TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah
2. Klasifikasi Lansia
kategori berikut :
d. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
e. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
sebagai berikut :
6
7
3. Karakteristik Lansia
berikut :
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kondisi maladaptif
4. Tipe Lansia
b. Tipe mandiri
Lansia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang
baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memnuhi
undangan.
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung
Adanya anggapan bahwa lansia dapat santai menikmati hidup, hasil kerja
dan jerih payahnya di masa muda. Berbagai guncangan kehidupan seakan akan
9
sudah berhasil dilewati. Kenyataannya sering ditemui lansia yang mengalami stres
b. Mitos konservatif
keadaan yang berlaku. Adanya anggapan bahwa lansia tidak kreatif, menolak
inovasi, berorientasi ke masa silam, kembali ke masa anak – anak, sulit berubah,
keras kepala dan cerewet. Kenyataannya tidak semua lansia bersikap dan memiliki
semua lansia berpenyakitan dan ssat ini telah banyak penyakit yang dapat dikonrol
dan diobati.
d. Mitos senilitas
banyak yang amsih tetap cerdas dan bermanfaat bagi masyarakat, karena banyak
Adanya anggapan bahwa para lansia tidak lagi jatuh cinta dan bergairah
kepada lawan jenis. Kenyataannya perasaan dan emosi setiap orang berubah
sepanjang masa serta perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi tua.
10
f. Mitos aseksualitas
g. Mitos ketidakproduktifan
banyak para lansia yang mencapai kematangan, dan produktivitas mental maupun
material.
kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari hari dengan teratur dan baik,
maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan.
terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses untuk keluarga (Menurut
memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebut dihargai dan dicintai.
(Susanto, 2015). Dukungan sosial keluarga sangat diperlukan oleh seseorang yang
dan konkrit.
d. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
emosi.
memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang
nyaman, merasa dicintai bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya,
memberikan semangat.
(instrumental support material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa
menjaga dan merawat saat sakit. Pada dukungan nyata keluarga sebagai
terbukti dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi
a. Faktor internal
1) Tahap perkembangan
3) Faktor emosi
dukungan. Individu yang tidak mampu melakukan koping adaptif terhadap adanya
14
ancaman penyakit akan menyangkal adanya gejala penyakit dan tidak mau
menjalani pengobatan.
4) Spiritual
b. Faktor eksternal
1) Praktik keluarga
2) Faktor sosioekonomi
mengukur sikap, pendapatan, persepsi seorang tentang gejala atau masalah yang
menanyakan tentang isi materi yang di ukur peneliti. Penilaian dalam kuisioner ini
menggunakan skala likert yang diberi skor pada masing-masing pilihan jawaban
15
yaitu selalu (skor 4), sering (skor 3), kadang (skor 2), dan tidak pernah (skor 1).
Q
P = R × 100%
Keterangan :
P : Skor total
R : Jumlah soal
lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
(Sunaryo, 2015).
a. Tujuan Umum
masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
b. Tujuan Khusus
a. Sasaran Langsung
3) Kelompok usia lanjut (>60 tahun) dan usia lanjut dengan resiko tinggi (70
tahun keatas)
3) Masyarakat luas
saja berbeda dengan posyandu balita pada umumnya. Mekanisme pelayanan ini
meja seperti posyandu balita, ada pula yang hanya 3 meja. 3 meja tersebut
meliputi :
a. Meja I: pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan.
b. Meja II : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan dan index massa
rujukan kasus.
sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada
menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau
lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi
lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi
posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius,
maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti
menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk
bersama lansia.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar
atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan
sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti
kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap
seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek.
suatu respons.
19
Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi (Sunaryo, 2015).
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
i. Penyuluhan Kesehatan
20
terakhir dapat dilihat dari KMS. Kegiatan posyandu lansia dapat dilakukan
minimal 1 bulan sekali, jika tiap bulan dilakukan 1 kali posyandu lansia maka
dikatakan aktif jika hadir 8-12 kali atau sesuai dengan program pelayanan
D. Konsep Kepatuhan
1. Definisi Kepatuhan
yang diberikan kepadanya. Kepatuhan adalah sikap patuh, ketaatan dan mau
kepatuhan adalah suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati ke
mengikuti pengobatan, diit, merubah gaya hidup sesuai dengan saran dokter atau
a. Pendidikan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Sementara itu jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non-formal, dan
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari
1) Pendidikan Dasar
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah
pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (Mts), atau berbentuk lain yang
sederajat.
2) Pendidikan Menengah
madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah
3) Pendidikan Tinggi
b. Akomodasi
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-
diagnosis.
f. Pengetahuan
(Suparyanto 2010).
23
g. Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan
berulang tahun. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin matang
dan teratur.
h. Dukungan keluarga
adanya interaksi sosial dalam bentuk dukungan baik dukungan keluarga maupun
dukungan secara sosial. (Lestari, 2012). Individu dengan dukungan keluarga yang
tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan individu tersebut,
sehingga hal ini dapat mengarahkan individu kepada gaya hidup yang sehat dalam
posyandu, yaitu :
a. Pengetahuan
kesadaran, dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng,
sebaliknya bila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran,
maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama,
proses belajar dalam pendidikan baik yang bersifat formal dan informal (Iskandar
2017).
pengamatan. Jarak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi lansia untuk
berkunjung atau tidak berkunjung ke posyandu. Dimana dalam hal ini para lansia
(Iskandar, 2017).
c. Dukungan keluarga
menjadi motivator kuat bagi lansia, selalu menyempatkan diri untuk mendampingi
yaitu kuesioner yang jawabannya hanya ada dua pilihan yaitu “Ya” dan “Tidak”,
setelah itu hasil jawaban yang diberikan lalu dirumuskan sebagai berikut :
Ya
Ya + Tidak x 100%
Dalam uraian, jumlah jawaban “Ya”, dibagi semua jawaban dan dikalikan
100%, dan jika hasil dari rumus lebih atau sama dengan 51 maka bisa dianggap
patuh dan kurang atau sama dengan 50 maka dikatakan tidak patuh (Imbalo,
2007).