Anda di halaman 1dari 8

382 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 4, Desember 2013, Halaman 382-389

Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Multi


Representasi

Yuvita Widi Astuti


Pendidikan Fisika-Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang. Email: yuvitawidiastuti@gmail.com

Abstrak: Salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan memecahkan
masalah dalam pembelajaran fisika adalah dengan menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan ka-
rakteristik siswa dan memudahkan siswa dalam belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengem-
bangkan bahan ajar fisika SMA khususnya materi Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
menggunakan pendekatan multi representasi untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika, (2)
menguji efektifitas bahan ajar hasil pengembangan. Metode penelitian ini adalah penelitian pengem-
bangan menggunakan model Dick & Carey yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Instrumen
penelitian yang digunakan berupa angket kelayakan. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif
dan data kualitatif. Hasil uji coba menunjukkan bahwa bahan ajar hasil pengembangan dapat dikatego-
rikan sangat layak. Hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar siswa pada kelas
eksperimen memperoleh hasil tes diatas KKM, (2) hasil postes kelas eksperimen lebih besar daripada
kelas kontrol, sehingga bahan ajar dikatakan efektif, namun tidak signifikan untuk meningkatkan pe-
mahaman konsep fisika.

Kata kunci: bahan ajar, multi representasi, dinamika rotasi

P
eraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Selain faktor cara mengajar guru dalam kegiatan
Pasal 20 mengisyaratkan guru untuk mampu pembelajaran, pelajaran fisika sendiri sering dianggap
mengembangkan materi pembelajaran. Sejalan sebagai pelajaran yang sulit. Penyebab pelajaran fisi-
dengan PP tersebut, Isi Peraturan Menteri Pendidikan ka dikatakan sebagai pelajaran yang sulit, menurut
Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 ten- Goldin (dalam Lovisa, 2011) antara lain karena Fisika
tang standar proses yang mengatur perencanaan pro- menuntut siswa untuk menguasai representasi-repre-
ses pembelajaran juga mensyaratkan bagi pendidik sentasi berbeda (percobaan, grafik, konseptual/kete-
pada satuan pendidikan untuk mengembangkan ren- rangan lisan, rumus, gambar/diagram). Representasi-
cana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang salah representasi tersebut seringkali digunakan secara
satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Guru bersamaan. Siswa juga dituntut untuk mengelola pe-
diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar seba- rubahan diantara representasi-representasi ini.
gai salah satu sumber belajar yang sesuai dengan si- Bahan ajar yang dikembangkan guru seharusnya
tuasi dan kondisi sekolah, latar belakang dan potensi dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun
siswa, dan karakteristik materi yang akan diajarkan. kesulitan belajar. Di dalam bahan ajar terdapat sejum-
Pendekatan dalam pembelajaran fisika yang se- lah materi yang sulit untuk dipelajari siswa ataupun
ring dilakukan oleh guru adalah dengan mengajarkan dibelajarkan guru. Kesulitan tersebut dapat terjadi
konsep-konsep fisika dalam bentuk kumpulan definisi antara lain disebabkan materi tersebut bersifat ab-
maupun rumus. Hal ini menyebabkan siswa berusaha strak, rumit, dan asing. Untuk mengatasi kesulitan
memahami konsep hanya dengan menghafalkannya tersebut perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat.
dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan
jika menemui masalah yang berhubungan dengan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu mem-
konsep yang dimiliki (Trianto, 2007). Siswa cenderung bantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak
kurang terampil dalam menjawab soal yang sifatnya tersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto,
terbuka, namun siswa terampil menjawab soal-soal bagan, ataupun skema. Apabila materi pembelajaran
yang sifatnya tertutup dan algoritmanya jelas. cukup rumit, maka harus dapat disajikan dengan cara
382
Astuti, Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Multi... 383

sederhana, sesuai dengan tingkat berpikir siswa (Yu- benda, serta hubungan sebab akibat yang menimbul-
liati, dkk., 2010). kan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui pro-
Dari pengamatan selama mengajar di SMK, pe- sedur yang benar; (2) proses, yaitu prosedur peme-
nulis menemukan beberapa permasalahan, yaitu: (1) cahan masalah melalui metode ilmiah. Metode ilmiah
buku teks untuk pembelajaran fisika SMK jumlahnya meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperi-
sangat terbatas, (2) uraian penjelasan atau pernyataan men, pengukuran, penarikan kesimpulan; (3) produk,
dari buku teks atau rangkuman tidak lengkap dan yaitu berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4)
dapat menimbulkan kesalahan dalam pemahaman aplikasi, yaitu penerapan metode ilmiah dan konsep
konsep, sehingga menuntut adanya penjelasan yang IPA dalam kehidupan sehari-hari.
lebih rinci dari guru, (3) uraian materi dan konsep
yang disajikan mengharuskan siswa menghafal kon-
Bahan Ajar dan Pengembangannya
sep sehingga dapat membuat siswa malas belajar,
dan merasa bosan sehingga menurunkan motivasi Bahan ajar merupakan bagian dari sumber bela-
siswa, (4) selama kegiatan pembelajaran, guru lebih jar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang di-
sering menggunakan metode ceramah daripada meto- gunakan untuk membantu guru/instruktor dalam me-
de lainnya yang lebih cocok dan sesuai dengan karak- laksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
teristik bahan ajar. dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
Berdasarkan uraian di atas, pengembangan ba- tidak tertulis. Dalam website Dikmenjur dikemuka-
han ajar dilakukan. Pendekatan multi representasi kan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat mate-
digunakan dalam pengembangan bahan ajar ini karena ri/substansi pembelajaran (teaching materials) yang
konsep-konsep yang cenderung rumit dapat diseder- disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh
hanakan dengan menggunakan beberapa representa- kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan
si sekaligus. Materi Dinamika Rotasi dan Kesetim- pembelajaran. Bahan ajar memungkinkan siswa da-
bangan Benda Tegar, baik untuk SMA maupun SMK, pat mempelajari suatu kompetensi dasar atau KD
termasuk materi yang dianggap sulit, baik oleh siswa secara runtut dan sistematis sehingga secara akumu-
maupun guru. Materi ini tidak mudah untuk dipahami latif mampu menguasai semua kompetensi secara
hanya dengan menghafal rumus. Siswa yang terbiasa utuh dan terpadu (Depdiknas, 2006).
untuk menggunakan persamaan matematis saja, akan Bahan ajar memiliki beberapa fungsi antara lain
mengalami kesulitan untuk menguasai konsep Dina- sebagai: (a) pedoman bagi guru yang akan mengarah-
mika Rotasi dan menggunakannya untuk memecah- kan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,
kan masalah. Penelitian yang dilakukan Rosengrant, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang se-
dkk. (2009) menyatakan bahwa untuk memecahkan harusnya diajarkan kepada siswa, (b) pedoman bagi
soal-soal dinamika yang menuntut kemampuan siswa siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
untuk menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada sua- dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
tu benda dan menggambarkannya dalam bentuk dia- substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/di-
gram benda bebas (free body diagrams), salah satu kuasainya, dan (c) alat evaluasi pencapaian/pengua-
cara yang tepat adalah menggunakan multi represen- saan hasil pembelajaran (Depdiknas, 2006).
tasi. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi
sesuai dengan jenisnya. Jenis-jenis materi pembelajar-
Karakteristik Mata Pelajaran Fisika an dapat diklasifikasi sebagai berikut. (1) Fakta, yaitu
segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran,
Fisika sebagai bagian dari IPA meliputi dua ca- meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lam-
kupan yaitu fisika sebagai produk dan fisika sebagai bang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau
proses (Yuliati, 2008). Fisika sebagai produk adalah komponen suatu benda, dan sebagainya. (2) Konsep,
hasil temuan-temuan dari para ilmuwan yang berupa yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian
fakta, konsep, dan prinsip. Sedangkan fisika sebagai baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi
proses merupakan cara yang dilakukan dan sikap definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti atau isi,
para ilmuwan untuk memperoleh produk tersebut. dan sebagainya. (3) Prinsip, yaitu berupa hal-hal uta-
Oleh karena itu, pada hakikatnya fisika memiliki em- ma, pokok, dan memiliki posisi terpenting meliputi
pat unsur utama yaitu: (1) sikap, yaitu perasaan kei- dalil, rumus, postulat, paradigma, teorema serta hu-
ngintahuan tentang fenomena alam, makhluk hidup, bungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi
384 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 4, Desember 2013, Halaman 382-389

sebab akibat. Misalnya hukum Newton tentang gerak. jar konsep adalah terjadinya pembelajaran bermakna.
(4) Prosedur, yaitu langkah-langkah sistematis atau Hal ini sesuai dengan Arends (2008) yang menyata-
berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kro- kan bahwa saat konsep digunakan dalam kegiatan
nologi suatu sistem. Contohnya menggunakan jangka mengajar dan belajar, konsep memiliki arti yang lebih
sorong. (5) Sikap atau Nilai, contoh hasil belajar as- tepat dan mengacu pada tata cara pengkategorian
pek sikap adalah semangat dan minat belajar, nilai pengetahuan dan pengalaman dikategorisasikan.
kejujuran, dan tolong-menolong.
Bahan ajar yang dikembangkan terdiri dari kom-
Multi Representasi
ponen-komponen yaitu: petunjuk, tujuan pembelajar-
an, peta konsep, refleksi, isi (materi), gambar atau Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk
diagram atau ilustrasi, rangkuman, glosarium, soal atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili
latihan, kunci jawaban dan umpan balik, komponen atau melambangkan suatu cara (Goldin dalam Lovisa,
penilaian, dan daftar pustaka atau daftar rujukan. 2010). Representasi juga merupakan sesuatu yang
menggambarkan, mewakili, atau menyimbolkan objek
Pemahaman Konsep dan atau proses (Rosengrant, Etkina, & Heuvelen,
2007). Multi representasi dapat juga diartikan sebagai
Pengertian pemahaman menurut Bloom dalam suatu cara menyatakan suatu konsep melalui berba-
Dahar (1989) adalah kemampuan untuk menangkap gai cara, bentuk, atau format yang berbeda.
makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Pemaham- Menurut Dufresne, dkk. (2004), representasi
an merupakan hasil proses belajar mengajar yang yang khusus digunakan dalam pembelajaran fisika
mempunyai indikator individu dapat menjelaskan atau mempunyai tiga cara (modes). Ketiga cara tersebut
mendefinisikan suatu unit informasi dengan kata-kata adalah: (a) sebagai cara atau alat untuk menguraikan
sendiri. Bloom (dalam Dahar, 1989) membedakan persoalan (problems) yang terjadi ketika siswa mem-
pemahaman menjadi tiga kategori yaitu pemahaman buat atau menggambar sketsa situasi fisis dan me-
terjemah (translasi), pemahaman penafsiran (inter- lengkapi informasi, (b) sebagai pokok persoalan keti-
pretasi) dan pemahaman perluasan (ekstrapolasi). ka siswa secara eksplisit diminta untuk membuat gra-
Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1989), konsep fik atau mencari nilai suatu besaran fisis mengguna-
diperoleh dengan dua cara yaitu melalui formasi kon- kan grafik, dan (c) sebagai langkah atau prosedur
sep dan asimilasi konsep. Formasi konsep erat kaitan- formal ketika siswa diminta untuk menggambar dia-
nya dengan perolehan ilmu melalui proses induktif, gram benda bebas sebagai salah satu langkah awal
sedangkan perolehan konsep melalui asimilasi berhu- dalam menerapkan hukum Newton untuk memecah-
bungan erat dengan proses deduktif. Belajar konsep kan soal.
melibatkan proses mengonstruksikan pengetahuan Ainsworth (2006) dalam penelitiannya, menya-
dan mengorganisasikan informasi menjadi struktur- takan bahwa keefektifan penggunaaan multi repre-
struktur yang komprehensif dan kompleks. sentasi dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
Dalam hirarki belajar Gagne (Dahar, 1989) dise- tiga aspek. Aspek tersebut adalah: (a) parameter de-
butkan bahwa untuk memecahkan masalah, seorang sain yang khusus untuk mempelajari multi representa-
siswa harus mengetahui dan memahami aturan-atur- si, (b) fungsi dari multi representasi sesuai dengan
an atau prinsip-prinsip yang relevan. Aturan-aturan pembelajaran, dan (c) multi representasi terinteraksi
didasarkan pada konsep-konsep yang telah diperoleh- dalam tugas-tugas kognitif yang dilakukan oleh siswa.
nya setelah mengalami proses belajar. Pemahaman
konsep sangat penting dimiliki oleh siswa karena dapat
digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan METODE
yang ada kaitannya dengan konsep yang dimiliki. Da- Penelitian ini adalah penelitian pengembangan,
lam pemahaman konsep, siswa tidak terbatas hanya sehingga penelitian ini dirancang untuk memperoleh
mengenal tetapi siswa harus dapat menghubungkan produk yaitu bahan ajar fisika SMA, khususnya untuk
antara satu konsep dengan konsep lainnya. materi Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda
Pentingnya pemahaman konsep dalam proses Tegar dengan pendekatan multi representasi. Lang-
belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, kepu- kah-langkah penelitian pengembangan ini merujuk
tusan dan cara-cara menyelesaikan masalah. Menu- pada model pengembangan Dick & Carey (2001)
rut Trianto (2007), yang terpenting dalam proses bela- yang disesuaikan dengan kondisi penelitian yang akan
Astuti, Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Multi... 385

dilakukan. Oleh karena itu, penelitian pengembangan dengan mengelompokkan informasi-informasi data
bahan ajar ini mengambil lima langkah yaitu, (1) studi kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, sa-
pendahuluan, (2) merumuskan langkah-langkah pe- ran perbaikan yang terdapat pada angket. Data kuan-
ngembangan, (3) pengembangan bentuk awal produk, titatif dianalisis dengan perhitungan nilai rata-rata
(4) uji coba produk, dan (5) revisi produk pengem- yang diperoleh dari nilai angket kelayakan berupa 1,
bangan. 2, 3, 4. Data-data tersebut kemudian dianalisis sehing-
Uji coba produk pengembangan ini meliputi: (1) ga diperoleh tingkat kelayakan bahan ajar. Penentuan
desain uji coba, (2) subjek uji coba, (3) jenis data, (4) teknis analisis rata-rata berdasarkan pada Arikunto
instrumen pengumpulan data, dan (5) teknik analisis (2005) menyatakan bahwa untuk mengetahui pering-
data. Uji coba produk pengembangan dimaksudkan kat nilai akhir pada setiap butir angket penelitian, jum-
untuk mengukur apakah produk yang diujicobakan lah nilai yang diperoleh dibagi dengan banyaknya res-
layak dan efektif digunakan atau tidak serta kekuatan ponden yang menjawab angket penilaian tersebut.
dan kelemahan produk, melalui: (1) tanggapan oleh Kategori analisis rata-rata yang digunakan untuk me-
ahli isi/materi pelajaran, (2) uji coba perorangan, (3) nentukan tingkat kelayakan bahan ajar (Arikunto,
uji coba kelompok kecil, dan (4) uji coba lapangan. 2009) dapat dilihat pada Tabel 1.
Subjek pada tanggapan oleh ahli isi/materi ada-
lah dua dosen fisika Universitas Negeri Malang dan Tabel 1. Kategori Nilai Kelayakan
dua guru fisika SMA SMA Negeri 3 Malang dan
Rata-rata Kategori
SMA Negeri 3 Balikpapan. Subjek pada uji coba per-
3,26 – 4,00 Sangat Layak
orangan adalah tiga siswa SMA Negeri 3 Malang 2,51 – 3,25 Layak
yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Sub- 1,76 – 2,50 Kurang layak
jek pada uji coba kelompok adalah sembilan siswa 1,00 – 1,75 Tidak layak
SMA Negeri 8 Malang yang dikelompokkan dalam (Arikunto, 2009)
siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
HASIL
Subjek pada uji coba lapangan adalah siswa kelas
XI IPA 2 dan XI IPA 3 SMA Negeri 2 Balikpapan. Penyajian data hasil pengembangan bahan ajar
Jenis data yang diperoleh dari uji coba produk fisika SMA dengan pendekatan multi representasi
bahan ajar ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa SMA
kualitatif berupa tanggapan dan saran perbaikan terdiri atas deskripsi bahan ajar untuk siswa SMA
yang diperoleh dari hasil diskusi dan masukan dari kelas XI, deskripsi Panduan Guru, data hasil validasi
angket oleh subjek uji coba. Data kuantitatif diperoleh bahan ajar oleh ahli, data hasil uji perorangan, data
dari nilai angket yang diperoleh dari subjek uji coba. hasil uji kelompok kecil, dan data hasil uji lapangan.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan Deskripsi bahan ajar hasil pengembangan terdiri
data pengembangan bahan ajar ini adalah angket dan dari bagian pendahuluan dan isi. Bagian pendahuluan
tes. Angket digunakan untuk mengumpulkan data be- dari bahan ajar ini terdiri dari halaman depan (cover),
rupa penilaian dan saran dari subjek uji coba untuk kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
memperbaiki kekurangan yang ada dalam produk ba- petunjuk penggunaan bahan ajar (untuk siswa dan
han ajar hasil pengembangan. Angket yang digunakan guru), komponen isi buku siswa, pendekatan pembel-
dalam penelitian ini adalah: angket pra penelitian, ang- ajaran yang digunakan, kurikulum yang digunakan,
ket tanggapan ahli, dan angket tanggapan siswa. Tes dan peta konsep. Bagian isi dalam bahan ajar berisi
digunakan untuk mengetahui efektifitas bahan ajar sub materi pokok, kegiatan siswa, gambar, latihan
hasil pengembangan terhadap penguasaan materi soal, rangkuman, evaluasi, glosarium, dan daftar pus-
oleh siswa soal tes berbentuk objektif dan esai. taka. Materi dalam bahan ajar terbagi menjadi dua
Data yang diperoleh dalam penelitian pengem- sub materi pokok, yaitu Dinamika Rotasi dan Ke-
bangan bahan ajar ini meliputi: (1) data penilaian atau setimbangan Benda Tegar. Sebelum masuk pada sub-
tanggapan ahli, (2) data penilaian atau tanggapan per- sub materi pokok, diberikan pendahuluan yang
orangan, (3) data penilaian atau tanggapan uji kelom- bertujuan untuk memotivasi siswa. Pendahuluan ter-
pok kecil, (4) data penilaian atau tanggapan uji coba sebut berisi objek, kejadian atau peristiwa dalam
lapangan, dan (5) hasil tes yang diperoleh dari pretes kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
dan postes. Teknik analisis data deskriptif kualitatif penerapan konsep dalam sub materi yang akan
digunakan untuk mengolah data. Analisis ini dilakukan dibahas.
386 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 4, Desember 2013, Halaman 382-389

Sub materi pokok 1 adalah tentang Dinamika Berdasarkan data hasil validasi dan analisis data
Rotasi. Materi yang disajikan dibagi menjadi lima sub serta pembahasan dapat disimpulkan bahwa Bahan
pokok bahasan, yaitu torsi (momen gaya), momen Ajar Fisika SMA Kelas XI untuk Materi Dinamika
inersia, dinamika rotasi, energi kinetik, dan momen- Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar hasil pe-
tum sudut. Penyajian tiap sub pokok bahasan dalam ngembangan layak proses. Meskipun demikian, bahan
bentuk atau representasi gambar, foto, diagram bebas, ajar hasil pengembangan ini masih perlu dilakukan
verbal, dan matematis. Sub materi pokok II adalah perbaikan di beberapa bagian berdasarkan saran, kri-
Kesetimbangan Benda Tegar. Materi yang disajikan tikan, dan tanggapan dari validator sehingga dengan
dibagi menjadi dua sub pokok bahasan, yaitu kesetim- perbaikan tersebut dihasilkan produk bahan ajar hasil
bangan benda dan titik berat benda. Setiap sub pokok pengembangan yang lebih baik. Selain itu, hasil keter-
bahasan menyajikan kegiatan siswa untuk memulai bacaan siswa juga digunakan untuk perbaikan terha-
pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa dapat me- dap penggunaan kata atau istilah sulit dan kalimat
nemukan sendiri konsep yang akan dipelajari atau yang tidak dipahami oleh siswa sehingga bahan ajar
siswa dapat memecahkan permasalahan yang diberi- hasil pengembangan menjadi lebih baik.
kan. Setelah siswa melakukan kegiatan, kemudian
dijelaskan secara teori terhadap materi yang dipelajari
dengan mengaitkan pada hasil kegiatan yang dilaku- PEMBAHASAN
kan siswa atau dengan menyajikan konsep dasar atau Berdasarkan hasil penilaian, bahan ajar hasil pe-
konsep sederhana terlebih dahulu sebelum konsep ngembangan ini mendapat kriteria “Sangat Layak”
yang lebih rumit. Oleh karena itu, siswa dapat lebih untuk digunakan. Adapun kriteria yang digunakan un-
memahami materi yang diberikan dan dapat menga- tuk penilaian bahan ajar menggunakan kriteria standar
plikasikan konsep yang telah mereka pahami terha- penilaian bahan ajar dari BSNP yang meliputi penilai-
dap permasalahan lain dalam kehidupan sehari-hari. an kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kela-
Panduan Guru digunakan sebagai penuntun gu- yakan penyajian. Kriteria tingkat kelayakan bahan
ru dalam melaksanakan pembelajaran Dinamika Ro- ajar ini sesuai dengan kriteria yang disarankan dalam
tasi dan Benda Tegar dengan menggunakan pende- Arikunto (2009).
katan multi representasi. Bagian Panduan Guru ini Di dalam bahan ajar hasil pengembangan ini,
terdiri dari beberapa bagian, yaitu pendahuluan, buku uraian materi diberikan terbatas dan konsep disampai-
guru yang berisi bahan ajar siswa beserta kunci ja- kan dalam bentuk multi representasi, yaitu konsep
waban. Pendahuluan berisi halaman depan (cover), diuraikan dan disajikan dalam beberapa representasi.
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, Representasi yang digunakan dalam bahan ajar ini
petunjuk penggunaan bahan ajar untuk guru, sekilas antara lain verbal, gambar/ilustrasi/foto, diagram ben-
tentang multi representasi, kurikulum yang diguna- da bebas, dan matematis. Selain itu, multi representasi
kan, silabus, strategi pembelajaran, teknik penilaian, juga digunakan dalam memecahkan soal yang ber-
penilaian pembelajaran. Deskripsi tentang halaman kaitan dengan materi dalam Dinamika Rotasi dan
depan (cover), kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, Kesetimbangan Benda Tegar. Langkah-langkah pe-
daftar gambar, dan petunjuk penggunaan bahan ajar mecahan soal sesuai dengan penelitian yang dilaku-
untuk guru adalah sama dengan deskripsi pada bahan kan oleh Gaigher, dkk. (2007).
ajar untuk siswa. Langkah-langkah penyajian materi untuk pema-
Data hasil validasi bahan ajar Dinamika Rotasi haman konsep di dalam bahan ajar ini adalah: (1)
dan Kesetimbangan Benda Tegar untuk SMA kelas siswa diajak untuk memperhatikan suatu uraian mate-
XI diperoleh dari validator. Data kuantitatif dianalisis ri atau gambar/foto untuk diobservasi sebagai peng-
dengan perhitungan nilai rata-rata dari angket penilai- antar kepada suatu masalah, (2) uraian materi yang
an yang menggunakan skala bertingkat yaitu 1, 2, 3, berhubungan dengan masalah sebelumnya disampai-
4. Nilai setiap aspek yang diukur kemudian dianalisis kan dalam bentuk verbal, gambar, diagram benda be-
sehingga diperoleh tingkat kelayakan bahan ajar hasil bas, dan persamaan matematis, (3) siswa menganali-
pengembangan. Skor penilaian kelayakan di setiap sis pemecahan soal melalui contoh soal yang penyele-
aspek dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, saiannya ditulis secara runtut dimulai dengan repre-
dan Tabel 5. Dari uji coba lapangan untuk mengetahui sentasi verbal dilanjutkan dengan penggambaran soal
keefektifan bahan ajar hasil pengembangan diperoleh verbal tersebut dalam representasi gambar dan atau
nilai pretes dan postes seperti pada Tabel 6. diagram benda bebas, selanjutnya penyelesaian se-
Astuti, Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Multi... 387

Tabel 2. Skor Penilaian Aspek Kelayakan Isi Bahan Ajar Hasil Pengembangan
Validator
No Aspek yang dinilai Rata-rata Kategori
V1 V2 V3 V4
Kesesuaian Materi dengan SK dan
1 3,50 4,00 4,00 4,00 3,88 Sangat Layak
KD
2 Keakuratan Materi 4,00 3,00 4,00 4,00 3,75 Sangat Layak
3 Materi Pendukung Pembelajaran 3,50 4,00 4,00 4,00 3,88 Sangat Layak
Kesesuaian Spesifikasi Produk
4 3,50 3,00 4,00 4,00 3,63 Sangat Layak
dengan Hasil yang Diharapkan
Nilai Rata-rata total 3,63 3,50 4,00 4,00 3,78 Sangat Layak
Keterangan : V1 = Validator 1 V2 = Validator 2 V3 = Validator 3 V4 = Validator 4

Tabel 3. Skor Penilaian Aspek Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar Hasil Pengembangan

Validator
No Aspek yang dinilai Rata-rata Kategori
V1 V2 V3 V4
1 Kesesuaian dengan perkembangan
3,50 3,00 4,00 4,00 3,63 Sangat Layak
Siswa
2 Penggunaan Istilah dan
3,00 2,50 4,00 4,00 3,38 Sangat Layak
Simbol/Lambang
Nilai Rata-rata total 3,25 2,75 4,00 4,00 3,50 Sangat Layak
Keterangan : V1 = Validator 1 V2 = Validator 2 V3 = Validator 3 V4 = Validator 4

Tabel 4. Skor Penilaian Aspek Kelayakan Penyajian Bahan Ajar Hasil Pengembangan

Validator
No Aspek yang dinilai Rata-rata Kategori
V1 V2 V3 V4
1 Teknik Penyajian 3,00 4,00 4,00 4,00 3,75 Sangat Layak
2 Penyajian Pembelajaran 4,00 3,00 3,50 3,00 3,38 Sangat Layak
3 Kelengkapan Penyajian 3,33 4,00 4,00 4,00 3,75 Sangat Layak
Nilai Rata-rata total 3,67 3,50 3,75 3,50 3,60 Sangat Layak
Keterangan : V1 = Validator 1 V2 = Validator 2 V3 = Validator 3 V4 = Validator 4

Tabel 5. Skor Penilaian Kelayakan Bahan Ajar Hasil Pengembangan


Validator
No Aspek yang dinilai Rata-rata Kategori
V1 V2 V3 V4
1 Kelayakan Isi 3,63 3,50 4,00 4,00 3,78 Sangat Layak
2 Kelayakan Kebahasaan 3,25 2,75 4,00 4,00 3,50 Sangat Layak
3 Kelayakan Penyajian 3,67 3,50 3,75 3,50 3,60 Sangat Layak
Nilai Rata-rata total 3,52 3,25 3,92 3,83 3,63 Sangat Layak
Keterangan : V1 = Validator 1 V2 = Validator 2 V3 = Validator 3 V4 = Validator 4

Tabel 6. Nilai Pretes dan Postes Uji Coba Lapangan

Rata-rata Nilai Pre Tes Rata-rata Nilai Pos Tes


Kelas Kontrol 5,06 7,07
Kelas Eksperimen 5,68 8,36

cara matematis, kemudian diakhiri dengan interpretasi berpikirnya terutama dalam menganalisis gambar ma-
berbentuk verbal dari jawaban soal, (4) siswa diminta upun mengubah bentuk verbal menjadi gambar, se-
menyebutkan atau menunjukkan contoh objek atau hingga siswa tidak hanya menghapal rumus tanpa
peristiwa yang merupakan penerapan konsep dalam mengetahui arti fisis dari rumus tersebut. Kemampu-
kehidupan sehari-sehari, dan (5) siswa mengerjakan an untuk mengubah representasi verbal menjadi re-
latihan soal menggunakan langkah-langkah penyele- presentasi gambar maupun diagram bebas, menurut
saian seperti dalam contoh soal. Anderson, dkk. (2001) menunjukkan tingkat kemam-
Keunggulan produk bahan ajar Dinamika Rotasi puan siswa dalam ranah kognitif C6 (create) di dalam
dan Kesetimbangan Benda Tegar adalah sebagai be- taksonomi Bloom. Kemampuan siswa menerjemah-
rikut. (1) Siswa lebih mengoptimalkan kemampuan kan sesuatu dari bentuk abstrak ke bentuk yang lebih
388 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 4, Desember 2013, Halaman 382-389

konkrit dan menerjemahkan simbol ke dalam bentuk strategi pembelajaran guna mengetahui tingkat efekti-
lain, menurut Bloom (dalam Dahar, 1989) merupakan vitas penerapannya di dalam proses pembelajaran
indikator hasil proses pembelajaran dalam hal pema- secara lebih signifikan.
haman translasi. (2) Langkah-langkah dalam peme- Untuk penelitian pengembangan selanjutnya di-
cahan soal menggunakan multi representasi dilaku- sarankan untuk mengembangkan bahan ajar dengan
kan secara runtut dan lengkap dengan representasi pendekatan multi representasi pada topik lain, bahan
gambar dan representasi diagram bebas, selain peng- ajar dengan topik dinamika rotasi dan kesetimbangan
gunaan representasi matematis yang biasa dilakukan benda tegar ini dapat digunakan sebagai rujukan.
siswa. Hal ini terbukti mampu meningkatkan kemam-
puan siswa dalam memecahkan soal sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Kohl, dkk. (2006, DAFTAR RUJUKAN
2007), Gaigher, dkk. (2007), Ayesh, dkk. (2010). (3) Ainsworth, S. 2006. DeFT: A Conceptual Framework For
Model pembelajaran inkuiri, kooperatif dan PBL digu- Considering Learning with Multiple Representa-
nakan dalam langkah-langkah pembelajaran. Oleh tions. Nottingham: School of Psychology and
karena itu, setiap pembahasan materi atau konsep Learning Sciences Research Institute University
diawali dengan siswa melakukan kegiatan terlebih of Nottingham, 16(3), 183-196.
dahulu atau siswa diberikan permasalahan yang ter- Anderson, L, Krathwohl, D. (Eds.). 2001. A Taxonomy for
kait dengan fenomena sehari-hari yang dilakukan de- Learning, Teaching and Assessing: A Revision of
ngan cara diskusi dan kerja kelompok (Trianto, 2007). Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. Addi-
Dari hasil perhitungan dalam uji coba lapangan, son Wesley: Longman, Inc.
diperoleh hasil t hitung sebesar 2,32 dan t tabel 1,67, Arends, L. 2008. Learning to Teach (Seventh Edition).
menunjukkan bahwa bahan ajar ini efektif untuk me- New York: Mc.Graw Hill Companies.
ningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembel- Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekat-
ajaran fisika, meskipun tidak signifikan. Efektivitas an Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
bahan ajar ditunjukkan dengan meningkatnya hasil Arikunto, S, Jabar, C. 2009. Evaluasi Program Pendidik-
belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil pencapaian an. Jakarta: Bumi Aksara.
siswa terhadap nilai KKM dan perbedaan hasil antara Ayesh, N. Qamhieh1, N. Tit1, Abdelfattah, F. 2010. The
pretes dan postes antara kelas kontrol dan kelas ek- Effect of Student Use of the Free-Body Diagram
sperimen. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman Representation on Their Performance. Internation-
siswa terhadap konsep Dinamika Rotasi dan Kese- al Educational Research Journal, (Online), 1(10):
timbangan Benda Tegar menjadi lebih baik dengan 505-511, diakses tanggal 25 September 2011.
menggunakan bahan ajar hasil pengembangan. Dahar, R. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud
Dirjen Dikti P2LPTK.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
SIMPULAN & SARAN Jakarta: BSNP.
Simpulan Dick, W, Carey, L, & Carey, J. 2001. The Systematic Design
of Instruction, fifth edition. New York: Longman.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa bahan ajar Dufresne, R, Gerace, W, Leonard, W. 2004. Solving
hasil pengembangan secara teoritis dapat dikategori- Physics Problems with Multiple Representation,
kan sangat layak digunakan dalam pembelajaran fisi- (Online), (http://srri.umass.edu/files/dufresne-
ka khususnya topik Dinamika Rotasi dan Kesetim- 1997spp.pdf), diakses tanggal 18 April 2011.
bangan Benda Tegar. Dari hasil uji coba lapangan Gaigher, E, Rogan, J, and Braun, M. 2007. Exploring the
diketahui bahwa bahan ajar ini efektif, namun tidak Development of Conceptual Understanding
signifikan meningkatkan pemahaman konsep dan ke- through Structured Problem-Solving in Physics,
mampuan memecahkan soal fisika siswa SMA. OpenUP, (Online), University of Pretoria South
Africa, diakses tanggal 20 Oktober 2011.
Kohl, P, Finkelstein, N. 2006. Effects of Instructional Envi-
Saran ronment on Physics Students’ Representational
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk Skills. Physical Review Special Topics. Physics
Educations Research 4.010102, diakses tanggal
dilakukan penelitian tentang uji coba empiris yang
27 Pebruari 2011.
lebih memadai, baik dalam jumlah pertemuan maupun
Astuti, Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Multi... 389

Kohl, P, Rosengrant, D, Finkelstein, N. 2006. Comparing Representations, (Online), (http://www.compadre.


Explicit and Implicit Teaching of Multiple Repre- org/per/items/detail.cfm?ID=5264), diakses 27 Fe-
sentation Use in Physics Problem Solving, (On- bruari 2011.
line), (http://www. compadre.org/per/items/detail. Rosengrant, D, Van Heuvelen, A, Etkina, E. 2009. Do Stu-
cfm?ID=5265), diakses tanggal 27 Pebruari 2011. dents Use and Understand Free-Body Diagrams?
Kohl, P, Finkelstein, N. 2007. Expert and Novive Use of Physics Education Research 5, 010108 (2009),
Multiple Representations During Physics (Online), diakses tanggal 10 Agustus 2011.
Problem Solving, (Online), (http://www.compadre. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Ber-
org/per/items/detail.cfm?), diakses tanggal 27 Fe- orientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
bruari 2011. Pustaka.
Kohl, P, Rosengrant, D, Finkelstein, N. 2007. Strongly and Wong, D, Poo, S, Hock, N, Kang, W. 2009. Learning with
weakly Directed Approaches to Teaching Multiple Multiple Representation: an Example of a Revi-
Representation Use in Physics. Physical Review sion Lesson in Mechanics, (Online), (Arxiv.org/
Special Topics. Physics Educations Research 3. pdf/1207.0217), diakses tanggal 10 Juli 2012.
010108, (Online), diakses tanggal 27 Pebruari 2011. Yuliati, L. 2009. Model-Model Pembelajaran Fisika (Teori
Lovisa, U. 2011. Penggunaan Pendekatan Multi Repre- dan Praktek). Malang: Lembaga Pengembangan
sentasi pada Pembelajaran Konsep Gerak untuk Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) Universitas
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mem- Ne-geri Malang.
perkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP. Tesis Yuliati, L, Wartono, Muhardjito, Haryoto, D, Asim, Suyudi,
tidak diterbitkan. Bandung: Pascasarjana Universi- A, Purwaningsih, E, Sugiyanto. 2010. Panduan
tas Pendidikan Indonesia. Penyusunan Perangkat Pembelajaran Fisika.
Rosengrant, D, Etkina, E, Van Heuvelen, A. 2007. An Malang: Program Studi Fisika Fakultas MIPA Uni-
Overview of Recent Research on Multiple versitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai