Anda di halaman 1dari 1

RINGKASAN

Widyan Mursyianto, Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Februari
2017, Analisa Keruntuhan Bendungan Nipah Kabupaten Sampang Provinsi Jawa Timur Dengan
Menggunakan Aplikasi Zhong Xing HY21, Dosen Pembimbing : Andre Primantyo Hendrawan dan
Anggara Wiyono Wit Saputra.

Bendungan merupakan bangunan yang berupa tanah, batu, beton atau pasangan batu yang
dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung
limbah tambang atau lumpur. Bendungan, disamping bermanfaat untuk memenuhi berbagai
kebutuhan bagi manusia, juga menyimpan potensi bahaya yang sangat besar apabila bendungan
tersebut runtuh akan menyebabkan terjadinya kerugian jiwa dan materi serta hancurnya
infrastruktur yang ada di bagian hilir bendungan. Keruntuhan Bendungan dapat diakibatkan oleh
overtopping dimana air yang melimpas melalui puncak bendungan menyebabkan terjadinya erosi
serta longsoran pada tubuh bendungan, khususnya pada bendungan tipe urugan tanah. Keruntuhan
dapat juga diakibatkan oleh bocoran yang membawa material bendungan secara berangsur-angsur
yang disebut erosi buluh atau piping.
Pada laporan ini analisa keruntuhan bendungan dilakukan menggunakan aplikasi Zhong
Xing HY21 dimana running aplikasi ini dilakukan dengan skenario overtopping, piping atas, piping
tengah dan piping bawah. Sebelum dilakukan running aplikasi terlebih dahulu dilakukan analisa
hidrologi dengan menghitung debit banjir maksimum boleh jadi (Probability Maximum Flood)
dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu dan didapatkan debit puncak sebesar
1767,35288 m3/det pada jam ke-2. Selain itu menghitung hujan maksimum boleh jadi (Probability
Maximum Precipitation) dengan metode Hersfield yang menghasilkan nilai hujan maksimum
boleh jadi adalah 458,566 mm. Kemudian dilakukan penelusuran banjir (flood routing) dan
Bendungan Nipah tidak mengalami overtopping dengan debit maksimum yang melimpah sebesar
1231,370 m3/det pada elevasi +47,834 m. Untuk proses running aplikasi Zhong Xing HY21
diperlukan data-data primer dan sekunder seperti peta Digital Elevation Model serta parameter-
parameter yang digunakan sebagai inputan agar running bisa dilakukan.
Running yang telah dilakukan menghasilkan outflow puncak terbesar adalah 4963,344
m /det untuk skenario piping bawah dan yang terkecil adalah 3399,327 m 3/det untuk skenario
3

overtopping. Selain itu dampak genangan banjir terluas adalah 5.873.791,650 m2 untuk skenario
piping atas dan yang terkecil adalah 5.451.634,358 m 2 untuk skenario overtopping. Dari semua
skenario keruntuhan yang disimulasikan, menunjukkan desa yang mengalami banjir terparah
adalah di Desa Montor dengan kedalaman mencapai 7 m lebih. Dari hasil tersebut skenario piping
atas mempunyai dampak paling besar apabila Bendungan Nipah mengalami keruntuhan. Pada
skenario piping atas ini enam desa di dua kecamatan terkena dampak banjir akibat keruntuhan
Bendungan Nipah.

Kata kunci : keruntuhan, Zhong Xing HY21, overtopping, piping

Anda mungkin juga menyukai