Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu geologi merupakan salah satu cabang ilmu yang memiliki

perkembangan cukup pesat di dalam dunia pendidikan. Penguasaan ilmu geologi

didukung oleh beberapa disiplin ilmu lain yang berhubungan dengan ilmu

kebumian, seperti, geomorfologi, stratigrafi, geologi struktur, penginderaan jauh,

petrologi, mikropaleontologi, makropaleontologi, geofisika, dan masih banyak

lagi ilmu pendukung lainnya.

Peran ahli geologi saat ini sangat dibutuhkan dalam memberikan

sumbangan pemikiran, baik dalam bentuk data dan informasi kebumian maupun

aplikatif di lapangan, serta memberikan alternatif solusi pemecahan masalah

lingkungan geologi yang ada, khususnya di daerah penelitian.Kegiatan penelitian

geologi ini pada dasarnya adalah mempelajari kondisi geologi daerah penelitian

yang meliputi geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi serta sejarah geologi

untuk memberikan informasi kebumian.

Dengan mengetahui kondisi geologinya, maka dapat diperkirakan potensi

sumberdaya alam yang terdapat di daerah penelitian yang selanjutnya dapat

dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Selain itu untuk terwujudnya kondisi

yang optimal dari sumberdaya alam seperti vegetasi, tanah dan air perlu

melakukan pengelolaan DAS, sehingga mampu memberi manfaat secara

maksimal dan berkesinambungan bagi kesejahteraan manusia.

1
2

1.1 Latar Belakang

Daerah penelitian merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Utara bagian

timur. Pegunungan Serayu Utara memiliki luas 30-50 km, yang mencakup 12

wilayah kabupaten, salah satunya adalah kabupaten Kendal yang merupakan

daerah lokasi penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan sepintas pada daerah

penelitian, terlihat bahwa litologi penyusun daerah penelitian didominasi oleh

batuan vulkanik dan batugamping. Beberapa contoh batuan vulkanik di daerah

penelitian adalah breksi vulkanik serta batupasir tufan. Selain itu di Desa

Pekuncen terdapat Bendungan Juwero yang dibangun sejak 36 tahun yang lalu.

Oleh karena itu, penyusun tertarik mengambil judul penelitian tentang

Geologi Daerah Pekuncen dan Sekitarnya, Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal,

Provinsi Jawa Tengah, dengan Studi Kasus Pengelolaan DAS Bodri Terhadap

Kualitas Lingkungan Bendungan Juwero. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat

memberikan gambaran tentang kondisi geologi daerah penelitian baik

geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, geologi lingkungan dan aspek-aspek

geologi lainnya. Selain itu, dapat memberikan gambaran umum mengenai

pengelolaan DAS Bodri terhadap kualitas lingkungan Bendungan Juwero. Sebagai

seorang mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, merasa perlu untuk melakukan

penelitian geologi di daerah tersebut, untuk mengaplikasikan teori-teori geologi

yang didapat di bangku kuliah, agar dapat melakukan pemetaan geologi, sehingga

dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan geologi di daerah penelitian,

seperti geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi dan geologi

lingkungan.
3

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian di daerah Pekuncen dan sekitarnya Kecamatan Gemuh

Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah adalah untuk memenuhi persyaratan

akademik tingkat Sarjana pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi

Mineral, Institus Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk memetakan daerah

penelitian agar dapat mengetahui kondisi geologi permukaan yang mencakup

aspek geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi dan aspek

geologi lingkungan daerah penelitian. Sedangkan tujuan secara khusus adalah

dapat mengetahui tentang kajian pengelolaan DAS Bodri terhadap kualitas

lingkungan bendungan Juwero

1.3 Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam pelaksanaan penelitian ini

antara lain:

a. Bagaimana kondisi geologi daerah penelitian meliputi geomorfologi,

stratigrafi, struktur geologi, dan geologi lingkungan?

b. Faktor apa saja yang mengontrol pembentukan daerah penelitian?

c. Bagaimana sejarah geologi daerah penelitian?

d. Kajian pengelolaan DAS Bodri terhadap kualitas lingkungan Bendungan

Juwero?
4

1.4 Batasan Masalah

Pada penelitian ini memiliki batasan-batasan masalah sebagai berikut:

a. Permasalahan geologi diantaranya: gemorfologi, stratigrafi, struktur

geologi, sejarah geologi serta geologi lingkungan

b. Tentang lokasi pengambilan data studi kasus, penyusun hanya membatasi

pada 4 daerah yang dilalui oleh sungai Bodri diantaranya. berturut-turut

dari selatan ke utara sungai Bodri yaitu: Kecamatan Singorojo, Kecamatan

Patean, Kecamatan Pegandon, dan Kecamatan Gemuh. Selain itu penyusun

hanya membatasi pembahasan tentang kajian pengelolaan DAS Bodri

terhadap kualitas lingkungan Bendungan Juwero

1.5 Letak, Luas dan Kesampaian Daerah

Secara administratif, daerah penelitian terletak ± 120 km ke arah utara dari

kota Yogyakarta, dan terletak pada Kabupaten Kendal. Secara astronomi daerah

penelitian terletak pada posisi 07o00’00’’ - 07o05’00’’ LS dan 110o07’30” -

110o12’30” BT (Gambar 1.1).

Daerah penelitian mempunyai skala peta 1 : 25.000, terletak pada nomor

lembar peta RBI 4/9 1408-534 (Singorojo), dengan luas daerah penelitian adalah

9 km × 9 km atau sama dengan 81 km2.

Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda

empat dan roda dua, tetapi di beberapa tempat seperti jalan setapak dan curam

hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Kesampaian daerah dari Yogyakarta-

Kendal dapat ditempuh dengan jarak ±120 km, dengan waktu tempuh ± 3-4 jam.
5

Gambar 1.1 Peta indeks dan Lokasi daerah penelitian (Bakosurtanal, 1991)

1.6 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian dibagi atas 4 bagian besar, yaitu tahap pendahuluan,

tahap penelitian lapangan, tahap penelitian laboratorium, dan tahap penyusunan

draft laporan. Tahap-tahap tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang

lainnya dan susunannya saling melengkapi.

1.6.1 Tahap pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mempelajari segala sesuatu

yang berhubungan dengan daerah penelitian. Pencarian data sekunder dapat

diperoleh dari interpretasi peta topografi, pembuatan peta geologi tentative,

dan pembuatan peta geomorfologi tentative. Penelitian ini tetap

memperhatikan hasil dari peneliti-peneliti terdahulu yang telah melaksanakan

penelitian di daerah penelitian untuk mempermudah dalam pelaksanaan

pemetaan geologi secara cepat dan tepat. Selain itu juga dilakukan studi
6

pustaka dari literatur, dari buku atau jurnal terkait mengenai daerah

penelitian.

1.6.2 Tahap penelitian lapangan

Penelitian lapangan dibagi menjadi 6 urutan pelaksanaan, yaitu

perencanaan lintasan, jalur jalan atau sungai, pegukuran penampang

stratigrafi terukur, pemetaan detil, penarikan batas satuan batuan dan

pembuatan penampang geologi.

a. Perencanaan lintasan

Perencanaan ini dilakukan dengan mengadakan pengenalan medan

(recognize) sambil mencari segala singkapan yang dapat digunakan dalam

penelitian lebih lanjut. Tujuan lain dari recognize, untuk memilih jalur

penampang stratigrafi terukur (measuring section) dengan singkapan yang

baik dan dengan jalur yang tidak berbahaya.

Persyaratan dalam perencanaan stratigrafi terukur yaitu:

1. Struktur sedimen harus dapat terlihat dan terekam dengan jelas.

2. Batas-batas litologi terlihat dengan sangat baik.

3. Satuan batuan secara umum dapat diketahui.

b. Jalur jalan atau sungai

Lintasan dibuat melalui jalur jalan yang telah tersedia dan

diusahakan untuk melalui jalur sungai, hal itu baik dilakukan, karena

singkapan yang terdapat di sungai merupakan singkapan hasil dari


7

pengelupasan soil oleh air. Tahap ini disertai dengan pengeplotan jalur

yang akan digunakan untuk stratigrafi terukur.

c. Pengukuran penampang stratigrafi terukur (measuring section)

Pembuatan penampang stratigrafi terukur bertujuan untuk

mengetahui susunan setiap batuan, ketebalan masing-masing satuan

batuan, lokasi kontak antara satuan batuan, penentuan proses sedimentasi,

interpretasi sejarah geologi, penentuan lingkungan pengendapan, dan

membantu dalam memecahkan masalah-masalah geologi.

d. Pemetaan detil

Pelaksanaan pemetaan detil dilakukan dengan pencarian data

geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan geologi lingkungan.

Pencarian data tersebut disertai dengan pengeplotan data di peta, dan

pengambilan sampel batuan yang akan dianalisis di laboratorium sesuai

kebutuhan, pengambilan foto struktur geologi, struktur sedimen, litologi,

bentang alam, bahan-bahan galian, sesumber, bencana alam, dan segala

sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.

e. Penarikan batas satuan batuan

Dari hasil pemetaan detil, dengan pengeplotan data pada setiap

stasiun pengamatan dan lokasi pengamatan, selanjutnya dibuat penarikan

batas satuan batuan dengan menghubungkan setiap titik yang mempunyai

ciri-ciri satuan batuan yang sama, dengan berpedoman pada stratigrafi

terukur yang telah dibuat dan atau dengan menggunakan metode three

points problem. Selain pembuatan peta geologi, dibuat juga peta


8

geomorfologi berdasarkan data bentang alam yang digunakan dengan data

yang terdapat pada peta geologi.

f. Pembuatan penampang geologi

Pembuatan penampang geologi bertujuan untuk mengetahui urutan

satuan batuan serta struktur geologi yang terdapat pada permukaan dan

bawah permukaan. Selain itu, penampang geologi dibuat dengan tujuan

untuk mengetahui urutan batuan dari tertua ke muda dan mengetahui

ketebalan lapisan batuan, sehingga dapat dibuat legenda pada peta geologi.

1.6.3 Tahap penelitian di laboratorium

Penelitian laboratorium dilakukan selama dan setelah penelitian

lapangan selesai. Penelitan ini berupa analisis mikropaleontologi, analisis dan

analisis petrografi. Analisis mikropaleontologi dilakukan untuk mengetahui

kandungan fosil, menentukan jenis fosil, dan nama fosil, sehingga dapat

dipakai untuk menentukan umur dan lingkungan pengendapan dari masing-

masing satuan batuan. Analisis petrografi dilakukan untuk mengetahui tekstur

batuan, struktur batuan, dan mineral-mineral penyusunnya.

1.6.4 Tahap penyusunan laporan

Penyusunan laporan ini berdasarkan atas data lapangan dan data

laboratorium. Laporan tersebut disajikan dalam bentuk uraian laporan,

disertai peta lintasan dan lokasi pengamatan, peta geomorfologi, serta peta

geologi.
9

1.7 Bagan Alir Penelitian

Proses penelitian geologi secara garis besar dari penentuan, studi

pendahuluan, penelitian lapangan, analisis laboratorium, pembuatan peta,

penyusunan draft hinga presentasi hasil penelitian pembuatan laporan, dapat

dibuat bagan alir sebagai berikut (Gambar 1.2).

Gambar 1.2. Bagan alir penelitian. (Penyusun 2017)


10

1.8 Peralatan dan Bahan Penelitian

A. Alat dan bahan yang digunakan di lapangan

Dalam pelaksanaan penelitian ini diperlukan beberapa alat dan

bahan untuk digunakan selama proses pelaksanaan penelitian di lapangan.

Beberapa Alat dan bahan tersebut antara lain:

1. Peta rupa bumi Lembar Singorojo 1408-542 dengan skala 1:25.000

2. Kompas geologi merk Brunton, tipe 5006

3. Palu geologi untuk batuan sedimen dengan merk Estwing

4. Loupe merk Ruper dengan perbesaran 10x dan 20x untuk mengetahui

mineral pada batuan.

5. Larutan HCl 0,1 N untuk mengetahui jenis semen pada batuan

sedimen.

6. Rol meter

7. Kamera digital untuk dokumentasi data di lapangan

8. GPS merk Garmin 76Cx untuk plotting lokasi pengamatan dan

mengetahui rencana jejak yang akan di jalankan.

9. Alat tulis

10. Kantong plastik sampel

B. Alat dan bahan yang digunakan di laboratorium

Dalam pelaksanaan analisis data di laboratorum seperti analisi

petrografi, dan analisis mikropaleontologi, memerlukan beberapa alat dan

bahan untuk menganalisisnya, alat dan bahan tersebut antara lain:


11

1. Mikroskop polarisasi dengan perbesaran 40x untuk mendeterminasi

sayatan batuan.

2. Mikroskop binokuler dengan perbesaran 20x untuk determinasi fosil.

3. Ayakan berukuran 40, 60, 80, 100, 140 dan 200 mesh. Diperuntukan

analisis fosil mikropaleontologi.

4. Seperangkat komputer.

1.9 Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

a. Kegunaan praktis

Bagi penyusun, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian

diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang di

pelajari selama proses penelitian berlangsung.

Bagi masyarakat, diharapkan dapat mengetahui tentang pontensi

sumberdaya geologi yang bisa dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan

masyarakat.

b. Kegunaan akademis

Bagi instansi atau perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan

dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan sebagai

acuan bagi sivitas akademika, serta menambahkan koleksi perpustakaan.


12

1.10 Tinjauan Pustaka

Daerah penelitian merupakan daerah Pegunungan Serayu Utara. Daerah

penelitian sudah seringkali diteliti oleh beberapa peneliti baik secara mikro

maupun makro. Oleh karena itu, untuk mempermudah dan mempercepat

penyusun dalam melaksanakan penelitian ini, maka penyusun menggunakan hasil

dari beberapa peneliti terdahulu tersebut sebagai bahan literatur dalam

pelaksanaan penelitian ini. Beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian di

daerah tersebut antara lain:

a. Asdak, pada tahun 1995, dalam bukunya Hidrologi dan Pengelolaan Daerah

Aliran Sungai, bahwasanya Pengelolaan DAS pada dasarnya ditujukan untuk

terwujudnya kondisi yang optimal dari sumberdaya vegetasi, tanah, dan air,

sehingga mampu memberi manfaat secara maksimal dan berkesinambungan

bagi kesejahteraan manusia.

b. Asikin, pada tahun 1974, membahas tentang struktur geologi regional daerah

Jawa Tengah dan sekitarnya, dalam bukunya Evolusi Geologi Jawa Tengah

dan Sekitarnya Ditinjau dari Segi Tektonik Dunia yang Baru, bahwa evolusi

tektonik Jawa Tengah dapat dibagi menjadi 3, yaitu tektonik akhir Paleogen,

tektonik intra Neogen dan tektonik akhir Neogen.

c. Bemmelen, pada tahun 1949, peneliti berkebangsaan Belanda yang pertama

kali membuat uraian fisiografi secara lengkap dalam bukunya The Geology of

Indonesia. Dalam penelitiannya Bemmelen banyak memberikan gambaran

tentang geologi di Indonesia. dibagi oleh dua puncak geantiklin, yaitu

Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan.


13

d. Thaden dkk, pada tahun 1975, menulis tentang Geologi Kuarter Jawa Tengah

dengan endapan vulkanik Kuarter sepanjang Kali Bodri, Kali Garang dan Kali

Pengkol dengan ketebalan 1-3 m.

e. Thaden dkk, pada tahun 1996 membuat peta geologi Lembar Magelang dan

Semarang dengan skala peta 1 : 100.000.

Anda mungkin juga menyukai