A. Latar Belakang
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama lain psikologi kemanusiaan adalah
suatu pendekatan yang multifase terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang
memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli
psikologi humanistik adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi yang lainnya
merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalisis ( Misiak dan
Sexton, 2005 ).
Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu :
1. Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami
sifat dan keadaan manusia.
2. Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan dalam
bidang tingkah laku manusia.
3. Psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luas akan kaidah-kaidah yang lebih
efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi.
Psikologi Humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada
tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada
abad pertengahan.Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran
psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga” dalam aliran
psikologi.
Berikut studi kasus yang akan di bahas yang menyangkut tentang psikologi humanistik:
Kejadian ini bermula pada saat salah satu anak SMK Negeri 15 mengajukan
permohonan untuk diterima di salah satu perusahaan berlevel menengah sebagai karyawan
untuk Praktek Kerja Industri ( Prakerin) atau yang lebih di kenal dengan PKL.
Pada hari pertama praktek semua berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada kejadian
apa pun. Anak PKL itu (sebut saja namanya Jhon, nama samaran) di jelaskan mengenai
kegiatan operasional didalam perusahaan tersebut, seperti membuat surat-menyurat,
menyiapkan bahan persentasi dan bentuk gambar desain coreldraw (di sekolahnya Jhon
mengambil jurusan desain) yang sudah dia pelajari di sekolah.
Ketika suatu hari, pada minggu pertama PKL, Jhon diminta oleh pembimbingnya untuk
mengambil stempel di meja admin (admin tidak ada) untuk menstempel seluruh berkas yang
akan di tanda tangani oleh direktur, Jhon pun mencari stempel di meja dan di laci admin
kebetulan di atas meja admin itu terdapat sebuah kamera. Pada hari berikutnya ketika kamera
akan digunakan, kamera tidak ada di tempat (meja admin) dan semua karyawan ditanya tetapi
tidak ada yang tau.
Singkat cerita salah satu karyawan yang terakhir memegang kamera merasa bingung
karena dia dianggap menghilangkan kamera, akhirnya pembimbingnya memutuskan untuk
langsung membuka CCTV yang ada di kantor. Pada saat tersebutlah baru diketahui
kejadiannya.Terlihat jelas di layar pada saat si Jhon mengambil kamera dan memasukkan ke
dalam saku celana pada saat dia disuruh oleh pembimbingnya mengambil stempel di meja
admin.
Ketika ditanya, Jhon sempat membela diri dan tidak mengakui bahwa dia yang telah
mengambil kamera tersebut dan menyangkal apa yang ada di layar itu, dia mengatakan bahwa
dia sedang tidak memasukkan kamera ke dalam sakunya akan tetapi memasukkan barang lain
yaitu yang pertama diakuinya adalah HP, yang kedua pulpen dan ketiga dompet. Suasana
sempat memanas, dengan berbagai ancaman di lontarkan agar si Jhon mengakui tindakannya
akan tetapi si Jhon tetap tidak mau mengakui. Salah satu pemegang top managemen di
perusahaan tersebut meminta semuanya untuk pulang pada jam 17.00 dan mengatakan kasus
tersebut akandibawa ke kantor polisi/pihak yang berwajib.
Pada jam 18.00 berikutnya, pembimbing Jhon mendapat sms dari Jhon yang isinya
memberitahukan bahwa sebenarnya Jhon yang telah mengambil kamera tersebut dania juga
meminta maaf karena ia hanya berani mengaku lewat pesan singkat (SMS), dia takut untuk
langsung mengaku di tempat kejadian.
Dan masalah inipun sudah di laporkan oleh pihak perusahaan kepada pihak sekolah
beserta bukti-buktinya seperti video CCTV, sehingga masalah itupun di tindaklanjuti oleh
pihak sekolah terutama konselor sekolah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara konselor dalam menyelesaikan masalah pencurian dengan pendekatan
humanistik?
C. Tujuan
Agar konselor mengetahui caramenyelesaikan masalah pencurian dengan pendekatan
humanistik.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi siswa/ konseli, agar dapat lebih memahami dirinya sendiri.
2. Bagi orang tua, agar lebih memperhatikan kondisi serta kehidupan anak.
3. Bagi konselor, agar dapat mengarahkan konseli kearah yang lebih baik untuk dapat
menyelesaikan masalahnya.
4. Bagi guru wali kelas atau bidang studi, agar dapat membantu dan lebih memperhatikan murid-
murid bimbingannyalebih dalam lagi.
BAB II
DASAR TEORI
A. Konsep Dasar Teori Humanistik
Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam
dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu
pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dalam artikel pendidikan.
Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih
tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan
alami untuk berkembanglebih baik dan juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak
membunuh insting ini dengan memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi
bukan hal yang benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara
fisiologis dan juga punya keinginan. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang
membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, bukan sebagai
konselor seperti dalam Freudian ataupun pengelola perilaku seperti pada behaviorisme.
Secara singkatnya, pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada
perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal
ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang
ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.
Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam
pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat
laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya.
B. TokohHumanistikAbraham Maslow
Abraham Maslow dilahirkan dan dibesarkan di Brooklyn, New York, 1 April
1908.Anak sulung dari tujuh bersaudara.Orang tuanya imigran Yahudi dari Rusia yang tidak
berpendidikan tinggi.Latar belakang ini yang membuat orang tua Maslow memaksa anak-
anaknya untuk mencapai jenjang pendidikan yang tinggi.Maslow merasa bahwa masa kanak-
kanknya kurang bahgia dan kesepian, memiliki hubungan yang buruk degan orangtuanya dan
merasa menderita dengan perlakuan orang tuanya.Ayahnya sering kali bersikap dingin, tidak
akrab, dan sering tidak ada dirumah dalam waktu yang lama. Ibunya dalah orang yag sangat
mempercayai tahayul, sering menghukum Maslow hanya karena kesalahan kecil. Pernah ada
suatu hari, Maslow membawa dua ekor anak kecil yang tersesat, ibuya kemudian membunuh
dua kucing tersebut dan menampar Maslow kecil, serta membenturkan keplanya
ketembok.Perlakuan yang buruk dari ibunya ini memberikan dampak yang serius bagi dirinya,
tidak hanya terhadap kehidupan emosionalnya, tetapi juga terhadap pekerjaannya dalam bidang
psikologi.
Dalam sebuah tulisannya, Maslow mengemukakan keyakinan yang penuh terhadap
filosofi hidupnya bahwa semua penelitian dan teori yang dirumuskannya berakar pada
kebencian untuk melawan segala sesuatu yang dilakukan ibunya. Sejak kecil, Maslow merasa
berbeda dengan orang lain, ia merasa malu dengan kondisi fisiknya, karena memiliki badan
yang kurus dan hidung yang besar. Pada usia remaja, ia memiliki perasaan rendah diri yang
mendalam. Karenanya, ia mengompensasinya dengan berusaha keras mendapatkan pengakuan
dalam bidang atletik, namun tidak berhasil dan dia pun mengalihkannya kebidang akademik.
Disekolah, Maslow diperlakukan seperti orang negro, Maslow pernah berkata, “Aku
adalah anak laki-laki Yahudi kecil di lingkungan non-Yahudi dan sedikit mirip negro yang
medaftarkan diri di sekolah orang kulit putih”. Dia merasa terisolasi dan tidak bahagia,
dibesarkan di perpustakaan dan diantara buku-buku, dan tanpa teman.Pendidikan formalnya
dimulai di City College of New York (CCNY) dalam bidang hukum.Pilihan ini sebenarnya
dilakukan hanya untuk menyenangkan ayahnya. Baru kuliah selama semester tiga ia pindah ke
Cornell, tapi kemudian kembali ke CCNY. Dalam perkembangannya, Maslow lebih tertarik
untuk belajar psikologi dan belajar di University of Wisconsin. Di sini, ia meraih gelar sarjana
pada tahun 1930 dan meraih gelar doktor pada tahun 1934 dalam bidang psikologi. Maslow
menikah dengan Bertha Goodman pada usia 20 tahunan. Bertha adalah pacarnya sejak masih
sekolah menengah dan masih merupakan saudara sepupu. Dari perkawinanya,mereka
dikaruniaidua nak perempuan.
Di Universitas Wisconcin, dia sangat terkesan dengan psikologi behavioristik john B.
Watson. Maslow sedemikian tertarik dengan behaviorisme dan menyakini bahwa behaviorisme
dapat menyelesaikan barbagai masalah.Dia menerima pelatihan psikologi eksperimen dan
bekerjasama dengan Harry Harlow untuk melakukan penelitian mengenai perilaku primata dan
seksualitas.Dia melakukan penelitian lanjutan di Universitas Columbia. Di sana, ia bekerja
sebagi asisten Edward L. Thorndike, salah seorang tokoh behaviorisme yang terkenal. Setelah
itu, menjadi ascociate professor di Brooklyn College of New York sampai tahun 1951. Ketika
mengajar disana, ia bertemu dengan Erich Fromm, Alfred Ader, Karen Horney, antropolog
Ruth Benedict, dan tokoh psikologi GestaltnMax Wartheimer. Kedua orang terakhir adalah
tokoh yang dikagumi Maslow, baik secara professional maupun pribadi.Keduanya dianggap
sangat berhasil dalam bidangnya masing-masing.Maslow mulai membuat catatan tentang
kehidupan dan perilaku mereka.Catatan ini yang kemudian menjadi dasar dari penelitian
seumur hidup dan pemikiran tentang kesehatan mental dan potensi manusia.Maslow menulis
secara ekstensif tentang masalah konsep hierarki kebutuhan, metaneeds, aktualisasi diri, dan
pengalaman puncak, yang sebenarnya bersumber dari ide psikologi lain, tetapi dengan
penambahan yang signifikan. Maslow menjadi pemimpin aliran psikologi humanistic yang
muncul pada 1950-an dan 1960-an yang ia sebut sebagai “kekuatan ketiga”-di luar teori
psikoanalisis dan behaviorisme.
Maslow menjadi professor di Universitas Brandeis tahun 1951-1969, kemudian
menjadi anggota Laughlin Institute di California.Dia meninggal karena serangan jantung pada
8 Juni 1970.Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika memberinya gelar Humanist of the
Year.
C. Konsep Dasar Teori Humanistik Menurut Abraham Maslow
Pada awal karirnya, Maslow melakukan observasi terhadap monyet.Ia melakukan
pengamatan intensif terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya didapatkan
kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan
yang lain. Contohnya, jika Anda lapar dan haus, maka Anda akan cenderung untuk mencoba
memuaskan dahaga. Anda dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu, tetapi tanpa
air Anda hanya dapat hidup selama beberapa hari saja, karena kebutuhan akan air lebih kuat
daripada kebutuhan akan makan. Tetapi, jika Anda sangat haus, tapi kemudian tersedak dan
Anda tidak dapat bernapas, maka kebutuhan untuk bernapas lebih penting dibandingkan
dengan kebutuhan akan air untuk minum.
Berdasarkan pengalaman tersebut Maslow membuat ide mengenai hierarki kebutuhan yang
sangat terkenal. Menurutnya, terdapat lima lapisan kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan
penghargaan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini menyangkut
kebutuhan akan oksigen, air, protein, garam, gula, kalsium, mineral, dan vitamin, termasuk
juga kebutuhan untuk menjaga keseimbangan pH ( menjadi terlalu asam atau basa akan dapat
membunuh ) dan temperature ( 98,6 atau dekat dengan itu ) selain itu, terdapat juga kebutuhan
untuk aktif, istirahat, tidur, untuk mengeluarkan limbah ( CO2, keringat, urin, dan kotoran ),
kebutuhan untuk menghindari rasa sakit dan kebutuhan untuk berhubungan seks. Maslow
percaya dengan penelitian yang menyatakan bahwa kebutuhan ini sebenrnya bersifat
individual. Misalnya, kekurangan vitamin C akan menyebabkan kelaparan yang sangat sfesifik
terhadap vitamin C, seperti jus jeruk.
b. Keselamatan dan Kebutuhan Keamanan
Ketika sebagian besar kebutuhan fiiologis sudah dipenuhi, maka lapisan kedua akan
datang. Anda akan menjadi makin tertarik untuk menjadi keadaan aman, stabil, serta
terlindungi. Anda mungkin perlu untuk mengembangkan struktur, ketertiban, dan
keteraturan.Kebutuhan sekarang bukan lagi lapar dan haus tetapi kebutuhan untuk
mendapatkan perlindungan dari ketakutan dan kecemasan.Dalam kehidupan sehari-hari,
kebutuhan tersebut di manifestasikan dalam bentuk keinginan untuk memiliki sebuah rumah di
lingkungan aman, keamanan di lingkungan kerja, rencana pensiun, asuransi, dan sebaginya.
c. Kebutuhan Memiliki Cinta
Ketika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan sebagian besar sudah terpenuhi,
maka lapisan ketiga kebutuhan mulaai muncul.Anda mulai merasa perlu memiliki teman,
kekasih, anak-anak, hubungan kasih sayang secara mendalam dan ikatan social.Anda mulai
merasa rentan terhadap kesepian dan kegelisahan social. Dalam kehiduan sehari-hari, kita
menunjukan kebutuhan ini dalam bentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga,
menjadi bagian dari sebuah komunitas, bagian dari keluarga besar, daan anggota suatu klub,
termasuk juga bagian dari apa yang kita cari dalam sebuah karir.
d. Kebutuhan Penghargaan
Pada tahap selanjutnya, kita mulai mencari sedikit harga diri.Maslow mencatat dua
versi mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan yang lebih
tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan
akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuaan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan
dominasi. Kebutuhan yang “ tinggi” adalah kebutuhan akan harga diri, termasuk perasaan,
seperti keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian, dan kebebasan. Kebutuhan
penghargaan diri dikategorikan tinggi karena bentuknya tidak seperti rasa hormat dari orang
lain. Misalnya, apabila menyangkut harga diri, maka akan sulit untuk merasa kalah ( perasaan
lebih rendah ). Versi negatif kebutuhan ini adalah rendah diri dan kompleks inferioritas (
inferiority complexs ). Dalam hal ini, Maslow mengakui konsep adler mengenai kompleks
inferioritas yang merupakan akar dari sebagian besar masalah-masalah psikologis kita.
Di Negara modern, sebagian besar dari kita memiliki apa yang kita butuhkan untuk
memenuhi kebutuan fisiologis dan kebutuhan keselamaatan, tetapi lebih sering tidak memiliki
cukup cinta dan perasaan memiliki. Demikian juga dengan rasa hormat, yang sering tampak
begitu sulit untuk di dapati. Barangkali, kondisi ini terbalik dengan negara yang belum maju,
seperti Indonesia, bisa saja kita tidak dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan,
banyaknya orang miskin dan bencana alam yang tidak tertangani dengan baik, tetapi kita masih
memiliki persaudaraan yang erat dan rasa hormat yang tinggi dan generasi yang lebih muda
dan kelompok sosial yang lain.
Keempat tigkatan yang awal hierarki di atas disebut deficit kebutuhan, atau D-need.Jika
anda tidak memenuhi satu kebutuhan, berarti anda memiliki satu defisit, anda merasa perlu
untuk memenuhiya. Namun, jika anda memenuhi semua yang anda butuhkan, anda tidak
merasa defisit sama sekali. Dengan kata lain, kebuuhan tersebut berhenti memotivasi diri.
Maslow juga membahas tingkatan tersebut dalam prinsip homeostatis. Homeostatis
adalah prinsip yang di gunakan untuk tungku thermostat anda ketika beroperasi : apabila terlalu
dingin, akan berganti menjadi panas, tetapi ketika hari terlalu panas, paanas switch off ( mati )
kemudian kembali kepada suhu yang sesuai. Dengan cara yang sama, tubuh anda saat ini
berkerja seperti ini, pada suatu saat anda lapar, maka anda akan berusaha memenuhi kebutuhan
ini dengan makan, maka kebutuhan pun hilang an rasa lapar berhenti. Maslow kemudian
memperluas prisip homeostatis untuk berbagi kebutuhan, seperti keselamatan, perasaan
mmiliki, dan penghargaan.
Maslow melihat semua kebutuhan ini sebagai kebutuhan dasar hidup.Demikia juga
dengan cinta dan harga diri yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan.Menurutnya, kita
semua memiliki kebutuhan ini dan semuanya berasal dari genetic, seperti halnya
naluri.Bahkan, dia menyebut naluriah sebagai kehidupan.
e. Aktualisasi Diri
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dan agak sedikit berbeda adalah aktualisasi
diri.Maslow menggunakan berbagai istilah untuk menyebutkan tingkatan ini.Maslow
menyebutnya pertumbuhan motivasi (berbeda dengan definisi motivasi), karena kebutuhan
aktualisasi diri adalah B-needs (B-being), berbeda dengan D-needs.Kebutuhan aktualisasi
adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan atau homeostatis, tetapi melibatkan
keinginan yang terus-menerus untuk memenuhi potensi, untuk menjadi semua yang kita bisa.
Dalam penelitiannya mengenai orang yang mencapai aktualisasi diri, Maslow
menggunakan metode kualitatif yang disebut analisis biografi untuk mengetahui aktualisasi
diri seseorang. Orang-orang yang mencapai aktualisasi diri juga memiliki cara yang berbeda
berhubungan dengan orang lain. Mereka menikmati kesendirian, dan merasa nyaman dengan
kesendiriannya, mereka juga menikmati hubungan pribadi dengan beberapa teman dekat dan
anggota keluarga secara mendalam.
Data Orangtua :
Nama ayah : Bagus Kusuma (nama samaran)
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jalan Cendana No.07 Samarinda (samaran)
Nama Ibu : Emelia (nama samaran)
Pekerjaan :Karyawan Swasta
Alamat : Jalan Cendana No.07 Samarinda (samaran)
C. Sintesis
Kesimpulan sementara berdasarkan hasil analisis adalah sebagai berikut :
1. Di lihat dari keadaan fisik
John adalah anak yang berwajah lumayan tampan dan termasuk anak yang sehat jasmani dan
rohani.
2. Di lihat dari keadaan keluarga
John adalah anak yang kurang diperhatikan dan diberi kasih sayang oleh orang tuanya karena
orang tua John terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing.Keluarga John tergolong
keluarga yang “cuek” tidak tahu menahu dalam lingkungan tempat tinggalnya sehingga hal ini
terbawa ke dalam kehidupan keluarganya.
3. Di lihat dari keadaan tingkah laku sosial
Johnadalah anak yang mudah beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan sekitarnya.. Namun
belakangan ini John terlihat murung di karenakan dia sedang mengalami masalah di tempat
PKL karena dia terbukti sebagai pelaku pencurian kamera walaupun pada awalnya ia tidak
mengakui akan tetapi pada akhirnya ia mengakui perbuatannya tersebut melalui pesan singkat
(SMS).
D. Diagnosis
Berdasarkan dari hasil sintesis diatas, yang menjadi masalah adalah ia mencuri kamera di
tempat PKLnya, yang pada awalnya ia tidak mengakui perbuatannya akan tetapi pada akhirnya
ia mengakui perbuatannya tersebut melalui pesan singkat (SMS).Adapun beberapa
kemungkinan penyebab ia mencuri kamera tersebut ialah :
1. Kebutuhannya yang tidak terpenuhi
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya
E. Prognosis
Berdasarkan hasil diagnosis diatas, maka langkah awal yang harus dilakukan oleh konselor
adalah :
1. Mengadakan konseling kepada siswa yang bersangkutan.
2. Menjelaskan kepada siswa bahwa hal yang dilakukannya bukan saja merusak nama baik
sekolah dan orangtua akan tetapi jug merusak nama baik dirinya sendiri.
3. Memberikan masukan kepada siswa agar sekiranya ia memberitahukan kepada orangtuanya
bahwa selama ini kebutuhannya tidak terpenuhi serta meminta kepada orangtuanya agar tidak
terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.
F. Treatment/Konseli
Berikut hasil pembicaraan (verbatim) :
Konseli : “Assalamulaikum”( sambil mengetuk pintu )
Konselor : “Wa’alaikumsalam, oh Jhon silahkan masuk”
Konseli : “Terimakasih bu”
Konselor : “Bagaimana kabarnya hari ini ?”
Konseli : “Baik bu”( terlihat dari raut mukanya kurang semangat )
Konselor : “Tapi ibu melihat sepertinya Jhon kurang semangat hari ini, kenapa ?”
Konseli : “Eeemmm”( menundukkan kepala sebentar )
Kenselor : ( Menunggu konseli untuk berbicara )
Konseli : “Dari mana saya harus memulai yaa bu ?Saya bingung bu, saya takut, ibu memanggil saya
karena masalah saya yang di tempat PKL kan bu?”
( Tertunduk )
Koselor : “Tidak usah takut, ibu disini ingin memastikan apa benar kamu yang melakukan tindakan
kemarin ?”
Konseli : “Tidak bu, saya tidak berniat untuk mengambil kamera tersebut, saya hanya meminjamnya
sebentar”( Memegang leher )
Konselor : “Jadi, kamu hanya ingin meminjamnya saja ?”
Konseli : “Iya bu”
Konselor : “Terus bukti yang ada di CCTV itu apa jhon ?”
Konseli : “Oh itu anu bu,eeeee itu pulpen saya yang mau saya simpan ke saku celana” ( memakai TIC
)
Konselor : “Tapi kelihatannya bendanya besar itu jhon yang kamu simpan di saku celana kamu ? Tidak
seperti pulpen, disini terlihat jelas Jhon ?”
Konseli : “Anu bu ( memakai TIC ) lupa saya bu, bukan pulpen tapi itu dompet saya, masa ibu tidak
percaya sama saya, dompet saya besar itu bu”
( mencari-cari alasan )
Konselor : “Ok, ibu terima alasan kamu ?”
Konseli : “Iya bu, ibu harus percaya sama saya” ( menyakinkan konselor )
Konselor : “Terus apakah kameranya sudah kamu kembalikan ke tempat PKL kamu ?”
Konseli : “eeeemmmm ( diam sebentar ) belum bu”
Konselor : “ Kenapa belum jhon ?”
Knseli : ( merasa bersalah ) eeeemmm, sebenarnya bu saya memang mengambil kamera tersebut
Konselor : “Terus kameranya sekarang dimana ?”
Konseli : “Tidak ada sama saya bu”
Konselor :“Tidak ada sama kamu ? Kok bisa padahal kamu yang mengambilnya ?
Konseli : “Sebenarnya kamera tersebut sudah saya jual bu”
Konselor : “Kamu jual sama siapa Jhon ?”
Konseli : “Sama teman saya bu”
Konselor : “Alasannya kamu menjual kamera tersebut kenapa ?”
Koseli : “Saya tidak punya uang bu”
Konselor : “Memangnya orangtuamu tidak memberikan uang jajan ?”
Konseli : “Diberi sih bu, tapi uangnya habis saya belanjakan buat kebutuhan saya, itupun tidak
cukup,kadang-kadang membuat saya berhutang sama teman saya dan akibatnya hutang saya
menumpuk bu”
Konselor : “Kenapa kamu tidak jujur saja dengan orangtuamu bahwa uang yang diberikan belum
mencukupi untuk memenuhi kebutuhanmu ?”
Konseli : “Saya malas bu, orangtua saya terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, dan juga
kurang memperhatikan dan memberikan kasih sayangkepada saya,kalaupun saya minta tidak
pernah ada respon dari orang tua saya”
Konselor : “Untuk masalah ini apakah kamu sudah memberitahu orangtuamu?”
Konseli : “Belum bu, saya takut.”
Konselor : “kenapa? Apa kamu ingin masalah ini dibawa sampai kekantor polisi.”
Konseli : “Tidak bu, saya ingin semuanya selesai.”
Konselor : “Jadi, apa keputusanmu saat ini?”
Konseli : “Saya tidak tahu bu.” ( menundukkan kepalanya), “kalau menurut ibu bagaimana?”
Konselor : “Kalau dari ibu sendiri, lebih baik kamu memberi tahu orangtuamu mengenai masalah ini
agar tidak berlarut-larut. Bagaimana menurutmu?”
Konseli : “Iya sih bu”( menundukkan kepalanya )
Konselor : “Ibu juga sudah mendengar bahwa Direktur tempat kamu PKL ingin bertemu orangtuamu
langsung dan menyelesaikan semuanya dengan cara kekeluargaan.”
Konseli : “Baiklah bu kalau begitu, saya akan sampaikan kepada orangtua saya mengenai masalah ini
dan memberitahukan bahwa Direktur ingin bertemu langsung.”
Konselor : “Kalau begitu ibu akan siapkan surat panggilan orangtua dan tolong kamu sampaikan kepada
orangtuamu bahwa besok harus datang kesekolah untuk menyelesaikannya.”
Konseli : “Baik bu, terimakasih”
Konselor : “Iya sama-sama, lain kali tidak boleh diulangi ya Jhon. Karena mengambil hak milik orang
lain adalah hal yang tidak baik dan dapat merugikan orang lain.”
Konseli : “Baik bu.”
Konselor : “Ya sudah, kalau begitu kamu boleh pergi sekarang.”
Konseli : “Baik bu, sekali lagi terimakasih ya bu.” (Bersalaman)
Konselor : (Membalas salam dan tersenyum)
Konseli : “Assaalamualaikum bu”( menuju pintu keluar )
Konselor : “Wa’alaikumsalam”
G. Follow Up
Dari hasil proses konseling di atas yang melalui pendekatan humanistic,pada akhirnya
Jhon mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Jhon mulai
berfikir untuk terbuka kepada orangtuanya serta bersedia memberitahukan masalah ini dan juga
bersedia memanggil orangtuanya untuk bertemu dengan Direktur tempat ia melaksanakan
PKL. Dan masalah inipun dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Kemudian untuk
mengantisipasi hal-hal serupa agar tidak terulang kembali, selanjutnya konselor akan tetap
menjalin komunikasi yang baik terhadap orang tua dan konseli.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan proses konseling hasil yang di dapatkan, yaitu :
1. Jhon mengakui perbuatannya yang telah mencuri kamera di tempat dia PKL.
2. Jhon mengatakan bahwa kebutuhannya selama ini tidak terpenuhi terutama kebutuhan akan
perhatian dan kasih sayang.
3. Jhon berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dan dia akan jujur mengatakan kepada
orangtuanya mengenai masalah yang sedang dialaminya.
4. Jhon akan mencoba untukmenjalin komunikasi kepada orangtuanya dengan baik.
5. Masalah yang dialami Jhon akan di selesaikan secara kekeluargaan atas permintaan Direktur
tempat John PKL.
B. Saran
1. Konseli harus bisa memahami dirinya sendiri,konseli dapat memahami sifatnya, dapat
memahami wataknya intinya iabisa mengenal siapa dirinya sendiri.
2. Dalam hal ini orang tua harus lebih memperhatikan anak dengan cara membangun relasi
anatara anak dan orang tua dengan baik agar anak tidak merasa kurang diperhatikan.
3. Konselor harus lebih peka terhadap siswa yang mengalami kesulitanserta lebih aktif lagi dalam
kegiatan kelas yaitu dengan cara terjun langsung melihat keadaan siswa di kelas, tidak hanya
berdiam dan menunggu di dalam ruangan.
4. Di samping mengajar, peran wali kelas juga sangat penting untuk membantu konselor
mendapatkan informasi dengan cara memantau siswa di kelas agar siswa tidak melakukan hal-
hal yang merugikan siswa itu sendiri ataupun orang lain,wali kelas juga harus bisa
membimbing serta mengajarkan kepada siswa-siswanya bukan hanya sekedar dalam belajar
tapi juga dalam segi etika dan sopan santun.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian Dalam Konseling. Bogor:
Ghalia Indonesia