2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penduduk lanjut usia (lansia) merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan kita. Siapapun pasti akan mengalami masa fase lansia
tersebut. Menurut data pusat statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah
sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun
1990, jumlah penduduk lansia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 persen. Data
terbaru menunjukkan bahwa jumlah lansia di Indonesia diperkirakan akan mencapai 9,7%
atau sejumlah 23,9 juta jiwa pada tahun 2010 dan meningkat lagi secara signifikan sebesar
11.4 persen atau sebanyak 28,8 juta jiwa pada tahun 2020. Hal ini berkorelasi positif dengan
peningkatan kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang
kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat
Indonesia. Pada tahun 1980, angka harapan hidup masyarakat Indonesia hanya sebesar
52,2 tahun. Sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 59,8 tahun pada tahun 1990 dan
satu dasawarsa berikutnya naik lagi menjadi 64,5 tahun.'iperkirakan pada tahun 2010 usia
harapan hidup penduduk Indonesia akan mencapai 67,4 tahun. bahkan pada tahun 2020
diperkirakan akan menc apai 71,1 tahun. dengan data data tersebut, maka diperkirakan 10
tahun kedepan struktur penduduk Indonesia akan berada pada struktur usia tua.
Meningkatnya populasi lansia ini membuat pemerintah perlu merumuskan kebijakan
dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia sehingga dapat berperan
dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat. undang undang nomor 13
tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia menetapkan bahwa batasan umur lanisa di
Indonesia adalah 60 tahun ke atas. berbagai kebijakan dan program yang dijalankan
pemerintah diantaranya tertuang dalam peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2004 tentang
pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia, yang antara lain meliputi : 1)
pelayanan keagamaan dan mental spiritual seperti pembangunan sarana ibadah dengan
pelayanan aksesibilitas bagi lanjut usia: 2) pelayanan kesehatan melalui peningkatan upaya
penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan geriatric/ gerontologik; 3)
pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam penggunaan
fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan, penyediaan
fasilitas rekreasi dan olahraga khusus; 4) kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum,
seperti pelayanan administrasi pemerintah (kartu tanda penduduk seumur hidup), pelayanan
kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk
pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket rekreasi,
penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata
khusus, mendahulukan para lansia.
untuk mempertahankan kualitas hidup, tetap aktif dan produktif, lansia membutuhkan
kemudahan dalam berakti3itas dan pemahaman tentang lingkungan aktifitas. kemudahan
beraktifitas akan membantu lansia melakukan kegiatannya tanpa hambatan, menggunakan
energi minimal dan menghindari edera. Pemahaman terhadap lingkunagan akan membantu
lansia dalam penyesuaian aktifitas individu. Pelayanan kesehatan yang memadai sangat
diperlukan karena lansia sangat rentan terhadap penyakit dan cedera. kemunduran yang
dibahas disini hanya meliputi penurunan kemampuan fisik saja, terutama yang berdampak
kepada keselamatan lansia pada waktu beraktifitas membersihkan diri di kamar mandi,
dimana tempat ini merupakan salah satu tempat sering terjadinya ke elakaan pada lansia
yang dapat berakibat fatal. Kecelakaan ini biasanya lebih banyak terjadi di lingkungan
tempat tinggal seperti lantai licin dan tidak rata, tersandung karena pencahayaan yang
kurang memadai, dan sebagainya. Walaupun kecelakaan dilator belakangi faktor intrinsik
atau faktor penyakit yang dialami oleh lansia, tetapi faktor ekstrinsik atau lingkungan juga
mempunyai kontribusi yang besar dalam ke elakaan pada lansia. tempat tinggal yang tidak
ditata sesuai dengan kebutuhan akan membuat tempat tersebut sebagai mine field atau
ladang ranjau bagi lansia.
B. TUJUAN
1. Mampu menjelaskan kelainan kelainan yang sering terjadi pada lansia beserta
pencegahan dan pengobatannya.
2. . Meningkatkan kepedulian agar lansia yang memerlukan mendapatkan pelayanan,
perlindungan, bantuan dan peratatan secara manusiawi.
3. Adanya kebijakan rumah sakit untuk melayani lansia sec ara fisik, mental, sosial, serta
diliputi keselamatan dan kenyamanan.
D. RUANG LINGKUP
8uang lingkup program ini adalah semua unit pelayanan medis.
E. KEBIJAKAN
4eputusan 'irektur 8umah Sakit /mum 5aluyo jati 4raksaan tentang 4ebijakan Pelayanan
Pasien emah, Manula dengan 4etergantungan -antuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
anjut usia adalah seseorang baik #anita maupun laki laki yang telah berusia !
tahun ke atas. anjut usia se ara fisik dapat dibedakan atas dua yaitu lanjut usia potensial
maupun lanjut usia tidak potensial. -eberapa jenis permasalahan yang dialami lanjut usia
antara lain se ara fisik, mental, sosial, dan psikologis. Sehingga hal ini akan mengakibatkan
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya se ara perlahan lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.
B. KLASIFIKASILANSIA
4lasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia0
1. Pralansia (prasenilis) seseorang yang berusia antara *$ $9 tahun.
%. ansia seseorang yang berusia ! tahun atau lebih.
&. ansia resiko tinggi seseorang yang berusia "! tahun atau lebih atau seseorang yang
berusia ! tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
*. ansia po tensial lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
$. ansia tidak potensial lansia yang tidak berdaya men ari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
sebab, diantaranya setelah menjalani masa pensiun, setelah sakit ukup berat
dan lama, setelah kematian pasangan hidup, dan lain lain.
d. +al hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan sehingga memba#a
lansia ke arah kerusakan2 kemerosotan yang progresif terutama aspek psikologis
yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis, dan sebagainya. +al itu
biasanya bersumber dari mun ulnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya
kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan
dengan penegak hukum, atau trauma psikis.
ingin tidur, tidak responsif terhadap rangsangan ringan tapi masih responsif terhadap
rangsangan kuat
d. Sopor 6idak memberikan respon terhadap rangsangan ringan maupun sedang,
tetapi masih sedikit respon terhadap rangsangan yang kuat, reflek pupil terhadap
ahaya masih positif.
e. 4oma6idak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil terhadap ahaya
tidak ada.
f. 'elirium 6ingkat kesadaran paling rendah, disorientasi, ka au, dan salah persepsi
terhadap rangsangan.
". Penilaian kuantitatif
'iukur melalui ;:S (;lasgo# :oma S ale)
a. Membuka mata2 =ye mo3ement (=)
b. 8espon 3erbal (<)
. 8espon motorik (M)
. Indeks Massa 6ubuh
-MI> -erat badan (kg)2 ?6inggi -adan (m)@%
4urang 0 A1 ,$
Bormal 0 1 ,$ %*,9
-erlebih 0 %$ %9,9
Cbesitas 0 D&!
9. +ead to toe
a. 4epala0
1) 4ebersihan 0kotor2bersih
%) 4erontokan rambut 0 ya2 tidak
&) 4eluhan 0 .............................................
b. Mata0
1) 4onjungti3a 0anemis2tidak
%) Sklera 0ikterik2tidak
&) Strabismus 0ya2tidak
*) Penglihatan 0ya2tidak
$) Peradangan 0ya2tidak
) 4atarak ya20tidak
") Penggunaan ka amata 0 ya2 tidak
) 4eluhan 0 .............................................
. +idung0
1) -entuk 0simetris2tidak
%) Peradangan 0ya2tidak
&) Pen iuman 0terganggu2tidak
*) 4eluhan 0 ............................................
d. Mulut dan tenggorokan0
1) 4ebersihan0baik2tidak
%) Mukosa 0kering2lembab
&) Peradangan2 stomatitis 0 ya2 tidak
*) ;igi 0karies2tidak,ompong2tidak
$) 8adanggusi 0ya2tidak
) 4esulitan mengunyah 0 ya2 tidak
") 4esulitan menelan 0 ya2 tidak
) 4eluhan 0. .............................................
e. 6elinga0
1) 4ebersihan 0bersih2tidak
%) Peradangan 0ya2tidak
&) Pendengaran 0terganggu2tidak
*) Eika terganggu, jelaskan 0 ..............................................
$) 4eluhan lain 0 ..............................................
f. eher0
1) Pembesaran kelenjar thyroid 0 ya2 tidak
%) 4akukuduk 0ya2tidak
&) 4eluhan 0 ............................................
g. 'ada0
1) -entuk dada 0 normal2 barrel hest2 pigeon hest
%) 8etraksi 0ya2tidak
&) Suaranapas 03esikuler2tidak
*) 5heeFing 0ya2tidak
$) 8onkhi ya20tidak
) Suara jantung tambahan 0 ya2 tidak
") I tus ordis 0I:S.....
) 4eluhan 0 ............................................
h. 7bdomen0
1) -entuk 0distended2flat2lainnya
%) Byeritekan 0ya2tidak
&) 4embung 0ya2tidak
*)S upel ya20tidak
$) -ising usus 0 ya2 tidak, frekuensi0 .....kali2 menit
) Massa 0 ya2 tidak, regio0 ...........................
") 4eluhan 0 ................................................
i. ;enitalia0
1) 4ebersihan 0baik2tidak
%) +emorrhoid 0ya2tidak
&)+ ernia ya20tidak
*) 4eluhan 0. .................................................
j. =kstremitas0
1) 4ekuatanotot 0.....
!0 lumpuh
10 ada kontraksi
%0 mela#an gra3itasi dengan sokongan
&0 mela#an gra3itasi tetapi tidak ada tahanan
*0 mela#an gra3itasi dengan tahanan sedikit
$0
%)
k.
l. Modifikasi dari -arthel Indeks0
DENGAN KETERANGA
N KRITERIA BANTUAN MANDIRI N
Grekuensi
1 Makan $ 1! Eumlah
Eenis
Grekuensi
% Minum $ 1! Eumlah
Eenis
-erpindah dari kursi roda ke
& $ 1! 1$
tempat tidur, sebaliknya
Personal toilet ( u i muka,
* ! $ Grekuensi
menyisir rambut, gosok gigi)
4eluar masuk toilet (men u i
$ pakaian, menyeka tubuh, $ 1!
menyiram)
M andi $ 1$ Grekuensi
" Ealandipermukaandatar ! $
Baikturuntangga $ 1!
9 Mengenakanpakaian $ 1!
Grekuensi
1! 4ontrolbo#el(-7-) $ 1!
4onsistensi
Grekuensi
11 4ontrolbladder(-74) $ 1!
5arna
Grekuensi
1% Clahragataulatihan $ 1!
Eenis
8ekreasi atau pemanfaatan Grekuensi
1& $ 1!
#aktu luang Eenis
4eterangan0
•
H1&! 0 mandiri
• $ 1%$ 0 ketergantungan sebagian
• !0 ketergantungan total
m. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable
Mental Status Juesioner (SPMSJ). Intruksi0 ajukan pertanyaan 1 1! pada daftar dan
atat semua ja#aban. :atat jumlah kesalahan total berdasarkan 1! pertanyaan.
N PERTANYAAN BENAR SALAH
1 6anggal berapa hari
iniK % +ari apa sekarangK
& 7pa nama tempat iniK *
'imana alamat andaK
$ -erapa umur andaK
4apan anda lahirK (minimal tahun lahir)
" Siapa presiden Indonesia sekarangK
Siapa presiden Indonesia
sebelumnyaK 9 Siapa nama ibu andaK
4urangi & dari %! dan tetap pengurangan & dari
1!
setiap angka baru, semua se ara menurun
Eumlah0 Eumlah0
Interpretasi hasil0
• Salah ! & 0 fungsi intelektual utuh
• Salah * $ 0 kerusakan intelektual ringan
• Salah0 4erusakan intelektual sedang
• Salah 9 1! 0 4erusakan intelektual berat
maupun antar poliklinik. 6enaga minimal yang dibutuhkan adalah dokter umum atau
dokter ahli penyakit dalam yang telah mendapat kursus geriatri, atau seorang dokter
spesialis geriatri, seorang pera#at, dan seorang petugas sosial medik.
%. /;'
Pada unit ini pada dasarnya hanya dira#at pasien usia lanjut yang mempunyai penyakit
akut atau semi akut. 6erhadap penderita ini dilakukan asesmen, tindakan pengobatan
dan rehabilitasi se epat mungkin setelah keadaannya memungkinkan.
&. Pera#atan terminal
Pelayanan kesehatan sejak dulu diarahkan untuk menyembuhkan penyakit dan men
egah kematian, tetapi ada kalanya dokter dihadapkan pada keadaan menjelang ajal
yang tidak dapat dielakkan. +ospi e are (asuhan sakit) merupakan salah satu bentuk
layanan lansia dengan iri iri0 harapan hidup penderita diperkirakan kurang dari enam
bulan pendekatan paliatif dengan penekanan pada pengelolaan nyeri dan gejala
koordinasi oleh tim interdisiplin, terdiri atas tenaga medik, rohania#an, keluarga dan
rela#an2 pekerja sosial.
*. 8ehabilitasi medik
Penyakit pada usia lanjut selalu mempunyai ke enderungan untuk terjadinya ke a atan,
sehingga oleh 5+C selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia lanjut dalam
aspek gangguan organ (disease), penyakit (impairment), keterbatasan (disability) yang
diakibatkan dan ke a atan (handi ap). Cleh karenanya, rehabilitasi medik selalu
merupakan aspek yang harus terdapat dalam pelayanan kesehatan usia lanjut.
8ehabilitasi dilaksanakan sesegera mungkin sejak pasien masuk smapai pulang sesuai
kebutuhan.
lansia0
a. 6ipe kepribadian konstruktif ( onstru tion personality), biasanya tipe ini tidak banyak
mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
b. 6ipe kepribadian mandiri (independent personality), pada tipe ini ada ke enderungan
mengalami post po#er syndrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan
kegiatan yang dapat memberikan ekonomi pada dirinya.
. 6ipe kepribadian tergantung (dependent personality), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka
pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka
pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit
dari kedukaannya.
d. 6ipe kepribadian bermusuhan (hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki
lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang
kadang kadang tidak diperhitungkan se ara seksama sehingga menyebabkan kondisi
ekonominya menjadi ka au.
e. 6ipe kepribadian kritik diri (self hate perso nality), pada tipe ini umumnya terlihat
sengsara karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau enderung membuat
susah dirinya.
%. Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini dia#ali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal
pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun
dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai
kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. 8eaksi
setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari tipe kepribadiannya seperti
yang telah diuraikan. 'alam kenyataannya ada yang menerima, ada yang takut kehilangan,
ada yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah olah a uh
terhadap pensiun (pasrah). Masing masing sikap tersebut sebenarnya mempunyai dampak
bagi masing masing indi3idu, baik positif maupun negatif. 'ampak positif lebih menentramkan
diri lansia dan dampak negatif akan mengganggu kesejahteraan hidup lansia. 7gar pensiun
lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun yang benar benar diisi
dengan kegiatan kegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan hanya diberi #aktu untuk masuk
kerja atau tidak dengan memperoleh gaji penuh. Persiapan tersebut dilakukan se ara beren
ana, terorganisasi dan terarah bagi masing masing orang yang akan pensiun. Eika perlu
dilakukan assesmen untuk menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang
jelas dan positif. /ntuk meren anakan kegiatan setelah pensiun dan memasuki masa lansia
dapat dilakukan pelatihan yang sifatnya memantapkan arah minatnya masing masing.
Misalnya ara ber#iras#asta, ara membuka usaha sendiri yang sangat banyak jenis dan ma
amnya. Model pelatihan hendaknya bersifat praktis dan langsung terlihat hasilnya sehingga
menumbuhkan keyakinan pada lansia bah#a disamping pekerjaan yang selama ini
ditekuninya, masih ada alternatif lain yang ukup menjanjikan dalam menghadapi masa tua,
sehingga lansia tidak membayangkan bah#a setelah pensiun mereka menjadi tidak berguna,
sehingga sering menimbulkan keterasingan. +al itu sebaiknya di egah dengan selalu
mengajak mereka melakukan akti3itas, selama yang bersangkutan masih sanggup agar tidak
merasa terasing atau diasingkan. 4arena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak
untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kadang kadang terus mun ul perilaku regresi
seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang barang tak berguna serta
merengek rengek dan menangis bila ketemu orang lain
sehingga perilakunya seperti anak ke il. 'alam menghadapi berbagai permasala han di
atas pada umumnya lansia yang memiliki keluarga, bagi orang orang kita (budaya
ketimuran) masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, u u, i it,
sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara dengan pebuh
kesabaran dan pengorbanan. Bamun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau
sanak saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak
punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan
sendiri, seringkal i menjadi terlantar. 'isinilah pentingnya adanya panti #erdha sebagai
tempat untuk pemeliharaan dan pera#atan bagi lansia disamping sebagai long stay
rehabilitation yang tetap memelihara kehidupan bermasyarakat.
*. Status giFi lansia merupakan hasil pengukuran antropometri
7da lima kategori status giFi lansia yaitu buruk, kurang, ukup, baik, lebih. Status giFi
ditentukan melalui body mass indeL. Susunan menu makanan lansia merupakan susunan
hidangan yang terdiri dari olahan berbagai ma am resep masakan yang dipadukan dan
disajikan dalam #aktu tertentu. Menu dapat terdiri dari dua ma am hidangan atau lebih
misalnya makanan selingan beserta minumannya, makanan lengkap (pagi, siang,
malam), ataupun sebagai hidangan makanan sehari hari se ara keseluruhan. Pola
konsumsi pangan lansia merupakan kebiasaan tentang makan dan jenis makanan yang
dikonsumsi oleh lansia sebagai refleksi dari keadaan lingkungan sosial dan budaya
setempat.
Pelayanan asuhan lansia dengan ketergantungan di 8S/ 5aluyo jati 4raksaan dilakukan di
ra#at jalan maupun ra#at inap. Pera#at dan dokter melakukan assesmen yang perlu serta
asuhan pelayanan dikoordinasikan dengan jenis pelayanan dengan menyediakan obat obatan
jika ada yang sakit, menyediakan ruang poliklinik dan ra#at inap untuk pelayanan kesehatan,
menyediakan tenaga medis dan ahli giFi yang mengatur kandungan giFi makanan yang akan
dikonsumsi, serta rehabilitasi medik. Petugas medis disini seolah olah merupakan penyelia
umum atas terlaksananya semua tindakan yang telah diren anakan bersama mengingat bah#a
tugas pera#at selam a %* jam yang terbagi dalam & shift dapat memonit or dan melakukan tugas
dari semua anggota tim. Mengingat jenis penyakit yang diderita oleh lansia, maka penga#asan
terutama dijalankan atas tindakan rehabilitatif, #alaupun tindakan kuratif juga masih tetap
'itetapkan di 4raksaan
Pada 6anggal 1% 7gustus %!1
'irektur 8S/' 5aluyo Eati 4raksaan
'r.=ndang 7stuti, MM
pembina
BIP 19 !11!&19 !%!!1