Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN BANK INDONESIA

TERKAIT VIRTUAL CURRENCY


Januari 2018

| 1
Outline

I Konsep Virtual Currency II Perkembangan Virtual


Currency

III IV
Respon Kebijakan
Risiko Virtual Currency terhadap Virtual
Currency

V Kesimpulan

| 2
I. KONSEP VIRTUAL CURRENCY
Karakteristik
Virtual currency memiliki beberapa karakteristik yang berpotensi menimbulkan risiko ...
01  Tidak terdapat pengaturan mengenai penyelenggaraannya, termasuk pengaturan terhadap
pengelolaan algoritma virtual currency
No Regulator  Tidak mengikuti best practice atau standar internasional untuk memastikan keamanan dan
efisiensi penyelenggaraan
 Tidak terdapat kepastian hukum sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi kerugian

02  Transaksi tanpa intermediary formal


Peer-to-peer  Settlement finality
 Legal status kepemilikan digital currency
 Tidak terdapat pihak yang menangani penanganan keluhan atau komplain
03  Identitas pelaku tersamarkan atau tdk dpt diidentifikasikan dgn transaksinya
Pseudonymity sehingga dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ilegal

04  Tidak terdapat entitas sentral yg menjadi subyek pengaturan


No Central  Tidak terdapat pihak yang menjadi penanggung jawab pengelolaan
Authority  Penerbitan dan harga ditentukan oleh pasar (supply – demand)
 Perlindungan konsumen | 3
I. KONSEP VIRTUAL CURRENCY
Ekosistem Virtual Currency
Dalam ekosistem virtual currency pada umumnya terdapat 4 pelaku, yaitu Exchange,
Wallet, Payment, dan Mining…
Exchange
Menyediakan platform tukar-menukar digital currencies dgn
mata uang nasional atau dengan digital currencies lainnya

Wallet
Menyediakan layanan untuk menyimpan, mengirim, dan
menerima digital currency

Payment
Menyediakan gateway yang menghubungkan pengguna
digital currency melalui transaksi pembayaran

Mining
Melakukan validasi transaksi dan menambahkan suatu
blok baru pada global ledger

| 4
II. PERKEMBANGAN VIRTUAL CURRENCY
Harga dan Kapitalisasi Pasar Virtual Currency
Terdapat lebih dari 1.400 cryptocurrencies dgn market cap terbesar adalah Bitcoin (33%) …
Harga Market Cap
BTC/Bitcoin $14,622.90 $246 miliar 33%

ETH/Ethereum $1,373.95 $133 miliar

XRP/Ripple $2.05 $79 miliar


BCH/Bitcoin Cash $2,722.73 $47 miliar
ADA/Cardano $0.89 $23 miliar
XEM/NEM $1.53 $14 miliar
LTC/Litecoin $251.17 $14 miliar
XLM/Stelar $0.67 $12 miliar
MIOTA/IOTA $4.06 $11 miliat
EOS $15.53 $10 miliar
Total Market Cap VC
Sumber: Coinmarketcap, data per 13 Jan 2018 USD 752,542,886,784 | 5
II. PERKEMBANGAN VIRTUAL CURRENCY
Perkembangan Bitcoin dan Ethereum
Harga Bitcoin (April 2013 – Jan 2018)
Rp214.409.489,84

Rp1.306.348,97

Harga Ethereum (Agustus 2015-Jan 2018)


Rp12.765.198,22

Rp38.286,25

Sumber: CoinGecko, 2018 | 6


II. PERKEMBANGAN VIRTUAL CURRENCY
Perkembangan Harga Bitcoin

07.00 WIB
Rp209.917.817,27
07.00 WIB
Rp208.610.497,00
07.00 WIB
Rp203.722.559,65

07.00 WIB
Rp197.902.913,27
09.00 WIB
Rp193.805.289,68

07.00 WIB
Rp194.126.675,28

07.00 WIB
Rp188.730.022,39

Sumber: CoinGeckco, 15 Jan 2018 | 7


III. RISIKO VIRTUAL CURRENCY

Virtual currency memiliki risiko yang tinggi pada area sistem pembayaran, SSK, APU PPT,
dan perlindungan konsumen…

 Risiko konvertibilitas: tidak ada jaminan ditukarkan dengan fiat money, apalagi dgn volatilitas
Sistem Pembayaran harga yg tinggi
 Risiko perlindungan konsumen: tidak ada pihak yg menangani keluhan nasabah
 Risiko operasional: keamanan sistem dan ekosistem di sekelilingnya belum terbukti.
 Risiko setelmen: di mana nasabah melakukan transaksi melalui virtual environment shg tidak
ada jaminan setelmen

Stabilitas Sistem  Risiko stabilitas sistem keuangan apabila terjadi bubble burst karena terdapat interaksi antara
Keuangan virtual currency dan ekonomi riil.
 Risiko volatilitas harga yang tinggi karena nilainya ditentukan pada ekspektasi penawaran dan
permintaan di masa mendatang (spekulatif)
 Terdapat pula risiko regulatory arbitrage karena transaksi dapat dilakukan dari negara lain
dengan ketentuan yang lebih akomodatif.

| 8
III. RISIKO VIRTUAL CURRENCY

Virtual currency memiliki risiko yang tinggi pada area sistem pembayaran, SSK, APU PPT,
dan perlindungan konsumen…

 Risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme:


Aktivitas Ilegal - mekanisme transfer tidak melewati intitusi formal yang memiliki sistem APUPPT shg tidak
dapat dilakukan idenfikasi dan monitoring thd pergerakan transaksi.
- pseudonimity dari mekanisme transaksi menyebabkan pelaku transaksi tidak dapat
diidenfikasi
- transaksi lebih cepat dan lebih mudah untuk dipindahkan, bahkan hingga ke luar negeri.
- menyulitkan untuk dilakukan pembekuan atau penyitaan terkait kasus kejahatan.

Perlindungan  Belum terdapat regulasi yang mengatur virtual currency meningkatkan eksposur pengguna
Konsumen terhadap kerugian keuangan.
 Tidak terdapat pengelola yang jelas sehingga sulit untuk meminta pertanggungjawaban
ketika terjadi permasalahan

| 9
III. RISIKO VIRTUAL CURRENCY
Fraud terhadap Virtual Currency
Terdapat beberapa kasus fraud virtual currency yang merugikan pemegang virtual
currency …

 Mt. Gox merupakan suatu perusahaan bitcoin exchange di Jepang.


Mt. Gox  Terjadi pencurian bitcoin dari pemegang wallet yang dikelola oleh Mt. Gox.
 Akibatnya Mt. Gox menghentikan perdagangan, perusahaan dan layanan penukaran, dan
(2014) mengajukan kepailitan.
 Kerugian sebesar 850 ribu bitcoin atau setara USD450 juta pada saat itu
(sumber: Reuters – Business News, 30 Maret 2014)

 Virtual currency exchange yang bermarkas di London


Bitstamp  Hacker yang berhasil meretas hot wallet di Bitstamp sehingga Bitstamp terpaksa menutup
(2015) situs dan meminta semua nasabah untuk berhenti melakukan deposit ke wallet
 Kerugian 19 ribu bitcoin atau setara USD5juta pada saat itu
(sumber: Fortune, 6 Jan 2015)

Bitcoin Saving  Exchange yang didirikan oleh warga negara Amerika bernama Trendon Shavers.
 Melakukan penipuan melalui skema Ponzi untuk menipu para korbannya
& Trust (2015)
 Kerugian USD4,5 juta
(sumber: reuters, Juli 2016)

| 10
III. RISIKO VIRTUAL CURRENCY
Fraud terhadap Virtual Currency
Terdapat beberapa kasus fraud virtual currency yang merugikan pemegang virtual
currency …
 Exchange virtual currency di Hong Kong
Bitfinex  Terjadi peretasan pada wallet Bitfinex.
(2015)  Kerugian USD330 ribu
(sumber: Financial Times, 4 Agt 2016)

 Exchange virtual currency


Shapeshift  Mengalami tiga kali kasus pencurian dalam dua bulan.
(2016)  Kerugian USD230 ribu
(sumber: Themerkle, 18 Apr 2016)

 Online platform yang melayani penjualan narkoba


Silkroad  FBI berhasil membekukan sekitar USD28,5 juta
(2013) (sumber: Forbes, 25 Okt 2013)

| 11
IV. RESPONS KEBIJAKAN TERHADAP VIRTUAL CURRENCY
Perlunya Pengaturan
Perlu dilakukan pengaturan terhadap virtual currency karena memiliki risiko tinggi yang
berdampak terhadap SSK, Perlindungan Konsumen, dan APUPPT …
Isu Pokok Pertimbangan Implikasi

VC sebagai Uang/Alat  Tidak diterbitkan oleh otoritas moneter/otoritas


Pembayaran berwenang
 Tidak memenuhi karakteristik uang
 Tidak mempunyai status hukum yang jelas
SSK

 Tidak memiliki underlying asset yang mendasari nilainya,


VC sebagai Komoditas melainkan hanya berdasarkan algoritma matematis Perlindungan
 Volatilitas harga sangat tinggi dan adanya ketidakpastian Konsumen
supply di masa datang karena beberapa VC membatasi
penerbitan hingga jumlah tertentu
 Tidak ada administrator yang bertanggung jawab atas
penerbitannya APUPPT
 Dimanfaatkan sebagai regulatory arbitrage karena
transaksi dapat dilakukan dari negara lain dengan
ketentuan yang lebih akomodatif
| 12
IV. RESPONS KEBIJAKAN TERHADAP VIRTUAL CURRENCY
Perlunya Pengaturan
Perlu dilakukan pengaturan terhadap virtual currency karena memiliki risiko tinggi yang berdampak
terhadap SSK, Perlindungan Konsumen, dan APUPPT …
Isu Pokok Pertimbangan Implikasi
 Tidak diatur otoritas manapun shg tdk memiliki kewajiban kehati-
Penyelenggara VC
hatian sbgm institusi formal lainnya
(Exchange & Penyedia
 Kebanyakan penyelenggara tdk ada kantor fisik, hanya website
Wallet) yang tidak jelas yurisdiksinya SSK
 Risiko perlindungan konsumen tinggi
 Tidak ada KYC dan monitoring transaksi berpotensi untuk aktivitas
ilegal
Perlindungan
Initial Coin Offering  Menyiasati ketentuan fund raising yang ketat shg dana diperoleh Konsumen
(ICO) lebih cepat dan mudah
 Risiko tinggi krn tdk diawasi atau diatur otoritas, a.l. tdk ada
asesmen thd institusi & penetapan nilai yg tdk jelas
 Didasarkan pada proposal project yg tidak adaverifikasi oleh pihak APUPPT
berwenang shg tidak dpt dipertanggungjawabkan kebenarannya
 Penggunaan coin rentan untuk dimanfaatkan bagi aktivitas ilegal
 Risiko konvertibilitas, di mana investor tidak dapat mencairkan
nilai investasi dari coin krn pasar sekunder tidak berkembang
 Tidak ada pengawasan thd penggunaan dana yg berhasil
dikumpulkan | 13
IV. RESPONS KEBIJAKAN TERHADAP VIRTUAL CURRENCY
Pengaturan Virtual Currency oleh Bank Indonesia
Bank Indonesia telah menerbitkan ketentuan dan pernyataan yang tegas mengenai virtual currency…
UU No. 7 tahun 2011
Mata Uang
Mata uang adalah uang yg dikeluarkan oleh NKRI dan setiap transaksi yg mempunyai tujuan pembayaran, atau
kewajiban lain yg harus dipenuhi dengan uang, atau transaksi keuangan lainnya yg dilakukan di Wilayah NKRI
wajib menggunakan Rupiah.

PBI No. 17/3/PBI/2015


Kewajiban Penggunaan Rupiah
Seluruh transaksi di Indonesia wajib menggunakan Rupiah
PBI No. 18/40/PBI/2016
Penyelenggaraan PTP
Pasal 34: PJSP dilarang melakukan pemrosesan transaksi pembayaran dengan virtual currency
PBI No. 19/12/PBI/2017
Penyelenggaraan TekFin
Pasal 8: Penyelenggara TekFin dilarang melakukan kegiatan SP dengan virtual currency
| 14
| 15
V. KESIMPULAN

Virtual currency memiliki risiko tinggi yang dapat mengganggu stabilitas sistem
keuangan, rawan risiko penggunaan untuk pencucian uang dan pendanaan
terorisme serta merugikan konsumen.

| 16
TERIMA KASIH

| 17

Anda mungkin juga menyukai