Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nilai Buku
Rumus :
Total ekuitas
Nilai buku per lembar =
Jumlah saham beredar
Suatu perusahaan mengotorisasi untuk menerbitkan saham biasa sebanyak 1.000.000 lembar
dengan nilai nominal Rp. 500,-. Pada tanggal 18 Februari tahun ini, perusahaan
mengeluarkan sebanyak 800.000 lembar saham biasa dengan harga Rp. 800.- per lembar.
Dari penjualan saham biasa ini perusahaan mendapatkan kas sebesar Rp. 6.400.000.000,-
( 800.000 x Rp. 800 ) yang terdiri dari :
Pada tanggal 17 November tahun ini, perusahaan membeli balik saham biasa yang beredar
sebagai saham treasuri sebanyak 100.000 lembar dengan harga pasar sebesar Rp. 15.000,-
nilai total saham treasuri adalah :
Selanjutnya pada tanggal 5 Desember ini, sebnayak 20.000 lembar saham treasuri dijual
kembali dengan harga Rp. 17.500,- per lembarnya . dari penjualan saham treasuri ini
perusahaan mendapatkan kas sebesar Rp. 350.000.000,- ( 20.000 x Rp. 17.500 )yang terdiri
dari :
Pada tanggal neraca , yaitu 31 desember tahun ini, posisi saham treasuri perusahaan adalah
sebanyak 80.000 lembar ( 100.000 lembar pada tanggal 17 November dan dijual 20.000
lembar pada tanggal 5 Desember ). Nilai saham treasuri ini adalah sebesar Rp.
1.200.000.000,- ( Rp. 1.500.000.000,- - Rp. 300.000.000,- ). Saham treasuri adalah milik
perusahaan., bukan milik pemegang saham biasa, sehingga akan mengurangi total nilai
ekuitas. Misalnya laba ditahan untuk akhir tahun ini adalah sebesar Rp. 550.000.000,- maka
penyajian ekuitas yang nampak di nearaca adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1. Penyajian Ekuitas Saham Biasa di Neraca.
Contoh 5.2 :
dari cotoh 5.1 , jumlah saham biasa yang beredar pada tanggal neraca adalah sebanyak :
Nilai total ekuitas pada akhir tahun adalah Rp. 5.800.000.000,- karena perusahaan hanya
mempunyai sebuah kelas saham saja, yaitu saham biasa , maka nilai buku per lembar saham
biasa ini dapat di hitung sebesar Rp. 8.056,- ( Rp. 5.800.000.000,- di bagi dengan 720.000 ).
Contoh 5.3 :
Sama dengan contoh 5.1 , tetapi perusahaan juga mengeluarkan saham preferen. Pada tahun
ini sebanyak 100.000 lembar saham preferen dengan nilai nominalnya sebesar Rp. 10.000,-
Dan dividen dibayar kumulatif sebesar 7% telah diotorisasi. Sebanyak 80.000 lembar
diantaranya telah beredar dengan nilai jualnya sebesar Rp. 15.000,- per lembar. Dari
penjualan saham preferen ini perusahaan mendapatkan kas sebesar Rp. 1.200.000.000,-
( 80.000 x Rp. 15.000,- ) yang terdiri dari :
Penyajian ekuitas untuk saham preferen dan saham biasa yang nampak di neraca adalah
sebagai berikut :
Contoh 5.4 :
Misalnya lamanya dividen untuk saham preferen yang berada di arrears adalah 1 tahun. Nilai
ekuitas dari saham preferen adalah sebagai berikut :
Nilai buku saham biasa adalah sebesar Rp. 8.533,- per lembarnya ( Rp. 7.000.000.000,- -
Rp. 856.000.000,- dibagi dengan 720.000 lembar saham biasa yang beredar ).
Contoh 5.5 :
Jika nilai tebus dari saham preferen di sebutkan, maka nilai ekuitas saham preferen ini di
hitung berdasarkan nilai tebusnya ( call price ) bukannya menggunakan nilai nominalnya.
Misalnya nilai tebusnya adalah sebesar Rp. 12.500,- per lembar makanilai ekuitas saham
preferen adalah sebesar :
Maka Nilai buku saham biasa adalah sebesar Rp. 8.256,- per lembarnya ( Rp. 7.000.000.000,-
-Rp. 1.056.000.000,- dibagi dengan 720.000 lembar saham biasa yang beredar ).
Notasi :
Model diskonto dividen untuk menghituk nilai intrinsik saham adalah sebagai berikut :
Notasi :