Anda di halaman 1dari 18

BAB II

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

2.1 Manajemen Proyek


Proyek bermakna sebuah pekerjaan besar yang besar kemungkinannya
tidak akan terulang dalam jangka waktu yang singkat. Dalam melaksanakan suatu
kegiatan kita menginginkan berjalan dengan lancar atau terlaksana dan selesai
tepat pada waktunya.Suatu kesalahan akan sangat mahal, sehingga sangat
diinginkan melaksanakan tahap demi tahap tanpa adanya kesalahan. Manajemen
proyek adalah cara mengontrol, mengorganisir dan mengelola sumber daya
maupun penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek. Manajemen
proyek merupakan seni mengontrol baik hal selama proyek, dari sejak dimulai
sampai selesai. Dengan adanya managemen proyek kita tidak rugi dalam waktu,
tenaga, fikiran, maupun financial. Dalam hal ini kita dapat mengaturnya dalam
manajemen proyek.
2.2 Unsur–unsur Organisasi Proyek
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam suatu
kelompok kerja yang saling terkait, bertanggung jawab, dan bekerja sama guna
mencapai suatu tujuan tertentu.
Unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan proyek adalah:
1. Pemilik Proyek : PT. SOLO NGAWI JAYA
2. Konsultan Pengawas : PT. CIPTA STADA
3. Kontraktor Pelaksana : PT. WASKITA KARYA (Persero)Tbk

2.3 Pemilik Proyek(Owner)


Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui surat nomor:
JL.03.04-Mn/858 tanggal 6 September 2016 memberikan penugasan kepada PT
SNJ (Solo Ngawi Jaya) selaku Badan Usaha Jalan Tol Solo-Ngawi untuk
melaksanakan pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Salatiga-Kartasura
Paket 4.1, Kantor induk beralamat Jalan Moh. Yamin No.149KelurahanTipes,
Kecamatan: SerenganSolo 57154, Jawa Tengah. Adapun wewenang Pemilik
Proyek (Owner) adalah sebagai berikut:
1. Menentukan dan memilih Konsultan Perencana, dan Kontraktor Utama dalam
pembangunan proyek tersebut,
2. Berhak menerima atau menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar
rencana,
3. Berhak mencabut tugas Konsultan Perencana, Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Kontraktor Utama apabila dipandang ketiga lembaga tersebut
tidak mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan menggantikannya
dengan lembaga yang lain,
4. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak,
5. Mengesahkan dokumen kontrak pembangunan proyek,
6. Mengesahkan dokumen pembayaran dengan kontraktor.
2.4 Konsultan Pengawas
Pada proyek ini PT. SNJ selaku Owner menunjuk PT. CIPTA STRADA
sebagai Konsultan Supervisi pembangunan jalan tol semarang-solo ruassalatiga-
kartasurapaket4.1. Beralamat di JalanBangka Raya No.20, Jakarta Selatan.
Pengawas lapangan memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengendalikan dan mengevaluasi program pelaksanaan yang disusun oleh
Kontraktor, terdiri atasprogram pencapaian sasaran fisik proyek mingguan dan
bulanan, program penyediaan dan penggunaan peralatan mingguan dan
bulanan dan program penyediaan dan penggunaan biaya mingguan dan
bulanan,
2. Melakukan pengawasan kualitas atas bagian - bagian pekerjaan sesuai dengan
kesepakatan kerja sama yang telah disetujui,
3. Mengawasi ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan konstruksi fisik,
4. Melakukan pengawasan kualitas terhadap bahan/material, tenaga kerja,
peralatan, hasil pekerjaan, waktu dan metode pelaksanaan,
5. Mengawasi dan meneliti perubahan - perubahan dan penyesuaian -
penyesuaian yang terjadi selama pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik,
6. Menetapkan koreksi teknis dengan persetujuan pihak yang berwenang
(Pemimpin Proyek) bila terjadi penyimpangan,
7. Memberi instruksi - instruksi lisan dan tertulis kepada Kontraktor sejauh tidak
menimbulkan pekerjaan tambah dan/atau perpanjangan waktu pelaksanaan,
8. Mengevaluasi pekerjaan tambah kurang dari segi keteknikan,
9. Memberikan masukkan dalam pencatatan dan penghitungan semua pekerjaan
tambah, perluasan pekerjaan dan pengurangan pekerjaan,
10. Mengawasi pengadaan pekerja, material dan peralatan dari Kontraktor,
11. Memeriksa material yang masuk ke dalam lokasi proyek,
12. Membuat laporan/teguran kepada Kontraktor dan memberitahukan kepada
yang berwenang (Pemimpin Proyek) apabila pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh Kontraktor tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
telah disepakati,
13. Membuat Laporan harian dan menyerahkannya kepada Pemimpin Proyek
mengenai kegiatan di lapangan,
14. Melaksanakan dan membuat laporan chek list lapangan secara rutin sebagai
masukkan bagi laporan kepada Pemimpin Proyek,
15. Membuat berita acara, meliputi kemajuan pekerjaan untuk pembayaran
angsuran,
16. Penyelesaian dan penyerahan pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik (Serah
Terima Pertama),
17. Menyelenggarakan surat menyurat lapangan untuk hal - hal dan masalah -
masalah lapangan yang perlu diberitahukan kepada Pemimpin Proyek dan/atau
pihak lainna dalam Team Proyek,
18. Membuat laporan berkala kepada Pemberi Tugas (yaitu laporan harian,
laporan migguan dan laporan bulanan) yang berisi kegiatan pengawasan yang
telah dilaksanakan dan pengukuran kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh Kontraktor,
19. Menyelenggarakan rapat - rapat lapangan secara berkala dan menerbitkan
risalah rapat sebagai masukkan untuk evaluasi pekerjaan,
20. Membuat foto - foto dokumentasi mengenai pelaksanaan pembangunan
proyek,
21. Memeriksa gambar - gambar kerja (shop drawing) yang dibuat oleh
Kontraktor.

2.5 Kontraktor Pelaksana


Pada tanggal 28 Desember 2016 dilakukan penandatanganan kontrak
konstruksi pembangunan jalan tol Semarang-Solo ruas Salatiga-Kartasura yaitu
Kontraktor dengan Pemenang Tender PT Waskita Karya (Persero).
Tugas dan wewenang kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan dalam dokumen kontrak,
2. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada pemberi tugas,
3. Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan atau kurang sempurnanya
pekerjan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua
biayanya,
4. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas
secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan,
prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan
bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat pekerjaan,
5. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan
melaksanakan pemeliharaan ssetelah proyek selesai yang sesuai dengan
kontrak.

2.6 Struktur Organisasi Pelaksana Jalan Tol Semarang-Solo Ruas Seksi 4


Ruas Salatiga-Boyolali paket 4.1 dan 4.2
Stuktur organisasi Proyek adalah wadah untuk mengatur peranan dan
hubungan antara pihak-pihak yang berada dalam suatu proyek. Dengan adanya
organisasi proyek, maka segala permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek dalam bidang administrasi,manajemen maupun pendanaan dapat
diselesaikan.
Bila organisasi proyek telah tersusun dengan baik, maka pelaksanaan
pekerjaan akan berjalan dengan lancar,teratur dan penuh tanggung jawab yang
berpengaruh pada hasil akhir proyek.

Organisasi merupakan sebuah sarana untuk mengkoordinir individu–


individu yang terlibat dalam suatu kegiatan agar pekerjaan dapat dikerjakan
dengan efektif dan efisien. Proyek merupakan aktivitas yang menjalankan fungsi
perubahan bentuk yang dapat dilihat dengan jelas kapan dimulai dan kapan
berakhirnya. Disamping itu proyek tidak mungkin terlepas dari faktor waktu,
biaya, kualitas dan keuntungan yang diharapkan oleh semua pihak dalam proyek.

Dari pengertian diatas dapat diartikan organisasi proyek adalah sarana


kerja sekelompok individu atau badan untuk melaksanakan suatu kegiatan
bersama secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan sesuai yang
direncanakan dalam pembagian tugas yang terkoordinasi. Organisasi proyek akan
berjalan dengan baik apabila terjadi suatu jalinan kerja sama yang baik antara
unsur-unsur di dalam proyek tersebut, untuk itu organisasi harus dijalankan
dengan teratur dan terkoordinasi. Untuk mencapai tujuan proyek,maka akan
dilakukan pembagian tugas dan wewenang secara jelas.

Keberhasilan suatu proyek akan menyangkut 3 hal, antara lain :

1. Mutu
Usaha untuk pengendalian mutu suatu proyek harus diarahkan kepada
hasil pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan yang ada. Pengendali mutu akan
dilakukan oleh Pengawas dan Penyedia Jasa sendiri meliputi mutu bahan, metoda
pelaksanaan pekerjaan dan hasil pekerjaan. Sedangkan sarana Pengawas untuk
mengendalikan mutu sedikitnya ada dua hal antara lain spesifikasi teknis :
persyaratan bahan, persyaratan metode pelaksanaan pekerjaan, uji laboratorium.
Dan gambar rencana meliputi : gambar detail, dimensi dan ukuran, bentuk fisik
pekerjaan. Pada pengendali mutu, fungsi dari pengawas harus dijalankan dengan
benar. Melihat kondisi yang ada fungsi pengawasan menuntut perhatian khusus
serta dukungan dari pemberi tugas sangat membantu terlaksananya pengendalian
mutu dengan baik.

2. Waktu
Sebelum pekerjaan dimulai perlu dipersiapkan time schedule. Penyedia
jasa sebelum pelaksanaan pekerjaan harus membuat time schedule dan pengawas
akan memberikan pengarahan dan perubahan (bila ada) untuk menyempurnakan.
Time schedule yang teah disetujui oleh pemberi tugas dan konsultan supervisi
akan menjadi dasar untuk pelaksanaan pekerjaan. Selama proyek berlangsung
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

3. Biaya
Tujuan dari pengendalian biaya dari suatu proyek adalah untuk
pengamanan atas biaya/harga kontrak pekerjaan. Perubahan terhadap harga
kontrak tersebut harus benar – benar diamankan agar tidak terjadi tambahan
biaya terhadap harga kontrak tersebut.

Menjadi tugas Pengawas untuk melakukan monitoring terhadap


kuantitas/volume pekerjaan agar tidak melebihi kuantitas yang ada dalam kontrak.
Bila terjadi bahwa volume suatu item pekerjaan ternyata kurang, maka untuk
menutupi kekurangan tersebut dapat diambilkan biaya dari item pekerjaan
ternyata kurang, maka untuk menutupi kekurangan tersebut dapat diambilkan
biaya dari item pekerjaan lain tanpa mengubah nilai kontraknya, langkah tersebut
disebut “change order”. Usulan untuk “change order” ini dilakukan pengawas
disertai data alasannya untuk disampaikan kepada Pemberi Tugasdan disetujui.
Dan biaya yang dikeluarkan tidak membengkak dari anggaran yang di tetapkan.

2.7 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab


1. KepalaDivisi ( project manager)
A. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul agar
dapat diantisipasi secaradini,
B. Melakukan koordinasike dalam (team proyek, manajemen, dll) dan keluar,
C. Dibantu semua Koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek,
meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek,
D. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek
dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track),
E. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (laporan kemajuan
pekerjaan),
F. Seorang projeck manager harus mengkontrol proyek yang ditanganinya,
Proyek harus sesuai dengan anggaran, sesuai dengan spesifikasi dan waktu,
G. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap
organisasi. Taat kepada setiap kebijakan yang dikeluarkan organisasi , harus
mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari organisasi.
2. Wakil Kepala Divisi (site manager)
Tugas dan tanggung jawab wakil kepala divisi antara lain:
A. Memberikan petunjuk kepala tim, dalam melaksanakan pengawasan teknis
segera setelah kontrak fisik ditandatangani,
B. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan,
C. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi
dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major serta
pemeliharaan jalan,
D. Bekerja sama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan,
E. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket kontrak dalam
menentukan lokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara
khusus disebutkan dalam dokumen kontrak,
F. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan
kontraktor, termasuk pengendalian penentuaan waktu pelaksanaan pekerjaan,
G. Membantu dan memberikan pentunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari
pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan
dengan teknis maupun permasalahan kontrak,
H. Mengendalikan hasil laporan pengujian serta analisanya.
3. Kepala Proyek
A. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan
pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pihak pengguna jasa serta
mengoreski bila ada review design,
B. Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian keluhan pelanggan dan
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyelesaian produk yang tidak
sesuai,
C. Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak,
D. Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah direkomendasi
pengendalian sistem mutu,
E. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu
yang telah ditetapkan,
F. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan-
laporan lain yang berhubungan dengan bidang tugasnya,
G. Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat, utamanya
pihak direksi PU serta menyelesaikan masalah-masalah teknis lapangan
dengan pengawas,
H. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan menyetujui
tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan dengan
prestasi fisik lapangan serta mengajukan request ke direksi proyek sebelum
pekerjaan dimulai termasuk koordinasi dengan konsultan supervisi.
4. Quality Control
A. Mempelajari dan memahami penugasan sebagai seorang quality control
lapangan,
B. Mempelajari dokumen lelang/kontrak terutama yang berkaitan dengan
perhitungan volume pekerjaan, harga satuan pekerjaan dan tata cara
pembayaran,
C. Menganalisa keselarasan Bill Of Quantities dengan gambar kerja, dan teknis
dan spesifikasi teknis,
D. Melakukan penelitian dan evaluasi ketersediaan sumber daya bahan, alat,
tenaga dan dana untuk pelaksanaan setiap jenis pekerjaan,
E. Mempelajari metode kerja dan jadwal pelaksanaan proyek serta peralatan
bahan banguanan dan tenaga kerja yang digunakan,
F. Membuat analisa harga satuan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan hasil
analisa BOQ, survey lapangan terakhir, gambar kerja, spesifikasi teknis,
metode kerja dan data teknis,
G. Menghitung volume dan membuat rencana anggaran pelaksanaan pekerjaan,
H. Melakukan evaluasi volume dan biay apelaksanaan pekerjaan,
I. Malakukan evaluasi volume dan biaya pelaksanaan pekerjaan,
J. Melakukan pengecekan perhitungan volume pekerjaan yang diajukan oleh
proyek yang didasarkan kepada hasil pengukuran di lapangan termasuk
pekerjaan sub kontrak,
K. Menghitung volume dan harga satuan atas perubahan-perubahan.
5. Petugas K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Tugas dan tanggung jawab petugas K3LP antara lain :
A. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi,
B. Mengelola dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi,
C. Mengelola program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja),
D. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja),
E. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja),
F. Mengelola laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) konstruksi,
G. Mengelola metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan,
H. Mengelola penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat.
6. JuruUkur (surveyor)
Tugas dan wewenang antara lain:
A. Melakukan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi
lapangan, melakukan penyusunan/ penggambaran data-data lapangan,
B. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga
dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dari data yang
diperoleh,
C. Melaporkan dan bertanggung jawab pada hasil pekerjaan ke kepala proyek.
7. Juru Gambar (drafter)
Tugas dan wewenang antara lain:
A. Membantu Geometri Engineer dalam melaksanakan pekerjaan dilaksanakan,
B. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh Manager Proyek,
C. Membuat laporan yang ditetapkan Perusahaan dan laporan lain yang
berhubungan dengan tugasnya,
D. Membuat Shop Drawing dan as Built Drawing pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan,
E. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh Manager proyek,
F. Membuat laporan yang ditetapkan perusahaan dan laporan lain yang
berhubungan dengan tugasnya,
G. Mengadakan hubungan langsung dengan unit – unit lain demi kelancaran
pekerjaan.
8. AdministrasiKontrak (ADKON)
Tugas dan wewenangantara lain:
A. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerjadiproyek untuk pegawai bulanan
sampai pekerja harian dengan spesialisasi keahlian masing-masing sesuai
posisi organisasi proyek yang dibutuhkan,
B. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain,
C. Membuat dan melakukanverifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar
oleh owner sebagai pemilik proyek,
D. Melayani tamu-tamu intern perusahaan mapun ekstern dan melakukan tugas
umum,
E. Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta
tunjangan karyawan,
F. Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi,
G. Membuat laporan dan menyiapkan dokumen untuk permintaan pencairan
dana,
H. Membantu projeck manager terutama dalam hal keuangan dan sumberdaya
manusia sehingga kehiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik,
I. Membuat laporan ke pemerintahan setempat mengenai keberadaan proyek dan
karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan,
J. Mencatat aktiva proyek meliputi kendaraan dinas, alat-alat proyek dan
sejenisnya,
K. Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor,
L. Memelihara bukti-bukt ikerja sub bagian administrasi proyek serta data-data
proyek.
9. Logistik
Tugas Logistik antara lain:
A. Mengatur keberadaan material-material proyek yang berada di gudang
(penempatan barang-barang sesuai jenisnya sehingga mempermudah
pengecekan),
B. Menerima pengiriman barang-barang atau material dari para supplier untuk
masuk ke gudang,
C. Mengeluarkan barang atau material dari gudang sesuai bon pengeluaran
barang yang telah di tanda tangani pelaksana, mandor dan kepala pelaksana,
D. Mencatatat stok barang yang berada di gudang dan memberi laporan ke
manager proyek per tiap bulan,
E. Mengajukan permintaan barang atau material yang sudah tidak ada di gudang
dan mendapat persetujuan manager proyek,
F. Menjaga kebersihan situasi dan keamanan di gudang, sehingga tidak timbul
hal-hal yang tidak diinginkan,
G. Menyeleksi barang-barang atau material yang merupakan stok lama,
H. Mencatat penerimaan dan pengeluaran barang dari dan ke gudang kedalam
kartu stok,
I. Bertanggung jawab terhadap barang-barang di gudang.
10. KSDM (Koordinator Sumber Daya Manusia)
Tugas dan tanggung jawab KSDM proyek:
A. Rutin melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan dan melakukan
identifikasi bagian-bagian yang ada dalam perusahaan yang memerlukan
peningkatan,
B. Mempertahankan struktur karyawan dengan cara melakukan proses
pengangkatan karyawan, melakukan wawancara dan juga melakukan
pergantian tanggung jawab karyawan,
C. Memberikan pelatihan pada karyawan yang baru saja diangkat,
D. Melakukan analisis terhadap semua kebijakan, prosedur dan juga aturan yang
berlaku diperusahaan,
E. Mengatur pembayaran upah karyawan dengan melakukan penilaian dan
evaluasi pada kinerja karyawan.
11. Kepala Lapangan
Tugas dan wewenang kepala lapangan proyek :
A. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu
proyek (instruksi kerja), speksifikasi teknis , dan gambar kerja yang
diterimanya dengan mengarahkan tukang/sub kontraktor dan pekerjanya
hingga didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien
mungkin,
B. Mengawasi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub
kontraktor,
C. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan,
D. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program
harian/mingguan/bulanan yang adan serta melaporkan prestasi kerja ke kepala
proyek,
E. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan sub
kontraktor yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-lain,
F. Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan
baik qualitatif maupun quantitatif untuk dapat membuat laporan mingguan

2.8Pemenang Lelang
Dalam persiapannya PT. Solo Ngawi Jaya telah melaksanakan tender jasa
konstruksi untuk Kontraktor, Konsultan Supervisi, dan Konsutan PMI pada akhir
bulan Oktober sampai Desember 2016. Untuk efisiensi pengawasan, maka PT.
Solo Ngawi Jaya membagi pekerjaan jasa konsultansi pengawasan teknik menjadi
2 Paket yaitu Paket 1 sepanjang 15,68 km dan Paket 2 sepanjang 13,48 km.
sedangakan untuk pelaksanaan konstruksi dengan membagi menjadi 1 Paket
pekerjaan.
Pada tanggal 28 Desember 2016 Direktur Utama PT. Solo Ngawi Jaya
David Wijayatno mengungkapkan panitia tender Pembangunan Jalan Tol
Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura telah menetapkan PT. Waskita Karya
(Persero) Tbk sebagai kontraktor dengan nilai kontrak mencapai Rp2,7 triliun.
Selain itu juga menetapkan pemenang Untuk Jasa Konsultansi Pengawasan
Teknik Paket 1 PT Cipta Strada dan Paket 2 PT Eskapindo Matra. Pelaksanaan
konstruksi secara definitif dimulai pada tanggal 9 Januari 2017 seiring dengan
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk Kontraktor dengan
masa pelaksanaan selama 18 bulan, sehingga diharapkan pelaksanaan konstruksi
akan selesai pada awal Juli 2018 dan ditargetkan dapat beroperasi pada bulan
September 2018.
2.9 Pelelangan
Dalam suatu proses kontruksi setelah tahap perencanaan diselesaikan oleh
Konsultan perencana maka akan dilanjutkan dengan tahb pengadaan pelaksanaan
kontruksi perencana makan akan deilanjutkan dengan tahab pengadaan
pelaksanaan kontruksi. Salah satu cara untuk mencari penyedia jasa adalah dengan
melakukan suatu proses pelelangan atau tender. Dimana tender atau pelelangan
tersebut merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan
cara menciptakan persaigan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara
dan memenuhi syarat berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah
ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas, sehingga
terpilih penyedia terbaik dan memiliki kompetensi dibidangnya.
2.10 Sumber Hukum Pelelangan
Dengan berlakunya Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012 mengantikan
Peraturan Presiden N0. 54 Tahun 2010 dan keputusan Presiden No. 80 Tahun
2013 tentang pengadaan barang/jasa maka banyak dari Peraturan Presiden No. 80
Tahun 2003 tidak dipakai lagi. Penyempunaan Peraturan mengenai Pengadaan
barang/jasa ini dilakukan karena suatu proses pengadaan barang/jasa yang efisien,
terbuka dan kompetitif sangat diperlukan bagi ketersediaan barang/jasa yang
berkualitas, sehingga akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik.
Dengan demikian perlu dibuat suatu pengaturan yang jelas mengenai tata
cara pengadaan barang/jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai
dengan tata kelola yang baik sehingga dapat menjadi suatu pengaturan yang
efektif bagi para pihak yang terkait dengan pengadaan barang/jasa di lingkungan
pemerintah.
2.11 Macam – Macam Pelelangan
Untuk jenis pemilihan Penyedia Barang/Jasa konstruksi dapat dilakukan
dengan metode sebagai berikut :
1. Pelelangan
a. Pelelangan umum, adalah suatu metode pemilihan penyedia barang/jasa
Pekerjaan Konstruksi untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua
Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat. Pengumumannya secara luas
melalui website LPSE, sehingga semua penyedia barang/jasa yang berminat
dan memenuhi syarat dapat mengikutinya.
b. Pelelangan terbatas, adalah suatu metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
kontruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang komplek, dengan cara mengumumkan
dipengumuman resmi dengan mencantumkan criteria peserta dan nama-nama
penyedia yang diyakini mampu, dan guna memberikan kesempatan kepada
penyedia barang/jasa lainya yang memenuhi kualifikasi.
c. Pemilihan langsung, adalah suatu metode pemilihan penyedia pekerjaan
kontruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000,-
(lima miliar rupiah) dan tidak bersifat kompleks. Pemilihan dilakukan dengan
mnggunakan SPSE (Sistem Pelelangan Secara Elektronik).
2. Penunjukan Langsung adalah suatu metode pemilihan penyedia barang/jasa
untuk penanganan keadaan darurat dengan cara menunjuk langsung 1 (satu)
penyedia barang/jasa.
3. Pengadaan langsung adalah pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia
barang/jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung, dengan
nilai HPS (Harga Perkiraan Sendiri) paling tinggi Rp. 200.000.000,00.
2.12 Langkah – Langkah Pelelangan
Langkah-langkah pelelangan pekerjaan pembangunan Jembatan Sepati
sebagai berikut:
1. Prakualifikasi dan pasca kualifikasi
Pelelangan prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan terhadap perusahaan
sebelumpemasukkan dokumen penawaran. Artinya, hanya perusahaan yang
memenuhi kualifikasi yang dapat memasukkan penawaran.
Pelelangan pasca kualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang atau jasa setelah
memasukkan penawaran.
2. Penyampaian satu file
Penyampaian satu file adalah penyampaian yang berisi tentang harga
penawaran, daftar kuantitas dan harga untuk kontrak harga satuan atau gabungan,
jangka waktu penawaran, dan deskripsi atau spesifikasi barang atau jasa yang
ditawarkan.
3. Evaluasi sistem gugur
Metode evaluasi dengan sistem gugur merupakan evaluasi penilaian
penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran
terhadap pemenuhan persyaratan minimal yang telah ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang atau jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari
penilaian pesaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga, dan
terhadap penyedia barang atau jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan
dinyatakan gugur.
2.12 Pengertian Kontrak
Kontrak adalah perjanjian secara tertulis bersifat mengikat secara hukum
antara dua pihak atau lebih yaitu pemberi tugas dan penerima pekerjaan, yang
meliputi segala aspek pelaksanaan pekerjaan.
Kontrak perlu dibuat atau diadakan untuk memberikan jaminan kepada
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian agar pihak yang bersangkutan
melaksanakan hal-hal seperti yang telah disetujui bersama.
2.14 Perjanjian Kontrak
Perjanjian kontrak berisi syarat-syarat yang jelas antara lain:
1. Lingkup perjanjian, jangka waktu pekerjaan, tanggal dimulai dan berakhirnya
kontrak,
2. Jumlah biaya keseluruhan, jumlah tenaga ahli,
3. Syarat-syarat pembayaran dan mata uang yang digunakan dalam pembayaran
(harus mata uang negara asal perusahaan jasa konsultasi atau tenaga ahli
konsultan perorangan atau rupiah),
4. Menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris,
5. Penggunaan unit biya tidak boleh melebihi unit biaya yang tercantum dalam
pedoman Satuan Harga Umum yang dikeluarkan oleh Badan Pembangunan
Nasional dan Departemen Keuangan,
6. Rincian atau uraian hak dan tanggung jawab profesi terhadap jasa konsultasi
yang ditanganinya.
Selain perjanjian kontrak ada juga ketentuan-ketentuan khusus yang
terdapat dalam kontrak yaitu:
1. Kontraktor berhak menerima uang muka maksimal sebesar 20 % dari nilai
kontrak, setelah kontraktor mulai melaksanakan pekerjaan.
2. Bila terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor tidak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam kontrak sehingga menyebabkan terjadinya
penyimpangan mutu pelaksana pekerjaan, jadwal pelaksanaan dan administrasi
kontrak, maka pemilik proyek dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberi teguran serta peringatan secara tertulis,
b. Menunda bagian pekerjaan yang di subkontrakkan,
c. Memberi perintah pembongkaran atau penggantian,
d. Memasukkan kontraktor dalam daftar hitam rekanan,
e. Penangguhan pembayaran,
f. Pengadaan denda sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai kontrak untuk
setiap hari keterlambatan dan setinggi-tingginya dari nilao kontrak,
g. Pemutusan kontrak.
2.15 Penyerahan Pekerjaan
Kontraktor dapat menyerahkan pekerjaan pertama PHO (provisional
handover) bila telah menyelesaikan pekerjaan sebesar 100%. Kemudian pemilik
proyek membuatkan berita acara PHO untuk kontraktor. Langkah selanjutnya
adalah peninjauan atau test lapangan dan peninjauan administrasi. Bila ada
kekurangan-kekurangan dari hasil peninjauan tersebut maka kontraktor dapat
memperbaiki selama masa pemeliharaan (180 hari terhitung mulai saat
penyerahan pertama), tentunya dengan persetujuan dari pimpinan bagian proyek.
Hal-hal yang perlu dan harus dilakukan oleh kontraktor selama masa
pemeliharaan adalah:
1. Mengevaluasi dan memelihara semua paket pekerjaan yang telah
dilaksanakan,
2. Membersihkan lahan lokasi prroyek,
3. Menyelesaikan kekurangan pekerjaan yang belum terselesaikan dengan baik,
4. Menyelesaikan kekurangan pekerjaan administrasi.
Setelah masa pemeliharaan selesai kemudian pemilik proyek membuatkan
berita acara FHO (final hand over) dan sekaligus memberikan uang jasa
pemeliharaan sebesar 5% dari nilai kontrak kepada kontraktor.
2.16 Prosedur Pembayaran
Prosedur pembayaran dilakukan secara termin dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Dibayarkan sebesar 25% setelah fisik bangunan mencapai 25%,
2. Dibayarkan sebesar 25% setelah fisik bangunan mencapai 50%,
3. Dibayarkan sebesar 25% setelah fisik bangunan mencapai 75%,
4. Dibayarkan sebesar 20% setelah fisik bangunan mencapai 100% (penyerahan
pekerjaan tahap pertama).
5. Dibayarkan sebesar 5% setelah masa pemeliharaan berakhir (penyerahan
pekerjaan tahap kedua atau terakhir).

Anda mungkin juga menyukai