Sepohon kayu dimakan hama Santai santai di kursi goyang
Pohon kweni dipanjat kera Kursi antik dari akar
Lima tahun sudah kita bersama Mari tanam kasih dan sayang Cinta ini semakin membara Agar cinta tumbuh dan mekar
Bila jauh terasa resah Burung nuri dalam sangkar
Jiwa ini terasa sengsara Cantiknya tak bisa dilupakan Sehari saja kita berpisah Untuk apa kita bertengkar Rindu ini langsung menggelora Lebih baik saling memaafkan
Pagi hari minum jamu Badan berbaring melepas lelah
Badan lelah mengangkut batu Padahal lapar belum makan Sehari jauh darimu Bila memang aku bersalah Hatiku rasa tak menentu Mohon setulus hati dimaafkan
Jemur dulu baju piyama Liat merak matapun terpana
Untuk hadiah tuan rusa Dialah burung paling berjaya Tidur makan kita bersama Maafkan diriku belum sempurna Hidup sendiri aku tak bisa Belum bisa membuatmu bahagia
Hari baru pakai rompi Hujan turun beli asinan
Pakai kemeja putih bersih Basah pohon serta dahan Dulu aku selalu bermimpi Terimakasih tuk segala pengorbanan Agar hidup bersamamu kasih Juga untuk segenap ketabahan
Baju rompi diberi pita Marga satwa sambut perayaan
Pita dari pulau Jawa Acaranya makan-makan Kini mimpi menjadi nyata Dalam setiap kebahagiaan Engkau menjadi belahan jiwa Senyumanmu menyempurnakan
Hangat surya terasa masih Lebah terbang merasa sungkan
Kaki berjuntai nikmati perayaan Lihat bangau mencari ikan Genggamlah tanganku wahai kekasih Saat sengsara aku memerlukan Kita susuri pantai-pantai kebahagiaan Senyumanmu yang meneduhkan
Mata ngantuk apa obatnya Kakek pandai membuat baki
Obatnya tidur pejamkan mata Pandai memetik buah kemumu Setialah untuk selamanya Dari ujung rambut ke ujung kaki Jangan pernah khianati cinta Jiwa ragaku hanya untukmu
Bunga di taman makin berseri Rusa kurus sedikit makannya
Bunga merah amat disukai Repot hidupnya banyak tamu Jagalah cinta yang kuberi Walau harus ke ujung dunia Jangan hati ini engkau lukai Aku tetap ikut denganmu
Pandang bulan tiada jemu
Cahayanya jatuh menimpa padi Inilah janjiku untukmu Tetap setia apapun yang terjadi Burung bayan cenderawasih Ambil sepat dari bubu Buah duren amat berbau Cukup sekian terimakasih Dicampur kue bolu Salam pantun dari pantun seribu Bukti apa yang adik mau Katakan saja jangan malu Buah kelapa untuk diparut Minum dulu es serut Bila elang terbang ke Langkat Kalau abang sedang cemberut Induk ayam berjingkat-jingkat Mirip seperti tikus curut Minta rumah 4 tingkat Mobil mewah yang mengkilat Dari jauh ke tanah Sabang Demi melihat burung gelatik Baca Quran sampai tamat Adik jangan menghina abang Jaga mushaf mesti dirawat Biar jelek istrinya cantik Permintaan adik berat amat Mungkin abang tidak kuat Jika hendak melihat gelatik Jangan lupa juga tekukur Jika punya istri yang cantik Jika buaya sakit mata Abang harus sangat bersyukur Menangkap kancil tak kena Kalau abang memang cinta Memang indah si tekukur Tentu dipenuhi apa yg kuminta Sayang jatuh ke tengah lembah Abang selalu bersyukur Tajam pisau dari baja Agar istri bisa bertambah Beli badik di hari raya Abang hanya bergurau saja Tanam-tanam pohon kemiri Menggoda adik yang setia Yang tertanam pohon salak Kalau berani menambah istri Mawar melati kenapa layu Kujitak kepalamu sampai botak Pucuknya patah di bangku Dasar abang sukanya merayu Harga emas semakin naik Bikin dag dig dug jantungku Beli sekarang tiada rugi Kalau memang adik baik Pasti izinkan aku beristri lagi Tinggi nian pohon kelapa
Berangkat belajar pagi-pagi Batoknya dibakar panas membara
Jangan kalah oleh kura-kura Lama sudah tidak berjumpa Bagaimana hendak menikah lagi Istri yang lama saja belum sejahtera Rindu di dada menggelora
Katanya ular dalam gua
papan catur terisi bidak Ternyata ada di kolong meja Bila punya istri dua mainnya aku tak bisa Pasti akan giat bekerja sms jarang telepon tidak Kerikil batu masuk jeruji apakah kamu sengaja menyiksa Semut terinjak langsung mati Cinta itu tidak perlu janji Silakan abang memberi bukti [3]
menulis pantun dengan pena
panjang pena 7 centi
aku rindu dengan yang di sana
yang dirindu tak mengerti
[4]
Jarum jatuh dalam jerami
Monyet memetik buah pisang
Lama sekali cinta bersemi
Sekarang rindu kasih sayang
[5]
Cantik sekali ikan karang
Ekornya bergerak goyang-goyang Badanku sedang meriang Merindukan kasih sayang Anak elang jatuh ke rawa Mentari pagi sinarnya hangat Ditolong oleh menjangan rusa Berangkat kerja ke Pulau Rengat Kasih dan sayang orang tua Belajar haruslah semangat Selalu ada sepanjang masa Jangan tersalah pada niat
Hari rabu memetik kelapa Kancil menulis di daun lontar
Airnya segar hilang dahaga Ketika mentari telah bersinar Hormati Ibu juga Bapak Belajar bukan sekedar pintar Agar kelak masuk surga Tapi menjadi pribadi benar
Dari apa kue lemang Memancing ikan diberi umpan
Dari ketan yang dipanggang Agar datang si ikan toman Waktu kecil kita ditimang Ilmu ibarat kemudi sampan Ayah Ibu harus disayang Agar hidup di garis tujuan
Bapak tani menanam tebu Apa gunanya tumbuhan temu
Pembeli datang bertanya harga Ramuan jamu dengan lengkuas Wahai ananda hormati Ibu Bila hati dipenuhi ilmu Karena Ibu jalan ke surga Jiwanya besar pikirannya luas
Empek-empek ditambah cuka Ikan nila berpindah kolam
Tak terbanding enaknya rasa Mencari kawan namanya tiram Coba lihat anak durhaka Jika ilmu semakin dalam Di dunia hidupnya tersiksa Jiwa berani hatinya tentram
Orang dahulu hidup di goa Sungguh indah syair setanggi
Biawak hidup di dalam rawa Merangkai kata bagai hiasan Turuti perintah orang tua Ilmu itu harus tinggi Tiap sholat tak lupa berdoa Jangan dunia sebagai batasan
Mana mungkin ada buaya Apa namanya kepala kereta
Coba lihat dengan cermat Namanya masinis bukan nakhoda Mana mungkin hidup bahagia Apa tujuan ilmu kita Jika pada orang tua tiada hormat Tujuannya mengenal Sang Pencipta
Kolam penuh ikan sepat
Bangau terbang iring-iringan Untuk dimasak di daun talas Terbang jauh satu kepakan Jika ingin ilmu manfaat Al Quran adalah pegangan Cari guru yang tulus ikhlas Jangan pernah dilupakan Elang terbang ke atas awan Tari piring tari saman Turun bangau badannya kumal Tari lilin apinya berpijar Bukan banyaknya pengetahuan Al Quran adalah pedoman Ilmu adalah banyaknya amal Rajin-rajinlah ananda belajar pohon ara dibuat gubuk.., Geal geol pantat bergoyang... Pasang pasak biar tegak.., Sekali senggol pening kepala.. Resiko asmara dunia facebook.. , Kota bintan banyak perunggu.. Cinta ditolak blokir bertindak.. Kota ciamis membangun tugu.. Beli kentang dibuat rujak.. , Janji kencan dimalam minggu.. Biar mantap ditambah sambal.., Tapi gerimis sudah menunggu.. Tidur terlentang tiada nyenyak.., Kue rangin rasanya manis.. Tidur tengkurap ada yang mengganjal.. Kue tar bukanlah lapis.. Rintik rintik turun hujan.., Malam dingin hujan gerimis.. Masuk kamar sama teman.., Sebentar bentar kebelet pipis.. Gadis cantik jadi pujaan.., Stasiun tugu stasiun kereta api.. Mau dilamar kok hamil duluan... Tempat jualan si tukang lapis.. Makan bubur diatas meja..., Hari minggu cuma nonton tipi.. Minumnya jus diatas rak..., Mau jalan dompet dah menipis.. Hari libur tetap bekerja.., Ini musim masih penghujan... Dapat bonus ambilnya di irak... Kata simbok jangan nakal.. Ke jakarta naiklah pesawat.., yang muslim silahkan Jumatan.. Pesawat terbang, landingnya susah.., Bawa gembok amankan sendal.. Kalau cinta sudah melekat.., Hujan gerimis deraslah amat.. Siang terbayang, malam mimpi basah.. Ada kilat bertabrakan.. Kalau ada sumur diladang.., Hari kamis malam jumat.. Bolehlah kita menggosok gigi.., Yang mau kumat dipersilahkan.. Kalau anda diwarung padang.., Beli berlian dikota belawan.. Bolehkah kita ditraktir lagi.. Hujan gerimis dikota mekah.. Langit mendung diatas lautan... Cantik nan itu perawan.. Lebat hujannya tiada terbendung... Wajahnya manis senyum merekah.. Gadis berkerudung cantik menawan... Masak ayam masak tumis.. Kedip matanya rontokan bulu hidung... Iris tipis sampai habis.. Hari minggu sudahlah siang.. Selasa malam hujan gerimis.. Setelah siang menuju petang... Dompet tipis smakin kritis.. Ditunggu tunggu gak jua datang... Sekali datang kok nagih utang...
Petik kecapi suara bening..
Satu satu dawai di harpa.. Cium dipipi cium di kening.. Setelah itu yang dicium apa ? ?