Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis penelitian

Rancangan penelitian ini adalah analitik observasional dengan

metode korelasional. Korelasional adalah metode statistik yang digunakan

untuk menganalisis asosiasi atau hubungan antara dua atau lebih variabel

yang bersifat kuantitatif (Chandra, 1995).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga pada bulan Februari-Maret 2013.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang diperlukan

dalam suatu penelitian (Saryono, 2011). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perawat pelaksana ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga yang berjumlah 146 orang.

40
41

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili suatu populasi

(Saryono, 2011). Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik

acak/random (probability sampling) dengan cara simple random sampling

(acak sederhana), artinya setiap anggota atau unit dari populasi penelitian

memiliki kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai subjek. Subjek

didapatkan dari hasil acak. Peneliti merandom 59 subjek penelitian dari

146 subjek yang berada pada populasi.

Adapun kriteria responden adalah :

a. Kriteria inklusi :

1). Perawat pelaksana ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga

2). Bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi :

1). Perawat pelaksana yang sedang cuti bekerja

Jumlah sampel dalam penelitian ini, dihitung berdasarkan jumlah

total populasi yang diketahui. Dalam penentuan besar sampel peneliti

menggunakan rumus Solvin (Nursalam, 2003) dengan rumus :

n= N

1 + Nα2

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi
42

α = standar eror (10%)


Berdasarkan rumus maka diketahui jumlah sampelnya adalah
sebagai berikut :
n= 146
1 + (146.0,12)
= 59, 34

Jadi berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh sampel sebesar


59,34 responden dengan pembulatan ke bawah maka diperoleh sampel
sebesar 59 responden.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain (Saryono, 2011).

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang merangsang

atau menstimulasi variabel target. Variabel bebas dalam penelitian ini

yaitu spiritualitas perawat.

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang timbul akibat

dari efek penelitian. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kompetensi

perawat dalam asuhan spiritual pasien.


43

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengunpulan data dan

menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup

variabel (Saryono, 2011).

Tabel 3.1 Definisi operasional


No Variabel Definisi Cara ukur Hasil Skala
Operasional ukur data
1. Spiritualitas Keyakinan Kuesioner Kurang Ordinal
dalam yang diukur <96
hubungannya dengan Cukup
dengan Yang skala Likert 96-102
Maha Kuasa yang terdiri Baik
dan Maha dari 28 item 103-108
Pencipta. pernyataan. Sangat
Dilihat dari baik 109-
konsep dan 112
komponen
spiritualitas
2. Kompetensi Kompetensi Kuisioner Kurang Ordinal
dalam asuhan dalam Kompetensi <52,5
spiritual pemenuhan Asuhan Cukup
kebutuhan Spiritual 52,5-57
spiritual pasien dengan Baik
dalam proses skala Likert 58-64
keperawatan yang terdiri Sangat
meliputi dari 18 item baik 65-
pengkajian, pernyataan. 72
diagnosa,
intervensi,
implementasi,
dan evaluasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011).


44

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner. Kuesioner

yaitu jenis pengumpulan data secara formal kepada subyek untuk menjawab

pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan dapat dibedakan

menjadi pertanyaan terstruktur dan tidak terstruktur (Nursalam, 2003).

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala

Likert. Skala Likert merupakan skala pernyataan perilaku yang

menggunakan respon sebagai penentuan nilai skalanya. Jumlah alternatif

respon yang digunakan dalam skala Likert yaitu 4 jenis, untuk kuesioner I

dan II menggunakan alternatif respon SL (Selalu), SR (Sering), KD

(Kadang-Kadang), TP (Tidak Pernah). Untuk mengurangi kecenderungan

responden menjawab pilihan ragu-ragu, karena obyek penilaian yang cukup

sensitif, maka pada penelitian ini pilihan jawaban jarang (J) sengaja tidak

diberikan sebagai alternatif jawaban bagi responden.

Kuesioner terdiri dari dua bagian :

1. Kuesioner I : Spiritualitas Perawat

Kuesioner spiritualitas perawat digunakan untuk mengukur

bagaimana spiritualitas perawat. Kuesioner ini diadopsi dari Utomo

(2011) dan dimodifikasi oleh peneliti yang terdiri dari 28 item

pernyataan dengan jawaban SL (Selalu), SR (Sering), KD (Kadang-

Kadang), TP (Tidak Pernah). Kuesioner ini memiliki dua jenis

pernyataan yaitu favorabel dan unfavorabel.

Untuk item favorabel :

SL : Selalu (skor 4)
45

SR : Sering (skor 3)

KD : Kadang-Kadang (skor 2)

TP : Tidak Pernah (skor 1)

Untuk item unfavorabel :

SL : Selalu (skor 1)

SR : Sering (skor 2)

KD : Kadang-Kadang (skor 3)

TP : Tidak Pernah (skor 4)

Responden memberikan tanda contreng (√) pada kolom pilihan jawaban

yang telah disediakan dalam kuesioner. Distribusi item pernyataan

tentang spiritualitas perawat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2 Aspek dan distribusi item spiritualitas perawat


No Aspek Nomor item Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1. Agama 2,9 2
2. Keyakinan 1,4 2
3. Harapan 3,7,8 3
4. Transendens dan 26,27,5 3
Dimensi Transedensi
5. Pengampunan 6,25 2
6. Makna dan tujuan 18,10 2
hidup
7. Misi hidup 15,19 2
8. Kesakralan hidup 13,14 2
9. Nilai-nilai material 24,28 2
10. Altruisme 17,20 2
11. Idealisme 21 12 2
12. Kesadaran akan 11,23 2
peristiwa tragis
13. Buah spiritualitas 16,22 2
Total 27 1 28
46

2. Kuesioner II : Kompetensi Asuhan Spiritual

Kuesioner Asuhan Spiritual diberikan kepada perawat dan

digunakan untuk mengukur kompetensi perawat dalam memberikan

asuhan spiritual kepada pasien. Kuesioner ini diadopsi dari kuesioner

Spiritual Care Competence Scale dari Leeuwen et al (2008) dan

dimodifikasi oleh peneliti yang terdiri dari 18 item pernyataan dengan

jawaban SL (Selalu), SR (Sering), KD (Kadang-Kadang), TP (Tidak

Pernah). Kuesioner ini memiliki dua jenis pernyataan yaitu favorabel

dan unfavorabel.

Tabel 3.3 Aspek dan distribusi item kompetensi asuhan spiritual


No Aspek Nomor item Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1. Pengkajian 1,2,3 3
2. Diagnosa 4,6,7 3
3. Intervensi 5,11,16,17 4
4. Implementasi 8,9,10,12,14,15 6
5. Evaluasi 13,18 2
Total 18 18

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2011). Kuesioner

diuji cobakan kepada sekelompok orang yang mempunyai karakteristik

sama kemudian dihitung korelasinya untuk mengetahui pernyataan

dalam kuesioner tersebut valid atau tidak. Kuesioner spiritualitas dan


47

kuesioner kompetensi asuhan spiritual diujicobakan kepada 20

responden perawat pelaksana ruang rawat inap RSUD Ajibarang.

Setelah hasil uji coba diperoleh, dihitung dengan rumus product

moment sebagai berikut :

Keterangan :

r : koefisien korelasi

∑X : jumlah skor pernyataan

∑Y : jumlah skor total

N : jumlah responden

Kriteria pengujian :

Jika r > r tabel, berarti item pernyataan valid

Jika r ≤ r tabel, berarti item pernyataan adalah tidak valid

Berdasarkan perhitungan rumus korelasi Product Moment

didapatkan hasil uji validitas pertama pada kuesioner spiritualitas yang

valid sebanyak 12 item dari 42 item pernyataan. Sehingga peneliti

melakukan modifikasi instrumen dan selanjutnya dilakukan

pengambilan data pada responden. Sebelum dianalisis, data yang

diperoleh dari responden penelitian, diuji validitas kembali sebanyak

enam kali pengujian dan didapatkan 28 item yang valid dari 42 item.

Sedangkan untuk kuesioner kompetensi asuhan spiritual

didapatkan hasil uji validitas pertama yang valid sebanyak 18 item


48

dari 33 item pernyataan. Peneliti melakukan modifikasi instrumen dan

dilakukan pengambilan data pada responden. Sebelum dianalisis,

dilakukan uji validitas kembali sebanyak lima kali dan didapatkan 18

item yang valid dari 33 item.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya. Hasil pengukuran konsisten atau

tepat azas bila dilakukan pengukuran berulang (Saryono, 2011).

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, digunakan rumus uji Alpha

Cronbach sebagai berikut :

 k    b 
2

r11   1  
 k  1  Vt 2 

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

 2
b : jumlah varian butir/item

Vt 2 : varian total

Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai koefisien alfa sebesar 0,936 pada

kuesioner spiritualitas dan pada kuesioner kompetensi asuhan spiritual

didapatkan nilai koefisien alfa sebesar 0,937.


49

G. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap berikut :

1. Mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung penelitian.

2. Melaksanakan studi pendahuluan untuk memperoleh data yang

mendukung penelitian

3. Menyusun proposal penelitian dan dikonsultasikan kepada pembimbing

I dan II dilanjutkan dengan ujian proposal penelitian.

4. Melaksanakan revisi proposal penelitian dan dikonsultasikan kembali

kepada pembimbing I, II, dan penguji.

5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian pada

perawat pelaksana ruang rawat inap di RSUD Ajibarang.

6. Setelah mendapat ijin dari Jurusan Keperawatan untuk melakukan

penelitian, kemudian peneliti meminta ijin ke kantor Kesatuan Bangsa,

Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Polingmas), dilanjutkan

ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), kemudian

diserahkan ke pihak RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

7. Peneliti meminta ijin dan menjelaskan penelitian yang akan dilakukan

kepada kepala ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata

Purbalingga.

8. Peneliti bertemu dengan perawat pelaksana yang ada di ruang rawat

inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, melakukan

informed consent dan meminta persetujuan untuk menjadi responden

penelitian.
50

9. Memberikan kuesioner spiritualitas dan kuesioner kompetensi asuhan

spiritual kepada responden

10. Mengumpulkan data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil

pengisian kuesioner.

11. Melakukan pengolahan dan analisis data.

12. Membuat laporan hasil penelitian.

H. Analisa Data

Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah memeriksa kembali pernyataan yang telah diserahkan

oleh responden. Dalam penelitian ini peneliti memeriksa data dari hasil

kuesioner spiritualitas dan kuesioner kompetensi asuhan spiritual.

2. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden ke dalam

kategori (Saryono, 2011). Data yang dilakukan coding adalah jenis

kelamin yaitu 1 = laki-laki, 2 = perempuan, umur yaitu 1 = 20-40 tahun,

2 = 41-65 tahun, 3 = >65 tahun, tingkat pendidikan yaitu 1 = SPK, 2 =

D3, 3 = S1, masa kerja yaitu 1 = <1 tahun, 2 = 1-5 tahun, 3 = >5 tahun.

Hasil spiritualitas dan kompetensi asuhan spiritual dilakukan coding

yaitu 1 = sangat baik, 2 = baik, 3 = cukup, 4 = kurang.


51

2. Skoring

Skoring adalah memberikan skor pada jawaban yang telah diberikan

responden pada lembar kuesioner spiritualitas dan kompetensi asuhan

spiritual dengan menggunakan metode skala Likert.

3. Entry data

Entry data adalah memasukkan data dengan menggunakan fasilitas

komputer.

4. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan penyusunan tabel dan menghasilkan

rangkuman data (Saryono, 2011). Dalam penelitian ini dilakukan

penyusunan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Analisa data yang dilakukan yaitu :

1. Analisa univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap variabel hasil penelitian.

Analisa univariat dalam penelitian menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari variabel penelitian dan digunakan untuk mengetahui

karakteristik responden perawat (umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, dan masa kerja), spiritualitas perawat, dan kompetensi

perawat dalam asuhan spiritual .

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi

dua variabel (Saryono, 2011). Teknik analisa bivariat dalam penelitian

ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu


52

spiritualitas dan variabel terikat yaitu kompetensi asuhan spiritual.

Masing-masing variabel menggunakan skala data ordinal yang

termasuk data non parametrik sehingga uji yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji korelasi Spearman Rank.

Selain itu dilakukan analisis bivariat mengetahui hubungan

karakteristik responden dengan variabel spiritualitas dan karakteristik

responden dengan variabel kompetensi asuhan spiiritual.

Rumus korelasi Spearman Rank yang digunakan yaitu:

ρs : 1 - 6∑ D2

N (N2-1)

Penafsiran terhadap kekuatan hubungan dari nilai koefisien korelasi

seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Interpretasi Uji Spearman Rank


Interval korelasi Hubungan variabel
< 0,20 Sangat rendah
≥ 0,20 - < 0,40 Rendah
≥ 0,40 - < 0,60 Sedang
≥ 0,60 - < 0,80 Kuat
≥ 0,80 – 1 Sangat kuat

Angka pada nilai korelasi menunjukkan keeratan hubungan

antara dua variabel yang diuji. Jika angka korelasi mendekati 1, maka

korelasi dua variabel akan semakin kuat, sedangkan jika angka

korelasi makin mendekati 0 maka korelasi dua variabel semakin

lemah. Tanda negatif (-) dan positif (+) pada nilai korelasi

menyatakan sifat hubungan. Jika nilai korelasi bertanda (-), berarti


53

hubungan diantara kedua variabel bersifat berlawanan arah.

Sedangkan tanda positif (+), menunjukkan hubungan diantara dua

variabel bersifat searah.

I. Etika penelitian

Penelitian ini secara umum memenuhi prinsip-prinsip etika yang

menurut Nursalam (2003) yaitu :

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Dalam penelitian ini tidak memberikan tindakan khusus yang

mengakibatkan penderitaan.

b. Bebas dari eksploitasi

Dalam penelitian ini responden hanya mengisi lembar kuesioner dan

tidak ada usaha mengeksploitasi. Data-data responden hanya diketahui

oleh peneliti dan tidak untuk dieksplorasikan.

c. Resiko

Dalam penelitian ini, resiko dapat diminimalisir karena penelitian yang

dilakukan bukan bersifat perlakuan dan hanya menggunakan instrumen

penelitian berupa kuesioner.

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Semua responden yang dijadikan subjek penelitian mempunyai hak

memutuskan untuk terlibat atau tidak terlibat dalam penelitian. Dalam


54

penelitian ini diberikan lembar inform consent sehingga responden

mempunyai hak untuk bersedia atau menolak menjadi responden.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right

to full diclosure)

Penelitian ini tidak melibatkan aspek perlakuan, namun demikian

peneliti memberikan penjelasan tujuan dan manfaat penelitian yang

dilakukan.

c. Inform consent

Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti

memberikan informasi kepada responden tentang tujuan penelitian

yang akan dilaksanakan, dan responden mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

3. Prinsip keadilan (Right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan perilaku adil (right in fair treatment)

Peneliti memberikan perlakuan yang adil terhadap semua responden

dan tidak adanya diskriminasi bagi mereka yang menjadi responden

maupun yang tidak bersedia menjadi responden.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privation)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity (tanpa nama) dan

confidentiality (rahasia). Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan

informasi yang diperoleh dari responden.

Anda mungkin juga menyukai