Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO

VARICELLA ZOSTER

Disusun oleh :
dr. Cindy Putriani

Pendamping :
dr. Suriyati, MKKK

PUSKESMAS SEI PANCUR


BATAM
INTERNSIP DOKTER INDONESIA
2016
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal ........................................................... telah dipresentasikan oleh:

Nama Peserta : dr. Cindy Putriani

Dengan Judul/Topik : Varicella Zooster

Nama Pendamping : dr. Suriyati, MKKK

Lokasi Wahana : Puskesmas Sei Pancur - Batam

No. Nama Peserta Presentasi Tanda Tangan

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

(dr. Suriyati)
PORTOFOLIO

Nama Peserta : dr. Cindy Putriani


Nama Wahana : Puskesmas Sei Pancur
Topik : Liken Simpleks Kronis
Tanggal (kasus) : 24 Juni 2016
Nama Pasien : An. Siti No RM :
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Suriyati, MKKK
Tempat Presentasi : Puskesmas Sei Pancur
Objektif Presentasi : Diagnosis dan tatalaksana Liken Simpleks Kronis
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonates  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil
Deskripsi An. Siti, 4 tahun dating ke PKM dengan keluhan muncul bintik-bintik di
muka dan tubuh
Tujuan  Mengetahui penegakan diagnosis yang tepat
 Mengetahui penatalaksanaan Varicella Zooster secara tepat
Bahan bahasan  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit
Cara membahas  Diskusi  Presentasi dan  Email  Pos
diskusi

Data pasien Nama : Nn. Aziza No registrasi :


Nama klinik : Polikinik Umum Puskesmas Telp : - Terdaftar sejak : -
Sei Pancur
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis :Varicella Zooster
2. Gambaran Klinis:
Keluhan Utama : muncul bintik-bintik diwajah dan di tubuh.
Keluhan Tambahan : Awalnya bintik-bintik kemerahan pada daerah perut, punggung dan
kemudian menyebar ke lengan, leher, dan wajah. Bintik-bintik dikeluhkan sejak kurang
lebih 2 hari yang lalu sebelum ke PKM.
Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah terasa sedikit gatal pada daerah yang terdapat
lepuh, badan terasa panas dan lemas. Keluhan ini baru diderita pasien pertama kali.
3. Riwayat pengobatan : -
4. Riwayat kesehatan/penyakit : -
Pemeriksaan fisik :
TD : - mmHg N: 82 x/menit RR: 20 x/menit S: 37,6 C
5. Riwayat keluarga : kakak pasien mengalami hal yang sama seminggu yang lalu
6. Riwayat pekerjaan: siswi
7. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (rumah, lingkungan, pekerjaan) : -

Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Varicella Zooster
2. Memilih terapi yang tepat sesuai panduan dalam menangani Varicella Zooster.
3. Mengedukasi pasien untuk perubahan cara hidup dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya Varicella Zooster.

1. Subyektif
Seorang anak usia 8 tahun datang dibawa orang tuanya dengan keluahan muncul bintik-
bintik diwajah dan di tubuh. Awalnya bintik-bintik kemerahan pada daerah perut, punggung
dan kemudian menyebar ke lengan, leher, dan wajah. Bintik-bintik dikeluhkan sejak kurang
lebih 2 hari yang lalu sebelum ke PKM. Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah terasa
sedikit gatal pada daerah yang terdapat lepuh, badan terasa panas dan lemas. Keluhan ini
baru diderita pasien pertama kali.
Hal yang sama dialami oleh saudara laki-laki pasien kurang lebih seminggu yang lalu.
2. Obyektif
Pemeriksaan fisik
KU: kesadaran somnolen
 Vital sign
- TD : - mmHg
- Nafas : 20 x/menit
- Suhu : 37,6 C(per axiler)
- Nadi : 82x/menit, regular
 Pemeriksaan Fisik:
 Status Generalisata :
- Kepala : mata tidak anemis, tidak ikterik, tidak tampak sianosis.
- Leher : TVJ tidak meningkat.
- Dada : Suara pernafasan vesikuler, simetris. Suara jantung reguler, murmur -.
- Abdomen : tidak dijumpai pembesaran, soepel, nyeri tekan simfisis (+), auskultasi
normal.
- Ekstremitas : tidak dijumpai oedem, tidak dijumpai sianosis, CRT<2”
 Status Dermatologikus : pada regio facialis, coli, thorakalis, abdomen serta
ekstremitas dijumpai adanya vesikel dan papul dengan dasar erimatous.

3. Assessment
Diagnosis: Varicela zoster

Definisi
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah
cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox. Varisela adalah
penyakit infeksi menular yang disebabkan olehvirus Varicella Zoster, penyakit ini menyerang
kulit serta mukosa, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit ( vesikel ).

Etiologi
Varisela disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV), yang termasuk dalam kelompok
Herpes Virus. Virus ini berkapsul dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut
capsid yang berbentuk ikosahedral, terdiri dari protein dan DNA berantai ganda. Berbentuk
suatu garis dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162 isomer. Lapisan ini bersifat
infeksius.

Epidemiologi
Di negara barat kejadian varicela terutama meningkat pada musim dingin dan awal musim
semi, sedangkan di Indonesia virus menyerang pada musim peralihan antara musim panas ke
musim hujan atau sebaliknya. Namun varisela dapat menjadi penyakit musiman jika terjadi
penularan dari seorang penderita yang tinggal di populasi padat, ataupun menyebar di dalam satu
sekolah2,3 . Varisela terutama menyerang anak-anak dibawah 10 tahun terbanyak usia 5-9 tahun.
Varisela merupakan penyakit yang sangat menular, 75 % anak terjangkit setelah terjadi
penularan. Varisela menular melalui sekret saluran pernapasan, percikan ludah, terjadi kontak
dengan lesi cairan vesikel, pustula, dan secara transplasental. Individu dengan zoster juga dapat
menyebarkan varisela. Masa inkubasi 11-21 hari. Pasien menjadi sangat infektif sekitar 24 – 48
jam sebelum lesi kulit timbul sampai lesi menjadi krusta biasanya sekitar 5 hari

Patogenesis
Setelah VZV masuk melaui saluran pernapasan atas, atau setelah penderita berkontak
dengan lesi kulit, selama masa inkubasinya terjadi viremia primer. Infeksi mula-mula terjadi
pada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian menyebar dan terjadi viremia primer. Pada
Viremia primer ini virus menyebar melalui peredaran darah dan system limfa ke hepar, dan
berkumpul dalam monosit/makrofag, disana virus bereplikasi, pada kebanyakan kasus virus
dapat mengatasi pertahanan non-spesifik sehingga terjadi viremia sekunder. Pada viremia
sekunder virus berkumpul di dalam Limfosit T, kemudian virus menyebar ke kulit dan mukosa
dan bereplikasi di epidermis memberi gambaran sesuai dengan lesi varisela. Permulaan bentuk
lesi mungkin infeksi dari kaliper endotel pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel
dermis, folikel kulit dan glandula sebasea, saat ini timbul demam dan malaise.

Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium prodormal, stadium erupsi.

1. Stadium Prodormal timbul 10-21 hari, setelah masa inkubasi selesai. Individu akan
merasakan demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil, nyeri kepala
anoreksia, dan malaise.
2. Stadium erupsi 1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit “ dew drops on rose petals”
tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan terdapat badan dan
ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup, jarang pada telapak
tangan dan telapak kaki. Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari pusat). Total lesi yang
ditemukan dapat mencapai 50-500 buah. Makula kemudian berubah menjadi papulla,
vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini disertai rasa gatal. Perubahan ini hanya
berlangsung dalam 8-12 jam, sehingga varisella secara khas dalam perjalanan
penyakitnya didapatkan bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam waktu yang
bersamaan, ini disebut polimorf. Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak
umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan
air mata/embun “tear drops”. Cairan dalam vesikel kecil mula-mula jernih, kemudian
vesikel berubah menjadi besar dan keruh akibat sebukan sel radang polimorfonuklear
lalu menjadi pustula. Kemudian terjadi absorpsi dari cairan dan lesi mulai mengering
dimulai dari bagian tengah dan akhirnya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam 1-3
minggu tergantung pada dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan
dangkal berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsur-angsur hilang.
Lesi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna, saluran
kemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta, vesikel-vesikel akan
pecah dan membentuk luka yang terbuka, kemudian sembuh dengan cepat. Karena lesi
kulit terbatas terjadi pada jaringan epidermis dan tidak menembus membran basalis,
maka penyembuhan kira-kira 7-10 hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut,
walaupun lesi hyper-hipo pigmentasi mungkin menetap sampai beberapa bulan.
Penyulit berupa infeksi sekunder dapat terjadi ditandai dengan demam yang berlanjut
dengan suhu badan yang tinggi (39-40,5 oC) mungkin akan terbentuk jaringan parut.

Diagnosis
Diagnosis varisela biasanya dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik, melalui anamnesis seperti adanya gejala prodomal berupa demam, malaise yang disertai
ruam yang khas pada kulit, dan riwayat perjalanan peyakit. Cacar air pada orang dewasa dan
remaja mungkin akan didahului oleh mual, mialgia, anoreksia, dan sakit kepala.
Dari pemeriksaan fisik ditemukannya ruam yang khas tersebut pada kulit, dan lokalisasi yang
khas diawali dibagian sentral tubuh ( ruam papulovesikuler, polimorfik, penyebaran sentrifungal,
lesi bergelombang ), dan bila perlu pemeriksaan penunjang seperti Tes Tzank, dengan cara
mengambil bahan dari kerokan dasar vesikel dan diwarnai dengan giemsa, hasil yang didapati
adalah sel datia yang berinti banyak. Pemeriksaan mikroskopik electron cairan vesikel (deteksi
virus secara langsung dan material biopsy ( kultur ) dan tes serologic ( meningkatnya titer).

4. Plan
Pengobatan
Pengobatan pada pasien ini diberikan:
r/ Paracetamol tab 3x250 mg (1/2 tablet)
r/ Acyclovir 5x400mg selama 7 hari
r/ Bedak salicil I
r/ Vitamin C 1x1tab
Edukasi:
- Jaga kebersihan ( tetap mandi dan lap bersih badan )
- Tidak menggaruk lesi.
- Makan-makanan yang bergizi serta cukup istirahat

Penatalaksanaan
Pemberian asiklovir pada anak-anak, remaja, dan dewasa dapat diterima oleh karena profil
keamanan dan efikasinya pada varisela. Dosis asiklovir 20 mg/kgBB/dosis (maksimal 800
mg/dosis) yang diberikan 4 dosis perhari selama 5 hari. Pada penelitian, pemberian asiklovir
peroral mengurangi gejala varisella pada anak, remaja, dan dewasa sehat (Immunocompetent)
bila diberikan dalam 24 jam setelah kemunculan ruam kulit pertama. Dalam penelitian tersebut
terbukti asiklovir mengurangi gejala demam, gatal, jumlah ruam kulit yang terbentuk dan durasi
ruam kulit. Asiklovir juga dapat dipakai pada ibu hamil. Setiap pasien dengan gejala
“disseminated VZV” termasuk pneumonia, hepatitis berat, trombositopenia, atau ensefalitis juga
harus mendapatkan terapi intravena asiklovir. Dosis asiklovir intravena adalah 500 mg/m2 setiap
8 jam diberikan dalam 72 jam. Terapi dilanjutkan selama 7 hari atau sampai tidak dijumpai lesi
baru selama 48 jam. Selain itu Valacylovir 500 mg setiap 8 jam dan Famciclovir 1 gr/hr dalam 3
dosis termasuk golongan antiviral yang lebih baik absorpsinya.

Selain pemberian antiviral pengobatan varisela biasanya secara simptomatik, bila demam
dapat diberikan antipiretik seperti parasetamol, dengan dosis ( 10-15/kgBB/hari ) dapat diberikan
3-4 kali/hari. Apabila gejala gatal dapat diberikan obat oral antihistamin seperti dipenhydramine
( 5mg/kg/hari ), hydroxyzine ( 2mg/kg/hari ) ataupun histamin lainnya. Dapat diberikan
antihistamin topikal dapat diberikan bedak atau losio antigatal (bedak salisil 1% atau kalamin).
Usahakan agar vesikel tidak pecah.

Anda mungkin juga menyukai