Anda di halaman 1dari 9

Berkas Okupasi

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : RS. Ibnu Sina


No Berkas :
No Rekam Medis :

Data Administrasi

Tanggal : 30 Oktober 2017 Diisi oleh Nama : Nurul Muthia Alviani NPM/NIP : 11120152252

Nama Ny. I
Alamat Jl. Pampang IV

Umur 40 Tahun Tempat/tanggal lahir : Makassar, 31 Desember 1976

Kedudukan dalam keluarga Anggota Keluarga


Jenis kelamin Perempuan

Agama Islam

Pendidikan SMA

Pekerjaan Petugas laundry RS Ibnu SIna

Status perkawinan Menikah

Kedatangan yang ke Pertama


Telah diobati sebelumnya Tidak pernah
Alergi obat Tidak ada
Sistem pembayaran BPJS

Data Pelayanan

I. ANAMNESIS (subyektif)
Dilakukan secara: autoanamnesis dengan pasien sendiri

A. Alasan kedatangan/keluhan utama


KU: Gatal dan perih pada kedua jari tangan

B. Keluhan lain /tambahan


-

C.Riwayat perjalanan penyakit sekarang:


Gatal dan perih pada jari – jari tangan dialami sejak 3 minggu yang lalu. Keseharian pasien adalah seorang karyawan di RS Ibnu
SIna yang bekerja di bagian laundry RS Ibnu Sina. Keluhan pertama yang timbul adalah bintik – bintik kemerahan yang terasa
gatal kemudian digaruk oleh pasien. Pasien mengatakan bahwa tiap hari pasien kontak dengan bahan deterjen sabun pencuci
sprey kamar. Karena kesibukan pasien maka pasien baru dapat berobat 3 minggu setelah keluhan awal muncul. Awalnya
dirasakan gatal pada sela – sela jari kedua tangan diikuti munculnya perubahan warna kulit menjadi kemerahan, kemudian sering
digaruk. Gatal muncul hampir setiap saat, baik pagi maupun malam hari dan mengganggu aktivitas sehari – hari. Tiga hari sejak
rasa gatal tersebut muncul gelembung – gelembung air dan menjadi luka akibat digaruk.

D. Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama

E. Riwayat penyakit dahulu:


Pasien tidak pernah mengalami keluhan ini sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap substansi tertentu dan
tidak memiliki riwayat atopi.

F. Riwayat Sosioekonomi dan kebiasaan


Pasien menyangkal kebiasaan minum alkohol, merokok atau mengkonsumsi narkoba dan obat – obatan untuk waktu yang lama.
Salah satu teman kerjanya juga mengalami keluhan yang sama.
Anamnesis Okupasi (khusus untuk pasien yang bekerja)

1. Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali, serta lama kerja di tiap pekerjaan tersebut
Jenis pekerjaan bahan/material yang tempat kerja (perusahaan) Masa kerja
digunakan (dalam bulan / tahun)

Detergen / main
detergen, Alkali / alkali
Karyawan laundry RS Ibnu builder, Chlorine
RS Ibnu SIna 2012 – 2017 (5 Tahun)
Sina (mencuci) Bleach, Sodium
Hypochloride (CL2),
Softener, Air

2. Uraian tugas/pekerjaan
Pasien adalah karyawan laundry di RS Ibnu Sina Makassar. Dalam pekerjaannya, pasien selalu kontak dengan
berbagai macam bahan iritan yang berasal dari bahan kimia dan jarang menggunakan sarung tangan. Pasien
melakukan pekerjaan selama 8 jam sehari.

Uraian Tugas Rutin


Jam 05.00 : Bangun,
Jam 05.15 : Shalat, Mandi
Jam 07.15 : Berangkat ke tempat kerja
Jam 07.45 : Tiba ditempat kerja
Jam 08.00 – 17.00 : Mengerjakan tugas – tugas di tempat kerja
Jam 17.00 : Pulang ke rumah
Jam 17.30 – 22.00 : Berkumpul bersama keluarga
Jam 22.00 : Istirahat

Bangun sholat, mandi, sarapan Berangkat ke tempat


Jam 05.00 Jam 05.15 kerja
Jam 07.15

Tiba di tempat kerja


Jam 07.45

berkumpul dengan
keluarga Mengerjakan tugas tugas di
Tidur
Jam 17.30-22.00 tempat kerja
Jam 22.00
Jam 08.00-17.00
3. Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerja

Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko


kegiatan kesehatan kecelakaan
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko yang mungkin kerja
Detergen /
main
detergen,
Posisi membungkuk
Alkali / alkali Dermatitis kontak,
Bakteri, saat mengecek
Bising. Suhu builder, noice induce
Proses Virus, noda dan Kerja
panas, Chlorine hearing loss, Heat Tersengat listrik
Pencucian Jamur, memasukkan berlebih
getaran Bleach, cramps, Heat
Parasit pakaian ke dalam
Sodium stroke, LBP
mesin cuci
Hypochloride
(CL2),
Softener, Air

4. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala / keluhan yang ada)
Pasien mengeluh gatal dan perih pada kedua tangan. Keluhan yang timbul adalah bintik – bintik kemerahan yang terasa gatal
kemudian digaruk oleh pasien. Pasien bekerja sebagai karyawan laundry di RS Ibnu Sina pada proses pencucian. Dalam
pekerjaannya pasien selalu kontak dengan berbagai macam bahan iritan yang berasal dari bahan kimia dan jarang menggunakan
sarung tangan

5. Body Discomfort Map:

Keterangan :
1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja
dapat mengisi sendiri
2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh
pekerja dengan memberti tanda/mengarsir
bagian- bagian sesuai dengan gangguan
muskulo skeletal yang dirasakan
pekerja
Tanda pada gambar area yang dirasakan :
Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /
Baal = v v v Nyeri = ////////
II. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital
a. Nadi : 88 x/menit c. Tekanan Darah (duduk) : 110/80 mmHg

b. Pernafasan : 18 x/menit d. Suhu Badan : 36,7°C

2. Status Gizi
a. Tinggi Badan : 160 xm Berat Badan : 55 Kg c. IMT = 21,48 kg/m2
b. Lingkar perut : cm d. Bentuk badan : Astenikus Atletikus  Piknikus

3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum Keterangan


a. Kesadaran :  Compos Mentis Kesadaran menurun
b. Tampak kesakitan : Tidak Ya
c. Gangguan saat berjalan :  tidak Ya

4. Kelenjar Getah Bening jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi


a. Leher : Normal Tidak Normal
b. Submandibula Normal Tidak Normal
c. Ketiak : Normal Tidak Normal
d. Inguinal Normal Tidak Normal

5. Mata mata kanan mata-kiri Ket

a. Persepsi Warna Normal Buta Warna Parsial Normal Buta Warna Parsial
Buta Warna Total Buta Warna Total
b. Kelopak Mata  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal
c. Konjungtiva  Normal Hiperemis Sekret  Normal Hiperemis Sekret
Pucat Pterigium Pucat Pterigium
d.Kesegarisan / gerak bola mata  Normal Strabismus  Normal Strabismus
e. Sklera  Normal Ikterik  Normal Ikterik
f. Lensa mata tidak keruh Keruh tidak keruh Keruh
g. B ulu Mata  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal

h. Penglihatan 3 dimensi Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

i. Visus mata : tanpa koreksi :


Dengan koreksi:

6.Telinga Telinga kanan Telinga kiri


a. Daun Telinga  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal
b. Liang Telinga  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal
- Serumen tidak ada  ada serumen  tidak ada ada serumen
Menyumbat (prop) Menyumbat (prop)
c. Membrana Timpani  Intak Tidak intak  Intak Tidak intak
lainnya…… lainnya sulit dinilai
d. Test berbisik Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
e. Test Garpu tala Rinne Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
f. Weber
g. Swabach
h. Lain – lain ……….

7. Hidung

a. Meatus Nasi Normal Tidak Normal


b. Septum Nasi Normal Deviasi ke ........
c. Konka Nasal Normal Udem warna merah lubang hidung normal
d. Nyeri Ketok Sinus maksilar Normal Nyeri tekan positif di ……..
e. Penciuman : normal

8. Gigi dan Gusi

9. Tenggorokan
a. Pharynx  Normal Hiperemis Granulasi

b. Tonsil : Ukuran Kanan : To T1 T2 T3 Kiri : To T1 T2 T3


 Normal □ Hiperemis  Normal □Hiperemi

c. Palatum  Normal Tidak Normal


d. Lain- lain

10. Leher Keterangan


a. Gerakan leher  Normal Terbatas
b. Kelenjar Thyroid  Normal Tidak Normal
c. Pulsasi Carotis  Normal Bruit
d. Tekanan Vena Jugularis  Normal Tidak Normal
e. Trachea  Normal Deviasi
f. Lain-lain : …..
Spurling test : tidak ada kelainan

11. Dada Keterangan


a. Bentuk  Simetris Asimetris
b. Mammae  Normal Tidak Normal Tumor : Ukuran
Letak
Konsistensi
c. Lain – lain

12. Paru- Paru dan Jantung Keterangan


a. Palpasi  Normal Tidak Normal
Kanan Kiri

b. Perkusi  Sonor Redup Hipersonor  Sonor Redup Hipersonor

Iktus Kordis :  Normal Tidak Normal , sebutkan .............


Batas Jantung :  Normal Tidak Normal , sebutkan ………

c. Auskultasi : - bunyi napas  Vesikular Bronchovesikular  Vesikular Bronchovesikular


- Bunyi Napas tambahan tak ada Ronkhi Wheezing tak ada Ronkhi Wheezing Memanjang

- Bunyi Jantung  Normal Tidak Normal Sebutkan ....


13. Abdomen Keterangan
a. Inspeksi  Normal Tidak Normal
b. Perkusi  Timpani Redup
c. Auskultasi: Bising Usus  Normal Tidak Normal
d. Hati  Normal Teraba…….jbpx ……jbac
e. Limpa  Normal- Teraba shoeffne …..

Kanan ; Normal Kiri : Normal


f. Ginjal
Tidak Normal Tidak Normal

Kanan ; Normal Kiri : Normal


g. Ballotement Tidak Normal Tidak Normal

Kanan ;  Normal Kiri :  Normal


h. Nyeri costo vertebrae
Tidak Normal Tidak Normal

14. Genitourinaria
a. Kandung Kemih Normal Tidak Normal
b. Anus/Rektum/Perianal Normal Tidak Normal
Normal Tidak Normal
c Genitalia Eksternal
d. Prostat (khusus Pria) Normal Tidak Normal

Kanan Kiri
15a.Tulang / sendi Ekstremitas atas
- Gerakan  Normal tidak normal  Normal tidak normal
- Tulang  Normal tidak normal  Normal tidak normal
- Sensibilitas  baik tidak baik  baik tidak baik
- Oedema  tidak ada ada tidak ada ada
- Varises  tidak ada ada  tidak ada ada
- Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5
- vaskularisasi  baik tidak baik  baik tidak baik
- kelainan Kuku jari  tidak ada ada
 tidak ada ada
Pemeriksaan Khusus :
Tes Range of Motion : (+)

Kanan Kiri
15b.Tulang / Sendi Ekstremitas bawah
- Gerakan  Normal tidak normal  Normal tidak normal
- Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5
- Tulang  Normal tidak normal  Normal tidak normal
- Sensibilitas  baik tidak baik  baik tidak baik
- Oedema  tidak ada ada  tidak ada ada
- Varises  tidak ada ada  tidak ada ada
- vaskularisasi  baik tidak baik  baik tidak baik
- kelainan Kuku jari  tidak ada ada  tidak ada ada

Pemeriksaan khusus :
Tes Range of Motion: (+)
Tes Strength: a. Heel walking: (+) b. Toe walking: (+) c. Resistes great toe dorsoflexion: (+)
Tes Patrick: (+)
Tes Kontra patrick : (+)

15c. Otot motoric


1. Trofi  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal
2. Tonus  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal
3. Kekuatan 5/5/5/5 5/5/5/5 Gerakan abnormal :
(Fs motorik)  tidak ada
tic ataxia lainya ..

16. Refleks kanan kiri


a. Refleks Fisiologis patella,  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal
lainnya .........
b Refleks Patologis: Babinsky  negatif Positif  negatif Positif
lainnya ………

d. Knee jerk/ankle jerk: (+)


e. Straight leg raise: (+)
17. Kulit Efloresensi dan Lokasi nya
a. Kulit  Normal Tidak Normal
b. Selaput Lendir  Normal Tidak Normal
c. Kuku  Normal Tidak Normal
d. Lain – lain ………

18. Status Lokalis:


- Lokasi : Jari-jari tangan
- Effloresensi :
Makula eritema, bentuk bulat, diameter 1 cm,
jumlah multipel, batas tegas, distribusi terbatas
pada jari-jari tangan. Di atas efloresensi primer
terdapat efloresensi sekunder berupa erosi
 eritema akibat garukan pasien

Gambar lokasi kelainan kulit

III. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT:


Seorang perempuan 40 tahun mengeluhkan gatal dan perih pada jari-jari tangan sejak tiga minggu yang lalu setelah
menggunakan detergen pada saat bekerja. Awalnya terasa sedikit gatal pada sela - sela jari kedua tangan diikuti munculnya
perubahan warna kulit menjadi kemerahan, kemudian sering digaruk. Keluhan seperti ini belum pernah dirasakan
sebelumnya. Riwayat alergi tidak ada. Riwayat keluarga mengalami penyakit yang sama tidak ada. Salah satu teman pasien
juga mengeluhkan hal yang sama. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan N : 88
x/menit, RR : 18 x/menit, S : 36,7°C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan makula eritema, bentuk bulat diameter 1 cm, jumlah
multipel, berbatas tegas yang terdistribusi pada jari-jari tangan. Di atasnya terdapat erosi eritema akibat garukan pasien.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Dalam kasus ini, riwayat kontak dengan iritan serta gambaran efflloresensi khas untuk DKI, sehingga tidak diindikasikan untuk
melakukan pemeriksaan penunjang.

Hasil Body Map :


Gatal dan perih pada jari – jari tangan

Hasil Brief Survey ;


Tidak dilakukan pemeriksaan

V. DIAGNOSIS KERJA :
Dermatitis Kontak Iritan et causa bahan deterjen

VI. DIAGNOSIS DIFERENSI :


Dermatitis kontak alergi

VII. DIAGNOSIS OKUPASI :


Langkah Diagnosis Pertama
1. Diagnosis Klinis Dermatitis Kontak Iritan et causa bahan detergen
Dasar diagnosis (anamnesis, Seorang perempuan 40 tahun mengeluhkan gatal dan perih pada jari-jari tangan sejak
pemeriksaan fisik, pemeriksaan
tiga minggu yang lalu setelah menggunakan detergen pada saat bekerja. Awalnya terasa
penunjang, body map, brief
survey) sedikit gatal pada sela - sela jari kedua tangan diikuti munculnya perubahan warna kulit
menjadi kemerahan, kemudian sering digaruk. Keluhan seperti ini belum pernah
dirasakan sebelumnya. Salah satu teman pasien yang bekerja di tempat kerja yang sama
dengan pasien juga mengalami keluhan yang sama. Pasien mengatakan bahwa tiap hari
pasien kontak dengan bahan-bahan iritan seperti detergen.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: keadaan umum: Sakit ringan/ Gizi Cukup/
Composmentis. Tanda Vital dan antropometri: TD: 110/80 mmHg, Pernapasan: 18
x/menit, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,7°C. Status gizi: IMT: 22,48 kg/m2 (cukup).
Effloresensi kulit:Makula eritema, bentuk bulat, diameter 1 cm, jumlah multipel, batas
tegas, distribusi terbatas pada jari-jari tangan. Di atas efloresensi primer terdapat
efloresensi sekunder berupa erosi eritema akibat garukan pasien.
2. Pajanan di tempat kerja
Fisik -
Kimia Pajanan bahan iritan detergen
Biologi -
Ergonomi -
Psikososial -
3 . Evidence Based (sebutkan Berdasarkan hasil penelitian Adilah Afifah. Faktor-faktor yang berhubungan
secara teoritis) pajanan di tempat dengan Terjadinya dermatitis kontak akibat kerja Pada karyawan binatu. Tahun
kerja yang menyebabkan 2012, bahwa:
diagnosis klinis di langkah 1. - Dermatitis kontak merupakan peradangan pada kulit disebabkan oleh
Dasar teorinya apa?
bahan yang kontak dengan kulit. Menurut American Academy of
Dermatology, 90% penyakit kulit akibat kerja berupa dermatitis kontak. Data
dari RSDK Semarang selama lima tahun (1996-2000) dermatitis kontak
menempati urutan tertinggi. Menurut Kurniati, di RSUD Tangerang (Oktober
1996 - Oktober1997), 51 kasus dermatitis kontak, 41,17% dermatitis kontak
iritan dan 5,88% penyakit akibat kerja. Kasus ini sering ditemui pada
pekerjaan mencuci yang kontak langsung dengan sabun dan deterjen
Tahun 1999-2001 di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dermatitis kontak
iritan kronik akibat deterjen pertahun sekitar 9,09-20,95% dari seluruh
dermatitis kontak.
- Mekanisme terjadinya DKI yaitu kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel
yang disebabkan oleh bahan iritan. Bahan iritan merusak lapisan tanduk,
denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk dan mengubah
daya ikat air kulit. Kebanyakan bahan iritan merusak membran lemak
keratinosit tetapi sebagian dapat menembus membran sel dan merusak
lisosom, mitokondria, dan komponen inti. Hal ini bisa menimbulkan
rangkaian proses peradangan pada kulit yang kontak dengan bahan iritan.
- Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan frekuensi paparan
memiliki hubungan dengan terjadinya dermatitis kontak. Frekuensi paparan
yang lebih sering membuat semakin banyak bahan yang mampu masuk ke
kulit dan menimbulkan reaksi. Selain itu dengan frekuensi yang semakin
sering, kerusakan lapisan kulit yang ditimbulkan oleh paparan sebelumnya
belum sepenuhnya pulih sudah disusul paparan berikutnya, hal ini
mengakibatkan kelainan kulit menjadi timbul.
Berdasarkan hasil penelitian Ayu Lestari Novianti, Dwi Indria, Anthony Miftah.
Dermatitis Kontak Iritan Kronis pada Pegawai Laundry. Tahun 2017, bahwa :
- Terdapat beberapa bahan iritan yang dapat menyebabkan dermatitis kontak
yaitu asam kuat, basa kuat, detergen, resin epoksi, etilen oksida, fiberglass,
minyak, pelarut organic, agen oksidator, plasticizer, serbuk kayu.
- Prognosis pada pasien baik selama kontak dengan bahan iritan dapat dihindari
atau dikurangi.
4. Apakah pajanan cukup Ya
Masa kerja 5 Tahun
Jumlah jam terpajan/ hari 8 Jam
Pemakaian APD Jarang
Konsentrasi pajanan Sulit dinilai
Lainnnya...........
Kesimpulan jumlah pajanan dan Berdasarkan lama pajanan dan konsentrasi pajanan yang cukup terhadap pasien ini,
dasar perhitungannya maka dapat menimbulkan kontak iritan.
5. Apa ada faktor individu yang
berpengaruh thd timbulnya
-
diagnosis klinis? Bila ada,
sebutkan.
6 . Apa terpajan bahaya
potensial yang sama spt di
Tidak ada
langkah 3 luar tempat kerja?
Bila ada, sebutkan
7 . Diagnosis Okupasi
Apa diagnosis klinis ini termsk
penyakit akibat kerja?
Dermatitis Kontak Iritan
Bukan penyakit akibat kerja
Penyakit akibat pajanan bahan iritan
(diperberat oleh pekerjaan/
bukan sama sekali PAK)_
Butuh pemeriksaan lbh lanjut)?
VIII. KATEGORI KESEHATAN (pilih salah satu)
a. Kesehatan baik (sehat untuk bekerja = physical fitness),
b. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan (sehat untuk bekerja dengan catatan)
c. Kemampuan fisik terbatas
d. Tidak fit untuk sementara

IX. PROGNOSIS
1. klinik : ad vitam : dubia ad bonam
ad sanasionam : dubia ad bonam
ad fungsionam : dubia ad bonam
2.Okupasi (bila ada d/ okupasi) : dubia ad bonam

X. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN


Jenis permasalahan Rencana Tindakan (materi & metoda); Tatalaksana
No Medis & non medis medikamentosa; non medika mentosa(nutrisi, olahraga, konseling Target Hasil yang
dll) dan OKUPASI) waktu diharapkan
Terapi okupasi:
- Eliminasi : sulit dilakukan
- Subsitusi : sulit dilakukan.
- Isolasi : sulit dilakukan Keluhan
- Engineering Control : sulit dilakukan. Segera
berkurang
- Administrative control : diberikan edukasi kepada pegawai
untuk melakukan rotasi pekerja.
- Alat pelindung diri (APD) : sangat diperlukan penggunaan
sarung tangan.
Dermatitis Kontak Terapi medikamentosa :
1. - Sistemik: Cetrizin 1 x 1.
Iritan Segera Keluhan
- Topikal : Zalf Hydrocortison 0,5% dioleskan 2 x sehari.
berkurang

Terapi non medikamentosa:


- Berhenti atau ganti penggunaan bahan iritan dan substansi
lainnya terutama untuk kulit di daerah sensitif. Keluhan
Segera
- Menggunakan sarung tangan setiap kontak dengan bahan berkurang
iritan.
- Senatiasa menjaga kebersihan badan.

Persetujuan Pembimbing
Pembimbing : dr. Sultan Buraena MS, Sp.OK
Tanda Tangan:

Nama Jelas: Nurul Muthia Alviani


Tanggal: 1 November 2017

Anda mungkin juga menyukai