Anda di halaman 1dari 8

TEORI DASAR PUBLIC RELATIONS

Kesembilan teori yang disoroti dalam Public relations dapat diringkas sebagai berikut.

I. Teori Hubungan
1. Teori sistem: mengevaluasi hubungan dan struktur karena mereka terkait dengan
organisasi secara keseluruhan.
2. Teori situasional: mempertahankan situasi akan menentukan hubungan.

II. Teori Kognisi dan Perilaku


3. Teori pertukaran sosial; memprediksi kelompok dan individu berdasarkan
keuntungan serta biaya yang diperkirakan.
4. Teori difusi: menyatakan bahwa orang akan mengadopsi sebuah ide penting atau
inovasi setelah melewati lima langkah terpisah: kesadaran, minat, evaluasi, percobaan, dan
adopsi.
5. Teori pembelajaran sosial: menyatakann bahwa orang menggunakan penggodokan
informasi dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku.
6. Model elaborasi kemungkinan: menyarankan bahwa pembuatan keputusan
dipengaruhi oleh adanya pengulangan, keuntungan, dan juru bicara yang kredibel.

III. Teori Komunikasi Massa


7 Teori manfaat dan gratifikasi: menyatakan bahwa orang adalah pengguna aktif
media dan mereka menyeleksi media berdasarkan seberapa besar media itu memberikan
rasa puas kepada mereka.
8 Teori pengaturan agenda: menyarankan bahwa isi media yang dibaca, dilihat, dan
didengar sengaja dirancang untuk mengatur apa yang akan dibicarakan oleh masyarakat.

IV.Pendekatan terhadap Resolusi Konflik


9. Sembilan strategi pertengkaran: kerjasama; akomodasi; penghindaran; konstruktif
tanpa syarat; kompromi; berprinsip; menang-menang atau tidak sama sekali; mediasi.

Sumber Buku : Public Relations Profesi dan Praktik, Dan Lattimore, Otis Baskin, Suzette
T.Heiman, Elizabeth L.Toth. Hal. 62)

http://manajemenkomunikasi.blogspot.co.id/2011/10/teori-dasar-public-relations.html
eori dan Manajemen Public Relation

A. MENDEFENISIKAN TEORI
Salah satu kerja para praktisi public relations adalah mengevaluasi mengapa
sebuah rencana berjalan atau tidak berjalan sehingga mereka menyesuaikan strategi
mereka dengan kerja-kerja masa datang. Teori merupakan sebuah prediksi tentang
bagaimana sebuah peristiwa dan aksi saling terkait. Sebagai contoh Pr Reporter
menjelaskan kegagalan sebuah pesan kampanye yang didanai negara untuk
menakut-nakuti anak-anak agar tidak terlibat dalam penyalahgunaan obat-obatan.
Pernyataan ini merefleksikan banyak sekali teori tentang penggunaan rasa takut untuk
mempengaruhi seseorang (fear appeal theory). Teori ini memprediksiakan bahwa
hanya akan ada sedikit pernahan pada diri seseorang jika jita bergantung berlebihan
pada strategi menakut-nakuti.
Kira memiliki banyak teori tentang aksi dan peristiwa dalam public relations.
Beberapa sangat membantu kita karena kita menguji teori-teori tersebut secara
reguler dan memperhatikan hubungan yang sama sepanjang waktu.

1. TEORI HUBUNGAN
Teori hubungan terbagi beberapa teori lagi sebagai berikut :
 Teori Sistem
Teori sistem sangat berguna dalam public relations karena memberi sebuah cara
untuk memikirkan tentang hubungan. Secara umum, teori sistem memandang
organisasi sebagai suatu wadah yang tercipta dari bagian yang saling terkait, yang
dapat beradaptasi serta menyesuaikan diri terhadap perubahan dalam bidang politik,
ekonomi, dan lingkungan sosial di mana organisasi itu beroperasi.
Gruning, Gruning, dan Dozier menyatakan bahwa perspektif sistem menekankan
adanya saling ketergantungan organisasi dengan lingkungan mereka, baik lingkungan
internal maupun eksternal. Organisasi dengan sistem terbuka meggunakan orang-
orang public relations untuk mencari informasi tentang seberapa produktifakah
hubungan mereka dengan klien, nasabah, dan stakeholder lainnya. Sistem tertutup
tidak berusaha mencari informasi baru. Pengambilan keputusan beroperasi dengan
mendasarkan pada apa yang terjadi pada masa lalu atau berdasarkan keinginan
pribadi saja.
Lingkungan kadang membawa masalah pada organisasi. Sebagai contoh, para
pelanggan dapat memboikot produk dari sebuah organisai. Pengadilan dapat
menuntut organisasi untuk membayar ganti rugi kepada orang yang terluka karena
produk mereka. Oleh karena kita menggunakan teori sistem, kita dapat
mengidentifikasi stakeholder dari sebuah organisasi dan dengan menjangkau batas-
batas organisasi, kita dapat mengantisipasi setiap kebutuhan dari hubungan ini.
 Teori Situasional
Grunigg dan Repper setuju bahwa merupakan langkah awal yang baik untuk
menggunakan konsep stakeholder sebagai cara hubungan (relationship). Namun
demikian mereka menyimpulkan bahwa tidak semua orang dalam kelompok
stakeholder yang akan sama-sama senang berkomunikasi dengan organisai. Grunigg
dan Hunt berteori bahwa public meliputi mereka yang secara aktif mencari dan
memprose informasi tentang organisasi atau satu isu yang menarik mereka, sampai
pada mereka yang menerima informasi secara pasif. Menurut dua peneliti ini ada 3
variabel yang berpengaruh ketika public menerima dan memproses informasi yang
terkait sebuah isu. Kuncinya adalah public itu bersifat situasional. Maksudnya , ketika
situasi, problem, peluang, atau isu berubah public pun berubah.
Pengenalan Masalah, public yang berhadapan dengan sebuah isu, pertama kali
harus menyadari dan mengenai potensi dampaknya terhadap mereka. Sebagai
contoh, orang tua yang memiliki anak usia sekolah akan lebih peduli dengan isu terkait
fasilitas sekolah yang kurang bagus ketimbang isu tentang regulasi untuk pembayaran
pajak yang tidak memiliki anak.
Pengenalan Kendala, variabel ini menjelaskan bagaimana public memersepsi
kendala yang mugkin mereka temui saat mencari solusi terhadap sebuah masalah.
Jika mereka yakin memiliki kemampuan dalam mempengaruhi sebuah isu, maka
mereka cenderung akan mencari dan memprose isu tersebut.
Tingkat Keterlibatan, variabel ini mengacu kepada seberapa jauh seorang individu
peduli dengan sebuah isu. Mereka yang peduli akan menjadi komunikator yang baik
dalam sebuah isu yang terkait, sebaliknya mereka yang tidak perduli akan menjadi
pasif dalam mencari informasi dan memproses sebuah isu.
Dalam menggunakan ketiga variabel ini Grunig dan Hunt menjelaskan empat
respons yang mengikuti sebuah isu, mulai dari yang tinggi sampai yang terendah
dalam dimensi ini. Teori situasional juga membantu menjelaskan mengapa
sekelompok orang aktif pada isu tertentu, yang lainnya aktif dalam banyak isu,
sementara yang lain bersikap apatis.
2. TEORI PERSUASIF DAN PENGARUH SOSIAL
Seb uah usaha persuasif menghasilkan beberapa perubahan dalam aspek kognitif,
afektif, dan perilaku target audiensu. Ada beberapa istilah yang menyangkut persuasif.
Kesadaran (awareness): menerima informasi pertama kali. Sikap (attitudes):
kecendrungan untuk suka atau tidak terhadap sesuatu. Keyakinan (beliefs): penilaian
tentang benar atau salahnya sesuatu. Perilaku (behavior): sebuah aksi yang bisa
diamati.
 Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial menggunakan metafor ekonomi tentang biaya dan
keuntungan (cost and benefit) untuk memprediksi prilaku. Teori ini berasumsi bahwa
seorang atau kelompok akan memilih strategi berdasarkan hitungan-hitungan biaya
dan keuntungan yang dia peroleh. Teori yang dikembangkan oleh Jhon Thibaut dan
Harold Kelley ini berlaku untuk banyak bidang kajian. Termasuk komunikasi
interpersonal, public relations, dan teori organisasi. Teori pertukaran sosial
menegaskan orang menjadi faktor penting dalam konsekuensi perilaku mereka
sebelum mereka berbuat sesuatu.
 Teori Difusi
Teori difusi adalah cara lain dalam melihat bagaimana orang memproses dan
menerima informasi. Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan mengadopsi
sebuah ide hanya setelah melewati lima langkah terpisah berikut.
1. Kesadaran. Individu yang bersangkutan telah terekspos dengan ide tersebut.
2. Minat. Ide harus membangkitkan minat individu yang bersangkautan.
3. Evaluasi. Individu harus mempertimbangkan bahwa ide tersebut berpotensi memilki
kegunaan.
4. Percobaan. Individu tersebut mengujicoba ide itu kepada orang lain.
5. Adopsi. Tahap ini mempresentasikan penerimaan akhir dari ide tersebut setelah
sukses melewati emapat langkah sebelumnya.
Teori ini berguna dalam menjelaskan bagaimana kita sampai pada
sebuahkeputusan-bukan aksi berdasarkan gerak hati semata. Pengujian model ini
memberitahukan pada kita bahwa media massa diperlukan dua langkah pertama;
sementara kontak pribadi diperlukan pada dua langkah berikutnya.
 Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial berusaha menjelaskan dan memprediksi perilaku
dengan melihat cara lain yang dilakukan individu dalam memproses informasi. Teori
ini membantu kita memahami bahwa contoh dari persoalan tertentu atau media massa
dapat menjadi penting dalam usaha memperoleh prilaku yang baru.
Psikologi sosial, Albert Bandura, mengatakan bahwa kita bisa mempelajari sebuah
perilaku baru hanya dengan mengamati perilaku orang lain. Kemungkinan akan
muncul perilaku tertentu akan lebih ditentukan oleh konsekuensi yang diharapkan
dengan melakoni perilaku tersebut. Semakin positif dan semakin bnyak keuntungan
yang bisa diperoleh, akan mungkin perilaku tersebut muncul.
Model Elaborasi Kemungkinan Gagasan tentang “rute” adalah salah satu yang
sentral bagi teori yang menjelaskan tentang dua jalan mempegaruhi orang-orang.
Richard Petty dan Jhon Cacioppo menjelaskan rute pertama sebagai “rute sentral”
sebuah situasi di mana orang secara aktif memikirkan sebuah ide.
Model Elaborasi Kemungkinan (elaboarated likelihood model) mengajukan sebuah
“rute pinggiran” di mana orang dipengaruhi oleh hal-hal seperti pengulangan, juru
bicara yang sangan kredible, atau bahkan juga dengan keuntunah (reward) yang
nyata.

3. TEORI KOMUNIKASI MASSA


 Teori Manfaat dan Greatifikasi
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang membutukan surat kabar harian,
menonton berita jam enam pagi, atau mendengarkan radio. Televisi dan radio disebut
media massa, namun setiap orang memilih kapan dan bagaimana mereka
menggunakan media massa tersebut.
Para peneliti telah menemukan bahwa orang memanfaatkan media massa untuk
tujuan berikut.
1. Sebagai media hiburan.
2. Untuk memeriksa keadaan lingkungan jika ada sesuatau yang penting bagi mereka
secara pribadi.
3. Sebagai pengalihan dan rutinitas.
4. Sebagai pengganti hubungan personal.
5. Sebagai cek dari identitas dan nilai personal.
Bagi para praktisi public relations, hal ini berarti bahwa tidak semua orang akan
melihat atau mendengar berita buruk tentang sebuah perusahaan atau produk
tertentu. Para praktisi public relations harus mengantisipasi bahwa pesan-pesan di
media massa itu akan dibentuk, dipilih, dan ditafsirkan dengan beragam cara.
 Teori Pengaturan Agenda
Bernard Cohen mencatata bahwa walaupun media tidak bisa mengatakan kepada
orang tentang what to think ( apa yang harus dipikirkan), namun media sangat sukses
menyampaikan kepada orang what to think about! I ( tentang apa yang harus
dipikirkan).
Praktisi public relations berusaha mempengaruhi agenda media dengan
menyediakan berida untuk konsumsi masyarakat. Untuk mencapai hal ini, mereka
berusaha mengidentifikasi persoalan yang bagu editor atau direktur berita dianggap
sebagai sebuah berita, kemudian mereka melokalisasi pesan mereka dan membantu
perwakilan media unutk membuat berita.
4. PENDEKATAN TERHADAP RESOLUSI KONFLIK
Konflik biasanya melibatkan seseorang atau kelompok yang secara aktif melawan
nilai atau tujuan orang lain. Sebagai halnya individu konflik perusahaan terjadi ketikas
seorang stakeholder bergerak dalam arah berbeda dengan oraganisasi sehingga
menciptakan perpecahan di antara pihak terkait. Ketika ini terjadi, seorang profesional
public relations harus berusaha menggerakkan organisasi dan public menuju sebuah
resolusi.

http://erryhidayat7.blogspot.co.id/2016/02/proses-dan-teori-public-relations.html
. TEORI PUBLIC RELATIONS
Public Relations seringkali diperdebatkan sebagai ilmu pengetahuan (theory) atau sebagai
suatu seni praktis atau metode . Sementara pihak mengatakan PR adalah ilmu yang berada di
bawah rumpun ilmu-ilmu sosial. Namun sementara orang mengatakan pula bahwa PR adalah
suatu metode komunikasi. PR sebagai suatu kajian ilmu banyak dikembangkan melalui
berbagai penelitian ilmiah. Bahkan banyak perguruan tinggi terkemuka di manca negara
memiliki program khusus Public Relations untuk tingkatan universitas ( s.d master). Namun di
banyak universitas dan college, bidang studi PR dipelajari di Departemen Komunikasi,
Departemen Marketing, Departemen Seni dan Departemen Komunikasi & Multi Media. Banyak
mahasiswa di Australia misalnya, mengkombinasikan pengetahuan PR dengan pengetahuan -
pengetahuan lainnya secara double degree atau double majors. Hal itu dimaksudkan untuk
memberikan variasi pengetahuan dan keterampilan yang sangat bermanfaat dalam
mengembangkan karirnya kelak. Misalnya PR/Marketing, PR/Advertising, PR/Journalism, PR/
media studies, PR/ Mangement , PR/International Relations, PR/Law dan lainnya.

teori yang berkaitan dengan PR banyak dipelajari dan dikaji untuk lebih baik dalam pemahaman
ilmu dan sebagai suatu profesi. Teori adalah kumpulan pemikiran, ide-ide untuk membantu
pemahaman tentang sesuatu serta mampu menjelaskan mengenai hubungan-hubungan satu
fenomena dengan fenomena yang lain.

Pemikiran dan ide-ide tersebut diawali dengan adanya dugaan atau perkiraan yang disadari
atau tidak disadari. Kemudian dilakukan pembuktian untuk memperoleh kebenaran dari
argumentasi sebelumnya.

Manfaat teori bagi profesi PR adalah memberikan banyak variasi cara atau tehnik komunikasi
yang dikembangkan dari teori-teori dasar. Selain itu juga membuat program dan kampanye PR
akan lebih efisien dan efektif. Dalam konteks yang lebih luas, teori akan memberikan yang
terbaik terhadap peranan PR dalam masyarakat yakni sebagai pembela atau pengkritik. Teori
juga mampu menjelaskan efek PR dalam masyarakat.

Teori berbeda dengan metode. Teori adalah model untuk seseorang memikirkan sesuatu hal.
Metode adalah model yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Kedua sudut pandang tadi sesungguhnya bukanlah hal yang harus di perdebatkan terlampau
panjang, karena keduanya memiliki manfaatnya masing-masing bagi PR .

Sumber teori yang bisa dimanfaatkan oleh PR baik dalam pengkajian untuk pengembangan
ilmu serta penerapannya dalam profesi adalah:
1. Teori Persuasi, Motivasi dan Prilaku
2. Teori Komunikasi
3. Teori-teori organisasi dan komunikasi organisasi
4. Spesialis teori PR

http://anwmagz.blogspot.co.id/2015/09/2pengertian-teori-public-relations.html
Definisi Public Relations Menurut Para Ahli
Terbitan kali ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian atau beberapa definisi
mengenai Public Relations (PR) dari beberapa para pakar di dunia maupun Indonesia.
Definisi-definisi itu dikutip dari beberapa buku yang berkaitan dengan Public Relations.

Pertama-tama yaitu ulasan definisi Public Relations (PR) dari beberapa pakar di dunia, antara
lain :

Menurut Dr. Rex Harlow dalam Ruslan (2010:16) Public Relations (PR) adalah fungsi
manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara
organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan
kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu
manajemen dalam mengikuti dan memenfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai
sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta
teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

Menurut Cutlip dan Center dalam Effendy (2009:116) PR adalah fungsi manajemen yang
menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi
demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk
meraih pengertian dan dukungan publik.

Definisi Public Relations menurut International Public Relations Association (IPRA) dalam
Rumanti (2005:11), PR merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan
dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan
pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan
dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai
opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan
ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi
kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan
tersebar luas.

Definisi Menurut (British) Institute of Public Relations (IPR) dalam Frank Jefkins (2003:9) PR
adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good-will) dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayak.

Definisi Menurut Frank Jefkins (2003:9) PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana,
baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Selanjutnya, beberapa pengertian Public Relations atau Humas dari beberapa pakar komunikasi
di Indonesia, antara lain :

Menurut Edy Sahputra Sitepu (2011:2) menjelaskan Public Relations (PR) dalam makna yang
sederhana adalah tatap muka (hubungan) antara kelompok-kelompok dalam suatu tatanan
masyarakat.

Menurut Maria Assumpta Rumanti (2005:7-8) PR adalah kegiatan atau aktivitas yang proses
kegiatannya melalui empat tahap, yaitu penelitian yang didahului penemuan, analisis,
pengolahan data dan sebagainya; perencanaan yang direncanakan; pelaksanaan yang tepat;
evaluasi, penilaian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan.

Menurut Onong Uchjana Effendy (2006:23) Hubungan Masyarakat (Humas) adalah


komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka
mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama
dan pemenuhan kepentingan bersama.

http://pr-teoridanpraktik.blogspot.co.id/2013/06/definisi-public-relations-menurut-para.html

Anda mungkin juga menyukai