mengurangi resiko prdarahan.

2. Membantu memperecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil

3. Menyusui membakar kalori sehingga mempercept penurunan berat badan

4. Menyusui mengurangi resiko terkena kanker payudara dan kangker rahim

5. ASI lebih praktis dibandingkan susu formula

6. ASI tidak akan basi karena selalu diproduksi oleh payudara ( Ambarwaty, 2011)

b. Manfaat ASI untuk bayi :


1. ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi dengan komposisi nutrisi

yang sesuai untuk perkembangan bayi

2. ASI mudah dicerna oleh bayi

3. ASI kaya akan antibodi yang membantu melawan infeksi dan penyakit lainnya.

4. ASI menurunkan resio diare, ISK dan menurunkn resiok kematian bayi mendadak (

Ambarwaty, 2011)

c. Manfaat ASI untuk keluarga :

1. Bayi sehat, sehingga keluarga bisa berhemat untuk biaya perawatan kesehatan.

2. Mengatur jarak kelahiran karena efek kontrsepsi alamiah dari menyusui ( Ambarwaty,

2011)

2.1.4 Refleks menyusui pada ibu

Pada proses laktasi perlu diketahui terdapat reflex pada ibu yang sangat pentig

dalam proses laktasi yaitu refleks prolaktin dan refleks oksitosin atau aliran yang timbul

akibat perangsangan putting susu oleh hisapan bayi.

Masing – masing refleks tersebut adalah :

a. Refleks prolaktin (pembentukan ASI)

Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf akan memicu hipofisa anterior

untuk mengeluarkan hormone prolaktin kedalam aliran darah. Prolaktin memacu sel

kelenjar untuk sekresi ASI. Makin sering isapan bayi, makin banyak produksi ASI

kurang. Mekanisme ini disebut mekanisme “Supply and demand”

b. Refleks Oksitosin

Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu hipofisa posterior untuk

melepas hormone oksitosin dalam darah. Oksitosin memacu sel – sel myoepitel yang
mengelilingi alveoli dan duktus untuk berkontraksi, sehingga mengalirkan ASI dari

alveoli dan duktuli menuju sinus dan putting. Dengan demikian sering menyusui

penting untuk pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement (payudara

bengkak), tetapi justru memperlancar ASI.

Beberapa tanda adanya refleks oksitosin adalah rasa diperas atau “tingling” pada

payudara sebelum dan selama menyusui. ASI keluar bila ibu memikirkan bayinya

atau mendengar tangisan bayinya. ASI menetes pada payudara yang lain bila bayi

menyusu, rasa sakit karena kontraksi rahim yang kadang – kadang disertai dengan

keluarnya darah pada waktu menyusui, isapan pelan dan dalam serta menelan pada

bayi menunjukkan ASI mengalir kedalam tubuh bayi (Depkes,2002).

2.2. Kandungan gizi pada kacang hijau

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 22 % atau

sebanyak 22g/100g. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh

sebanyak 73% sehingga aman dikonsumsi untuk membentuk kolesterol baik yang

dibutuhkan oleh tubuh.. Kacang hijau juga mengandung vitamin B1 yang berguna untuk

pertumbuhan. kacang hijau memiki kandungan karbohidrat yang tiggi mencapai

62,90g/100g.

Kandungan nutrisi yang ada dalam kacang hijau termasuk komplit, Karbohidrat

merupakan komponen terbesar pada biji kacang hijau, yang terdiri dari pati, gula dan serat.

Dibandingkan jenis kacang lainnya, kandungan metionin dan sistein pada kacang hijau

masih relatif lebih tinggi.


Kacang-kacangan adalah alternatif sumber protein nabati terbaik. Protein kacang hijau

kaya akan asam amino leusin, arginin, isoleusin, valin dan lisin. Kualitas protein kacang

hijau seperti halnya kacang-kacangan yang lain dibatasi oleh kandungan asam amino

bersulfur seperti metionin dan sistein. Kacang hijau juga mengandung vitamin (A, B1, dan

C), serta beberapa mineral. Kelebihan kacang hijau adalah kecambahnya (tauge)

mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada kacang tanah dan kedelai. Dalam kacang

hijau juga terkandung Vitamin B1 (tiamin) yang baik untuk pertumbuhan.

Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan

lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Lemak kacang hijau

sebagian besar tersusun atas asam lemak tidak jenuh oleat (20,8 persen), linoleat (16,3

persen) dan linolenat (37,5 persen). Linoleat dan linolenat merupakan asam lemak esensial

yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita. Selain itu

kandungan lemak dalam kacang hijau relatif sedikit (1-1,2 persen).

Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang.

Kalsium banyak terdapat pada bagian kulit biji, diikuti bagian lembaga dan paling sedikit

pada bagian kotiledon. Sebaliknya fosfor banyak terdapat pada bagian lembaga. Zat besi

paling banyak terdapat pada bagian embrio dan kulit biji. Vitamin yang paling banyak

terkandung pada kacang hijau adalah thiamin (B1), riboflavin (B2) dan niasin (B3).

2.3 Manfaat sari kacang hijau terhadap produksi ASI

Prinsip gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi ASI yang sangat

dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Dalam tbuh terdapat cadangan berbagai zat gizi

yang dapat digunakan bila sewktu - waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus

menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar -
kelenjar pembuat air susu tidak dapat bekerja dengan sempurna dan akan berpengaruh

terhadap produksi ASI (Cica,Yulia.2009)

Kualitas dan jumlah zat makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpngaruh pada jumlah

ASI yag dihasilkan, ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal

yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri,ibu harus

mendapat tambahan makanan untuk membuat ASI. Tambahan makanan tersebut bisa di

dapat dari kacang - kacangan salah satunya yaitu kacang hijau yang mengandung vitamin E

yng tidak terdapat pada kacang tanah dan kedelai, juga membantu mencukupi kebutuhan

protein dan energy pada ibu menyusui (Cica,Yulia.2009).

1. Karbohidrat

Saat menyusui, kebutuhan kalori meningkat drastis sehingga diperlukan asupan

makanan yang menunjang nutrisi ibu menyusui salah satunya adalah. sari pati pada kacang

hijau akan mengubah kalori menjadi energi yang sangat bermanfaat bagi tubuh selama

menyusui.

2. Protein

Ibu menyusui membutuhkan asupan protein tinggi untuk memproduksi ASI lebih

banyak.proten juga baik unuk perumbuhan bayi.

3. Lemak

Selain itu, lemak tak jenuh juga akan membantu meningkatkan jumlah panjang akson,

dendrite serta neuron yang bisa meningkatkan kecerdasan otak pada bayi yang menyusu asi.

Kacang hijau juga mengandung fitosterol yang mampu mencegah penyakit jantung selain

kacang hijau sebagai pelancar asi.

4. Vitamin
Kacang hijau mengandung banyak sekali vitamin seperti vitamin A, B, B1 dan C. Dengan

mengkonsumsi kacang hijau, anda memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan oleh bayi dan

dapat memperbaiki metabolisme tubuh ibu

5. Mineral

Kalsium, fosfor dan zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui. Kalsium dan

fosfor membantu pembentukan tulang pada janin dan mencegah osteoporosis pada ibu

akibat kekurangan dua zat penting ini. Sedangkan zat besi membantu mengencerkan darah

yang kental agar tidak terjadi pendarahan saat proses kelahiran yang bisa berakibat fatal

seperti kematian. Zat besi juga mampu menghilangkan anemia yang kerap melanda ibu

menyusui setelah proses melahirkan (Cica,Yulia.2009)

2.4 Kajian penelitian yang relevan

PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU PADA IBU NIFAS

DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI DI BPM YUNI WIDARYANTI, Amd.

Keb SUMBERMULYO JOGOROTO JOMBANG

ABSTRAK

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik

yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.

Dalam 100 gram kacang hijau mengandung 124 mg kalsium dan 326 mg fosfor, bermanfaat

untuk memperkuat kerangka tulang. Serta 19,7-24,2 % protein dan 5,9-7,8 % besi

dapat menghasilkan ASI dalam jumlah yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Hubungan Pengaruh Pemberian Sari Kacang hijau pada Ibu Nifas dengan

Kelancaran Produksi ASI di BPM Yuni Widaryanti, Amd.Keb Sumbermulyo Jogoroto

Jombang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Pra-


Experimental Designs dengan menggunakan One Group Pra Post Test Design Jenis

sampling total yaitu 7 orang Pengumpulan data dengan menggunakan check list

observasi secara langsung kemudian diinterpretasikan dalam kriteria kelancaran produksi

ASI. Dari hasil uji Chi Square yang dilakukan menggunakan pre dan post SPSS Versi 13 α<

0,05 maka H0 ditolak berarti H1 diterima yang berarti ada pengaruh pemberian sari kacang

hijau pada ibu Nifas dengan kelancaran produksi ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

4 (57,1%) responden yang ASInya keluar dengan lancar, sedangkan 3 (42,9%) responden

yang ASInya tidak bisa keluar dengan lancar. Kesimpulan bahwa semakin sering

mengkonsumsi sari kacang hijau maka ASI akan semakin lancar keluarnya.

2.5 Kerangka Berfikir


Faktor yang
mempengaruhi
produksi ASI

Nutrisi Ibu

Pemberian makanan
tambahan sari kacang
hijau

Kandungan gizi kacang hijau

Karbohidrat: Protein: Lemak: Vitamin Vitamin

Nutrisi dan Produksi ASI meningkatkan Asupan gizi bayi Mencegah


sumber energy ibu lebih banyak kecerdasan otak dan ibu perdarahan dan
menyusui pada bayi anemia pada ibu

Nutrisi adekuat

Produksi ASI
2.6 Kerangka Konsep

Sari kacang hijau Produksi ASI

Keterangan :

: variabel 1

: variabel 2

: hubungan

2.7 Hipotesis

Terdapat pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap produksi ASI pada ibu menyusui
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di PKM Limboto, kabupaten Gorontalo Provinsi

Gorontalo pada bulan Desember 2017 sampai bulan Januari 2018

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualiatif dengan pendekatan Quasi eksperimen.

Desain penelitian ini menggunakan desain One Group Pratest Postest dimana pengukuran

diakukan setelah perlakuan (postest) dengan sebelumnya telah dilakukan tes awal (pratest).

3.3 Variabel penelitian

Variable penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai cirri,sifat,atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian (Notoatmodjo

,2012 ).

Variabel pada penelitian ini adalah pemberian sari kacang hijau sbagai variabel

independent dan produksi ASI pada ibu menyusui adalah variabel dependen.

Definisi operasional bertujuan agar variabel dapat diukur dengan menggakan istrumen

atau alat ukur, maka variabel harus diberi batasan(Notoatmodjo,2012).

Tabel. Definisi Operasional Penelitian

Variabel Alat ukur Hasil ukur Skala


Definsi Operasional

Variabel Sari kacang hijau Lembar ceklist Pra test : Ordinal


Indepenend:
merupakan olahan dari produksi ASI produksi ASI
Pemberian sari
kacang hijau yang telah Ibu ibu sedikit
kacang hijau
di rebus dengan gula atau tidak

pasir kemudian di keluar sama

blender dan di saring. sekali

Sari kacang hijau ini. Post test :

Sari kacang hijau ini produksi ASI

dapat memperlancar ibu lebih

produksi ASI bagi ibu banyak.

menyusui.

Varabel ASI adalah air susu Lembar ceklist Pra test : Ordinal
dependen : produksi ASI
yang keluar dari produksi ASI
produksi ASI ibu sedikit
seorang ibu pasca Ibu
pada ibu atau tidak
menyusui melahirkan bukan keluar sama
sekali
sekedar sebagai

makanan, tetapi juga Post test :


produksi ASI
sebagai suatu cairan
ibu lebih
yang terdiri dari sel - banyak.

sel yang hidup seperti

sel darah putih,

antibodi, hormon,

faktor - faktor

prtumbuhan,enzim,serta

zat yang dapat

membunuh bakteri dan


virus.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui di PKM Limboto pada

saat penelitian.

3.4.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupolasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Besarnya sampel ditentukan dengan rumus dan

memenuhi criteria inklusi dan eksklusi, dimana criteria tersebut menentukan dapat tidaknya

sampel tersebut digunakan (Hidayat, 2007).

Kriteria sampel adalah :

1. Ibu menyusui dengan usia bayi 0-6 bulan

2. Bersedia untuk di teliti

3. Lokasi tempat tinggal responden berada di wilayah kerja puskesmas

Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :


N
n=
(1 + N(d)2 )
Keterangan :
N : Jumlah populasi
d : 0.05
maka,
80
n=
(1 + 80(0,05)2 )
80
n= = 66
1,2

Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 66

responden.

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen penelitian

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan lembar ceklist yang berisi

tentang produksi ASI ibu.

3.5.2. Uji Validitas

Validitas merupakan pertanyaan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu

kuisioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Hidayat, 2008). Menurut Notoatmodjo

(2010) validitas adalah suatu indeks yang menjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur

apa yang diukur.

3.5.3Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilakukan

oleh orang atau waktu yang berbeda. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2012) reliabilitas

merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau

dapat diandalkan.

3.6 Teknik Analisa Data

3.6.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan variabel – variabel penelitian dengan

menghitung distribusi, selanjutnya peneliti akan mendeskripsikan tentang produksi ASI ibu

sebelum dan sesudah di berikan.


3.6.2 Analisa Bivariat

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel

yaitu dengan menggunakan uji statistic chi-square.

3.7 Hipotesis Statistika

H0 : Ada pengaruh pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap produksi ASI pada ibu
menyusui.

H1 : Tidak ada pengaruh pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap produksi ASI pada
ibu menyusui.

Anda mungkin juga menyukai