PENDAHULUAN
adanya luka di kakinya (Nabyl, 2009). Sekitar 5-7% orang dengan penyakit
diabetes telah menderita infeksi di daerah ekstremitas bawah. dan sekitar
25% penderita diabetes akan mengalami infeksi di daerah ekstremitas bawah
selama sisa hidupnya. Komplikasi ini juga tinggi pada pasien diabetes di
Asia. Oleh sebab itu diperlukan pengobatan yang tepat untuk menanganinya,
(Ramachandran A, 2012 ; Singh S, 2013 ; Chadwick P, 2013).
Setiap 19 menit ada satu orang di dunia yang harus diamputasi
akibat infeksi luka diabetic di daerah ekstremitas bawah. Berawal dari luka
kecil, lalu terinfeksi yang menyebabkan luka infeksi diabetic di daerah
ekstermitas bawah dan bila tidak dirawat akan menjadi ganggren. Hal ini
terjadi karena kurangnya perawatan luka sejak dini. Perawatan luka
berfungsi untuk penyembuhan luka dan infeksi tidak menyebar ke organ
lain. Bila menyebar ke pembuluh darah akan terjadi sepsis yang
mengakibatkan kematian. Tetapi jika perawatan luka dilakukan sejak dini,
maka efek tersebut tidak akan terjadi (Nabyl, 2009).
Manajemen luka infeksi diabetic di daerah ekstremitas terdiri dari
komponen penting yaitu; Mengobati proses penyakit yang mendasari,
memastikan suplai darah yang cukup, perawatan luka lokal (termasuk
pengendalian infeksi), tekanan kaki, (International Best Practice, 2013).
Terapi murottal termasuk kedalam manajemen luka infeksi diabetic di
daerah ekstremitas bawah yaitu memastikan suplai darah yang cukup,
(Mottaghi, Esmaili, & Rohani, 2011; International Best Practice, 2013).
Berdasarkan pemaparan masalah di atas maka kelompok tertarik
untuk membahas tentang Konsep dan Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan luka infeksi diabetic di daerah ekstremitas bawah dalam hal ini
diabetic leg ulcer.
3