PENDAHULUAN
Konferens adalah langkah awal yang harus dilakukan oleh instruktur klinis dalam
memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap mahasiswa. Dalam konferens instruktur
klinis memberikan pengarahan terhadap mahasiswa yang akan melakukan pelayanan
kesehatan. Sehingga para mahasiswa mendapatkan pengertian akan apa yang akan
dilakukan setelah berada di tempat pasien. Konferens adalah salah satu jalan yang ditempuh
untuk membantu para calon perawat dalam melakukan tindakan keperawatan terhadap klien.
Penyiapan mahasiswa untuk praktek klinik telah menjadi bagian yang sangat penting dalam
pendidikan keperawatan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa
dalam memasuki praktek keperawatan secara nyata terhadap pasien langsung. Hal ini
dimaksudkan untuk setiap menjaga kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Pos konferens adalah fase dimana dari hasil pembahasan di buat evaluasi. Setiap
mahasiswa harus mampu melakukan evaluasi dari setiap konferens yang sudah dilaksanakan
sehingga mahasiswa tahu apa yang harus dilakukan berikutnya. Pembahasan yang sudah
dibuat akan menjadi acuan untuk bisa berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang
timbul dari setiap tindakan selama berpraktek. Pos konferens merupakan kesempatan dari
mahasiswa untuk bertanya dan menyelesaikan masalah saat berdiskusi. Setiap mahasiswa
mempunyai masalah selama berpraktek dan inbstruktur klinis memberikan arahan setelah
berdiskusi bersama untuk mencari penyelesaian dari setiap masalah tersebut. Para instruktur
1
klinis memberikan pembahasan yang bisa mahasiswa diskusikan bersama masalah dan
membuat evaluasi dari setiap diskusi.
Tujuan Pre dan Post Conference Secara umum tujuan konferensi adalah untuk
menganalisa masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian
asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif. Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga
tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan.
2
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan dan mempertahankan kualitas asuhan keperawatan pada pasien
selama 24 jam terus menerus selama pasien dirawat.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami penerapan asuhan kebidanan
yaang meliputi :
1. Definisi
2. Tujuan pre dan post konfre
3. Syarat pre dan post konfre
4. Pedoman pelaksanaan conference
5. Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post
konfe
6. Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post konfre
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari katim dan PJ tim.
Pre-konferens merupakan tahapan sebelum melakukan konferens yang akan
dilakukan oleh para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan dilakukan oleh
setiap mahasiswa sebelum melakukan tindakan keperawatan. Sedangkan dalam Pre-konferens
para instruktur klinis harus sudah menyiapkan apa yang akan dibahas dalam konferens
sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.
Fase pre-konferens, esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang didalamnya
terkandung unsur fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil siswa tersebut dalam
melaksanakan program pendidikan keperawatan harus benar-benar memperhatikan hal yang
akan dibahas pada fase pre-konferens. Pada saat instruktur klinis merencanakan fase pre-
konferens dengan kelompok kecil siswa tentang suatu topik.
Post conference adalah Post conference Pos konferens adalah fase dimana dari hasil
pembahasan di buat evaluasi. Setiap mahasiswa harus mampu melakukan evaluasi dari setiap
konferens yang sudah dilaksanakan sehingga mahasiswa tahu apa yang harus dilakukan
berikutnya. Pembahasan yang sudah dibuat akan menjadi acuan untuk bisa berpartisipasi
dalam menyelesaikan masalah yang timbul dari setiap tindakan selama berpraktek.
Pos konferens merupakan kesempatan dari mahasiswa untuk bertanya dan
menyelesaikan masalah saat berdiskusi. Setiap mahasiswa mempunyai masalah selama
berpraktek dan inbstruktur klinis memberikan arahan setelah berdiskusi bersama untuk
mencari penyelesaian dari setiap masalah tersebut. Para instruktur klinis memberikan
pembahasan yang bisa mahasiswa diskusikan bersama masalah dan membuat evaluasi dari
setiapdiskusi.
4
2.2. Tujuan pre dan post konfre
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara
kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai
situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga
dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara
yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif. Juga membantu koordinasi dalam
rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan,
kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan.
1. Tujuan pre konfre adalah:
a) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil.
b) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
c) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
d) bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa untuk pembelajaran pada
setting klinik,
e) menyiapkan mahasiswa untuk aktivitas penugasan klinik.
f) menyiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktek klinik.
2. Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
5
2.4 Pedoman pelaksanaan conference
a) Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan.
b) Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
c) Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi
dan memberi umpan balik.
d) Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik
e) Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil
tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang berbeda.
f) Raung diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi.
g) Frekuensi pre-konferens yaitu apakah dilakukan setiap hari sebelum praktek
klinik atau pada awal mahasiswa akan melaksanakan praktek klinik saja.
h) Tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa menentukan seberapa sering
di perlukan fase pre-konferens.
i) Waktu yang diperlukan untuk setiap mahasiswa seharusnya sama atau mungkin
dapat diperpanjang. Cara lebih efektif dengan penggunaan waktu sekitar 20
menit sampai satu jam untuk diskusi.
j) Waktu apakah dilakukan setiap hari, jam tujuh misalnya sebelum praktek klinik.
k) Lokasi terdapat keuntungan apabila pre-konferens dilakukan pada lokasi yang
berdekatan dengan tempat praktek. Salah satu keuntungannya adalah
mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk pergi ke lahan praktek. Perlu
di ingat bahwa keadaan fisik yang nyaman atau baik dari sisi mahasiswa adalah
kondisis yang baik bagi proses belajar mengajar termasuk untuk praktek klinik.
l) Bila memungkinkan, libatkan staf ruangan tempat praktek untuk menjelaskan
dan negosiasi program dalam hubungannya dengan penggunaan fasilitas yang
ada.
m) Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan
kesesuaiannya dengan situasi lapangan.
2.5. Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post konferens
adalah sebagai berikut :
a. Tujuan yang telah di buat dalam konferens seharusnya di konfirmasikan
terlebih dahulu.
6
b. Diskusikan yang di lakukan seharusnya merefleksikan prinsip-prinsip
kelompok yang dinamis.
c. Instruktur klinis memiliki peran dalam kelangsungan diskusi dengan
berpegang kepada fokus yang di bicarakan, tanpa mendomisilinya dan
memberikan umpan balik yang di perlukan secara tepat.
d. Instruktur klinis harus memberikan penekanan-penekanan pada poin-poin
penting selama diskusi berlansung.
e. Atmosfer diskusi seharusnya mendukung bagi partisipasi kelompok,
mengandung keinginan anggota diskusi untuk memberikan responsnya dan
menerima pendapat atau pandangan yang berbedauntuk selanjutnya mencari
persamaannya.
f. Besar kelompok seharusnya di batasi 10-12 orang untuk memelihara
pertukaran ide-ide pemikiran yang ade kuat di antara mereka.
g. Usahakan antara anggota kelompok dapat bertatapan langsung ( face to face).
h. Pada kesimpulan akhir dari konferens, ringkasan dan kesimpulan seharusnya
berikan oleh instruktur klinis atau siswa dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran dan sifat applicability pada situasi dan kondisi yang lain.
2.6. Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post konfre
1. Fase pre konfre
Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing
perawat pelaksana.
Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
Ketua tim atau Pj tim menutup acara
2. Fase post konfre
Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
Ketua tim atau Pj menutup acara.
7
2.7 .Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi
Data utama klien
Keluhan klien.
TTV dan kesadaran.
Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
Masalah keperawatan.
Rencana keperawatan hari ini.
Perubahan keadaan terapi medis.
Rencana medis.
8
Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan rencana.
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Memberikan reinforcement positif pada anggota.
Menyimpulkan hasil pre conference.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fase pre-konfre, esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang didalamnya
terkandung unsur fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil siswa tersebut dalam
melaksanakan program pendidikan keperawatan harus benar-benar memperhatikan hal
yang akan dibahas pada fase pre-konferens. Pada saat instruktur klinis merencanakan fase
pre-konferens dengan kelompok kecil siswa tentang suatu topik.
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut.
Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas mengharapkan kepada tema-teman
ataupunpembaca agar makalah kami ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
10