Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal


36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik. Juga pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah
dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja;
(g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika
perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Begitu pula halnya dengan kurikulum
sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara
kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 ayat tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa
kurikulum pendidikan dasar dan menengahdikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite madrasah di bawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Kewenangan madrasah dalam
menyusun kurikulum memungkinkan madrasah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
siswa, keadaan sekolah dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah dan atau sekolah
memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan
diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar dan menilai keberhasilan belajar
mengajar.
Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa kurikulum dikembangkan
secara berdiversifikasi dengan maksud agar memungkinkan penyesuaian program

1
pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di
daerah tertentu serta peserta didik. Selain itu, kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan
di tingkat satuan pendidikan.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 beberapa hal berubah dan Madrasah
Aliyah ............................. perlu menyusun Dokumen 1 Kurikulum Madrasah Aliyah
............................. berdasarkan peraturan dalam Kurikulum 2013. Hal ini diperlukan
sebagai pedoman operasional semua warga madrasah dalam mencapai tujuan pendidikan
yang akan dicapai Madrasah Aliyah .................. .
Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring dengan kontinuitas
segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan perkembangan masyarakat, ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni budaya pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di
masa depan.
Jenlink (1995) mengungkapkan bahwa the future will bedramatically different from
the present, and it is already calling us into preparation for major changes being brought
to life by forces of change that will require us to transcend current mindsets of the world
we know ---

Masa depan akan berbeda secara dramatis dari masa sekarang, dan itu akan
menuntut untuk dipersiapkan antisipasi terjadinya perubahan penting pada kehidupan.
Dengan terjadinya perubahan tersebut di perlukan usaha untuk mengalihkan pola pikir
dalam menatap tentang dunia yang begitu cepat mengalami perubahan hingga saat ini dan
yang akan datang.
Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart of education
(Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu hidup dan berperan aktif
dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat
tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan
perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik.
Perubahan yang dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi perubahan suatu
kurikulum di lingkungan madrasah. Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan
manusia yang berubah cepat yang menyebabkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum
madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Atas dasar itu, rancangan
konseptual dan kontekstual penyempurnaan kurikulum menjadi suatu keniscayaan yang
harus disiapkan secara matang. Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus,
selanjutnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang berkenaan
dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan
dengan melakukan rekonseptualisasi ide kurikulum, desain kurikulum, implementasi
kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan
ulang pemikiran teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan

2
kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa konten kurikulum
adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan melakukan sesuatu
(ability to perform) berdasarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut
terumuskan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Agama
memperlihatkan arah yang jelas bahwa kurikulum baru yang dikembangkan perlu
mempedulikan aspek-aspek potensi manusia yang terkait dengan domain sikap untuk
pengembangan soft-skills yang seimbang dengan hard-skills, seiring dengan ruh
Pendidikan Agama Islam itu sendiri.Desain pengembangan kurikulum baru harus
didasarkan pada pengertian bahwa kurikulum adalah suatu pola pendidikan yang utuh
untuk jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata pelajaran sebagai
organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling mempengaruhi. Desain kurikulum
yang akan digunakan untuk mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan
antar konten kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal. Selanjutnya dalam
pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi
dan evaluasi kurikulum, direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang
menjadi inti dari pengembangan kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang
dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Di samping itu, dalam
menghadapi tuntutan perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan
penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang
tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian
beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang
dihasilkan.

B. Landasan Hukum
Pengembangan dokumen 1 Kurikulum Madrasah Aliyah .............................
....................... ini mengacu pada landasan Yuridis, filosofis dan teoritis.
1. Landasan Yuridis.
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas)
b. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
d. Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
e. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dari BSNP
(2006)

3
f. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor : Dj.II.1/PP.00/Ed/ 681 / 2006 tentang
Pelaksanaan Standar Isi
g. PP No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan Perubahan.
h. Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
i. Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Isi.
j. Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses.
k. Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang penilain.
l. Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan strukutur
kurikulum SMA/MA.
m. Permendikbud Nomor 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku
Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
n. Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 yang berisi landasan implementasi
kurikulum 2013 pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
o. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 tahun 2013 tentang
kurikulumm madrasah tahunn 2013 mata pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab.
p. Lampiran SK Dirjen Nomor 2676. tahun 2013 tentang KI-KD Mata Pelajaran
Agama Islam dan Bahsa Arab.
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan
selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum

4
adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa
depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan
tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi anak bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional
dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya
tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata
pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi


peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,

5
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan
diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

3. Landasan Teoritis Kurikulum


Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluasluasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught


curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di
madrasah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil
belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum


1. Prinsip Penyusunan Kurikulum
Penyusunan Dokumen 1 kurikulum madrasah merupakan bagian dari
kegiatan perencanaan madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau
lokakarya madrasah dan/atau kelompok madrasah yang diselenggarakan dalam
jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan Dokumen 1 kurikulum madrasah secara garis
besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi,
pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan
diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.
Berdasarkan uraian di atas, Madrasah Aliyah .............................
....................... menyusun dokumen 1 Kurikulum Madrasah yang mencakup (a) visi,
misi, dan tujuan, (b) muatan kurikulum madrasah, (c) beban belajar, dan (d)
kalender pendidikan. Selain itu, disusun juga pada lampiran dokumen 1 Kurikulum
Madrasah Aliyah ............................. ....................... sebuah panduan
ekstrakurikuler.

6
Dalam menyusun dokumen 1 kurikulum Madrasah Aliyah .............................
....................... dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum di tingkat madrasahdisusun agar semua
mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
b. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan
moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam
masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk
bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap
lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu
mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
c. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
d. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
e. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
f. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan
hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk

7
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama
bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi.
g. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
h. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa,
serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut
mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
i. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri
dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
j. Memperkokoh Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
k. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
l. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.

8
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
D. Mekanisme Pengelolaan Kurikulum
Kurikulum Madrasah Aliyah ............................. ....................... dikelola
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
Kurikulum Madrasah Aliyah ............................. ....................... dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum Madrasah ............................. ....................... dikembangkan dengan
memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan pendidikan, keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum Madrasah Aliyah ............................. ....................... dikembangkan
atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang
secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah ............................. .......................
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan

9
antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan
memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antarkelas.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum Madrasah Aliyah ............................. .......................
mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum Madrasah Aliyah ............................. ....................... diarahkan pada
proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta
didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta
arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum Madrasah Aliyah ............................. ....................... dikembangkan
dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka
Tunggal Ika dalam kerangka NKRI.
E. VISI, MISI DAN TUJUAN
1. Visi
Sumber daya insani yang berpikir cepat dan benar, bermanfaat, beribadah
mantap dan berakhlaqul karimah.
2. Misi
 Meningkatkan profisionalisme tenaga pendidikan
 Mengadakan bimbingan belajar yang intensif
 Mengembangkan PBM yang efektif, inofatif, kreatif dan demokratis.
 Mengembangkan Program Bengkel Sholat
 Membaca ayat suci Al Qur’an tiap memulai pelajaran
 Mengadakan bimbingan ekstra kurikuler seni dan olah raga
 Menerapkan prinsip dan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari

10
3. Tujuan
Dengan berpedoman pada visi dan misi yang telah dirumuskan serta kondisi
di madrasah, maka tujuan madrasah yang ingin dicapai pada tahun pelajaran
2015/2016 adalah sebagai berikut:

1. Mepersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia
2. Menyiapkan peserta didik agar lulus ujian Nasional dan Madrasah
2. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas,
berkualitas dan berprestasi dalam bidang olahraga dan seni.
3. Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi informasi dan
komunikasi serta mampu mengembangkan diri secara mandiri.
4. Menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi
dengan lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas.
5. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu
bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

11

Anda mungkin juga menyukai