Anda di halaman 1dari 7

PORTOFOLIO KASUS

Nama Peserta : dr. Berthy Al Mungiza


Nama Wahana: RSK Sumberglagah
Topik: Herpes Zooster
Tanggal (kasus) : 1 April 2017
Tanggal Presentasi : 8 Juni 2017 Pendamping : dr. Ahmad Primaharianto
Tempat Persentasi : RSK Sumberglagah
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak  Remaja  Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Perempuan, 30 tahun, mengeluh bintil merah berisi air pada punggung, dada dan
tangan kiri
Tujuan: Menegakkan diagnosis Herpes Zooster dan melakukan terapi yang tepat
Bahan Bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas:  Diskusi  Presentasi E-mail Pos
dan diskusi
Data Pasien: Nama: Ny. M No.Registrasi: XXXX
Nama RS RSK Sumberglagah
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis
Pasien datang dengan keluhan muncul bintil merah berisi air pada punggung, dada dan
tangan kiri 3 hari SMRS. Awalnya timbulan bintil berair sedikit didaerah tersebut, semakin
lama semakin banyak. Bintil berair terasa gatal, panas dan nyeri. Pasien mengaku sampai
tidak bisa tidur.
2. Riwayat pengobatan: Pasien belum pernah berobat sebelumnya
3. Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien pernah menderita penyakit cacar air saat usia 2 tahun.
4. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
5. Riwayat pekerjaan: Karyawan swasta
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Interaksi dengan lingkungan sekitar baik.
7. Lain-lain
Pemeriksaan fisik dilakukan di IGD RSK Sumberglagah pada tanggal 1 April 2017.
PEMERIKSAAN UMUM

1
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 82 x/menit Suhu : 37,50C
Tekanan darah : 110/70 mmhg Respirasi : 20x/menit
Keadaan umum : Tampak sakit sedang

STATUS GENERALIS
Kepala : Nyeri tekan kepala (-), rambut tidak mudah dicabut, alopecia -.
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RC +/+, diameter pupil 3mm/3mm.
Telinga : serumen +/+, sekret -/-,
Hidung : Sekret -/-, deviasi septum (-),
Mulut : tonsil Tl/Tl, mukosa hiperemis (-), uvula di tengah,.
Leher : tidak terdapat pembesaran KGB maupun kelenjar tiroid
Dada
- Paru :
I: Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-), tertinggal (-),
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.
A: Sp vesikuler +/+, Rh-/-, Wh-/-
- Jantung:
I: Ictus cordis tidak terlihat
A: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).

Abdomen:
I : Abdomen datar, caput medusa (-), sikatriks (-),
A : Bising usus +, 6 kali per menit.
P : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan regio epigastrium (-), nyeri tekan suprapubik (-), hepar
dan lien tidak teraba, ballotement -/-, nyeri ketok CVA -/-, H/L: tidak teraba besar

Ekstremitas: CRT <2", Tidak ada edema, akral hangat

2
STATUS LOKALIS (UKK) :
Pada regio servikal V-VIII dan thorakal I-II sinistra tampak vesikel eritem berbentuk bulat,
multiple, ukuran 3-5mm, batas tegas, tepi reguler, susunan berkelompok, distribusi unilateral
dermatomal.

PEMERIKSAAN LAB : Tidak dilakukan


Daftar Pustaka:
1. Siregar, R.S. 2015. Atlas Berwarna : Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC.

2. Tanto, Chris, Frans Liwang, Sonia H., Eka Adip. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-
4. Media Aesculapius : Jakarta.
3. Sjamsoe, Emmy S., Sri Linuwih, I Made Wisnu. 2005. Penyakit Kulit yang Umum di

Indonesia. PT Medical Multimedia Indonesia: Jakarta.


Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Herpes Zooster
2. Pemeriksaan Fisik Herpes Zooster
3. Tatalaksana Herpes Zooster

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO:

3
SUBJEKTIF:
Pasien perempuan , 30 tahun datang dengan keluhan muncul bintil merah berisi air pada
punggung, dada dan tangan kiri 3 hari SMRS. Awalnya timbulan bintil berair sedikit didaerah
tersebut, semakin lama semakin banyak. Bintil berair terasa gatal, panas dan nyeri. Pasien
mengaku sampai tidak bisa tidur.
OBYEKTIF:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan compos mentis. Tanda-tanda vital
dalam batas normal.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- Gejala – gejala klinis : muncul bintil merah berisi air, terasa gatal, panas, dan nyeri.
- Ujud Kelainan Kulit : Pada regio servikal V-VIII dan thorakal I-II sinistra tampak
vesikel eritem berbentuk bulat, multiple, ukuran 3-5mm, batas tegas, tepi reguler,
susunan berkelompok, distribusi unilateral dermatomal.

ASSESMENT:
Definisi

Herpes Zooster adalah radang kulit akut, mempunyai sifat khas yaitu vesikel-vesikel yang
tersusun berkelompok sepanjang, persarafan sensorik kulit sesuai dermatom.1

Herpes Zooster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zooster (VZV)
pada kulit dan mukosa atau merupakan hasil reaktivasi virus setelah infeksi primer.2

Epidemiologi

Herpes zoster dapat muncul disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim
dan tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara laki-laki dan
perempuan, angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Di negara maju seperti
Amerika, penyakit ini dilaporkan sekitar 6% setahun, di Inggris 0,34% setahun sedangkan di
Indonesia lebih kurang 1% setahun. Herpes zoster terjadi pada orang yang pernah menderita
varisela sebelumnya karena varisela dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama yaitu
virus varisela zoster. Setelah sembuh dari varisela, virus yang ada di ganglion sensoris tetap
hidup dalam keadaan tidak aktif dan aktif kembali jika daya tahan tubuh menurun. Lebih dari
2/3 usia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% usia di bawah 20 tahun. Kurnia Djaya pernah
melaporkan kasus hepes zoster pada bayi usia 11 bulan.1

4
Patogenesis

VZV ditularkan melalui kontak langsung atau inhalasi. Predileksi awal infeksi adalah
mukosa saluran napas atau konjungtiva. Virus ini akan mengalami fase laten karena
dikontrol oleh imunitas seluler. Akan tetapi, saat terjadi penurunal limfosit T (akibat
neoplasma, transplantasi, AIDS, penuaan, atau kondisi imunodefisiensi lainnya), maka
dapat terjadi reaktivasi. Virus ini mengalami dua fase replikasi, yaitu yang pertama pada
ganglia, kemudian pada hepar, limpa dan organ lainnya.2

Diagnosis
Manifestasi klinis yang sering terjadi biasanya diawali dengan gejala prodormal
berupa demam, pusing, malaise, nyeri otot tulang, gatal dan nyeri.2
Lesi kulit berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritematosa yang disertai rasa
nyeri bersifat uiversal dan dermatomal (tidak melewati batas garis tengah) sesuai tempat
persarafan. Masa aktif penyakit ini dapat berlangsung hingga 1 minggu.2
Ditegakkan berdasarkan anamnesis dan temuan lesi kulit yang khas (vesikel
berkelompok, dermatomal, nyeri). Dapat pula dilakukan pemeriksaan Tzanck untuk
membantu diagnosis dengan ditemukan sel datia berinti banyak.2

Penatalaksanaan3
- Istirahat

- Obat antiviral, lebih baik diberikan pada 3 hari pertama sejak timbulnya lesi. Pilihan
obat: Asiklovir 5x800 mg per oral selama 7 hari ; Valasiklovir 3 x 1000 mg per oral
selama 1 hari. Namun bila lesi baru tetap muncul, obat ini dapat diteruskan hingga 2 hari
bebas lesi.

- Bila nyeri dapat diberikan analgesia dengan NSAID, misalnya asam mefenamat 500 mg,
indometasin 3 x 25 mg sehari atau ibuprofen 3 x 400 mg sehari.

- Antibiotik bila mengalami infeksi yang merupakan penyebab utama timbulnya jaringan
parut atau keloid.

5
- Gunakan bedak kalamin atau phenol-zinc lotion untuk fase vesikuler.

- Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau
kompres dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menit.

- Bila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik (basitrasin/polysporin)
untuk mencegah infeksi sekunder selama 3 hari.

- Kortikosteroid diberikan Ramsay Hunt untuk mencegah terjadinya paralisis : Prednison


3x 20 mg per hari, setelah seminggu dosis dapat diturunkan secara bertahap.

- Bila mengalami Postherpetic neuralgia, dapat diberikan :

a. Fenol 3-5% dalam bentuk krim atau salep, 2-6 kali sehari

b. Amitriptilin 10-25 mg/hari pada malam hari atau gabapentin 100-300 mg/hari

PLAN:
Diagnosis:
Pasien ini didiagnosis dengan Herpes Zooster karena adanya gejala – gejala klinis : bintil
merah berisi air, terasa gatal, panas, dan nyeri. Ujud Kelainan Kulit yang ditemukan
tampak vesikel eritem susunan berkelompok dengan distribusi unilateral dermatomal.

Pengobatan:
Pada pasien ini terapi yang diberikan adalah:
1) Non Medikamentosa :
- Istirahat yang cukup
- Kurangi stress fisik dan emosional
2) Medikamentosa
- Kompres dengan kassa dibasahi NaCl 0,9%
- Acylovir 4 x 800 mg po
- Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Pendidikan:
Menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.

Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan sarana
dan prasarana yang lebih memadai.

Sumberglagah, 8 Juni 2017

6
Peserta, Pendamping

( dr. Berthy Al Mungiza ) (dr. Ahmad Primaharianto)

Anda mungkin juga menyukai