Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 12 No 1 Agustus 2014

GAMBARAN KADAR KALIUM PADA PENDERITA


DIABETES MELITUS TIPE 2

Rianti Nurpalah, Dini Aryanti

ABSTRAK

Diabetes mellitus adalah penyakit dimana kadar gula dalam darah meninggi sehingga kelebihan
gula ini kalau kadarnya cukup tinggi dapat melalui ginjal dan keluar didalam air kencing. Kalium
adalah Kation interaseluler utama, dan memainkan peranan penting pada metabolisme sel. Beberapa
faktor hormonal dapat berperan penting dalam homeostasis kalium diantaranya hormon insulin. Bila
glikogen disimpan di dalam sel, maka K + disimpan secara bersamaan didalam sel tersebut. Kebalikan
juga benar, K+ dilepaskan kedalam cairan ekstraseluler bila glikogen dipecah.Telah dilakukan
penelitian mengenai pemeriksaan kadar kalium pada penderita Diabetes mellitus tipe 2 yang dilakukan
pemeriksaan sebanyak 20 sampel. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kalium pada
penderita Diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pengumpulan
data diperoleh dari studi literature dan pemeriksaan laboratorium. Data sekunder riwayat penyakit
Diabetes diperoleh dari Pihak Rumah sakit dan Pemeriksaan kadar kalium dilakukan dengan metode
Ion Selektif Elektrode. Kesimpulanya, berdasarkan hasil pemeriksaan pada sampel serum dari 20
sampel penderita Diabetes Mellitus di dapat 16 pasien (80 %) Hipokalemia, 2 pasien (10 %)
Hiperkalemia, dan 2 pasien (10 %) kaliumnya normal. hal ini menunjukan bahwa pada penderita
Diabetes Mellitus tipe 2 yang diperiksa sebagian besar mengalami hipokalemia.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Kalium.

I. PENDAHULUAN ini (International Diabetes Federation,


Data di tahun 2003 menunjukan 2005).
dari jumlah total 3,8 miliar penduduk Sekarang ini usia penderita
dunia, diperkirakan sekitar 194 juta (5,1%) diabetes cenderung menurun, muncul pada
yaitu sekitar berusia 20-79 tahun usia diantara 45-50 tahun, yang notabene,
menderita diabetes. Angka ini meningkat merupakan usia produktif. Betapa dahsyat
terus menerus sampai mencapai angka dampak penyakit diabetes terhadap
sekitar 333 juta (6,3%) penduduk dunia produktivitas masyarakat, jika nanti tahun
pada 2025. Diabetes merupakan penyebab 2025 diseluruh dunia diperkirakan
kematian keempat atau kelima di sebagian terdapat lebih dari 300 juta penderita
besar negara maju, dan penyakit ini diabetes dengan berbagai persoalan yang
terbukti merupakan epidemi di negara - mereka hadapi. Sementara itu menurut
negara berkembang yang prevalensinya WHO (World Health Organization) 1998,
meningkat dari 4,2% menjadi 5,6%. datanya lebih fantastis, diperkirakan
Peningkatan ini terutama di akibatkan oleh jumlah penderita diabetes di Indonesia
pertumbuhan, proses penuaan, pola makan akan meningkat hampir 250% dari 5 juta
yang tidak sehat, obesitas dan gaya hidup pada 1995 menjadi 12 juta pada 2025.
sedentaris (kurang olahraga), tak Data WHO 2002, 10 negara dengan
dipungkiri lagi diabetes merupakan penderita diabetes mellitus terbasar di
problem kesehatan diabad dua puluh satu dunia adalah India, China, Amerika

214
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 12 No 1 Agustus 2014

Serikat, Indonesia, Jepang ,Pakistan, kalium serum menunjukan perubahan


Rusia, Brazil, Italia, dan Bangladesh. pada kalium CES (Cairan ekstraseluler),
Indonesia menempati peringkat keempat. tidak selalu pada kadar tubuh total. Pada
Hal yang lebih mencemaskan lagi insidens ketoasidosis diabetic sebagai contoh
diabetes ini 75% terjadi di Asia Afrika kalium dalam jumlah besar dapat hilang
utamanya Asia Tenggara yang padat pada urine Karena diureisis osmotic
penduduk , termasuk Indonesia (Munadjad akibat glukosa (Horne dan Swearingen
Iskandar.2010:184-186). .1995:97-98).
Diabetes mellitus merupakan Selain berperan penting dalam
suatu penyaki kronis yang disebabkan oleh dalam mempertahankan fungsi
+
faktor keturunan, karena didapat atau neuromuscular yang normal, K adalah
keduanya bersamaan, yang mengakibatkan suatu kofaktor yang penting dalam
berkurangnya produksi insulin oleh sejumlah proses metabolik. Homeostasis
prankeas atau insulin yang dihasilkan K+ tubuh dipengaruhi oleh distribusi
tidak efektif. Insulin sendiri dibutuhkan kalium antara ECF (Extra Celuler Fluid)
untuk mengendalikan kadar glukosa dalam dan ICF (Intra Celuler Fluid), juga
darah dengan menyalurkannya kedalam keseimbangan antara asupan dan
sel-sel tubuh yang membutuhkan. Karena pengeluaranya. Beberapa faktor hormonal
adanya gangguan produksi dan atau dan nonhormonal juga berperan penting
efektifitas insulin kurang, maka pada dalam pengaturan ini, termasuk
penderita diabetes terjadi peningkatan aldosteron, katekolamin, insulin, dan
kadar glukosa dalam darah variable asam basa (Price dan Wilson
(hiperglikemia). Peningkatam konsentrasi .2003:341).
glukosa dalam darah dapat mengganggu Mengingat pentingnya
berbagai sistem dalam tubuh kita, keseimbangan cairan dan elektrolit pada
khusunya pembuluh darah dan persarafan. penderita diabetes mellitus serta perlunya
Di Indonesia, orang dikatakan diabetes penanganan yang tepat maka peneliti
bila pada pemeriksaan kadar glukosa tertarik untuk melakukan penelitian
darah sewaktu mencapai 200 mg/dl atau tentang profil elektrolit pada pasien
lebih atau kadar glukosa darah puasa diabetes mellitus. Dengan mengetahui
mencapai 126 mg/dl (Munadjad gambaran profil elektrolit kalium
Iskandar.2010:184). diharapkan dapat dilakukan pemberian
Hiperkalemia (kadar kalium serum cairan elektrolit yang tepat agar dapat
>5,0 mEq/L) terjadi karena peningkatan mengurangi bahaya dan resiko adanya
masukan kalium, penurunan ekresi urin perpindahan kalium pada penderita
terhadap kalium, atau gerakan kalium diabetes mellitus.
keluar dari sel-sel. Perubahan pada kadar

215
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 12 No 1 Agustus 2014

II. METODOLOGI PENELITIAN e. Tusuklah kulit dengan jarum dan


Metode penelitian yang digunakan semprit dalam tangan kanan sampai
hanya bersifat deskriptif dimana peneliti ujung jarum masuk ke dalam lumen
akan menggambarkan kadar kalium pada vena.
penderita penyakit Diabetes Melitus tipe f. Lepaskan atau regangkan
2. Data diperoleh dari hasil studi literatur, pembendungan dan perlahan-lahanlah
pengamatan di lapangan, analisa tarik pengisap semprit sampai jumlah
laboratorium dan data kuisoner pada darah yang dikehendaki didapat.
penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk g. Lepaskan pembendungan jika masih
dilihat gambaran kaliumnya. terpasang.
A. Alat h. Taruhlah kapas di atas jarum dan
Alat-alat yang digunakan pada cabutkan semprit dan jarum itu.
penelitian adalah sentrifuge, mikropipet, i. Mintalah kepada pasien supaya tempat
spuit, Comley Elektrolit, rak tabung, tusukan itu ditekan selama beberapa
tabung, tip dan wadah sampel. menit dengan kapas tadi.
B. Bahan j. Angkatlah jarum dari semprit dan
Bahan-bahan yang digunakan alirkanlah (jangan semprotkan) darah
pada penelitian adalah alcohol, kapas, ke dalam wadah atau tabung yang
serum control, sampel dan kit reagen tersedia melalui dinding.
kalium. (Gandasoebrata, 2010:7).
C. Prosedur Kerja 2. Pembuatan Serum
1. Pengambilan Darah Untuk pemeriksaan kimia klinik
a. Bersihkanlah vena dengan alkohol 70% umumnya digunakan serum. Serum adalah
dan biarkan sampai menjadi kering. cairan yang terperas dari bekuan yang
b. Pasanglah tourniquet pada lengan atas berwarna kuning muda, oleh karena dalam
dan mintalah pasien untuk mengepal proses pembekuan darah fibrinogen
dan membuka tangannya berkali-kali diubah menjadi fibrin, maka serum tidak
agar vena terlihat jelas. mengandung fibrinogen lagi, tetapi zat-zat
c. Pembendungan vena tidak perlu yang lain masih terkandung didalamnya.
dengan ikatan erat-erat, bahkan Berikut cara pembuatannya :
sebaiknya hanya cukup erat untuk 1. Siapkan alat dan bahan yang
memperlihatkan dan agak menonjolkan dibutuhkan.
vena. 2. Ambil darah dari pembuluh vena
d. Tegangkanlah kulit di atas vena itu sebanyak 3 mL (atau sesuai yang
dengan jari-jari tangan kiri supaya vena diperlukan).
tidak dapat bergerak.

216
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 12 No 1 Agustus 2014

3. Masukan darah kedalam tabung reaksi aspirasi sampel, selang aspirasi


atau tabung sentrifius lewat dinding bersihkan dengan tisu, pintu tutup
tabung. kembali.
4. Darah yang telah didapatkan tersebut e. Tunggu selama 50 detik, kemudian
didiamkan selama 15-30 menit. catat hasil.
5. Kemudian di sentrifuge selama 20 Nilai Normal
menit pada 3000 rpm. a. Nilai normal untuk Kalium adalah 3,5
6. Serum yang telah terpisah dipipet, - 5,1 mmol/L
masukan ke dalam tabung/vial dengan b. Nilai Kritis : < 2,5 mmol/L atau ≥ 6,5
clinipet, lakukan pemeriksaan mmol/L
(Gandasoebrata, edisi 16. 2010:61). c. Nilai Rujukan : Dewasa : 3,5 – 5,1
3. Prosedur Pemeriksaan Kalium mmol/L
Pemeriksaan Kalium (M. Djamil, 2012:82)
menggunakan metode Ion Selektif
Elektrode (ISE) dengan prinsip kombinasi III. HASIL PENELITIAN
antara elektroda berbanding dengan ion Pada penelitian ini sebelum
selektif elektroda yang kontak dengan dilakukan pemeriksaan pada sampel,
larutan ion, akan menimbulkan aliran dilakukan terlebih dahulu kualitas kontrol
listrik yang sebanding dengan konsentrasi dengan menggunakan kontrol serum,
ion dalam sampel. Potensial elektroda dengan tujuan untuk memastikan bahwa
berbanding adalah konstan sedangkan ion semua aspek yang terlibat dalam
selekif elektroda bervariasi tergantung dari pemeriksaan sudah dalam kondisi baik dan
aktivitas ion dalam sampel, dengan siap pakai.
tahapan pemeriksaan sebagai berikut : Dari hasil pemeriksaan pada kontrol
a. Setelah menu utama pada layar serum nilai yang diperoleh masih berada
tampil, maka alat siap untuk dalam batas range yang ditetapkan, karena
digunakan pemeriksaan sampel. hasil pemeriksaan serum kontrol untuk
b. Pipet serum sebanyak 200ul masukan kalium yaitu 7,1 mmol/L (bulan Februari)
kedalam cup. dan 7,1 mmol/L (bulan Maret) serta 7,1
c. Nyalakan alat lakukan daily mmol/L (bulan April) sedangkan rangenya
maintenance ( alat akan melakukan adalah 6,7 – 7,3 mmol/L.
kalibrasi secara otomatis setiap 3 jam Setelah dilakukan penelitian yaitu
sekali). pemeriksaan kalium pada 20 sampel
d. Setelah terlihat display Na, K , Cl, Ca pasien penderita Diabetes Mellitus
Ready, kemudian buka pintu sampel, didapatkan hasil sebagai berikut:

217
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 12 No 1 Agustus 2014

Tabel 5.1
Hasil Pemeriksaan Kalium Pada penderita Diabetes
Kode Hasil Pemeriksaan Keterangan
Sampel
Glukosa Darah Sewaktu Hasil Kalium
1 389 mg/ dl 3,7 mmol/L Normal
2 225 mg/ dl 5,2 mmol/L Hiperkalemia
3 476 mg/ dl 2,2 mmol/L Hipokalemia
4 297 mg/ dl 3,2 mmol/L Hipokalemia
5 450 mg/ dl 3,2 mmol/L Hipokalemia
6 279 mg/ dl 3,0 mmol/L Hipokalemia
7 221 mg/ dl 3,1 mmol/L Hipokalemia
8 247 mg/ dl 3,3 mmol/L Hipokalemia
9 334 mg/ dl 2,9 mmol/L Hipokalemia
10 285 mg/ dl 3,2 mmol/L Hipokalemia
11 360 mg/ dl 3,0 mmol/L Hipokalemia
12 238 mg/ dl 2,8 mmol/L Hipokalemia
13 360 mg/ dl 5,8 mmol/L Hiperkalemia
14 261 mg/ dl 3,4 mmol/L Hipokalemia
15 > 500 mg/ dl 4,3 mmol/L Normal
16 228 mg/ dl 2,7 mmol/L Hipokalemia
17 468 mg/ dl 2,6 mmol/L Hipokalemia
18 227 mg/ dl 3,2 mmol/L Hipokalemia
19 205 mg/ dl 1,8 mmol/L Hipokalemia
20 277 mg/ dl 3,1 mmol/L Hipokalemia

Nilai Normal Gula darah sewaktu : < 200 mg/ dl


Nilai Normal Kalium : 3,5 – 5,1 mmol/ L

Dari Hasil penelitian dilakukan Diabetes Mellitus tipe 2 yang dilakukan


pengolahan data yang diperoleh, dihitung terhadap 20 sampel didapat hasil 16 pasien
prosentasenya sebagai berikut (Sudjana, (80 %) mengalami Hipokalemia, dua
2002 : 204 ) : pasien (10 %) Hiperkalemia, dan dua
𝑥 pasien (10 %) kaliumnya Normal.
𝜋 = × 100%
𝑛
Diketahui : IV. PEMBAHASAN
X = (jumlah sampel dengan Hipokalemia/ Berdasarkan hasil pemeriksaan pada
Hiperkalemia/ Kalium Normal )
n = ( jumlah populasi ) sampel serum penderita Diabetes Mellitus
𝜋 = ( jumlah yang dicari ) tipe 2 yang dilakukan pada 20 sampel, di
% sampel Hipokalemia :
16 dapat hasil 16 pasien (80 %) mengalami
= × 100 %
20
= 80% Hipokalemia, dua pasien (10 %)
% sampel Hiperkalemia : mengalami Hiperkalemia, dan dua pasien
2
= 20 × 100 % (10 %) Kaliumnya Normal.
= 10 %
% sampel Normal : Pada pasien yang diperiksa
2
= 20 × 100 % % tersebut sebanyak 16 orang yang
= 10% dinyatakan hipokalemia, 8 pasien pernah
Maka berdasarkan hasil
di nyatakan memiliki diabetes mellitus dan
pemeriksaan Kalium pada penderita
8 pasien lainnya baru mengetahui bahwa
218
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 12 No 1 Agustus 2014

mereka menderita diabetes mellitus pada pemeriksaan ternyata pasien telah


saat penelitian dilakukan. Pada saat mengkonsumsi minuman yang dapat
dilakukan pemeriksaan, Glukosa darah menyebabkan glukosa darah sewaktu
sewaktunya mencapai 221 – 468 mg/dl. meningkat, sedangkan pasien yang
Dari 16 pasien tersebut diantaranya ada glukosanya mencapai 500 mg/dl, dari
yang disertai diare, penyakit ginjal dan keterangan yang di dapat pada saat
stroke, yang merupakan pasien dengan melakukan pemeriksaan, pasien tersebut
sakit berat yang tidak dapat makan atau tidak mengkonsumsi obat penurun
minum melalui mulut sehingga menderita glukosa, yang menyebakan glukosa darah
hipokalemia, dimana hipokalemia sedang sewaktu meningkat. Kedua pasien hanya
dapat disebabkan oleh kurangnya asupan disertai penyakit lambung, dan pemilihan
kalium dalam makanan sehari-hari atau makanan yang cukup baik seperti
dapat juga disertai kehilangan melalui konsumsi buah-buahan yang merupakan
saluran cerna atau ginjal sehingga sumber kalium yaitu buah pisang, hal ini
menyebabkan Hipokalemia. menyebabkan pasien memiliki kadar
Sejumlah 2 pasien yang kaliumnya normal.
diperiksa yaitu sebanyak 10 % dari 20 Keadaan kalium menurun dapat
sampel yang diambil mempunyai kadar terjadi apabila pasien glukosanya sedang
kalium yang tinggi, glukosa darah sewaktu mengalami kenaikan dan akan signifikan
dari pasien tersebut mencapai kadar 225 jika pasien juga mengalami beberapa
dan 360 mg/dl. Pasien tersebut mengalami penyakit yang dapat mempengaruhinya,
DM yang disertai dengan adanya penyakit walaupun pada dasarnya sekalipun orang
jantung, hipertensi, dan gangguan fungsi yang hanya memiliki penyakit DM saja
ginjal (terdapat peningkatan ureum dan tanpa pengaruh dari penyakit lain yang
creatinin), dimana pada penyakit ginjal dapat mempengaruhi, keadaan kaliumnya
adanya Oliguria yang berlanjut menjadi dapat memgalami penurunan. Untuk itu
Anuria dapat menyebabkan penurunan perlu pemberiaan asupan makanan dan
eksersi urin terhadap kalium, dan pada cairan yang cukup untuk menjaga
kardiovaskuler terjadi Disritma jantung, kesetimbangan kalium, agar kalium tetap
Bradikardia, sehingga menyebabkan ada dalam keadaan normal.
Hiperkalemia.
V. SIMPULAN DAN SARAN
Pada pasien diabetes mellitus
A. Simpulan
yang diperiksa kadar kaliumnya, 2 pasien
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada
diantaranya yaitu sebanyak 10%
sampel serum yang dilakukan untuk
mencapai glukosa darah sewaktu 389 dan
mengetahui gambaran kalium pada
500mg/dl. Pasien yang glukosa darah
penderita Diabetes Melitus tipe 2, dari 20
sewaktunya mencapai 389 mg/dl pada saat

219
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 12 No 1 Agustus 2014

sampel yang diperiksa di dapat 16 pasien http://www.searchqu.com/web?src=derr&


(80 %) mengalami Hipokalemia, dua appid=390&systemid=406&q=http
pasien (10 %) Hiperkalemia, dan dua %3A%2F%2Fprodia.co.id%2Fpem
pasien (10 %) mempunyai kadar kalium eriksaan-penunjang, diakses tanggal
yang normal, hal ini menunjukan bahwa 28 Desember 2012
pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 International Diabetes Feederation , 2005.
sebagian besar mengalami Hipokalemia. Health Triad (Body, Mind, and
B. Saran System). PT Elex Media
1. Diharapkan dapat dilakukan Komputindo; Jakarta, 2010
pemeriksaan jenis elektrolit yang lain Jhon C.Vanatta dan Morriss J. Fogelman,
pada penderita Diabetes Mellitus, Moyer Keseimbangan Cairan dan
untuk mengetahui gambaran Elektrolit. Binarupa Aksara; Ciputat
keseimbangan cairan tubuh. Tanggerang, 2010
2. Diharapkan pemeriksaan elektrolit Mima Horne, Keseimbangan Cairan,
khususnya kalium dianjurkan untuk Elektrolit, dan Asam Basa.
dijadikan sebagai pemeriksaan Kedokteran EGC; Jakarta, 2000
tambahan pada penederita diabetes Munadjad Isakandar, Health Triad (Body,
mellitus tipe 2 untuk menghindari Mind, and System). PT Elex Media
gangguan kesetimbangan cairan Komputindo; Jakarta, 2010
tubuh. R.Gandasoebrata, Penuntun
Laboratorium Klinik. Dian Rakyat;
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: 2003
Arjatmo, 2002. Kolesterol, Diabetes
Sri Dewanti. Kolesterol, Diabetes Mellitus
Mellitus & Asam Urat. Kawan Kita;
& Asam Urat. Kawan Kita; .
Klaten-Jawa Tengah, 2010
Klaten-Jawa Tengah, 2010
Dr. Jantakasihaeng, Hidup Sehat. Kompas.
Sudjana, Metode Statistika, Edisi Revisi
Jakarta, 2000.
Cetakan 6, Tarsito; Bandung, 2002
Horne dan Swearingen. Ilmu Penyakit
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson.
Dalam. Kedokteran EGC; Jakarta,
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
1995
proses Penyakit. Buku Kedokteran
http://kojoholic.blogspot.com/2010/04/seg
EGC; Jakarta, 2003
men-st-pada-penyakit-jantung.html.
diakses tanggal 11 juli 2013

220

Anda mungkin juga menyukai