Sepsis Abortion
Sepsis Abortion
Riska Wahyuniati
Adinia Nugrahini
Risyuana Ulfa C
Reny Faristin
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
khususnya negara yang melarang tindakan abortus legal. Abortus buatan yang
dilakukan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, baik untuk kepentingan medis
maupun non medis yang berhubungan dengan kriminalis yang didalamnya terdapat
masalah global yang menyangkut segi moral, hukum, agama, ekonomi, budaya serta
politik suatu negara. Saat ini kehamilan yang diakibatkan hubungan bebas diluar nikah
semakin bertambah, dan jika mereka datang ketenaga ahli mereka akan ditolak dengan
alasan terikat hukum, moral etika serta agama. Sehingga akhirnya mereka mencari
berbahaya. Komplikasi yang utama adalah adanya infeksi yang biasanya diakibatkan
telah diberikan resusitasi cairan dan adanya perfusi jaringan yang tidak adekuat. Syok
sepsis merupakan keadaan yang lebih jarang dijumpai di bagian Obstetri dan
Abortus sepsis merupakan salah satu penyebab kematian ibu, kondisi ini
dilegalkan abortus. Sekarang angka kematian kurang dari 1 per 100.000 tindakan
abortus. Di Indonesia belum didapatkan angka resmi kematian karena syok sepsis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan
20 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir atau berat janin kurang dari 1000
gram.13 Menurut cara terjadinya abortus dapat digolongkan menjadi 2 bagian : yaitu
abortus spontan dan abortus buatan. Sementara WHO tahun 1993 membagi abortus
buatan menjadi :4
syarat .
kehamilan yang tidak diinginkan dilakukan oleh tenaga tidak terdidik dan
dilakukan ditempat yang tidak memenuhi syarat standar medis serta sering
menyebabkan komplikasi.4
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram yang disertai
infeksi pada uterus, parametrium, adneksa, parametrium dan peritoneum dan akibat
Penyebab utama komplikasi ini adalah manipulasi dari alat- alat genital seperti
memasukkan benda asing dalam rongga rahim dalam keadaan tidak steril.
2. Paritas
3. Status perkawinan
4. Usia penderita
5. Bakteri penyebab
6. Usia kehamilan
Komplikasi yang serius kebanyakan terjadi pada unsafe abortion walaupun kadang-
kadang dijumpai juga pada abortus spontan, komplikasi dapat berupa perdarahan,
kegagalan ginjal, syok akibat perdarahan dan infeksi, sepsis.7 Umumnya infeksi
terbatas pada desidua dan dapat juga menyebar ke miometrium, tuba, parametrium
infeksi disebut dengan endotoksin syok yang sering berakibat fatal, pada abortus yang
tidak diobati akan mengakibatkan infeksi bila tidak ditanggulangi akan menyebabkan
2.3. Patofisiologi
Syok adalah suatu keadaan klinis yang akut pada penderita yang bersumber pada
Kekurangan oksigen dalam keadaan syok ini akan diimbangi dan dikompensasi oleh
metabolisme anaerob namun bila kekurangan perfusi tidak dapat diperbaiki lama
laktat dan asam piruvat sehingga terjadi asidosis metabolik yang mengganggu
kehidupan sel – sel. Dengan demikian hipoksia jaringan akibat kekurangan perfusi
yang berlangsung terlalu lama dan progresif akan merusak sel –sel dan pada akhirnya
menyebabkan kematian.2
proses inflamasi yang disebabkan oleh infeksi, sedangkan fase klinis dari
perfusi jaringan yang tidak adekuat. Terjadinya SIRS, Sepsis dan syok sepsis
biasanya dihubungkan dengan infeksi bakteri, tetapi bakteremia bisa saja tidak
Bakteremia mungkin saja sementara, seperti yang terjadi pada trauma permukaan
mukosa. Bakteremia dapat primer (tanpa adanya fokus yang jelas dari infeksi)
kinin dan aktifasi sistem koagulasi. Mediator lain yang memicu terjadinya syok
endhorpins, interlekin 1. 8
yang kuat pada vena – vena kecil dan venula karena pembuluh – pembuluh
kapiler. Endotoksin juga dapat menimbulkan kerusakan pada dinding kapiler yang
dan sel endotel sehingga menimbulkan respon tubuh yang disebut dengan SIRS. 8
Endotoksin juga dapat merusak sel – sel trombosit. Kerusakan pada sel
trombosit dan dinding kapiler (pembuluh darah) serta adanya anoksia umum
DIC terbentuklah gumpalan darah dan trombin fibrin dalam pembuluh darah,
menekan kerja otot jantung sehingga otot jantung menjadi lemah. Dalam keadaan
Suhu penderita masih tinggi dan badannya terasa panas, pada keadaan ini
terjadi sympathetic squeezing, agar terjamin aliran darah ke organ vital. Karena
adanya vasokonstriksi pada pembuluh darah tepi, badan penderita menjadi dingin
dan suhu menurun sampai dibawah normal, keadaan ini penderita berada dalam
Syok sepsis pada pasien obstetri umumnya dikaitkan dengan 4 macam infeksi
yang berat. Hanya 5 % dari pasien infeksi diatas yang berkembang menjadi syok
sepsis.9
1. Fase reversible : terdiri dari early (warm hypotensive phase) dan late (cold
hypotensive phase).
2. Fase irreversible
Klinis dari warm hypotensive phase berupa hipotensi, suhu badan tinggi
jarang penderita mengeluarkan keringat, kulit teraba hangat, nadi agak cepat,
Bila penyakit berjalan terus akibat vasokonstriksi yang luas, maka timbul gejala
dari cold hypotensive phase berupa hipotensi disertai suhu badan yang dibawah
normal, penderita terlihat pucat, kulit teraba dingin dan lembab, nadi menjadi lebih
cepat terjadi oliguria atau anuria, nafas cepat dan dalam, curah jantung menurun.
Jantung menjadi aritmia dengan tanda iskemia miokard dapat terjadi. Ikterik dapat
terjadi sebagai tanda adanya hemolysis. Produksi urine akan berkurang bahkan dapat
timbul suatu anuria. Pada fase ini terdapat trias yang khas yaitu hipotensi, takikardi
dan oliguria.10
a. Adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar jaringan yang telah ditolong di luar rumah
sakit
c. Tanda-tanda infeksi alat genital : demam, nadi cepat, perdarahan, nyeri tekan dan
leukositosis
d. Pada abortus septik : kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil, nadi kecil dan cepat,
Dalam syok sepsis yang irreversible terjadi asidosis metabolik berat karena pada
hipoksia seluler dan metabolisme anaerob yang berlangsung terus, dalam darah
ditemukan penumpukan asam laktat, dalam stadium ini mulai timbul gangguan
fungsi organ vital seperti paru, ginjal, susunan saraf pusat dan sebagainya. Dapat juga
kebocoran kedalam alveoli sehingga timbul edema pulmoner atau disebut ADRS
lekopeni pada stadium lanjut, hemoglobin menurun oleh karena adanya hemolisis.
dan bilirubin sering meningkat. Peningkatan kadar ureum darah dan kreatinin darah
mencerminkan keadaan fungsi ginjal yang tidak normal. Enzim SGOT dan SGPT
meningkat juga. Pemeriksaan radiologi pada pasien dengan syok sepsis dilakukan
apakah terdapat suatu keadaan pnemonia. Sedangkan pemeriksaan CT scan, MRI dan
Ultrasound akan dapat berguna untuk menentukan lokasi abses. EKG diperlukan
untuk monitoring dan mendeteksi adanya tanda aritmia atau tanda iskemia.9
dikategorikan adanya infeksi, bakterimia, sepsis, syok septik sampai MODS atau
yang meliputi:
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan urin
Hasil kultur darah yang positif menguatkan adanya infeksi yang serius. Karena
keterbatasan tehnik kultur, hanya 30% kuman penyebab dapat dikenali, disamping secara
klinis infeksi bisa masih terbatas lokal dan belum menstimulasi reaksi sistemik.Pemeriksaan
USG
2.6.Penatalaksanaan
untuk mencegah keadaan irreversible. Bagi wanita dengan abortus septik, hasil
konsepsi harus segera dikeluarkan melalui kuretase. Menurut Pritchart dan Whalley
disamping para pakar lainnya histerektomi jarang dilakukan kecuali bila uterus sudah
Tindakan pertama terhadap pasien syok sepyik adalah pemberian oksigen serta
pembebasan jalan napas, oksigen diberikan lewat masker untuk memperbaiki hipoksia
jaringan yang tengah terjadi. Jika jalan napas tidak bebas atau pernapasan tidak
Jika pemberian cairan yang agresif tidak segera diikuti oleh produksi urin
indikator lain yang menunjukkan perbaikan perfusi, maka kita harus memasang
- Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik <90 mmHg, nadi
>112 x/menit).
- Bila syok disertai massa lunak di adneksa, nyeri perut bawah, adanya cairan bebas dalam
- Tanda-tanda infeksi atau sepsis (demam tinggi, sekret berbau pervaginam, nyeri perut
bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang porsi, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
- Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas
komplikasi tersebut.
- Gunakan jarum infus besar (16 G atau lebih besar) dan berikan tetesan cepat (500 ml
Kasus ini berisiko tinggi untuk terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan setempat
Sebelum merujuk pasien, lakukan restorasi cairan yang hilang dengan NS atau RL
melalui infus dan berikan antibiotik (misalnya ampisilin 1 g metrodinazol 500 mg).
luas dan upaya stabilisasi hingga kondisi pasien memadai, dapat dilakukan
Ampisilin & metrodinazol 3x1 g oral & 3x500 mg Berspektrum luas dan
fragilis
2. Pengeluaran Konsepsi
- Konsepsi dikeluarkan dari uterus dengan peralatan abortus tang dan sendok kuret.
- Jika ternyata hanya sebagian konsepsi yang keluar, bagian jaringan plasenta yang
tertinggal dikeluarkan dengan peralatan abortus tang dan sendok kuret. Sebelum
tindakan kuretase dilakukan, terlebih dahulu penderita diberi anestesi umum atau
anestesi lokal.
Untuk kasus aborsi dengan umur kehamilan lebih dari 12 minggu yang gagal
penderita.
2.7. Komplikasi
Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan
jika perlu diberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika
ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan
Infeksi
dan Campylobacter fetus merupakan kausa abortus pada sapi yang telah lama
peningkatan insidensi abortus setelah terjadi infeksi genital pada awal kehamilan.
Syok
Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dank karena
Prognosis umumnya buruk, dengan multiple organ failure merupakan penyebab kematian
terbanyak. Penyebab kematian pada abortus infeksius adalah adanya muliple organ failure
dan adanya hipotensi yang tidak dapat diatasi. Karena angka kematian syok ini sangat tinggi
maka sangat perlu penggunaan antibiotiak untuk dapat mencegah terjadinay syok septik.
kematian karena sepsis dan syok septik bervariasi tergantung kondisi dasar pasien, kuman
Pasien dengan penyakit dasar yang berat seperti leukemia mempunyai prognosis yang
jelek, pasien tanpa penyakit dasar mempunyai prognosis yang lebih baik. End-organ failure
KESIMPULAN
Abortus infeksiosus adalah berakhirnya kehamilan sebelum waktunya dengan usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram yang disertai infeksi pada
uterus, parametrium, adneksa, parametrium dan peritoneum dan akibat lebih jauh
menyebabkan sepsis.
usia kehamilan.
Gejala klinis sepsis abortion adalah adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar
jaringan yang telah ditolong di luar rumah sakit; pada pemeriksaan : kanalis servikalis
terbuka, teraba jaringan, perdarahan dan sebagainya; tanda-tanda infeksi alat genital :
demam, nadi cepat, perdarahan, nyeri tekan dan leukositosis; ada abortus septik :
kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun
sampai syok.
untuk mencegah keadaan irreversible. Bagi wanita dengan abortus septik, hasil
Ginekologi Indonesia , April 15:2 ,. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakutas kedokteran
3. Smith HO : Shock in Gynaecologic Patien in the Te Linde Operative Gynecologic 8th ed,
7. Arias MD , Early Pregnancy Loss Practical Guide to High Pregnancy and Delivery 2th
RSUP Dr.M.Djamil Padang 1 Juni 1999 – 31 Agustus 2009. Laboratorium / SMF Obstetri
10. Dutta DC : Shick in Obstetrics , Text Book of Obstetrics , 4th edition , New India Central
11. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. 2009. Jakarta: PT Bina Pustaka
12. Smith OH , Shock in Gynecology Patient , in TeLinde Operative Gynecology , eight
13. Howard FJ :Family Planning in Novaks Textbook of Gynecology 12th edition , William &
14. Cunningham FG , Critical Care and Trauma , Williams Obstetrics , 23th edition , Prentice
15. Gabbe GS , Maternal and Perinatal Infection obstetrics normal and Problems