Anda di halaman 1dari 22

MATERI MATEMATIKA DISKRIT

POHON

Disusun untuk memenuhi tugas UAS Matematika Diskrit yang diampu oleh :
Farahdilla Andhika Y.F. M.Si

Disusun oleh :
Diska Zubaidir Sholeh NIM : 1755202021
Muhammad Yunus NIM : 1755202039

PROGRAM STUDI TENIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK INFORMASI KOMPUTER DAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan
karunianya kepada kita semua.Karena hanya dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya
jualah penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Mata Kuliah Matematika
Diskrit ,sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dengan selesainya makalah ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Farahdilla Andhika Y.F. M.Si selaku dosen mata kuliah Matematika Diskrit yang telah
memberikan bimbingan kepada saya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi penyusun
sendiri. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan,
oleh karena itu kritik yang membangun untuk penulisan selanjutnya sangat penulis
harapkan.

Kepanjen, 15 Januari 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pohon didefinisikan sebagai suatu graftak berarah terhubungkan


(connected undirected graph) yang tidak mengandung rangkaian sederhana.
Pohon adalah bentuk khusus dari suatu graf yang banyak diterapkan untuk
berbagai keperluan. Misalnya struktur organisasi suatu perusahaan, silsilah
suatu keluarga, skema sistem gugur suatu pertandingan, dani kata kimia suatu
molekul adalah jenis graf yang tergolong sebagai pohon.

Pada pohon, simpul-simpul yang berderajat satu dinamakan daun (leave),


sedangkan simpul yang derajatnya lebih besar dari pada satu dinamakan
simpul cabang (branch node) atau simpul internal (internal node) dan
kumpulan pohon-pohon yang terpisahkan satu sama lain disebuthutan (forest).

1.2 Rumsan masalah


1. Definisi Pohon
2. Macam-macam pohon
3. Sifat-sifat Pohon

1.3 Tujuan
1. Mengenal macam-macam Pohon
2. Mengetahui cara mengerjakannya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 POHON (Tree)

Graf terhubung yang tidak mengandung sirkuit disebut pohon. Di antara


sekian banyak konsep dalam teori graf, konsep pohon (tree) mungkin merupakan
konsep yang saling penting, karena terapannya yang luas dalam berbagai bidang
ilmu. Banyak terapan, baik dalam bidang ilmu komputer maupun di luar bidang
ilmu komputer, yang telah mengkaji pohon secara intensif sebagai objek
matematika. Dalam kehidupan sehari-hari, orang telah lama menggunakan pohon
untuk menggambarkan hirarkhi. Misalnya, pohon silsilah keluarga, struktur
organisasi, organisasi pertandingan, dan lain-lain. Para ahli bahasa menggunakan
pohon untuk menguraikan kalimat, yang disebut pohon pasing (parse tree).

Pohon sudah lama digunakan sejak tahun 1857, ketika matematikawan


inggris Arthur Cayley menggunakan pohon untuk menghitung jumlah senyawa
kimia. Bab ini membahas pohon dari sudut pandang teori graf. Pohon sebagai
struktur data rekursif merupakan bagian dari perkuliahan Struktur Data.

2.2 DEFINISI POHON

Pohon (tree) merupakan graf tak-berarah yang terhubung dan tidak memiliki
sirkuit.

Ada dua sifat penting pada pohon: terhubung dan tidak mengandung sirkuit.
Pada Gambar dibawah, hanya G1 dan G2 yang pohon, sedangkan G3 dan G4 bukan
pohon. G3 bukan pohon karena ia mengandung sirkuit a,d,f,a sedangkan G4 bukan
pohon karena ia tidak terhubung(dengan persilangan dua buah sisi – dalam hal ini
sisi(a,f) dan sisi (b,e) – karena titik silangnya bukan menyatakan simpul).
G1 G2 G3 G4

contoh pohon lainnya:

diambil dari [LIU85], misalkan himpunan V={a,A,b,B,c,C,d,D} adalah empat


pasangan suami-istri tukang gosip, dengan a,b,c, dan d para suami, dan A,B,C,D para
istri. Misalkan a menceritakan gosip lewat telpon kepada istrinya A, yang kemudian
A menelpon para istri lainnya untuk menyebarkan gosip itu, dan setiap istri itu
menelpon dan menceritakan gosip kepada suami masing-masing. Pohon pada
Gambar menunjukkan bagaimana gosip tersebut tersebar, dengan simpul
menyatakan istri/suami dan sisi menyatakan panggilan telpon.

Karena definisi pohon diacu dari teori graf, maka sebuah pohon dapat mempunyai
hanya sebuah simpul tanpa sebuah sisipun. Dengan kata lain, jika G=(V,E) adalah
pohon, maka V tidak boleh berupa himpunan kosong, namun E boleh kosong. Pada
sebagian literatur, pohon yang dimaksudkan oleh Definisi 9.1 sering disebut juga
pohon bebas (free tree) untuk membedakannya dengan pohon berakar (rooted
tree).
2.3 Hutan (forest) adalah
- kumpulan pohon yang saling lepas, atau
- graf tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Setiap komponen di
dalam graf terhubung tersebut adalah pohon.

Hutan yang terdiri dari tiga buah pohon

Sifat-sifat (properti) pohon

 Teorema. Misalkan G = (V, E) adalah graf tak-berarah sederhana dan jumlah


simpulnya n. Maka, semua pernyataan di bawah ini adalah ekivalen:
1. G adalah pohon.
2. Setiap pasang simpul di dalam G terhubung dengan lintasan tunggal.
3. G terhubung dan memiliki m = n – 1 buah sisi.

4. G tidak mengandung sirkuit dan memiliki m = n – 1 buah sisi.

5. G tidak mengandung sirkuit dan penambahan satu sisi pada graf akan
membuat hanya satu sirkuit.

6. G terhubung dan semua sisinya adalah jembatan.

 Teorema di atas dapat dikatakan sebagai definisi lain dari pohon.


soal 1 :
Tentukan mana diantara graf – graf dibawah ini yang merupakan pohon atau
hutan!

Penyelesaian :
a. Gambar (a) merupakan Pohon, karena gambar tersebut tidak memiliki
sirkuit dan merupakan graf yang terhubung;
b. Gambar (b) merupakan pohon;
c. Gambar (c) bukan merupakan pohon maupun hutan, karena terdapat sirkuit
yakni dari titik v3 v4 v5 v3, dan juga merupakan graf terhubung.
d. Gambar (d) merupakan Hutan, karena bukan merupakan Graf terhubung.
Soal 2:
Tentukan daun dan titik cabang pohon pada gambar di bawah ini.

Penyelesaian :
- Titik v4, v5, v6, v7, v8 derajatnya = 1, jadi titik – titik tersebut merupakan
Daun.
- Titik v1, v2, v3 derajatnya masing – masing >1, maka titik – titik tersebut
merupakan titik cabang.

soal 3:

Sebuah pohon mempunyai 2𝑛 buah simpul berderajat 1, 3n buah simpul berderajat


2, dan n buah simpul berderajat 3. Tentukan simpul dan sisi di dalam pohon itu.

Penyelesaian:

Menurut Lemma Jabat tangan, jumlah derajat semua simpul di dalam graf adalah 2
jumlah sisi di dalam graf tersebut. Jadi,

(2𝑛 × 1) + (3𝑛 × 2) + (𝑛 × 3) = 2|𝐸| ↔ 11𝑛 = 2|𝐸|

Menurut Teorema 9.1, jumlah sisi pada sebuah pohon adalah jumlah simpul minus
satu. Jadi

|𝐸| = (2𝑛 + 3𝑛 + 𝑛) − 1 = 6𝑛 − 1

Dengan menyulihkan persamaan terakhir ke persamaan pertama,

11𝑛 = 2(6𝑛 − 1) = 12𝑛 − 2 ↔ 𝑛 = 2


Jadi, jumlah simpul pada pohon = 6𝑛 = 6 × 2 = 12 dan jumlah sisi = 6𝑛 − 1 = 11

2.4 PEWARNAAN POHON

Ditinjau dari teori pewarnaan graf, maka pohon mempunyai bilangan


kromatik 2. Dengan kata lain, dua buah warna sudah cukup mewarnai simpul –
simpul di pohon sedemikian sehingga tidak ada dua buah simpul bertetangga
mempunyai warna sama.

Pewarnaan pada pohon T dilakukan dengan cara berikut: petakan warna


pertama pada sembarang sebuah simpul. Kemudian , petakan warna kedua simpul
tersebut yang bertetangga dengan simpul pertama tadi. Selanjutnya, petakan
warna pertama kesemua simpul yang bertetangga dengan simpul – simpul yang

2.5 POHON MERENTANG


- Pohon merentang dari graf terhubung adalah upagraf merentang yang
berupa pohon.
- Pohon merentang diperoleh dengan memutus sirkuit di dalam graf.

- Setiap graf terhubung mempunyai paling sedikit satu buah pohon


merentang.
- Graf tak-terhubung dengan k komponen mempunyai k buah hutan
merentang yang disebut hutan merentang (spanning forest).
2.6 Aplikasi Pohon Merentang

1. Jumlah ruas jalan seminimum mungkin yang menghubungkan semua kota


sehingga setiap kota tetap terhubung satu sama lain.

2. Perutean (routing) pesan pada jaringan komputer.

Contoh 1:
Carilah semua pohon rentang yang mungkin dibuat dari graf G yang tampak pada
gambar dibawah ini.

Penyelesaian :
Di dalam graf tersebut terdapat satu buah sirkuit, yakni sirkuit dari titik v1
v2 v5 v4 v1, karena pohon merupakan graf yang tidak memiliki sirkuit dan
pohon rentang adalah subgraf yang harus melibatkan semua titik dalam G,
jadi pohon rentang dari Graf tersebut di atas adalah sebagai berikut:
v1 v2 v3 v1 v2 v3

v4 v5 v6 v4 v5 v6

v1 v2 v3 v1 v2 v3

v4 v5 v6 v4 v5 v6

Pohon Merentang Minimum

- Graf terhubung-berbobot mungkin mempunyai lebih dari 1 pohon


merentang.
- Pohon merentang yang berbobot minimum –dinamakan pohon
merentang minimum (minimum spanning tree ).

2.7 Algoritma Prim

Misalkan T adalah pohon merentang yang sisi-sisinya diambil dari graf G. Algoritma
Prim membentuk pohon merentang minimum langkah per langkah.pada setiap
langkah kita mengambil sisi 𝑒 dari graf G yang mempunyai bobot minimum dan
bersisian dengan simpul-simpul di dalam T tetapi 𝑒 tidak membentuk sirkuit di
dalam T.

Algoritma Prim :

Langkah 1 : ambil sisi dari graf G yang berbobot minimum, masukkan ke


dalam T.
Langkah 2 : pilih sisi (u, v) yang mempunyai bobot minimum dan
bersisian dengan simpul di T, tetapi (u, v) tidak membentuk sirkuit di T.
Masukkan (u, v) ke dalam T.
Langkah 3 : ulangi langkah 2 sebanyak n – 2 kali.

Jumlah langkah seluruhnya di dalam algoritma Prim adalah


• 1 + (n – 2) = n – 1
• yaitu sebanyak jumlah sisi di dalam pohon rentang dengan n buah simpul.

Dalam notasi pseudo-code, algoritma Prim kita tuliskan sebagai berikut :

procedure Prim(input G : graf, output T : pohon)


{ Membentuk pohon merentang minimum T dari graf terhubung-
berbobot G.
Masukan: graf-berbobot terhubung G = (V, E), dengan V= n
Keluaran: pohon rentang minimum T = (V, E’)
}
Deklarasi
i, p, q, u, v : integer

Algoritma
Cari sisi (p,q) dari E yang berbobot terkecil
T  {(p,q)}
for i1 to n-2 do
Pilih sisi (u,v) dari E yang bobotnya terkecil namun
bersisian dengan simpul di T
T  T  {(u,v)}
endfor
contoh soal :

Kita akan mencari pohon merentang minimum pada graf yang ditunjukkan pada
Gambar 9.7 algoritma Prim.

Penyelesaian:

Langkah-langkah pembentukan pohon merentang minimum diperlihatkan pada


Tabel 9.1. pohon merentang minimum dari graf pada Gambar 9.7(a) adalah seperti
yang ditunjukkan oleh Gambar 9.7(b). Bobot pohon merentang minimum ini adalah

10 + 25 + 15 + 20 + 35 = 105

Gambar 9.7 (a) Contoh graf untuk algoritma Prim dan Kruskal. (b) Pohon
merentang minimum dari graf pada Gambar.
Tabel pembentukan pohon merentang minimum dengan algoritma Prim

Langkah Sisi Bobot Pohon rentang

1 10 2
1 (1, 2) 10

1 10 2

2 (2, 6) 25

25

6
1 10
3 (3, 6) 15
3

25

15

1 10 2
4 (4, 6) 20
3
4
25

20
15

1 10 2
5 (3, 5) 35
45 3
35
4
25
5
20 55
15

- Pohon merentang yang dihasilkan tidak selalu unik meskipun bobotnya tetap
sama.
- Hal ini terjadi jika ada beberapa sis iyang akan dipilih berbobot sama.
Contoh Soal :
Gambarkan 3 buah pohon mrentang minimum yang berbeda beserta bobotnya
untuk graf pada Gambar 9.8 dengan menggunakkan algoritma Prim.

Penyelesaian:

Graf di atas memiliki beberapa sisi yang berbobot sama, maka ada kemungkinan
pohon merentang minimumnya lebih dari satu. Tiga buah di antaranya adalah
seperti di bawah ini :

Ketiga buah pohon merentang minimum di atas sama hanya bentuknya yang
berbeda, namun jumlah bobot seluruh sisinya tetap sama, yaitu 36.

Algoritma Kruskal
( Langkah 0: sisi-sisi dari graf sudah diurut menaik berdasarkan bobotnya –
dari bobot kecil ke bobot besar) .

Langkah 1 : T masih kosong


Langkah 2 : pilih sisi (u, v) dengan bobot minimum yang tidak
membentuk sirkuit di T. Tambahkan (u, v) ke dalam T.
Langkah 3 : ulangi langkah 2 sebanyak n – 1 kali

procedure Kruskal(input G : graf, output T : pohon)


{ Membentuk pohon merentang minimum T dari graf terhubung –
berbobot G.
Masukan: graf-berbobot terhubung G = (V, E), dengan V= n
Keluaran: pohon rentang minimum T = (V, E’)
}
Deklarasi
i, p, q, u, v : integer

Algoritma
( Asumsi: sisi-sisi dari graf sudah diurut menaik
berdasarkan bobotnya – dari bobot kecil ke bobot
besar)
T  {}
while jumlah sisi T < n-1 do
Pilih sisi (u,v) dari E yang bobotnya terkecil
if (u,v) tidak membentuk siklus di T then
T  T  {(u,v)}
endif
endfor

contoh soal 4:

Tinjau kembali graf pada Gambar 9.7 (a) di atas. Carilah pohon merentang
minimumnya dengan algoritma Kruskal.

Penyelesaian:

Sisi-sisi graf diurut menaik menaik berdasarkan bobotnya:


Sisi-sisi diurut menaik:

Sisi (1,2) (3,6) (4,6) (2,6) (1,4) (3,5) (2,5) (1,5) (2,3) (5,6)
Bobot 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

Langkah Sisi Bobot Hutan merentang

0 1 2 3 4 5 6

1 (1, 2) 10
1 2

2 (3, 6) 15
1 2 3 4 5

3 (4, 6) 20
1 2 3 5

4
6

4 (2, 6) 25
1 2 3 5

4
5 (1, 4) 30 ditolak

6 (3, 5) 35
1 2
3
5
4
6

Pohon merentang minimum yang dihasilkan:


1 10 2

45 3
35
4
25
4 (2, 6) 25 5
55 1 2 3 5
20
15
4
6

Bobot = 10 + 25 + 15 + 20 + 35 = 105
Pohon Berakar

Pohon yang satu buah simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisi-sisinya diberi
arah sehingga menjadi graf berarah dinamakan pohon berakar (rooted tree).

b e
a e f
b d
g d d f
a c
c
h e b
g h g h

f a c

b sebagai akar e sebagai akar

Pohon dan dua buah pohon berakar yang dihasilkan dari pemilihan
dua simpul berbeda sebagai akar
Contoh9.5(contohsoal2)
Graph pada Gambar 9.11 (a) adalah pohon berakar dengan akar A karena (1)
bila arah pada sisinya diabaikan, graph hasilnya merupakan pohon, dan (2) A
berderajat masuk 0, dan semua titik lainnya berderajat masuk 1. Cara biasa
untuk menggambarkan graph itu ditunjukkan pada Gambar 9.11 (b).

Titik-titik D, H, E, dan B disebut titik terminal, yaitu titik dengan derajat


keluar 0. Sedangkan titik-titik A, C, F, dan G disebut titik internal, yaitu titik
yang memiliki derajat keluar yang tidak nol.

Contoh 9.6 (contoh soal 3):


Perhatikan gambar di bawah ini!

a. Tentukan tingkat tiap – tiap titik jika akarnya adalah V2!


b. Berapa tinggi pohon jika akarnya adalah V2?
c. Tentukan anak, orang tua, dan saudara titik V1 jika akarnya adalah V2.
d. Apakah pertanyaan a – c memiliki jawaban yang berbeda jika akarnya
adalah v1?
Penyelesaian:
Gambar Pohon dengan akar v2 adalah sebagai berikut :
v2

v1 v4 v5

v3

v7 v8

a. Tingkat titik v1 = v4 = v5 = v6 = 1
Tingkat titik v3 = 2
Tingkat titik v7 = v8 = 3
b. Tinggi pohon = 3
c. Anak v1 = v3 ; orang tua v1 = v2; saudara v1 = v4 v5 v6
d. Gambar pohon dengan akar v1

v1

v2 v3

v4 v5 v6 v7 v8

Tingkat titik v2 = v3 = 1
Tingkat titik v4=v5=v6=v7=v8=2
Tinggi pohon = 2
Anak v1 = v2 v3; orang tua dan saudara v1 tidak ada karena v1
merupakan akar.
Daftar Pustaka

http://naelyrizkyyy.blogspot.co.id/2013/05/matematika-diskrit-pohon_15.html

http://nursidratimath.blogspot.co.id/2015/12/makalah-matematika-diskrit-
pohon.html

Anda mungkin juga menyukai