LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Praktik Pengelasan dan Penyambungan Logam Lanjut
yang dibina oleh Bapak Dwi Leksono Edy, S.Pd., M.Pd
Oleh:
Alvino Fadhila Noviyanto (150512506770)
D3 TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNYA
penyusun mampu menyelesaikan laporan yang berjudul “Praktik Pengelasan dan
Penyambungan Logam Lanjut”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus di alam semesta ini.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan yang berjudul
“Praktik Pengelasan dan Penyambungan Logam Lanjut”, disamping itu kami
mengucapkan banyak terima kasih atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan
atas kelancaran dalam proses penyusunan makalah kepada:
1. Dosen pembimbing Bapak Dwi Leksono Edy, S.Pd., M.Pd selaku pengemban
tugas, penilai, serta korektor.
2. Segenap teman kelas offering C, yang memberikan motivasi, saran, serta solusi
yang terbaik dalam penyusunan makalah.
3. Kedua orang tua, yang selalu memberikan doa.
Penulis
Tabel. 2.1 arus ampere Elektroda (Sumber: Buku kelas 10 SMK TEKNIK LAS
SMAW 2) ................................................................................................................ 9
Tabel. 2.2 Simbol pengelasan ............................................................................... 22
A. Latar Belakang
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Hery Sonawan dan Rochim Suratman (2003) menyatakan bahwa
pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses
manufaktur. Proses manufaktur lainnya yang telah di kenal antara lain proses-
proses pengecoran (metal casting), pembentukan (metal forming), pemesinan
(machining) dan metalurgi serbuk (powder metallurgy). Produk dengan
bentuk-bentuk yang rumit dan berukuran besar dapat di buat dengan teknik
pengecoran produk-produk seperti pipa, plat dan lembaran, baja-baja
konstruksi dibuat dengan proses pembentukan. Produk-produk dengan
dimensi yang ketat dan teliti dapat dibuat dengan pemesinan. Bagaimana
dengan proses pengelasan?. Proses pengelasan pada prinsipnya adalah
menyambungkan dua atau lebih komponen, lebih tepat ditujukan untuk
merakit (assembly) beberapa komponen menjadi suatu bentuk mesin.
Komponen yang dirakit mungkin saja berasal dari produk dari hasil
pengecoran, pembentukan atau pemesinan, baik dari logam yang sama
maupun berbeda-beda.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas,
meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa
saluran dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga
dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada
coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang
sudah aus dan macam- macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan
utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai
ekonomi pembuatan yang lebih baik.
A. Pengertian Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Hery Sonawan dan Rochim Suratman (2003) menyatakan bahwa
pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses
manufaktur. Proses manufaktur lainnya yang telah di kenal antara lain proses-
proses pengecoran (metal casting), pembentukan (metal forming), pemesinan
(machining) dan metalurgi serbuk (powder metallurgy).
b. Kabel masa dan kabel elektoda (ground cable and electrode cable)
Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi menyalurkan aliran listrik
dari mesin las ke material las dan kembali lagi ke mesin las. Ukuran kabel
masa dan kabel elektroda ini harus cukup besar untuk mengalirkan arus
listrik, apabila kurang besar akan menimbulkan panas pada kabel dan
merusak isolasi kabel yang akhirnya membahayakan pengelasan.
Sesuai dengan peraturan, kabel di antara mesin dan tempat kerja
sebaiknya sependek mungkin. Menggunakan satu kabel (tanpa
sambungan) jika jaraknya kurang dari 35 kaki. Jika memakai lebih dari
satu kabel, sambungannya harus baik dengan menggunakan lock-type
cable connectors. Sambungan kabel minimal 10 kaki menjauhi operator.
d. Palu las dan sikat kawat (chipping hammer and wire brush)
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las
pada logam Ias (weld metal) dengan jalan memukulkan atau
menggoreskan pada daerah lasan. Berhati-hatilah membersihkan terak Ias
dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke
bagian badan lainnya. Jangan membersihkan terak las sewaktu terak las
masih panas/merah. Sikat kawat dipergunakan untuk :
4. Elektroda
Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda
berselaput . Elektoda berselaput mempunyai perbedaan komposisi selaput
maupun kawat inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara
destrusi,semprot dan celup.
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik
manurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan
tanda E XXXX yang artinya sebagai berikut :
E : menyatakan elaktroda busur listrik
XX (dua angka): sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam
ribuan Ib/in2 lihat table.
X (angka ketiga): menyatakan posisi pangelasan.
angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi
datar di bawah tangan
Klasifikasi Elektroda:
a. Elektroda Baja Lunak
Bermacam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya
hanyalah pada jenis selaputnya, sedangkan kawat intinya sama:
1) E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa
yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan
yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak
yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las
biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat
Buat garis las sebanyak 3 garis dengan panjang 25%, 50%, dan
100% panjang benda kerja.
Tempatkan benda kerja pada meja kerja posisi vertical.
c. Posisi vertikal 4G
Menyiapakan peralatan las SMAW dan bahan las.
Buat garis tepi pada benda kerja plat tebal 2 mm sebesar 1 cm.
Gambar garis tepi.
Gambar. 2.11 (a) Alur 4 G Vertikal dan (b) Pandangan Samping Sudut Kemiringan Benda Kerja
Terhadap Meja Las
Buat garis las sebanyak 3 garis dengan panjang 25%, 50%, dan
100% panjang benda kerja.
Tempatkan benda kerja pada meja kerja posisi vertical.
Namun yang membedakan dengan posisi pengelasan 3G adalah 4G
posisi vertikal sedikit dimiringkan ke welder kurang lebih 75º
sudutnya.
Atur amper pengelasan sesuai dengan diameter elektroda (70 - 75
Amper) atau lihat tabel penggunaan amper las pada bungkus
elektroda.
Memakai peralatan K3 sesuai SOP.
Memicu timbulnya percikan bunga api dengan cara menggoreskan
elektroda kebenda kerja lain yang di taruh di atas meja las.
Posisikan dada sejajar dada dengan benda kerja saat melakukan
pengelasan.
Melakukan take weld pada kedua sisi rata benda kerja.
Melakukan pengelasan dari bawah ke atas dengan alur setengah
lingkaran.
Periksa hasil las, apakah telah sesuai dengan kriteria.
Kampuh I Kampuh U
(Sumber: Buku kelas 10 SMK TEKNIK LAS SMAW 2)
Sambungan Tumpul
( Kampuh U )
Sambungan T (
Kampuh J )
Sambungan Sudut (
Fillet )
Jalur Las
Penebalan
Permukaan
Sambungan Tumpul
Kampuh I tertutup
2.
2
Kampuh I terbuka
2
3.
60
8 2
Kampuh V
60
4.
60
60 8
2
Kampuh X 60
b. Kerugian
lambat, dalam penggantian elektroda
pada low hydrogen electrode perlu penyimpanan khusus
efisiensi endapan rendah
listrik yang digunakan sangat besar
setiap akan melakukan pengelasan berikutnya, flag harus
dibersihkan
pengelasan terbatas, hanya sampai sepanjang elektroda.
c. Apron
Apron adalah alat pelindung badan dari percikan bunga api yang
dibuat dari kulit atau dari asbes. Alat ini dapat melindungi dada kita dari
percikan bunga api las.
d. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburran dan
percikan bunga api las, sepatu juga digunakan untuk melindungi kaki agar
aman saat terjatuh benda-benda berat. Sepatu yang digunakan terbuat dari
kulit, dan ujung sepatu memiliki besi.
e. Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik,
maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang
beracun.
f. Kamar las
Kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas,
sebaiknya kamar las dilengkapi dengan banyak ventilasi. Dalam kamar las
ditempatkan meja las. Meja las harus bersih dari bahan yang mudah
terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran karena
percikan api las.
b) Retak panas
Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu
retak karena pembebasan tegangan pada daerah pengaruh
panas yang terjadi pada suhu 500° C - 700° C dan retak
yangterjadi pada suhu diatas 900° C yang terjadi pada
peristiwa pembekuan logam las. Retak panas sering teriadi
pada logam las karena pembekuan, biasanya berbentuk kawah
dan retak memanjang. Retak panas ini terjadi karena
pembebasan tegangan pada daerah kaki didalam daerah
pengaruh panas.
Retak ini biasanya terjadi pada waktu logam mendingin
setelah pembekuan danterjadi karena adanya tegangan yang
timbul, yang disebabkan oleh penyusutan dan sifat bajayang
ketangguhannya turun pada suhu dibawah suhu pembekuan.
Keretakkan las yang lainadalah retak sepanjang rigi-rigi lasan
retak disamping las dan retak memanjang diluar rigi-rigilasan.
Akan tetapi penyebab umum pada semua jenis keretakan
las ini adalah : pilihan jenis elektroda yang salah atau tidak
(a) (b)
Gambar. 2.32 (a) Penembusan Kurang Baik (b) Penembusan Baik) (Sumber:
Google Images)
4. Keropos
Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi dalam
pengelasan. Keropos ini bila didiamkan, lama kelamaan akan menebar
yangdiikuti dengan perkaratan atau korosi padakonstriksi sehingga
kontruksi menjadi rapuh karena korosi tadi. Cacat ini memang
kelihatannya sepele akan tetapi dampak yang ditirnbulkan oleh cacat ini
cukup membahayakan juga.
Penyebab keropos ini yakni: unsur pendek, kecepatan mengelas
yang teralalu tinggi atau terlalu rendah, kurang waktu pengisian,
terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja, kesalahan memilih jenis
elektroda.
Cara menanggulangi keropos, antara lain: mempertahankan jarak
busur yang baik, mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan
dipertinggi, member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan
gas, membersihkan benda kerja, dan menggunakan elektroda yang
tepat.
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pengelasan (welding)
adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan
sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan
dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang
kontinyu. Banyak jenis-jenis pengelasan, tetapi yang sering digunakan pada
pabrik maupun bengkel dipinggir jalan adalah las OAW dan las SMAW.
Dalam setiap jenis pengelasan mempunyai teknik yang berbeda dan
perlengkapan APD yang berbeda. Jadi dalam mengelas kita harus
memperhatikan teknik pengelasan agar hasilnya memuaskan, dan tidak
terjadi cacat yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, karena luang
lingkup pekerjaan las sangat luas.
Dalam setiap jenis pengelasan juga mempunyai perlengkapan APD
yang sesuai dengan SOP las yang kita kerjakan, jika kita tidak menggunakan
APD sesuia dengan jenis las yang kita gunakan, maka akan membahayakan
bagi pengelasa maupun orang lingkungan disekitar ruang las.
B. Saran
Berdasarkan pada simpulan yang dikemukakan di atas, ada sejumlah
saran yang perlu disampaikan kepada pembaca yaitu agar melakukan proses
pengelasan logam dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dan melaksanakan sesuai prosedur keselamatan, kesehatan dan
kemanan kerja.