Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN

PELAYANAN PASIEN (PP)


PELAYANAN PASIEN LANJUT USIA DENGAN KETERGANTUNGAN BANTUAN
RUMAH SAKIT WALUYO JATI KRAKSAAN

RUMAH SAKIT WALUYO JATI KRAKSAAN

2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penduduk lanjut usia (lansia) merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan kita. Siapapun pasti akan mengalami masa fase lansia
tersebut. Menurut data pusat statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah
sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun
1990, jumlah penduduk lansia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 persen. Data
terbaru menunjukkan bahwa jumlah lansia di Indonesia diperkirakan akan mencapai 9,7%
atau sejumlah 23,9 juta jiwa pada tahun 2010 dan meningkat lagi secara signifikan sebesar
11.4 persen atau sebanyak 28,8 juta jiwa pada tahun 2020. Hal ini berkorelasi positif dengan
peningkatan kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang
kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat
Indonesia. Pada tahun 1980, angka harapan hidup masyarakat Indonesia hanya sebesar
52,2 tahun. Sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 59,8 tahun pada tahun 1990 dan
satu dasawarsa berikutnya naik lagi menjadi 64,5 tahun.'iperkirakan pada tahun 2010 usia
harapan hidup penduduk Indonesia akan mencapai 67,4 tahun. bahkan pada tahun 2020
diperkirakan akan menc apai 71,1 tahun. dengan data data tersebut, maka diperkirakan 10

tahun kedepan struktur penduduk Indonesia akan berada pada struktur usia tua.
Meningkatnya populasi lansia ini membuat pemerintah perlu merumuskan kebijakan

dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia sehingga dapat berperan
dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat. undang undang nomor 13
tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia menetapkan bahwa batasan umur lanisa di
Indonesia adalah 60 tahun ke atas. berbagai kebijakan dan program yang dijalankan
pemerintah diantaranya tertuang dalam peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2004 tentang
pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia, yang antara lain meliputi : 1)
pelayanan keagamaan dan mental spiritual seperti pembangunan sarana ibadah dengan
pelayanan aksesibilitas bagi lanjut usia: 2) pelayanan kesehatan melalui peningkatan upaya
penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan geriatric/ gerontologik; 3)
pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam penggunaan
fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan, penyediaan
fasilitas rekreasi dan olahraga khusus; 4) kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum,
seperti pelayanan administrasi pemerintah (kartu tanda penduduk seumur hidup), pelayanan
kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk
pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket rekreasi,
penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata
khusus, mendahulukan para lansia.
untuk mempertahankan kualitas hidup, tetap aktif dan produktif, lansia membutuhkan
kemudahan dalam berakti3itas dan pemahaman tentang lingkungan aktifitas. kemudahan
beraktifitas akan membantu lansia melakukan kegiatannya tanpa hambatan, menggunakan
energi minimal dan menghindari edera. Pemahaman terhadap lingkunagan akan membantu
lansia dalam penyesuaian aktifitas individu. Pelayanan kesehatan yang memadai sangat
diperlukan karena lansia sangat rentan terhadap penyakit dan cedera. kemunduran yang
dibahas disini hanya meliputi penurunan kemampuan fisik saja, terutama yang berdampak
kepada keselamatan lansia pada waktu beraktifitas membersihkan diri di kamar mandi,
dimana tempat ini merupakan salah satu tempat sering terjadinya ke elakaan pada lansia
yang dapat berakibat fatal. Kecelakaan ini biasanya lebih banyak terjadi di lingkungan
tempat tinggal seperti lantai licin dan tidak rata, tersandung karena pencahayaan yang
kurang memadai, dan sebagainya. Walaupun kecelakaan dilator belakangi faktor intrinsik
atau faktor penyakit yang dialami oleh lansia, tetapi faktor ekstrinsik atau lingkungan juga
mempunyai kontribusi yang besar dalam ke elakaan pada lansia. tempat tinggal yang tidak
ditata sesuai dengan kebutuhan akan membuat tempat tersebut sebagai mine field atau
ladang ranjau bagi lansia.

B. TUJUAN
1. Mampu menjelaskan kelainan kelainan yang sering terjadi pada lansia beserta
pencegahan dan pengobatannya.
2. . Meningkatkan kepedulian agar lansia yang memerlukan mendapatkan pelayanan,
perlindungan, bantuan dan peratatan secara manusiawi.
3. Adanya kebijakan rumah sakit untuk melayani lansia sec ara fisik, mental, sosial, serta
diliputi keselamatan dan kenyamanan.

4. Memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada lansia.


C. SASARAN
Sasaran pada program ini adalah semua unit pelayanan medis di 8S/ 5aluyo jati 4raksaan

D. RUANG LINGKUP
8uang lingkup program ini adalah semua unit pelayanan medis.

E. KEBIJAKAN
4eputusan 'irektur 8umah Sakit /mum 5aluyo jati 4raksaan tentang 4ebijakan Pelayanan
Pasien emah, Manula dengan 4etergantungan -antuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
anjut usia adalah seseorang baik #anita maupun laki laki yang telah berusia !

tahun ke atas. anjut usia se ara fisik dapat dibedakan atas dua yaitu lanjut usia potensial
maupun lanjut usia tidak potensial. -eberapa jenis permasalahan yang dialami lanjut usia
antara lain se ara fisik, mental, sosial, dan psikologis. Sehingga hal ini akan mengakibatkan
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya se ara perlahan lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.

B. KLASIFIKASILANSIA
4lasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia0
1. Pralansia (prasenilis) seseorang yang berusia antara *$ $9 tahun.
%. ansia seseorang yang berusia ! tahun atau lebih.
&. ansia resiko tinggi seseorang yang berusia "! tahun atau lebih atau seseorang yang
berusia ! tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
*. ansia po tensial lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
$. ansia tidak potensial lansia yang tidak berdaya men ari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.

C. TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA


1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.
%. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
&. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
*. Mempersiapkan kehidupan baru.
$. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial2 masyarakat se ara
santai. . Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

D. CIRI-CIRI MASALAH LANSIA


1. :iri iri lansia yang memiliki tiga atau lebih penyakit kronis0
a. ;ejala penyakit yang tidak khas.
b. Menurunnya beberapa fungsi organ tubuh.
. 6ingkat kemandiriannya berkurang.
d. Sering disertai adanya masalah nutrisi.
%. :iri yang dapat dikategorikan sebagai pasien lansia dan psikogeriatri, yaitu0
a. 4eterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia.
b. 7danya akumulasi dari penyakit penyakit degeneratif.
. anjut usia se ara psikososial yang dinyatakan krisis bila0
1) 4etergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain).
%) Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai

sebab, diantaranya setelah menjalani masa pensiun, setelah sakit ukup berat
dan lama, setelah kematian pasangan hidup, dan lain lain.
d. +al hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan sehingga memba#a
lansia ke arah kerusakan2 kemerosotan yang progresif terutama aspek psikologis
yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis, dan sebagainya. +al itu
biasanya bersumber dari mun ulnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya
kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan
dengan penegak hukum, atau trauma psikis.

E. PENDEKATAN PERAWATAN PADA LANSIA


1. 4omponen pendekatan fisik seperti pernapasan, nutrisi, eliminasi, tidur, menjaga sikap
tubuh #aktu berjalan, tidur, menjaga sikap, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat,
personal hygiene, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan,
melindungi kulit dan ke elakaan.
%. Pendekatan psikis memegang prinsip sabar, simpatik, dan ser3i
e. &. Pendekatan sosial diskusi, tukar pikiran, dan ber erita.
*. Pendekatan spiritual ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan 6uhan
atau agama yang dianutnya dalam keadaan sakit atau mendeteksi kematian.
F. PENGKAJIAN PADA LANSIA
1. Menentukan kemampuan pasien untuk memelihara diri sendiri.
%. Melengkapi dasar dasar ren ana pera#atan indi3idu.
&. Membantu menghindarkan bentuk dan pandangan pasien.
*. Memberi #aktu kepada klien untuk menja#ab.
$. 4eadaan umum0
a. 6ingkat kesadaran0
b. ;:S0
. 66<0
d. -- dan 6-0
e. -agaimana postur tulang belakang lansia0
1) 6egap
%) Membungkuk
&) 4ifosis
*) Skoliosis
$) ordosis
f. 4eluhan0
. Penilaian tingkat kesadaran (kualitatif)0
a. :ompos mentis 4esadaran penuh
b. 7patis 7 uh tak a uh terhadap keadaan sekitarnya
. Somnolen 4esadaran lebih rendah ditandai pasien tampak mengantuk, selalu

ingin tidur, tidak responsif terhadap rangsangan ringan tapi masih responsif terhadap
rangsangan kuat
d. Sopor 6idak memberikan respon terhadap rangsangan ringan maupun sedang,
tetapi masih sedikit respon terhadap rangsangan yang kuat, reflek pupil terhadap
ahaya masih positif.
e. 4oma6idak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil terhadap ahaya
tidak ada.
f. 'elirium 6ingkat kesadaran paling rendah, disorientasi, ka au, dan salah persepsi
terhadap rangsangan.
". Penilaian kuantitatif
'iukur melalui ;:S (;lasgo# :oma S ale)
a. Membuka mata2 =ye mo3ement (=)
b. 8espon 3erbal (<)
. 8espon motorik (M)
. Indeks Massa 6ubuh
-MI> -erat badan (kg)2 ?6inggi -adan (m)@%
4urang 0 A1 ,$
Bormal 0 1 ,$ %*,9
-erlebih 0 %$ %9,9
Cbesitas 0 D&!
9. +ead to toe
a. 4epala0
1) 4ebersihan 0kotor2bersih
%) 4erontokan rambut 0 ya2 tidak
&) 4eluhan 0 .............................................
b. Mata0
1) 4onjungti3a 0anemis2tidak
%) Sklera 0ikterik2tidak
&) Strabismus 0ya2tidak
*) Penglihatan 0ya2tidak
$) Peradangan 0ya2tidak
) 4atarak ya20tidak
") Penggunaan ka amata 0 ya2 tidak
) 4eluhan 0 .............................................
. +idung0
1) -entuk 0simetris2tidak
%) Peradangan 0ya2tidak
&) Pen iuman 0terganggu2tidak
*) 4eluhan 0 ............................................
d. Mulut dan tenggorokan0
1) 4ebersihan0baik2tidak
%) Mukosa 0kering2lembab
&) Peradangan2 stomatitis 0 ya2 tidak
*) ;igi 0karies2tidak,ompong2tidak
$) 8adanggusi 0ya2tidak
) 4esulitan mengunyah 0 ya2 tidak
") 4esulitan menelan 0 ya2 tidak
) 4eluhan 0. .............................................
e. 6elinga0
1) 4ebersihan 0bersih2tidak
%) Peradangan 0ya2tidak
&) Pendengaran 0terganggu2tidak
*) Eika terganggu, jelaskan 0 ..............................................
$) 4eluhan lain 0 ..............................................
f. eher0
1) Pembesaran kelenjar thyroid 0 ya2 tidak
%) 4akukuduk 0ya2tidak
&) 4eluhan 0 ............................................
g. 'ada0
1) -entuk dada 0 normal2 barrel hest2 pigeon hest
%) 8etraksi 0ya2tidak
&) Suaranapas 03esikuler2tidak
*) 5heeFing 0ya2tidak
$) 8onkhi ya20tidak
) Suara jantung tambahan 0 ya2 tidak
") I tus ordis 0I:S.....
) 4eluhan 0 ............................................
h. 7bdomen0
1) -entuk 0distended2flat2lainnya
%) Byeritekan 0ya2tidak
&) 4embung 0ya2tidak
*)S upel ya20tidak
$) -ising usus 0 ya2 tidak, frekuensi0 .....kali2 menit
) Massa 0 ya2 tidak, regio0 ...........................
") 4eluhan 0 ................................................
i. ;enitalia0
1) 4ebersihan 0baik2tidak
%) +emorrhoid 0ya2tidak
&)+ ernia ya20tidak
*) 4eluhan 0. .................................................
j. =kstremitas0
1) 4ekuatanotot 0.....
!0 lumpuh
10 ada kontraksi
%0 mela#an gra3itasi dengan sokongan
&0 mela#an gra3itasi tetapi tidak ada tahanan
*0 mela#an gra3itasi dengan tahanan sedikit
$0
%)
k.
l. Modifikasi dari -arthel Indeks0

DENGAN KETERANGA
N KRITERIA BANTUAN MANDIRI N
Grekuensi
1 Makan $ 1! Eumlah
Eenis
Grekuensi
% Minum $ 1! Eumlah
Eenis
-erpindah dari kursi roda ke
& $ 1! 1$
tempat tidur, sebaliknya
Personal toilet ( u i muka,
* ! $ Grekuensi
menyisir rambut, gosok gigi)
4eluar masuk toilet (men u i
$ pakaian, menyeka tubuh, $ 1!
menyiram)
M andi $ 1$ Grekuensi
" Ealandipermukaandatar ! $
Baikturuntangga $ 1!
9 Mengenakanpakaian $ 1!
Grekuensi
1! 4ontrolbo#el(-7-) $ 1!
4onsistensi
Grekuensi
11 4ontrolbladder(-74) $ 1!
5arna
Grekuensi
1% Clahragataulatihan $ 1!
Eenis
8ekreasi atau pemanfaatan Grekuensi
1& $ 1!
#aktu luang Eenis
4eterangan0

H1&! 0 mandiri
• $ 1%$ 0 ketergantungan sebagian
• !0 ketergantungan total
m. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable
Mental Status Juesioner (SPMSJ). Intruksi0 ajukan pertanyaan 1 1! pada daftar dan
atat semua ja#aban. :atat jumlah kesalahan total berdasarkan 1! pertanyaan.
N PERTANYAAN BENAR SALAH
1 6anggal berapa hari
iniK % +ari apa sekarangK
& 7pa nama tempat iniK *
'imana alamat andaK
$ -erapa umur andaK
4apan anda lahirK (minimal tahun lahir)
" Siapa presiden Indonesia sekarangK
Siapa presiden Indonesia
sebelumnyaK 9 Siapa nama ibu andaK
4urangi & dari %! dan tetap pengurangan & dari
1!
setiap angka baru, semua se ara menurun
Eumlah0 Eumlah0
Interpretasi hasil0
• Salah ! & 0 fungsi intelektual utuh
• Salah * $ 0 kerusakan intelektual ringan
• Salah0 4erusakan intelektual sedang
• Salah 9 1! 0 4erusakan intelektual berat

G. JENIS-JENIS PELAYANAN LANSIA


1. Poliklinik
6empat pelayanan ini memberikan jasa mengadakan pemeriksaan menyeluruh, tindakan
pengobatan sederhana dan konsultasi bagi pasien ra#at jalan, baik di masyarakat

maupun antar poliklinik. 6enaga minimal yang dibutuhkan adalah dokter umum atau
dokter ahli penyakit dalam yang telah mendapat kursus geriatri, atau seorang dokter
spesialis geriatri, seorang pera#at, dan seorang petugas sosial medik.
%. /;'
Pada unit ini pada dasarnya hanya dira#at pasien usia lanjut yang mempunyai penyakit
akut atau semi akut. 6erhadap penderita ini dilakukan asesmen, tindakan pengobatan
dan rehabilitasi se epat mungkin setelah keadaannya memungkinkan.
&. Pera#atan terminal
Pelayanan kesehatan sejak dulu diarahkan untuk menyembuhkan penyakit dan men
egah kematian, tetapi ada kalanya dokter dihadapkan pada keadaan menjelang ajal

yang tidak dapat dielakkan. +ospi e are (asuhan sakit) merupakan salah satu bentuk
layanan lansia dengan iri iri0 harapan hidup penderita diperkirakan kurang dari enam

bulan pendekatan paliatif dengan penekanan pada pengelolaan nyeri dan gejala
koordinasi oleh tim interdisiplin, terdiri atas tenaga medik, rohania#an, keluarga dan
rela#an2 pekerja sosial.
*. 8ehabilitasi medik
Penyakit pada usia lanjut selalu mempunyai ke enderungan untuk terjadinya ke a atan,
sehingga oleh 5+C selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia lanjut dalam
aspek gangguan organ (disease), penyakit (impairment), keterbatasan (disability) yang
diakibatkan dan ke a atan (handi ap). Cleh karenanya, rehabilitasi medik selalu
merupakan aspek yang harus terdapat dalam pelayanan kesehatan usia lanjut.
8ehabilitasi dilaksanakan sesegera mungkin sejak pasien masuk smapai pulang sesuai
kebutuhan.

H. ASPEK-ASPEK PERUBAHAN PADA LANSIA


1. 7spek psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi
kognitif dan psikomotor. Gungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman,
pengertian, perhatian dan lain lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia
menjadi semakin lambat. Sementara fungsi psikomotorik meliputi hal hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang
berakibat bah#a lansia menjadi kurang ekatan. 'engan adanya penurunan kedua fungsi
tersebut, lanisa juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan
keadaan kepribadian lansia. -eberapa perubahan berdasarkan $ tipe kepribadian

lansia0
a. 6ipe kepribadian konstruktif ( onstru tion personality), biasanya tipe ini tidak banyak
mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
b. 6ipe kepribadian mandiri (independent personality), pada tipe ini ada ke enderungan
mengalami post po#er syndrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan
kegiatan yang dapat memberikan ekonomi pada dirinya.
. 6ipe kepribadian tergantung (dependent personality), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka
pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka
pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit
dari kedukaannya.
d. 6ipe kepribadian bermusuhan (hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki
lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang
kadang kadang tidak diperhitungkan se ara seksama sehingga menyebabkan kondisi
ekonominya menjadi ka au.
e. 6ipe kepribadian kritik diri (self hate perso nality), pada tipe ini umumnya terlihat
sengsara karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau enderung membuat
susah dirinya.
%. Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini dia#ali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal
pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun
dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai

kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. 8eaksi

setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari tipe kepribadiannya seperti

yang telah diuraikan. 'alam kenyataannya ada yang menerima, ada yang takut kehilangan,

ada yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah olah a uh

terhadap pensiun (pasrah). Masing masing sikap tersebut sebenarnya mempunyai dampak

bagi masing masing indi3idu, baik positif maupun negatif. 'ampak positif lebih menentramkan

diri lansia dan dampak negatif akan mengganggu kesejahteraan hidup lansia. 7gar pensiun

lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun yang benar benar diisi

dengan kegiatan kegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan hanya diberi #aktu untuk masuk

kerja atau tidak dengan memperoleh gaji penuh. Persiapan tersebut dilakukan se ara beren

ana, terorganisasi dan terarah bagi masing masing orang yang akan pensiun. Eika perlu

dilakukan assesmen untuk menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang

jelas dan positif. /ntuk meren anakan kegiatan setelah pensiun dan memasuki masa lansia

dapat dilakukan pelatihan yang sifatnya memantapkan arah minatnya masing masing.

Misalnya ara ber#iras#asta, ara membuka usaha sendiri yang sangat banyak jenis dan ma

amnya. Model pelatihan hendaknya bersifat praktis dan langsung terlihat hasilnya sehingga

menumbuhkan keyakinan pada lansia bah#a disamping pekerjaan yang selama ini

ditekuninya, masih ada alternatif lain yang ukup menjanjikan dalam menghadapi masa tua,

sehingga lansia tidak membayangkan bah#a setelah pensiun mereka menjadi tidak berguna,

menganggur, penghasilan berkurang dan sebagainya.

&. Perubahan dalam peran sosial di masyarakat


7kibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak, fisik dan sebagainya
maka mun ul gangguan fungsional atau bahkan ke a atan pada lansia. Misalnya badan

menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, pennglihatan kabur dan sebagainya

sehingga sering menimbulkan keterasingan. +al itu sebaiknya di egah dengan selalu

mengajak mereka melakukan akti3itas, selama yang bersangkutan masih sanggup agar tidak

merasa terasing atau diasingkan. 4arena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak

untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kadang kadang terus mun ul perilaku regresi

seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang barang tak berguna serta
merengek rengek dan menangis bila ketemu orang lain
sehingga perilakunya seperti anak ke il. 'alam menghadapi berbagai permasala han di
atas pada umumnya lansia yang memiliki keluarga, bagi orang orang kita (budaya
ketimuran) masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, u u, i it,
sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara dengan pebuh
kesabaran dan pengorbanan. Bamun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau
sanak saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak
punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan
sendiri, seringkal i menjadi terlantar. 'isinilah pentingnya adanya panti #erdha sebagai
tempat untuk pemeliharaan dan pera#atan bagi lansia disamping sebagai long stay
rehabilitation yang tetap memelihara kehidupan bermasyarakat.
*. Status giFi lansia merupakan hasil pengukuran antropometri
7da lima kategori status giFi lansia yaitu buruk, kurang, ukup, baik, lebih. Status giFi
ditentukan melalui body mass indeL. Susunan menu makanan lansia merupakan susunan
hidangan yang terdiri dari olahan berbagai ma am resep masakan yang dipadukan dan

disajikan dalam #aktu tertentu. Menu dapat terdiri dari dua ma am hidangan atau lebih
misalnya makanan selingan beserta minumannya, makanan lengkap (pagi, siang,

malam), ataupun sebagai hidangan makanan sehari hari se ara keseluruhan. Pola
konsumsi pangan lansia merupakan kebiasaan tentang makan dan jenis makanan yang
dikonsumsi oleh lansia sebagai refleksi dari keadaan lingkungan sosial dan budaya
setempat.

I. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES MENUA SEHAT DAN AKTIF

1. Gaktor pelayanan kesehatan dan sosial


a. Pre3alensi yang masih tinggi dari infeksi2 penyakit menular
b. Masalah malnutrisi
. Makin banyak penyakit penyakit degeneratif
d. Gasilitas pelayanan kesehatan yang masih kurang
%. Gaktor ekonomi
a. Menurunnya pendapatan
b. Mungkin tidak memiliki asuransi atau pensiun
. 4ebalikannya mungkin ukup mamp u2 kaya sehin gga mengundang resiko obesitas
dan penyakit penyakit lain akibat gaya hidup yang kurang baik.

J. PELAKSANAAN PEMBINAAN USIA LANJUT


1. -agi petugas kesehatan
a. /paya promotif, yaitu upaya untuk men ggairahkan semangat hidup para lansi a agar
tetap merasa dihargai dan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
b. /paya pre3entif, yaitu upaya pen egahan terhadap kemungkinan terjadinya
komplikasi dari penyakit yang disebabkan proses menua.
. /paya kuratif, yaitu upaya pengobatan yang mana penanggulangannya perlu
melibatkan multidisiplin ilmu kedokteran.
d. /paya rehabilitatif, yaitu upay a untuk memulihkan fungsi organ tubuh yang sudah
menurun.
%. -agi usia lanjut sendiri
a. /ntuk kelompok pra usia lanjut membutuhka informasi0
1) 7kibat proses penuaan.
%) Pentingnya pemeriksaan kesehatan se ara berkala.
&) Pentingnya melakukan latihan kesegaran jasmani.
*) Pentingnya meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.
b. /ntuk kelompok usia lanjut membutuhkan informasi0
1) Pemeriksaan kesehatan se ara berkala.
%) 4egiatan olahraga.
&) Pola makan dengan menu seimbang.
*) Perlunya alat bantu sesuai dengan kebutuhan.
$) Pengembangan kegemaran sesuai dengan kemampuan.
) Peningkatan hubungan sosial di masyarakat.
. /ntuk kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi membutuhkan informasi0
1) Pembinaan diri sendi ri dalam hal pemen uhan kebut uhan pribadi, akti3itas di
dalam maupun di luar rumah.
%) Pemeriksaan kesehatan berkala.
&) atihan kesegaran jasmani.
*) Pemakaian alat bantu sesuai kebutuhan.
$) Pera#atan fisioterapi.
&. -agi keluarga dan lingkungannya
a. Membantu me#ujudkan peran serta, kebahagiaan dan kesejahteraan usia lanjut.
b. /saha pen egahan dimulai dari rumah tangga.

K. PENURUNAN PADA LANSIA


1. 4ondisi fisik
Pada saat seseorang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi
fisik yang bersifat patologis multipel, misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit
makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Se ara umum
kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia banyak mengalami
penurunan fungsi organ. +al ini dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik,
psikologik, maupun sosial yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan selalu
bergantung kepada orang lain. 7gar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat,
maka perlu menyelaraskan kebutuhan kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik
maupun sosial. Seorang lansia harus mampu mengatur ara hidupnya dengan baik,
misalnya keseimbangan makan, tidur, istirahat, dan bekerja.
%. Penurunan fungsi dan potensi seksual
a. Penurunan fungsi dan potensi seksual pada usia lanjut seringkali berhubungan
dengan berbagai gangguan fisik seperti0
1) ;angguan jantung.
%) ;angguan metabolisme, misalnya diabetes mellitus.
&) <aginitis.
*) -aru selesai operasi, misalnya prostatektomi.
$) 4ekurangan giFi, karena pen ernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat
kurang.
) Penggunaan obat obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, obat
penenang.
") 'isfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan ji#a
lainnya, misalnya emas, depresi, pikun, dan sebagainya.
b. Gaktor psikologis yang menyertai lansia antara lain0 rasa tabu atau malu bila
mempertahankan kehidupan seksual pada lansia. Sikap keluarga dan masyarakat
yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.
. 4elelahan atau kebosanan karena kurang 3ariasi dalam kehidupannya.
d. Pasangan hidup telah meninggal
BAB III
PELAKSANAAN

Pada pelaksanaan asuhan pelayanan lansia dengan ketergantungan terutama yang


berkaitan dengan kerapuhan dan ke atatan lansia di 8S/ 5aluyo jati 4raksaan, petugas medis
harus bertindak memberikan pengetahua n, pelayanan, pengobatan kepada lansia, Pelayanan
lansia yang rapi dan terorganisir di 8S/ 5aluyo jati 4raksaan sangat berperan dalam pengelolaan
dari konsekuensi demografik. 4ebanyakan orang lanjut usia di atas ! tahun masih hidup ukup
mandiri di masyarakat. 6ugas utama dari pelayanan lansia untuk mempertahankan kemandirian
ini sehingga dapat menua sehat. 'engan demikian, menua sehat dapat diharapkan juga akan
berlanjut dengan menua aktif se ara sosial, spiritual dan kultural bahkan ekonomi untuk menuju
pada menua dengan sukses.

Pelayanan asuhan lansia dengan ketergantungan di 8S/ 5aluyo jati 4raksaan dilakukan di
ra#at jalan maupun ra#at inap. Pera#at dan dokter melakukan assesmen yang perlu serta
asuhan pelayanan dikoordinasikan dengan jenis pelayanan dengan menyediakan obat obatan
jika ada yang sakit, menyediakan ruang poliklinik dan ra#at inap untuk pelayanan kesehatan,
menyediakan tenaga medis dan ahli giFi yang mengatur kandungan giFi makanan yang akan
dikonsumsi, serta rehabilitasi medik. Petugas medis disini seolah olah merupakan penyelia
umum atas terlaksananya semua tindakan yang telah diren anakan bersama mengingat bah#a
tugas pera#at selam a %* jam yang terbagi dalam & shift dapat memonit or dan melakukan tugas
dari semua anggota tim. Mengingat jenis penyakit yang diderita oleh lansia, maka penga#asan
terutama dijalankan atas tindakan rehabilitatif, #alaupun tindakan kuratif juga masih tetap

penting. Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat


kesehatan dan kemampuan lanjut usia supaya kondisi fisik, mental dan sosial dapat berfungsi
se ara #ajar.
Petugas medis dapat melakukan upaya upaya pen egahan primer dengan mengetahui mana
pasien yang paling beresiko. Pengkajian a#al pada lansia harus selalu menargetkan pada lansia
dengan ketergantungan yaitu dengan penyuluhan, penyebarluasan informasi kesehatan, pengobatan
dan pengembangan pera#atan lansia dengan penyakit kronis atau penyakit terminal.

'itetapkan di 4raksaan
Pada 6anggal 1% 7gustus %!1
'irektur 8S/' 5aluyo Eati 4raksaan

'r.=ndang 7stuti, MM
pembina
BIP 19 !11!&19 !%!!1

Anda mungkin juga menyukai