Anda di halaman 1dari 5

BAB III DASAR TEORI

3.1 Batukapur (Limestone)

Batukapur adalah batuan sedimen yang bahan utamanya tersusun oleh kalsium
karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Batukapur paling sering terbentuk
diperairan laut dangkal. Batukapur kebanyakan merupakan batuan sedimen
organik yang terbentuk dari akumulasi cangkang, kerang, alga, koral dan pecahan-
pecahan sisa organisme. Batukapur juga dapat menjadi batuan sedimen kimia
yang terbentuk oleh pengendapan kalsium karbonat dari air danau ataupun laut.

Pada prinsipnya, defenisi batukapur mengacu pada batuan yang mengandung


setidaknya 70% berat kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Sisanya, batu
kapur dapat mengandung beberapa mineral seperti kuarsa, feldspar, mineral
lempung, pirit, siderite, dan mineral-mineral lainnya. Kandungan kalsium
karbonat dari batukapur memberikan sifat fisik yang sering digunakan untuk
mengidentifikasi batuan ini, biasanya identifikasi batu kapur dilakukan dengan
cara meneteskan 5% asam klorida (HCL), jika bereaksi maka dapat dipastikan
batuan tersebut adalah batukapur atau gamping.

3.2 Kegunaan Batukapur

Batukapur merupakan batuan dengan keragaman penggunaan yang sangat besar.


Batuan ini menjadi salah satu batuan yang banyak digunakan dibandingkan jenis
batuan lain. Adapun kegunaan batukapur adalah :
a. Bahan bangunan gunanya untuk plester dan pembuatan semen tras atau
semen merah.
b. Bahan penstabilan jalan raya untuk mengurangi palstisitas, mengurangi
penyusutan dan pemuaian pondasi jalan raya.
c. Sebagai pembasmi hama.
d. Bahan pupuk dan inteksida dalam pertanian, apanila ditaburkan dapat
menetralkan tanah asam yang relative tidak banyak air, sebagai pupuk untuk
menambah unsur kalsium yang berkurang akibat panen.
e. Batukapur sebagai bahan baku semen.

Laporan Prakerin Page 12


f. Batukapur diproduksi untuk industri pabrik minyak kelapa sawit dengan
tujuan untuk memisahkan inti dan cangkang yang terdapat pada biji sawit.

Beberapa jenis batukapur banyak digunakan karena sifat mereka yang kuat, padat
dan sejumlah ruang/pori. Sifat fisik ini memungkinkan batu gamping dapat berdiri
kokoh walaupun mengalami proses abrasi. Meskipun batukapur tidak sekeras
batuan yang berkomposisi silikat, namun batukapur lebih mudah untuk ditambang
dan tidak cepat mengakibatkan keausan pada peralatan tambang maupun crusher.

Gambar 3.1 Batukapur

3.3 Metode Penambangan

Metode penambangan yang digunakan oleh PT. Sumbar Calcium Pratama adalah
tambang terbuka, tambang terbuka adalah penambangan yang dimana segala
kegiatan atau aktivitas penambangan dilakukan diatas atau relative dekat
permukaan bumi dan tempat kerja serta berhubungan langsung dengan dunia luar,
iklim dan cuaca.

PT. Sumbar Calcium Pratama menggunakan metode quarry, dimana quarry


adalah jenis tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan
endapan bahan galian industri atau mineral industri, misalnya batukapur, granit,
dll. Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah penambangannya, quarry
dibagi menjadi 2 golongan yaitu side hill type dan pit type.

Metode penambangan side hill type yang digunakan pada tambang PT. Sumbar
Calcium Pratama dimana metode penambangan side hill type adalah system
penambangan terbuka yang diterapkan untuk menambang batuan atau endapan
mineral industri yang letaknya dilereng bukit atau endapan berbentuk bukit.

Laporan Prakerin Page 13


Gambar 3.2 Metode Penambangan Quary

1. Pengertian Penambangan
Penambangan adalah kegiatan pengambilan endapan bahan tambang yang
berharga dan bernilai ekonomis dari dalam maupun dari luar kulit bumi, pada
permukaan bumi, dibawah permukaan air, baik secara mekanis maupun manual,
seperti : pertambangan minyak dan gas bumi, batu bara, batu kapur, biji timah, biji
besi, dan lain sebagainya.

2. Tujuan Penambangan
Tujuan dari usaha pertambangan adalah untuk mengolah atau memproduksi bahan
galian yang berada didalam dan diluar bumi agar dapat digunakan dan
dimanfaatkan oleh semua umat manusia untuk melangsungkan kehidupannya agar
tercapai kesejahteraan dan kemakmuran.

3.4 Faktor Faktor Dalam Pemilihan System Penambangan

Agar suatu daerah tambang dapat menghasilkan keuntungan dari sisi


keekonomian dan faktor keselamatannya, menurut UU Nomor 4 Tahun 2009,
penambangan harus berdasarkan ekologi, dimana harus memperhatikan aspek
lingkungan. Berikut ini faktor faktor yang akan diperhitungkan dalam pemilihan
sistem penambangan :
1. Sifat Keruangan Endapan Bijih
Faktor-faktor ini merupakan faktor penting yang dominan karena umumnya
sangat menentukan dalam pemilihan metode penambangan antara tambang
terbuka dengan tambang bawah tanah, penentuan tingkat produksi, metode
penanganan material, dan bentuk tambang dalam badan bijih. Faktor-faktor
tersebut meliputi :

Laporan Prakerin Page 14


a. Ukuran (dimensi, tinggi, tebal khususnya)
b. Bentuk (tanular, lenticular, massif, irregular)
c. Posisi (miring, mendatar dan tegak)
d. Kedalaman (nilai rata rata, kedalam pengupasan)

2. Kondisi Geologi dan Hidrologi


Karakteristik geologi, baik dari badan bijih maupun batuan samping, akan
mempengaruhi pemilihan metode penambangan, terutama dalam pemilihan antara
metode selektif, melalui seleksi, penyaringan dan nonselektif serta pemilihan
system penyanggaan pada system penambangan bawah tanah. Hidrologi
berdampak pada kebutuhan akan penyaliran dan pemompaan, sedangkan aspek
mineralogy akan menentukan syarat-syarat pengolahan.

a. Mineralogy dan petrologi


b. Komposisi kimia
c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontuminasi)
d. Struktur geologi (kekar, sesar)
e. Air tanah dan hidrologi

3. Sifat Geoteknik
Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan mekanika batuan) untuk bijih dan
batuan sekelilingnya, hal-hal ini akan mempengaruhi pemilihan peralatan pada
system penambangan terbuka.

a. Sifat elastis (kekuatan, modulus elastis, kelemahan)


b. Perilaku plastis
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi, dan kompeten.
e. Sifat fisik lain seperti (berat jenis, porositas, permeabilitas)

4. Konsiderasi Ekonomi
Kajian secara ekonomis dimaksudkan untuk mengetahui sebuah proyek
penambangan memperoleh keuntungan atau tidak. Dalam perhitungan aliran uang
diperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh dalam situasi ekonomi. Faktor-
faktor ini akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan
keuntungan. Faktor ini meliputi :

a. Cadangan
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktivitas

Laporan Prakerin Page 15


e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok.

5. Faktor Teknologi
Kondisi paling cocok antara kondisi alamiah endapan dan metode penambangan
adalah yang paling diinginkan. Sedangkan metode yang tidak cocok mungkin
tidak banyak pengaruhnya pada saat penambangan, tetapi kemungkinan akan
mempengaruhi pada kegiatan pendukung tambang seterusannya (pengolahan,
peleburan) dll. Termasuk dalam faktor teknologi adalah :

a. Perolehan tambang
b. Dilusi (perolehan waste yang dihasilkan dengan bijih)
c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi.
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste (tanah buangan)
e. Konsentrasi atau penyebaran pekerjaan
f. Teknologi canggih dan baik

Laporan Prakerin Page 16

Anda mungkin juga menyukai