Anda di halaman 1dari 12

METODE PELAKSANAAN

Metode Pelaksanaan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas
akan diuraikan dibawah ini yaitu :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan untuk menunjang kelancaran dan


kemudahan pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan tahapan metode pelaksanaan
sebagai berikut :

1. Mobilisasi dan demobilisasi


- Mengadakan dan menyediakan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan
- Mengadakan dan menyediakan perlengkapan dan peralatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dalam kondisi baik dan
berada/terpasang dilokasi pekerjaan serta siap untuk dipakai
- Membuat kantor dan gudang dilokasi untuk tempat seluruh staf bekerja
lengkap dengan peralatan yang dibutuhkan.
- Sedangkan apabila proyek telah selesai seluruhnya baru dapat
dilaksanakan demobilisasi yaitu pembongkaran, penyingkiran dan
pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan yang telah
dimobilisasi sebelumnya keluar lokasi proyek.

2. Menyiapkan kantor pengelola proyek (Direksi Keet) lengkap dengan


peralatan/perabotan serta fasilitas-fasilitas kerja yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan proyek.

3. Pekerjaan Pengukuran Lapangan


- Menyiapkan tenaga dan peralatan
- Melakukan pengukuran kembali dengan menggunakan alat ukur untuk
menentukan koordinat serta profil design yang nantinya akan menjadi
gambar kerja dilapangan (shop drawing)
- Menyusun kerja (jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan) sebagai dasar
pelaksanaan.

II. PEKERJAAN DRAINASE

Tahapan metode pelaksanaan untuk pekerjaan tersebut diatas adalah sebagai berikut :

Pekerjaan Galian Tanah

1. Persiapan
Kegiatan pada tahapan ini adalah mempersiapkan semua data-data pendukung yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan galian tanah, pembuangan dan pemadatan
yang antara lain berupa data rekayasa lapangan, gambar kerja, time scedule dan terus
berkonsultasi dengan pihak direksi pekerjaan.

2. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan pada tahapan ini meliputi penyusunan rekayasa lapangan yang berkaitan
dengan kerja pelaksanaan pekerjaan dilapangan meliputi :
- Membuat rencana waktu/tanggal pelaksanaan
- Membuat rencana penggalian tanah, pembuangan dan pemadatan dalam hal ini
menyangkut penggunaan tenaga pendukung serta peralatan

3. Persiapan Lapangan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini meliputi persiapan dilapangan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan terutama menyangkut pengendalian waktu
pelaksanaan terhadap jadwal penerbangan kemudian pengedalian terhadap kondisi
dilapangan yang antara lain dengan cara memasang rambu-rambu atau tanda
larangan (Barieer) untuk menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus laulintas
yang melalui atau disekitar pekerjaan.

4. Penentuan Batasan Cuaca


Kegiatan pada tahapan ini meliputi pembuatan schedule cuaca agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu oleh cuaca terutama hujan sebab cuaca hujan
yang keras akan mempengaruhi kualitas kerja dan efektifitas penggalian dan
pemadatan tanah dasar yang telah dibentuk.

5. Penyiapan Lahan
Kegiatan pada tahapan ini meliputi persiapan lahan atau lokasi penggalian dengan
cara mengecek apakah lahan yang akan digali telah siap atau belum terutama
menyangkut keselamatan dan keamanan bangunan serta pipa-pipa saluran yang ada
disepanjang tepi atau dibawah perkerasan.

6. Program Penggalian
Kegiatan penggalian dilaksanakan dengan tahapan :
Penggalian tanah untuk konstruksi perkerasan/pavement dilakukan dengan cara
mekanis menggunakan excavator. Dimana penggalian tanah dikerjakan sampai batas
lapisan dan ketinggian yang telah dicantumkan dalam gambar kerja (shop drawing)
serta atas petunjuk direksi serta tetap dalam keadaan pengeringan yang baik. Tanah
hasil galian tersebut ditumpuk disekitar lokasi yang tidak mengganggu aktivitas atau
pekerjaan lainnya dan bebas dari air.

7. Program Pembuangan
Kegiatan pembuangan dilaksanakan dengan tahapan :
Material tanah hasil galian yang memenuhi syarat akan digunakan sebagai bahan
timbunan disekitar lokasi landasan pacu sedangkan yang tidak memenuhi syarat akan
dibuang jauh dari lokasi pekerjaan sesuai petunjuk direksi teknis dengan menggunakan
peralatan wheel loader dan dump truck

8. Program Pemadatan
Kegiatan pemadatan hasil pengahamparan dilaksnakan dengan tahapan :
Setelah lokasi penggalian telah rata dan bersih dari material hasil galian, pekerjaan
dilanjutkan dengan pemadatan dengan peralatan vibrator roller
Operasi pemadatan dilakukan lapis demi lapis dan dimulai dari sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu (as jalan), dalam arah memanjang. Dimana
pada bagian yang bersuperelevasi penggilasan harus mulai dari bagian yang rendah
dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.

9. Standar Pengujian
Kegiatan ini meliputi :
Melakukan Pengujian kepadatan dengan visual hasil penggilasan oleh alat pemadat.

10. Pengusulan Kepada Direksi


Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, pihak kontraktor dapat mengajukan kepada
direksi untuk dilakukan opname atau pengukuran hasil pekerjaan tersebut diatas
berdasarkan satuan mata pembayaran.

Pekerjaan Pemadatan Tanah Pilihan CBR > 6%

1. Persiapan
Kegiatan pada tahapan ini adalah mempersiapkan semua data-data pendukung yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pemadatan tanah dasar (sub grade) yang
antara lain berupa data rekayasa lapangan, gambar kerja, time scedule dan terus
berkonsultasi dengan pihak direksi pekerjaan.
2. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
Kegiatan pada tahapan ini meliputi penyusunan rekayasa lapangan yang berkaitan
dengan kerja pelaksanaan pekerjaan dilapangan meliputi :
- Membuat rencana waktu/tanggal pelaksanaan
- Membuat rencana pemadatan dalam hal ini menyangkut penggunaan tenaga
pendukung serta peralatan

3. Persiapan Lapangan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini meliputi persiapan dilapangan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan terutama menyangkut pengendalian waktu
pelaksanaan terhadap jadwal penerbangan kemudian pengedalian terhadap kondisi
dilapangan yang antara lain dengan cara memasang rambu-rambu atau tanda
larangan (Barieer) untuk menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus laulintas
yang melalui atau disekitar pekerjaan.

4. Penentuan Batasan Cuaca


Kegiatan pada tahapan ini meliputi pembuatan schedule cuaca agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu oleh cuaca terutama hujan sebab cuaca hujan
keras akan mempengaruhi kualitas kerja dan efektifitas pemadatan sehingga perlu
antisipasi lebih awal dengan membuat scedule cuaca.

5. Penyiapan Lahan
Kegiatan pada tahapan ini meliputi persiapan lahan atau lokasi penggalian dengan
cara mengecek apakah lahan yang akan digali telah siap atau belum terutama
menyangkut keselamatan dan keamanan bangunan serta pipa-pipa saluran yang ada
disepanjang tepi atau dibawah perkerasan

6. Program Pemadatan
Kegiatan pemadatan meliputi:
Pekerjaan penggilasan awal untuk perkerasan tanah dasar (sub grade) yang telah
dibentuk dapat dilaksanakan dengan menggunakan pemadat vibrator roller dan
tandem roller dimana proses pemadatannya dimulai dari sepanjang tepi timbunan dan
bergerak sedikit demi sedikit kearah dalam atau ketengah perkerasan, dimana tiap-
tiap lajur digilas secara overlapping paling sedikit ½ lebar unit penggilas.
Seluruh areal lapisan dipadatkan sekian kali lintasan/passes sesuai hasil trial
compaction atau petunjuk direksi teknis. Sedangkan
Untuk penggilasan lapisan terakhir diselesaikan dalam keadaan rata/halus sampai
pada kerataan yang diinginkan yaitu dengan cara blaading dan menggilas dengan
pneumatic tire roller hingga diperoleh CBR lapangan subgrade > 6%.

7. Standar Pengujian
Kegiatan ini meliputi pengujian kerataan, ketepatan kemiringan, ketinggian serta
kepadatan yang diinginkan.
Untuk permukaan hasil pengujian tidak bolah selisih lebih dari 12 mm jika ditest
dengan tongkat lurus panjang 3 meter yang dilaksanakan sejajar tegak lurus dengan
garis tengah. Sedangkan untuk pengujian kepadatan proof rolling yaitu pengujian
dengan menggunakan tyre roller dengan beban 13.000 kg atau lebih yang dijalankan
dengan kecepatan antara 4-5,5 km/jam yang diawasi oleh seorang engineer. Dimana
apabila hasilnya ada bekas roda, pumping atau lendutan berarti menunjukan indikasi
tidak sempurnanya kepadatan pada tempat tersebut sehingga harus dilakukan
penggantian material dan pemadatan ulang tapi pengujian kepadatan proof profing
tidak dilaksanakan pada kondisi permukaan basah atau atas petunjuk pihak direksi
pekerjaan.

8. Pengusulan Kepada Direksi


Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, kita dapat mengajukan kepada direksi untuk
dilakukan opname atau pengukuran hasil pekerjaan tersebut diatas berdasarkan
satuan mata pembayaran
III. - KONSTRUKSI PERPANJANGAN RUNWAY PADA RUNWAY 21 (300 M x 30 M =
9.000 M2)
- KONSTRUKSI PEMBUATAN TURNING AREA PADA RUNWAY 21 (650 M2)
- KONSTRUKSI PELEBARAN RUNWAY DARI 23 M MENJADI 30 M (7.196 M2)
- PEKERJAAN PELAPISAN ULANG (OVERLAY) TURNING AREA, TAXIWAY DAN
APRON

Tahapan metode pelaksanaan untuk pekerjaan tersebut diatas adalah sebagai berikut :

Pekerjaan Sub Base Course (Sirtu T = 35 cm) CBR > 25 %

1. Persiapan
Kegiatan pada tahapan ini adalah mempersiapkan semua data-data pendukung yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi bawah (sub base course)
antara lain berupa data rekayasa lapangan, gambar kerja, data laboratorium, time
scedule dan terus berkonsultasi dengan pihak direksi pekerjaan.

2. Kerja Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan pada tahapan ini meliputi penyusunan rekayasa lapangan yang berkaitan
dengan kerja pelaksanaan pekerjaan dilapangan meliputi :
- Membuat rencana waktu/tanggal pelaksanaan
- Membuat rencana pengujian laboratorium
- Membuat rencana penghamparan dan pemadatan lapisan sub base course dengan
sirtu menyangkut penggunaan tenaga pendukung dan peralatan

3. Persiapan Lapangan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini meliputi persiapan dilapangan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan terutama menyangkut pengendalian waktu
pelaksanaan terhadap jadwal penerbangan kemudian pengedalian terhadap kondisi
dilapangan yang antara lain dengan cara memasang rambu-rambu atau tanda
larangan (Barieer) untuk menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus laulintas
yang melalui atau disekitar pekerjaan.

4. Penentuan Batasan Cuaca


Kegiatan pada tahapan ini meliputi pembuatan schedule cuaca agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu oleh cuaca terutama hujan sebab cuaca yang
diijinkan untuk penghamparan dan pemadatan lapisan sub base course dengan sirtu
tidak boleh pada waktu hujan deras sebab pamadatan yang diperoleh tidak akan
tercapai (melampaui kadar air optimum)

5. Penyiapan Lahan
Kegiatan pada tahapan ini meliputi persiapan lahan atau lokasi penghamparan
lapisan sub base course dengan sirtu yaitu dengan cara mengecek apakah lahan yang
akan dihampar dengan sirtu telah siap atau belum bila belum general superintendent
harus memperbaiki kembali kerusakan-kerusakan yang terjadi terutama pada lapisan
perkerasan tanah dasar (sub grade) yang ada dibawahnya antara lain pemeriksaan
terhadap kemiringan antara tepi-tepi lapisan yang telah ada.

6. Pengecekan Material
Kegiatan pada tahapan ini meliputi pengecekan kesiapan material lapisan sub base
course dengan sirtu yang akan digunakan apakah sudah memenuhi syarat spesifikasi
yang ditentukan yaitu dengan cara mengambil sample untuk dilakukan pengujian
laboratorium (CBR min. > 25 %)

7. Program Penghamparan
Kegiatan ini meliputi :
- Penghamparan dilakukan secara tersebar, merata dan disusun berlapis-lapis
dengan ketebalan yang sama max. 20 cm dan dihampar tidak boleh lebih dari 2000
meter persegi sebelum digilas kecuali atas persetujuan direksi pekerjaan
- Bahan yang digunakan tidak mengalami segregasi apabila ditemukan bahan yang
bersegregasi harus diganti dengan yang baru
- Tebal padat minimum untuk palaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat minimum tidak boleh melebihi 20 cm,
kecuali diperintahkan oleh direksi pekerjaan

8. Program Pemadatan
Kegiatan ini meliputi :
- Pemadatan awal dapat dilakukan dengan alat pemadat berupa pemadat mesin
gilas beroda besi yang dilengkapi dengan penggetar (Vibrator Roller)
- Pemadatan dilakukan pada poisis kadar air optimum dimana kadar air optimum
adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modified yang
ditentukan SNI. Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan water tanker
truk.
- Operasi penggilasan harus berlangsung tahap demi tahap dari dan ke arah jalur
yang sedang disusun, dan tiap-tiap jalur dengan arah longitudinal harus digilas
secara berlapis (overlapping), paling sedikit setengah lebar unit penggilasan
dengan jumlah gilasan yang diperlukan minimum 6 gilasan (passes) atau lebih
sehingga permukaan lower subbase memiliki nilai CBR minimum 20%.
- Penggilasan dilaksanakan sampai bahan tersusun dan benar-benar stabil serta
bahan subbase telah dipadatkan sehingga kepadatannya 95 % kepadatan
maksimum pada kadar air optimum seperti yang ditetapkan oleh ASTM D-1557
- Pemadatan lapisan terakhir diberi siraman air yang ringan dan digilas dengan tyre
roller agar lapisan subbase menjadi rata dan padat.

9. Standar Pengujian
Kegiatan ini meliputi pengujian kerataan, ketepatan kemiringan, ketinggian serta
kepadatan yang diinginkan.
Untuk permukaan hasil pengujian tidak bolah selisih lebih dari 12 mm jika ditest
dengan tongkat lurus panjang 3 meter yang dilaksanakan sejajar tegak lurus dengan
garis tengah. Sedangkan untuk pengujian kepadatan proof rolling yaitu pengujian
dengan menggunakan tyre roller dengan beban 13.000 kg atau lebih yang dijalankan
dengan kecepatan antara 8 km/jam yang diawasi oleh seorang engineer. Dimana
apabila hasilnya ada bekas roda, pumping atau lendutan berarti menunjukan indikasi
tidak sempurnanya kepadatan pada tempat tersebut sehingga harus dilakukan
penggantian material dan pemadatan ulang tapi pengujian kepadatan proof profing
tidak dilaksanakan pada kondisi permukaan basah atau atas petunjuk pihak direksi
pekerjaan

9. Pengusulan Kepada Direksi


Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, kita dapat mengajukan kepada direksi untuk
dilakukan opname atau pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan satuan mata
pembayaran.

Pekerjaan Lapisan Base Course (Sirtu T = 20 cm) CBR > 80 %

1. Persiapan
Kegiatan pada tahapan ini adalah mempersiapkan semua data-data pendukung yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapisan pondasi atas (base course) antara
lain berupa data rekayasa lapangan, gambar kerja, data laboratorium, time scedule
dan terus berkonsultasi dengan pihak direksi pekerjaan.

2. Kerja Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan pada tahapan ini meliputi penyusunan rekayasa lapangan yang berkaitan
dengan kerja pelaksanaan pekerjaan dilapangan meliputi :
- Membuat rencana waktu/tanggal pelaksanaan
- Membuat rencana pengujian laboratorium
- Membuat rencana penghamparan dan pemadatan lapisan base course menyangkut
penggunaan tenaga pendukung dan peralatan
3. Persiapan Lapangan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini meliputi persiapan dilapangan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan terutama menyangkut pengendalian waktu
pelaksanaan terhadap jadwal penerbangan kemudian pengedalian terhadap kondisi
dilapangan yang antara lain dengan cara memasang rambu-rambu atau tanda
larangan (Barieer) untuk menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus laulintas
yang melalui atau disekitar pekerjaan.

4. Penentuan Batasan Cuaca


Kegiatan pada tahapan ini meliputi pembuatan schedule cuaca agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu oleh cuaca terutama hujan sebab cuaca yang
diijinkan untuk penghamparan dan pemadatan lapisan base course tidak boleh pada
waktu hujan deras sebab pamadatan yang diperoleh tidak akan tercapai (melampaui
kadar air optimum)

5. Penyiapan Lahan
Kegiatan pada tahapan ini meliputi persiapan lahan atau lokasi penghamparan
lapisan base course yaitu dengan cara mengecek apakah lahan yang akan dihampar
dengan aggregat telah siap atau belum bila belum general superintendent harus
memperbaiki kembali kerusakan-kerusakan yang terjadi terutama pada lapisan
perkerasan pondasi bawah/sub base course yang ada dibawahnya antara lain
pemeriksaan terhadap kemiringan antara tepi-tepi lapisan perkerasan yang telah ada.

6. Pengecekan Material
Kegiatan pada tahapan ini meliputi pengecekan kesiapan aggregat batu pecah, fine
aggregat hasil screening serta bahan halus tambahan yang akan digunakan untuk
lapisan base course apakah sudah memenuhi syarat spesifikasi yang ditentukan yaitu
antara lain dengan cara mengambil sample untuk dilakukan pengujian laboratorium
(CBR min. > 80 %)

7. Pengecekan Pencampuran (Blending)


Kegiatan pada tahapan ini meliputi pencampuran secara merata semua bahan base
dalam sebuah plant yang telah disetujui oleh direksi pekerjaan untuk memenuhi
persyaratan dan memperoleh kadar air yang tepat untuk pemadatan

8. Program Penghamparan
Kegiatan ini meliputi :
Penghamparan dilakukan secara tersebar, merata dan berlangsung secara terus
menerus tanpa terputus dalam jalur-jalur dalam lapisan yang sama dan tidak ada
perbedaan ukuran jika dipadatkanmaka tebal lapisan sesuai yang diperlukan dengan
menggunakan spreader boxes atau sarana lain yang dapat diatur untuk menjamin
tebalnya bahan yang dipersyaratkan.
Penghamparan aggregat base course dikerjakan berlapis-lapis tiap lapis max. 10 cm
tebal pada sesudah dipasang dan digilas, sedemikian hingga mencapai struktur yang
homogen dan tidak boleh ditebarkan melebihi 1500 meter persegi sebelum digilas
kecuali diperkenankan oleh pihak direksi pekerjaan.

9. Program Pemadatan
Kegiatan ini meliputi :
- Pemadatan awal dilakukan dengan alat pemadat berupa pemadat mesin gilas
beroda besi yang dilengkapi dengan penggetar (Vibrator Roller) dan dilaksanakan
berlapis-lapis yang tebal setiap lapisannya setelah dipadatkan tidak kurang dari 6
cm atau lebih dari 13 cm.
- Penggilasan berlangsung bertahap dari tepi-tepi kepusat lajur yang sedang
dilaksanakan dari satu sisi menuju kearah bahan yanh telah ditebarkan sebelumnya
dengan overlapping uniformly tiap jejak roda belakang yang terdahulu dengan
setengah lebar jejak semacam itu dan seterusnya sampai daerah lapisan
seluruhnya selesai digilas oleh roda belakang penggilasan harus berlangsung terus
menerus sampai batu itu benar-benar tersusun baik.
- Penggilasan dilaksanakan terus sampai bahan base selesai dipadatkan dan
mempunyai kepadatan tidak kurang dari 100 % dari kepadatan seperti yang
ditetapkan oleh ASTM D-1557
- Pemadatan lapisan terakhir diberi siraman air yang ringan dan digilas dengan tyre
roller agar lapisan subbase menjadi rata dan padat.

10. Standar Pengujian


Kegiatan ini meliputi pengujian kerataan serta ketepatan gradasi maupun ketinggian.
Untuk permukaan hasil pengujian tidak bolah selisih lebih dari 10 mm jika ditest
dengan tongkat lurus panjang 3 meter yang dilaksanakan sejajar tegak lurus dengan
garis tengah.
Selain itu pengujian juga dilakukan terhadap tebal lapisan aggregate base yaitu
dengan test depth atau cores yang diadakan pada jarak tertentu sehingga setiap test
yang diadakan tidak melebihi 250 meter persegi. Dimana apabila kesusutan base lebih
dari 10 mm, maka harus memperbaiki daerah-daerah itu dengan cara mengupas dan
menambah campuran base yang memadai, menggilas, membuat bentuk kembali dan
menyelesaikan sesuai persyaratan teknis pelaksanaan.

11. Pengusulan Kepada Direksi


Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, kita dapat mengajukan kepada direksi untuk
dilakukan opname atau pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan satuan mata
pembayaran.

Pekerjaan Lapisan Prime Coat AC 60/70 2,0 kg/m2

1. Persiapan
Kegiatan pada tahapan ini adalah mempersiapkan semua data-data pendukung yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapisan resap pengikat (prime coat) antara
lain berupa data rekayasa lapangan, gambar kerja, data laboratorium, time scedule
dan terus berkonsultasi dengan pihak direksi pekerjaan.

2. Kerja Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan pada tahapan ini meliputi penyusunan rekayasa lapangan yang berkaitan
dengan kerja pelaksanaan pekerjaan dilapangan meliputi :
- Membuat rencana waktu/tanggal pelaksanaan
- Membuat rencana penghamparan bahan aspal antara lain rencana penggunaan
tenaga pendukung dan peralatan

3. Persiapan Lapangan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini meliputi persiapan dilapangan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan terutama menyangkut pengendalian waktu
pelaksanaan terhadap jadwal penerbangan kemudian pengedalian terhadap kondisi
dilapangan yang antara lain dengan cara memasang rambu-rambu atau tanda
larangan (Barieer) untuk menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus laulintas
yang melalui atau disekitar pekerjaan.

4. Penentuan Batasan Cuaca


Kegiatan pada tahapan ini meliputi pembuatan schedule cuaca agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu oleh cuaca terutama hujan sebab cuaca yang
diijinkan untuk penghamparan bahan aspal (prime coat) tidak boleh pada waktu hujan
deras sebab mempengaruhi kualitas pekerjaan.

5. Penyiapan Lahan
Kegiatan pada tahapan ini meliputi persiapan lahan atau lokasi penghamparan bahan
aspal (prime coat) yaitu dengan cara mengecek apakah lahan yang akan dihampar
dengan bahan aspal (priem coat) telah siap atau belum bila belum general
superintendent harus memperbaiki kembali kerusakan-kerusakan yang terjadi
terutama pada lapisan perkerasan pondasi atas / lapisan base course yang telah ada

6. Pengecekan Material
Kegiatan pada tahapan ini meliputi pengecekan kesiapan bahan aspal dan bahan
pengencer minyak tanah (kerosin) yang akan digunakan untuk prime coat apakah
sudah memenuhi syarat spesifikasi yang ditentukan yaitu untuk aspal jenis MC-70
(medium curing) dengan nilai penetrasi 60-70

7. Program Penghamparan
Kegiatan ini meliputi :
Pekerjaan diawali dengan membuat campuran aspal dan kerosin dengan
perbandingan sesuai spesifikasi. Kemudian permukaan yang akan dilapisi aspal harus
dibersihkan/disingkirkan dari kotoran dan benda lainnya yang tidak diiginkan dengan
sapu listrik atau alat peniup compressor.
Setelah itu, penyemprotan dengan bahan aspal dapat dilakukan dengan alat berupa
aspal sprayer sebesar 2 kg/m2.
Setelah selesai, permukaan yang telah diprime dibiarkan mengering selama tidak
kurang dari 48 jam tanpa diganggu atau selama waktu yang diperpanjang menurut
keperluan untuk membiarkan prime kering hingga tidak terbawa oleh lalulitas
peralatan, dimana masa atau jangka waktu lain ditentukan/disetujui oleh pihak direksi
pekerjaan. Sebelum pekerjaan lapisan selanjutnya, kita harus melindungi permukaan
yang sudah diprime terhadap kerusakan selama masa itu, termasuk menyediakan dan
menghamparkan pasir yang diperlukan untuk menghapus bahan aspalt yang
berlebihan.

8. Standar Pengujian
Kegiatan pengujian dilakukan pada saat penyemprotan dengan arah melintang dari
takaran pemakaian aspal yang dihasilkan yaitu dengan cara melintaskan batang
semprot diatas bidang pengujian selebar 25 cm x 25 cm yang terbuat dari lembaran
resap yang bagian bawahnya kedap (karton), dan beratnya ditimbang sebelum dan
sesudah disemprot.

9. Pengusulan Kepada Direksi


Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, kita dapat mengajukan kepada direksi untuk
dilakukan opname atau pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan satuan mata
pembayaran.

Pekerjaan Lapisan Asphalt Treated Base T = 5 cm

1. Persiapan
Kegiatan pada tahapan ini adalah mempersiapkan semua data-data pendukung yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapisan asphalt terated base antara lain
berupa data rekayasa lapangan, gambar kerja, data laboratorium berupa JMF (Job Mix
Formula) yang telah disetujui oleh pihak direksi, time scedule dan terus berkonsultasi
dengan pihak direksi pekerjaan.

2. Kerja Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan pada tahapan ini meliputi penyusunan rekayasa lapangan yang berkaitan
dengan kerja pelaksanaan pekerjaan dilapangan meliputi :
- Kerja waktu/tanggal pelaksanaan,
- Kerja komposisi campuran masing-masing lapisan asphalt terated base (data ini
diperoleh dari hasil Pengujian Laboratorium)
- Kerja Penghamparan dan Pemadatan lapisan asphalt terated base menyangkut
kerja penggunaan tenaga pendukung dan peralatan

3. Persiapan Lapangan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini meliputi persiapan dilapangan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan terutama menyangkut pengendalian arus lalulintas
pada saat pelaksanaan pekerjaan yaitu dengan cara memasang rambu-rambu atau
tanda larangan (Barieer) untuk menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus
laulintas yang melalui atau disekitar pekerjaan.
4. Penentuan Batasan Cuaca
Kegiatan pada tahapan ini meliputi pembuatan schedule cuaca agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu oleh cuaca terutama hujan sebab campuran
lapisan asphalt terated base hanya dapat dihampar bila permukaan yang telah
disiapkan kering dan tidak turun hujan.

5. Penyiapan Lahan
Kegiatan pada tahapan ini meliputi :
- Persiapan lahan/lokasi penghamparan lapisan asphalt terated base yaitu dengan
cara mengecek/mengontrol apakah lahan yang akan dihampar dengan lapisan
asphalt terated base telah siap atau belum. Bila belum kontarktor harus
memperbaiki kembali kerusakan-kerusakan yang terjadi terlebih dahulu
- Membersihkan permukaan yang akan dihampar dari bahan yang lepas dan yang
tidak dikehendaki dengan sapu mekanis yang dibantu dengan cara manual bila
diperlukan
- Melakukan cek kembali apakah lahan tersebut telah disemprot dengan lapis
perekat (tack coat) secara merata

6. Pengecekan Material
Kegiatan pada tahapan ini meliputi :
- Pengecekan kesiapan material yang akan digunakan berupa Aggregate kasar,
Aggregat Halus, Bahan Pengisi (Filler), serta Aspal AC 60/70 apakah sudah
memenuhi syarat spesifikasi. dan Job Mix Formula (JMF) yang telah disetujui oleh
pihak direksi
- Mengecek Agregate yang diproduksi oleh stone crusher apakah sudah mencukupi
kebutuhan volume yang akan dikerjakan
- Memproduksi campuran lapisan asphalt terated base dengan menggunakan Aspalt
Mixing Plant dibantu dengan alat pengangkut material kedalam AMP berupa wheel
loader

7. Program Penghamparan
Kegiatan ini meliputi :
- Mengangkut campuran lapisan asphalt terated base kelokasi pekerjaan dengan
menggunakan Dump Truck kemudian langsung dituang kedalam aspalt finisher dan
langsung dihampar dengan tebal hamparan padat 5 cm.
- Selanjutnya sekelompok pekerja membantu merapihan penghamparan yang
dilakukan oleh alat Aspal Finisher dengan menggunakan alat Bantu berupa sekop,
penggaruk dll.

8. Program Pemadatan
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari penghamparan :
- Melakukan penggilasan awal dengan alat pemadat roda besi yaitu berupa tandem
roller kemudian dilanjutkan dengan pemadatan akhir dengan menggunakan
pneumatic tire roller
- Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Diaman pada bagian yang
bersuperelevasi penggilasan harus mulai dari bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke bagian yng lebih tinggi.

9. Standar Pengujian
Kegiatan ini meliputi :
Pengujian penghamparan produksi campuran lapisan asphalt terated base pada lokasi
yang yang telah ditentukan yaitu diluar lokasi pekerjaan dengan maksud untuk
memperoleh formula yang tepat dan sesuai spesifikasi

10. Pengusulan Kepada Direksi


Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, pihak kontraktor dapat mengajukan kepada
direksi untuk dilakukan opname atau pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan satuan
mata pembayaran.

Pekerjaan Lapisan Tack Coat AC 60/70 1,0 kg/m2

1. Persiapan
Kegiatan pada tahapan ini adalah mempersiapkan semua data-data pendukung yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapisan perekat (tack coat) antara lain
berupa data rekayasa lapangan, gambar kerja, data laboratorium, time scedule dan
terus berkonsultasi dengan pihak direksi pekerjaan.

2. Kerja Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan pada tahapan ini meliputi penyusunan rekayasa lapangan yang berkaitan
dengan kerja pelaksanaan pekerjaan dilapangan meliputi :
- Membuat rencana waktu/tanggal pelaksanaan
- Membuat rencana penghamparan bahan aspal antara lain rencana penggunaan
tenaga pendukung dan peralatan

3. Persiapan Lapangan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini meliputi persiapan dilapangan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan terutama menyangkut pengendalian waktu
pelaksanaan terhadap jadwal penerbangan kemudian pengedalian terhadap kondisi
dilapangan yang antara lain dengan cara memasang rambu-rambu atau tanda
larangan (Barieer) untuk menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus laulintas
yang melalui atau disekitar pekerjaan.

4. Penentuan Batasan Cuaca


Kegiatan pada tahapan ini meliputi pembuatan schedule cuaca agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu oleh cuaca terutama hujan sebab cuaca yang
diijinkan untuk penghamparan bahan aspal (tack coat) tidak boleh pada waktu hujan
deras sebab mempengaruhi kualitas pekerjaan.

5. Penyiapan Lahan
Kegiatan pada tahapan ini meliputi persiapan lahan atau lokasi penghamparan bahan
aspal (tack coat) yaitu dengan cara mengecek apakah lahan yang akan dihampar
dengan bahan aspal (tack coat) telah siap atau belum bila belum general
superintendent harus memperbaiki kembali kerusakan-kerusakan yang terjadi
terutama pada lapisan ATB yang telah ada

6. Pengecekan Material
Kegiatan pada tahapan ini meliputi pengecekan kesiapan bahan aspal dan bahan
pengencer minyak tanah (kerosin) yang akan digunakan untuk tack coat apakah sudah
memenuhi syarat spesifikasi yang ditentukan yaitu untuk aspal jenis RC-70 (rapid
curing) dengan nilai penetrasi 60-70

7. Program Penghamparan
Kegiatan ini meliputi :
Pekerjaan diawali dengan membuat campuran aspal dan kerosin dengan
perbandingan sesuai spesifikasi. Kemudian permukaan yang akan dilapisi aspal harus
dibersihkan/disingkirkan dari kotoran dan benda lainnya yang tidak diiginkan dengan
sapu listrik atau alat peniup compressor.
Setelah itu, penyemprotan dengan bahan aspal dapat dilakukan dengan alat berupa
aspal sprayer sebesar 1 kg/m2.
Setelah selesai, permukaan yang telah diprime dibiarkan mengering selama tidak
kurang dari 48 jam tanpa diganggu atau selama waktu yang diperpanjang menurut
keperluan untuk membiarkan prime kering hingga tidak terbawa oleh lalulitas
peralatan, dimana masa atau jangka waktu lain ditentukan/disetujui oleh pihak direksi
pekerjaan. Sebelum pekerjaan lapisan selanjutnya, kita harus melindungi permukaan
yang sudah diprime terhadap kerusakan selama masa itu
8. Standar Pengujian
Kegiatan pengujian dilakukan pada saat penyemprotan dengan arah melintang dari
takaran pemakaian aspal yang dihasilkan yaitu dengan cara melintaskan batang
semprot diatas bidang pengujian selebar 25 cm x 25 cm yang terbuat dari lembaran
resap yang bagian bawahnya kedap (karton), dan beratnya ditimbang sebelum dan
sesudah disemprot.

9. Pengusulan Kepada Direksi


Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, kita dapat mengajukan kepada direksi untuk
dilakukan opname atau pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan satuan mata
pembayaran.

Pekerjaan Lapisan Asphalt Concrete T = 5 cm

1. Persiapan
Kegiatan pada tahapan ini adalah mempersiapkan semua data-data pendukung yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapisan asphalt terated base antara lain
berupa data rekayasa lapangan, gambar kerja, data laboratorium berupa JMF (Job Mix
Formula) yang telah disetujui oleh pihak direksi, time scedule dan terus berkonsultasi
dengan pihak direksi pekerjaan.

2. Kerja Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan pada tahapan ini meliputi penyusunan rekayasa lapangan yang berkaitan
dengan kerja pelaksanaan pekerjaan dilapangan meliputi :
- Kerja waktu/tanggal pelaksanaan,
- Kerja komposisi campuran masing-masing lapisan asphalt terated base (data ini
diperoleh dari hasil Pengujian Laboratorium)
- Kerja Penghamparan dan Pemadatan lapisan asphalt terated base menyangkut
kerja penggunaan tenaga pendukung dan peralatan

3. Persiapan Lapangan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini meliputi persiapan dilapangan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan terutama menyangkut pengendalian arus lalulintas
pada saat pelaksanaan pekerjaan yaitu dengan cara memasang rambu-rambu atau
tanda larangan (Barieer) untuk menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus
laulintas yang melalui atau disekitar pekerjaan.

4. Penentuan Batasan Cuaca


Kegiatan pada tahapan ini meliputi pembuatan schedule cuaca agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu oleh cuaca terutama hujan sebab campuran
lapisan asphalt terated base hanya dapat dihampar bila permukaan yang telah
disiapkan kering dan tidak turun hujan.

5. Penyiapan Lahan
Kegiatan pada tahapan ini meliputi :
- Persiapan lahan/lokasi penghamparan lapisan asphalt terated base yaitu dengan
cara mengecek/mengontrol apakah lahan yang akan dihampar dengan lapisan
asphalt terated base telah siap atau belum. Bila belum kontarktor harus
memperbaiki kembali kerusakan-kerusakan yang terjadi terlebih dahulu
- Membersihkan permukaan yang akan dihampar dari bahan yang lepas dan yang
tidak dikehendaki dengan sapu mekanis yang dibantu dengan cara manual bila
diperlukan
- Melakukan cek kembali apakah lahan tersebut telah disemprot dengan lapis
perekat (tack coat) secara merata

6. Pengecekan Material
Kegiatan pada tahapan ini meliputi :
- Pengecekan kesiapan material yang akan digunakan berupa Aggregate kasar,
Aggregat Halus, Bahan Pengisi (Filler), serta Aspal AC 60/70 apakah sudah
memenuhi syarat spesifikasi. dan Job Mix Formula (JMF) yang telah disetujui oleh
pihak direksi
- Mengecek Agregate yang diproduksi oleh stone crusher apakah sudah mencukupi
kebutuhan volume yang akan dikerjakan
- Memproduksi campuran lapisan asphalt terated base dengan menggunakan Aspalt
Mixing Plant dibantu dengan alat pengangkut material kedalam AMP berupa wheel
loader

7. Program Penghamparan
Kegiatan ini meliputi :
- Mengangkut campuran lapisan asphalt terated base kelokasi pekerjaan dengan
menggunakan Dump Truck kemudian langsung dituang kedalam aspalt finisher dan
langsung dihampar dengan tebal hamparan padat 5 cm.
- Selanjutnya sekelompok pekerja membantu merapihan penghamparan yang
dilakukan oleh alat Aspal Finisher dengan menggunakan alat Bantu berupa sekop,
penggaruk dll.

8. Program Pemadatan
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari penghamparan :
- Melakukan penggilasan awal dengan alat pemadat roda besi yaitu berupa tandem
roller kemudian dilanjutkan dengan pemadatan akhir dengan menggunakan
pneumatic tire roller
- Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Diaman pada bagian yang
bersuperelevasi penggilasan harus mulai dari bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke bagian yng lebih tinggi.

9. Standar Pengujian
Kegiatan ini meliputi :
Pengujian penghamparan produksi campuran lapisan asphalt terated base pada lokasi
yang yang telah ditentukan yaitu diluar lokasi pekerjaan dengan maksud untuk
memperoleh formula yang tepat dan sesuai spesifikasi

10. Pengusulan Kepada Direksi


Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, pihak kontraktor dapat mengajukan kepada
direksi untuk dilakukan opname atau pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan satuan
mata pembayaran.
Palu, 26 Maret 2008
PT. SUJAINCO & JO

Ir. JAURY O. SAKKUNG


Kepala Perwakilan

Anda mungkin juga menyukai