1. Mutu
Usaha untuk pengendalian mutu suatu proyek harus diarahkan kepada
hasil pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan yang ada. Pengendali mutu akan
dilakukan oleh Pengawas dan Penyedia Jasa sendiri meliputi mutu bahan, metoda
pelaksanaan pekerjaan dan hasil pekerjaan. Sedangkan sarana Pengawas untuk
mengendalikan mutu sedikitnya ada dua hal antara lain spesifikasi teknis :
persyaratan bahan, persyaratan metode pelaksanaan pekerjaan, uji laboratorium.
Dan gambar rencana meliputi : gambar detail, dimensi dan ukuran, bentuk fisik
pekerjaan. Pada pengendali mutu, fungsi dari pengawas harus dijalankan dengan
benar. Melihat kondisi yang ada fungsi pengawasan menuntut perhatian khusus
serta dukungan dari pemberi tugas sangat membantu terlaksananya pengendalian
mutu dengan baik.
2. Waktu
Sebelum pekerjaan dimulai perlu dipersiapkan time schedule. Penyedia
jasa sebelum pelaksanaan pekerjaan harus membuat time schedule dan pengawas
akan memberikan pengarahan dan perubahan (bila ada) untuk menyempurnakan.
Time schedule yang teah disetujui oleh pemberi tugas dan konsultan supervisi
akan menjadi dasar untuk pelaksanaan pekerjaan. Selama proyek berlangsung
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
3. Biaya
Tujuan dari pengendalian biaya dari suatu proyek adalah untuk
pengamanan atas biaya/harga kontrak pekerjaan. Perubahan terhadap harga
kontrak tersebut harus benar – benar diamankan agar tidak terjadi tambahan
biaya terhadap harga kontrak tersebut.
2.8Pemenang Lelang
Dalam persiapannya PT. Solo Ngawi Jaya telah melaksanakan tender jasa
konstruksi untuk Kontraktor, Konsultan Supervisi, dan Konsutan PMI pada akhir
bulan Oktober sampai Desember 2016. Untuk efisiensi pengawasan, maka PT.
Solo Ngawi Jaya membagi pekerjaan jasa konsultansi pengawasan teknik menjadi
2 Paket yaitu Paket 1 sepanjang 15,68 km dan Paket 2 sepanjang 13,48 km.
sedangakan untuk pelaksanaan konstruksi dengan membagi menjadi 1 Paket
pekerjaan.
Pada tanggal 28 Desember 2016 Direktur Utama PT. Solo Ngawi Jaya
David Wijayatno mengungkapkan panitia tender Pembangunan Jalan Tol
Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura telah menetapkan PT. Waskita Karya
(Persero) Tbk sebagai kontraktor dengan nilai kontrak mencapai Rp2,7 triliun.
Selain itu juga menetapkan pemenang Untuk Jasa Konsultansi Pengawasan
Teknik Paket 1 PT Cipta Strada dan Paket 2 PT Eskapindo Matra. Pelaksanaan
konstruksi secara definitif dimulai pada tanggal 9 Januari 2017 seiring dengan
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk Kontraktor dengan
masa pelaksanaan selama 18 bulan, sehingga diharapkan pelaksanaan konstruksi
akan selesai pada awal Juli 2018 dan ditargetkan dapat beroperasi pada bulan
September 2018.
2.9 Pelelangan
Dalam suatu proses kontruksi setelah tahap perencanaan diselesaikan oleh
Konsultan perencana maka akan dilanjutkan dengan tahb pengadaan pelaksanaan
kontruksi perencana makan akan deilanjutkan dengan tahab pengadaan
pelaksanaan kontruksi. Salah satu cara untuk mencari penyedia jasa adalah dengan
melakukan suatu proses pelelangan atau tender. Dimana tender atau pelelangan
tersebut merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan
cara menciptakan persaigan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara
dan memenuhi syarat berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah
ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas, sehingga
terpilih penyedia terbaik dan memiliki kompetensi dibidangnya.
2.10 Sumber Hukum Pelelangan
Dengan berlakunya Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012 mengantikan
Peraturan Presiden N0. 54 Tahun 2010 dan keputusan Presiden No. 80 Tahun
2013 tentang pengadaan barang/jasa maka banyak dari Peraturan Presiden No. 80
Tahun 2003 tidak dipakai lagi. Penyempunaan Peraturan mengenai Pengadaan
barang/jasa ini dilakukan karena suatu proses pengadaan barang/jasa yang efisien,
terbuka dan kompetitif sangat diperlukan bagi ketersediaan barang/jasa yang
berkualitas, sehingga akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik.
Dengan demikian perlu dibuat suatu pengaturan yang jelas mengenai tata
cara pengadaan barang/jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai
dengan tata kelola yang baik sehingga dapat menjadi suatu pengaturan yang
efektif bagi para pihak yang terkait dengan pengadaan barang/jasa di lingkungan
pemerintah.
2.11 Macam – Macam Pelelangan
Untuk jenis pemilihan Penyedia Barang/Jasa konstruksi dapat dilakukan
dengan metode sebagai berikut :
1. Pelelangan
a. Pelelangan umum, adalah suatu metode pemilihan penyedia barang/jasa
Pekerjaan Konstruksi untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua
Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat. Pengumumannya secara luas
melalui website LPSE, sehingga semua penyedia barang/jasa yang berminat
dan memenuhi syarat dapat mengikutinya.
b. Pelelangan terbatas, adalah suatu metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
kontruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang komplek, dengan cara mengumumkan
dipengumuman resmi dengan mencantumkan criteria peserta dan nama-nama
penyedia yang diyakini mampu, dan guna memberikan kesempatan kepada
penyedia barang/jasa lainya yang memenuhi kualifikasi.
c. Pemilihan langsung, adalah suatu metode pemilihan penyedia pekerjaan
kontruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000,-
(lima miliar rupiah) dan tidak bersifat kompleks. Pemilihan dilakukan dengan
mnggunakan SPSE (Sistem Pelelangan Secara Elektronik).
2. Penunjukan Langsung adalah suatu metode pemilihan penyedia barang/jasa
untuk penanganan keadaan darurat dengan cara menunjuk langsung 1 (satu)
penyedia barang/jasa.
3. Pengadaan langsung adalah pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia
barang/jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung, dengan
nilai HPS (Harga Perkiraan Sendiri) paling tinggi Rp. 200.000.000,00.
2.12 Langkah – Langkah Pelelangan
Langkah-langkah pelelangan pekerjaan pembangunan Jembatan Sepati
sebagai berikut:
1. Prakualifikasi dan pasca kualifikasi
Pelelangan prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan terhadap perusahaan
sebelumpemasukkan dokumen penawaran. Artinya, hanya perusahaan yang
memenuhi kualifikasi yang dapat memasukkan penawaran.
Pelelangan pasca kualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang atau jasa setelah
memasukkan penawaran.
2. Penyampaian satu file
Penyampaian satu file adalah penyampaian yang berisi tentang harga
penawaran, daftar kuantitas dan harga untuk kontrak harga satuan atau gabungan,
jangka waktu penawaran, dan deskripsi atau spesifikasi barang atau jasa yang
ditawarkan.
3. Evaluasi sistem gugur
Metode evaluasi dengan sistem gugur merupakan evaluasi penilaian
penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran
terhadap pemenuhan persyaratan minimal yang telah ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang atau jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari
penilaian pesaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga, dan
terhadap penyedia barang atau jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan
dinyatakan gugur.
2.12 Pengertian Kontrak
Kontrak adalah perjanjian secara tertulis bersifat mengikat secara hukum
antara dua pihak atau lebih yaitu pemberi tugas dan penerima pekerjaan, yang
meliputi segala aspek pelaksanaan pekerjaan.
Kontrak perlu dibuat atau diadakan untuk memberikan jaminan kepada
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian agar pihak yang bersangkutan
melaksanakan hal-hal seperti yang telah disetujui bersama.
2.14 Perjanjian Kontrak
Perjanjian kontrak berisi syarat-syarat yang jelas antara lain:
1. Lingkup perjanjian, jangka waktu pekerjaan, tanggal dimulai dan berakhirnya
kontrak,
2. Jumlah biaya keseluruhan, jumlah tenaga ahli,
3. Syarat-syarat pembayaran dan mata uang yang digunakan dalam pembayaran
(harus mata uang negara asal perusahaan jasa konsultasi atau tenaga ahli
konsultan perorangan atau rupiah),
4. Menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris,
5. Penggunaan unit biya tidak boleh melebihi unit biaya yang tercantum dalam
pedoman Satuan Harga Umum yang dikeluarkan oleh Badan Pembangunan
Nasional dan Departemen Keuangan,
6. Rincian atau uraian hak dan tanggung jawab profesi terhadap jasa konsultasi
yang ditanganinya.
Selain perjanjian kontrak ada juga ketentuan-ketentuan khusus yang
terdapat dalam kontrak yaitu:
1. Kontraktor berhak menerima uang muka maksimal sebesar 20 % dari nilai
kontrak, setelah kontraktor mulai melaksanakan pekerjaan.
2. Bila terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor tidak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam kontrak sehingga menyebabkan terjadinya
penyimpangan mutu pelaksana pekerjaan, jadwal pelaksanaan dan administrasi
kontrak, maka pemilik proyek dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberi teguran serta peringatan secara tertulis,
b. Menunda bagian pekerjaan yang di subkontrakkan,
c. Memberi perintah pembongkaran atau penggantian,
d. Memasukkan kontraktor dalam daftar hitam rekanan,
e. Penangguhan pembayaran,
f. Pengadaan denda sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai kontrak untuk
setiap hari keterlambatan dan setinggi-tingginya dari nilao kontrak,
g. Pemutusan kontrak.
2.15 Penyerahan Pekerjaan
Kontraktor dapat menyerahkan pekerjaan pertama PHO (provisional
handover) bila telah menyelesaikan pekerjaan sebesar 100%. Kemudian pemilik
proyek membuatkan berita acara PHO untuk kontraktor. Langkah selanjutnya
adalah peninjauan atau test lapangan dan peninjauan administrasi. Bila ada
kekurangan-kekurangan dari hasil peninjauan tersebut maka kontraktor dapat
memperbaiki selama masa pemeliharaan (180 hari terhitung mulai saat
penyerahan pertama), tentunya dengan persetujuan dari pimpinan bagian proyek.
Hal-hal yang perlu dan harus dilakukan oleh kontraktor selama masa
pemeliharaan adalah:
1. Mengevaluasi dan memelihara semua paket pekerjaan yang telah
dilaksanakan,
2. Membersihkan lahan lokasi prroyek,
3. Menyelesaikan kekurangan pekerjaan yang belum terselesaikan dengan baik,
4. Menyelesaikan kekurangan pekerjaan administrasi.
Setelah masa pemeliharaan selesai kemudian pemilik proyek membuatkan
berita acara FHO (final hand over) dan sekaligus memberikan uang jasa
pemeliharaan sebesar 5% dari nilai kontrak kepada kontraktor.
2.16 Prosedur Pembayaran
Prosedur pembayaran dilakukan secara termin dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Dibayarkan sebesar 25% setelah fisik bangunan mencapai 25%,
2. Dibayarkan sebesar 25% setelah fisik bangunan mencapai 50%,
3. Dibayarkan sebesar 25% setelah fisik bangunan mencapai 75%,
4. Dibayarkan sebesar 20% setelah fisik bangunan mencapai 100% (penyerahan
pekerjaan tahap pertama).
5. Dibayarkan sebesar 5% setelah masa pemeliharaan berakhir (penyerahan
pekerjaan tahap kedua atau terakhir).