Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
a. Pengalihan Resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian (chance of
loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa penanggung
(a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa
kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah
menjadi proteksi asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau
santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
b. Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan dibayarkan
kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau
biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian
rupa sehingga dana tersebut berkemang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk
membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.
c. Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh
masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang
dialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus
dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium) dikalikan
dengan Nilai Pertanggungan.
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable
interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.
Insurable interest
Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. Jadi, anda dikatakan
memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila Anda menderita kerugian
keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian atau kerusakan atas obyek
tersebut.
Kepentingan keuangan ini memungkinkan Anda mengasuransikan harta benda atau
kepentingan anda. Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa
Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka Anda tidak berhak
menerima ganti rugi.
Proximate Cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali dan secara aktif oleh
sumber yang baru dan independen. Jadi apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami
musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang
menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah
musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab
kerugian yang aktif dan efisien adalah: "Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian
mata rantai peristiwa yang tidak terputus.
Indemnity
Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial
dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat
sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
Subrogation
Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar. Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang Hukum Dagang,
yang berbunyi: "Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada
tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal
untuk menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung".
Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut
memberikan indemnity. Anda dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama pada
beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan
maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.
Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi
social. Sedangkan dalam asuransi syariah misi yang di emban adalah misi aqi’dan, misi
ibadah, misi ekonomi dan misi pemberdayaan umat.
Dalam asuransi syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi untuk
mengawasi pelaksanaa operasional perusahaan agar terbebas dari praktik-praktik yang
bertentangan dengan prinsip syariah. Dan dalam asuransi konvensional tidak ada dewan
pengawas sehingga dalam praktiknya tidak diawasi dan kemungkinan pelaksanaannya tidak
sesuai dengan kaidah syariah.
Akad yang ada dalam asuransi konvensional didasarkan pada jual-beli sedangkan akad
dalam asuransi syariah didasarkan pada tolong-menolong.
Invenstasi dana dalam asuransi konvensional bebas tetapi masih dalam batas-batas
perundang-undangan dan tidak dibatasi oleh halal-haramnya objek atau system yang
digunakan. Beda halnya dengan investasi dana asuransi syariah. Investasi dilakukan dengan
batas perundang-undangan, sepanjang tidak bertenangan dengan prinsip syariah. Bebas dari
riba dan tenpat investasi yang terlarang.
Selain itu, dana yang terkumpul dari premi peserta asuransi konvensional seluruhnya
menjadi milik perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana tersebut kemana
saja. Sedangkan dana yang terkumpul dari peserta asuransi syariah dalam bentuk iuran atau
kontribusi sepenuhnya milik peserta. Perusahaan hanya berperan sebagai pemegang amanah
dalam mengelola dana tersebut.
Tidak ada pemisahan dana dalam asuransi konvensional. Pada beberapa produk tertentu
dapat mengakibatkan dana hangus. Dalam asuransi syariah ada pemisahan dana yaitu dana
ta’barru, derma dan dana peserta sehingga tidak mengenal dana hangus.
Adanya transfer of risk dalam asuransi konvensional atau terjadinya transfer resiko dari
nasabah keped menanggung (perusahaan). Lain halnya dalam asuransi syariah yang
mengenal adanya sharing of risk yang berarti terjadinya proses saling menanggung antara
satu peserta dengan peserta lain.
Sumber dana klaim dalam asuransi konvensional dari rekening perusahaan. Perusahaan
akan menanggung resiko dari peserta asuransi. Ini terjadi karena segala resiko sudah
ditransfer dari nasabah ke perusahaan. Sumber dana klaim dalam asuransi syariah dari
rekening ta’barru, yaitu peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta mengalami
musibah, maka peserta lain akan ikut menanggung resiko.
Dalam asuransi konvensional. Seluruh keuntungan yang didapat adalah milik
perusahaan. Sedangan dalam asuransi syariah keuntungan tidak sepenuhnya milik perusahaan
tetapi dibagi antara peserta dan perusahaan. Sesuai dengan prinsip bagi hasil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkn
diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan
nonasuransi seperti kegiatan Underwriting – akutaria, klaim, dan reasuransi – retrosesi.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain
dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat
yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai
tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu
meningkatkan kegiatan usaha.
DAFTAR PUSTAKA
· http://www.slideshare.net/deviazhar/9-perbedaan-asursyariah-dan-konvensional
· http://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/dsar-dasar-hukum-asuransi/
· http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-tentang-asuransi.html
· http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/makalah-tentang-asuransi/
· http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-asuransi-umum-tujuan.html
· http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/02/makalah-asuransi-syariah.html
· http://www.tugu.com/understanding-insurance/principles-of-insurance.html
· http://shandy07.files.wordpress.com/2011/12/makalah-asuransi.docx
· http://asuransibinagriya.blogspot.com/2011/11/disamping-sebagai-bentuk-
pengendalian.html
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah asuransi ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Dan saya sangat berterima kasih
kepada Dosen Asuransi dan Manajemen Resiko yang telah memberikan tugas softskill untuk
membuat makalah ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai sejarah asuransi, pengertian asuransi, jenis-jenis asuransi di
Indonesia, fungsi dan manfaat dari asuransi serta prinsip dasar asuransi. Saya menyadari
masih banyak kekurangan didalam tugas pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
23,Januari 2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................
Bab I Pendahuluan
- 1.1 Latar Belakang...................................................................................
- 1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................
1.4 Manfaat...................................................................................................
Bab II Pembahasan
- 2.1 Pengertian Asuransi..............................................................................
- 2.2 Fungsi dan Tujuan Asuransi................................................................
- 2.2.1 Fungsi Utama (Primer).............................................................
2.2.2 Tujuan Asuransi...........................................................................
2.3 Prinsip Dasar Asuransi............................................................................
2.4 Polis Asuransi.........................................................................................
2.5 Pengertian Asuransi Syariah...................................................................
2.6 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah......................
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................
PERASURANSIAN
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Aisyah Marwah
Devy Anjariani
Fisca Annisa
Jamilatun ni`mah
Mahfud Makaminan
Rinda Wahyuni
Sulnanda
2017