Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH NIFAS

KEBERSIHAN DIRI ANAK DAN IBU

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2

1) OKTAVIANA I. GANDUT (16.15401.019)


2) KATARINA S. ISA (16.15401.011)
3) YULIANA BONA (16.15401.047)
4) ELFRIDA JEME (16.15401.027)
5) MARSELINA R. DIAM (16.15401.017)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTU PAULUS RUTENG


TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini membahas tentang kesehatan ibu pada masa nifas dan
anak/bayi. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman penulis serta bagi para pembaca tentang bagaimana cara merawat dan
membersihkan ibu dan bayi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Ruteng, 1 Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Kebersihan Diri 3
B. Kebersihan Diri Ibu 3
C. Kebersihan Diri Bayi/Anak 6
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir, ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu, (Sulistyawati, 2009).
Menurut Suherni, dkk (2009) masa nifas disebut juga masa postpartum
atau puerperium yaitu masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
dan lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami
perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Sebenarnya sebagian besar
bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan
kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.
Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal
dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut
pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab
kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua
setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan
perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan
berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkanya karena bayi tersebut
tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu dan bayi . Anjurkan ibu unutuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti
pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal, (Wulyanto dan
Winaryati, 2007).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebersiha diri?
2. Apa saja kebersihan diri ibu?
3. Apa saja kebersihan diri bayi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu kebersihan diri
2. Untuk mengetahui apa saja kebersihan diri ibu
3. Untuk mengetahui apa saja kebersihan diri bayi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebersihan Diri


Kebersihan diri adalah suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kebersihan diri merupakan langkah awal
mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko
sesorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit
yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa kebersihan pangkal kesehatan.
Rupanya pepatah ini tidak ada yang menyangkal, sebab kenyataannya tiap-tiap
orang akan menyenangi kebersihan. Segala sesuatu yang bersih akan sedap di
pandang, enak dirasakan, benda-benda yang bersih akan awet digunakan.
Kenyataan ini ada, tetapi ukurannya yang berbeda-beda, karena tiap-tiap orang
mempunyai ukuran sendiri-sendiri sesuai dengan pandangannya.

B. Kebersihan Diri Ibu


Kebersihan bagi Ibu dalam masa nifas, ukurannya tentu saja berdasarkan
ilmu kesehatan, berdasarkan ada tidaknya kuman-kuman yang dapat menimbulkan
penyakit, disamping berdasarkan pandangan masing-masing penderita dan team
tenaga kesehatan atau perawatan yang memberi pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu dalam masa nifas ini kebersihan yang bersifat
menghindarkan dan meniadakan adanya kuman-kuman harus di adakan.
Kebersihan tubuh ibu dilakukan dengan mandi dua kali sehari yaitu waktu
pagi dan sore, demi menjaga kebersihan diri secara keseluruhan agar terhindar
dari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit. Mandi dapat dilakukan
ditempat tidur sampai ibu dapat mandi sendiri dikamar mandi, yang utama
dibersihkan adalah puting susu dan mamae dilanjutkan perawatan perineum.
1. Pakaian
Memakai pakaian yang telah dicuci dan disetrika. Sebaiknya pakaian
terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat

3
menjadi banyak. Sebaiknya, pakaian agak longgar didaerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar
tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
2. Rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat
gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis
dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda
antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan
akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup,
lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
3. Kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam
minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat
yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit
tetap kering.
4. Vulva
 Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan
daerah di sekitar vulva terlebih dahulu. Bersihkan vulva setiap kali buang air
kecil atau besar.
 Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
 Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
 Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan
sabun.
5. Vagina
 Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB.
Air yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke

4
belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina
baik itu dari air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa
menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
 Vagina boleh dibersihkan menggunakan sabun maupun cairan antiseptik
karena dapat berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut
memegang daerah tersebut dengan saksama.
 Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, kebersihan vagina dapat
dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik atau air
hangat selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
 Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak
diganti. Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bila pembalut tidak
diganti, maka vagina akan tetap lembap dan kotor.
 Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan
pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau
minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman.
 Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik
yang diresepkan oleh dokter.
6. Perineum
Setelah buang air besar atau buang air kecil perineum dibersihkan secara
rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari.
Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan jahitannya akan lepas, juga merasa
sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci. Cairan sabun atau
sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau buang air besar.
Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal sehingga tidak terjadi
infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan
sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti
paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberi tahu tentang jumlah, warna, dan bau lochea
sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya. Apabila ibu mempunyai luka episiotomi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.

5
7. Payudara
1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
2. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
3. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai
dari puting susu yang tidak lecet.
4. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan
dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
5. Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
6. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:
a) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat
selama lima menit.
b) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
c) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
d) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat mengisap, ASi
dikeluarkan dengan tangan.
e) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyususi.
f) Payudara dikeringkan.
g) Selain itu, kebersihan mulut dan gigi juga harus diperhatikan.
Membersihkan mulut dan gigi biasanya dilakukan tiap-tiap selesai mandi
dan waktu-waktu yang diinginkan Ibu, misalnya waktu akan tidur.

C. Kebersihan Diri Bayi/Anak


1. Memandikan
 Pada tahun pertama janganlah terlalu sering memandikan bayi, agar
kulitnya tidak menjadi kering. Cukup 2 - 3 kali seminggu.
 Jangan memandikan bayi dibak mandi yang lebar karena sangat
berbahaya. Bayi mudah tergelincir dari tangan dan terendam dalam bak.
 Lakukan mandi. Gunakan spon untuk memandi-sekakan bayi.
Letakkan bayi di atas meja beralaskan handuk lembut dalam ruangan yang

6
hangat. Siapkan air hangat, selembar kain lap basah, serta sabun bayi yang
lembut.
 Salah satu tangan harus selalu memegang bayi.
 Bayi dibedung dengan handuk dan hanya area yang akan dicuci yang
terbuka.
 Jangan menyabuni wajah bayi. Bagian tubuh lainnya boleh disabuni
dengan sabun bayi yang lembut.
 Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian dalam air, sekalipun airnya
hanya sedikit.
 Apabila daerah pusarnya sudah sembuh benar, seluruh tubuhnya boleh
dimasukkan ke air dalam bak mandi bayi.
 Agar supaya empuk dan tidak licin, bentangkan selembar handuk bersih di
atas permukaan bak mandi. Tuangkan ke dalamnya air hangat setinggi 5
cm. Periksa suhunya dengan bagian dalam pergelangan tangan anda.
 Siapkan baju ganti terlebih dahulu sebelum melepaskan pakaian yang
melekat ditubuh bayi.
 Gunakan kain lap lembut untuk membasuh muka dan rambutnya.
 Jangan lupa melindungi mata bayi.
 Keramas rambutnya dengan shampo bayi satu atau dua kali seminggu.
 Handuk untuk menghangatkan tubuhnya begitu selesai dimandikan.
2. Merawat Kuku
 Rapikan semua kukunya untuk mencegah dia mencakar dirinya.
 Kuku bayi amat lembut dan mudah dipotong; saat terbaik untuk merapikan
kukunya adalah ketika ia sedang tidur.
 Banyak orangtua lebih senang menggunakan gunting-kuku kecil
ketimbang gunting biasa.
3. Membersihkan Telinga
 Cuci hanya telinga bagian luar dan pintu masuk lobang telinga saja, jangan
bagian dalamnya.
 Jangan menggunakan korek-kuping (cotton bud) untuk membersihkan
lobang telinganya; hal ini dapat merusak gendang telinga bayi.

7
 Bila bayi cengeng, demam, dan cenderung menarik-narik telinganya,
mungkin pertanda terjadinya infeksi telinga. Segeralah bawa dia ke dokter.
4. Membersihkan Hidung
 Bersihkan lendir kering yang terkumpul dalam hidung bayi untuk
mencegah hambatan pernapasan (hal ini biasa terjadi di rumah yang terus-
menerus menggunakan pemanas ruangan).
 Basahi sedikit kotoran dalam lubang hidung bayi lalu bersihkan secara
hati-hati dengan kain lap (tetapi jangan dipaksakan bila bayi merasa
terganggu).
 Gunakan pipet untuk menyedot keluar ingus yang menyumbat hidung bayi
pada waktu pilek. Pencet karet bulat di ujung pipet lalu masukkan ujung
satunya secara hati-hati ke lubang hidung bayi, kemudian lepaskan
pencetan dari karet bulat tersebut.
5. Merawat Tali Pusat
 Setiap kali mengganti popok, bersihkan tali pusar supaya tetap kering dan
terhindar dari infeksi.
 Bersihkan sekeliling tali pusar bayi dengan kapas beralkohol.
 Rawatlah tali pusar secara hati-hati sampai tanggal beberapa hari
kemudian.
 Popok bayi dilipat di bawah pusar agar tali pusar tidak basah oleh kencing.
 Apabila pangkal tali pusar bernanah atau berwarna kemerahan, atau bayi
menangis setiap kali bagian itu disentuh, segera bawa dia ke dokter.
Barangkali sudah terinfeksi.
6. Popok
 Harga popok kain lebih ekonomis dari popok sekali pakai (disposable)
tetapi menambah pekerjaan anda apabila tidak ada tukang cuci. Hampir
semua bayi baru lahir menggunakan sekitar 10 popok sehari. Kalau
menggunakan popok kain yang harus dicuci, anda perlu sediakan kira-kira
4 lusin. Anda bisa membeli lagi kalau masih kurang.
 Siapkan segala sesuatu yang diperlukan sebelum mengganti popoknya.
Jangan sekali-kali meninggalkan bayi sendirian di meja ganti walaupun
hanya sedetik. Inilah yang anda perlukan ketika mengganti popok:

8
 Popok bersih dan pengikatnya (kalau menggunakan popok kain)
 Kapas
 Baskom kecil berisi air hangat dan selembar kain lap

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebersihan bagi Ibu dan anak dalam masa sangat diperlukan. Oleh karena
itu dalam masa nifas ini kebersihan yang bersifat menghindarkan dan meniadakan
adanya kuman-kuman harus di adakan. Kebersihan tubuh ibu dilakukan dengan
mandi dua kali sehari yaitu waktu pagi dan sore, demi menjaga kebersihan diri
secara keseluruhan agar terhindar dari infeksi, baik pada luka jahitan maupun
kulit.
Mandi dapat dilakukan ditempat tidur sampai ibu dapat mandi sendiri
dikamar mandi, yang utama dibersihkan adalah puting susu dan mamae
dilanjutkan perawatan perineum.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Diah. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia

S. Ibrahim, Zr. Christina. (1987). Perawatan Kebidanan (Perawatan Nifas).


Jakarta: Bhratara Karya Aksara

http://upeeknouvelz.blogspot.com/2009/11/kebutuhan-kebersihan-diri-masa-
nifas.html

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:AI6R_zcX8kYJ:endahpu
rnasari.blogspot.com/2010/07/kebutuhan-dasar-ibu-masa-
nifas.html+fungsi+kebersihan+diri+masa+nifas&cd=1&hl=id&ct=clnk&g
l=id

11

Anda mungkin juga menyukai