Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama lain psikologi kemanusiaan adalah
suatu pendekatan yang multifase terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang
memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli
psikologi humanistik adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi yang lainnya
merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalisis ( Misiak dan
Sexton, 2005 ).
Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu :
1. Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami
sifat dan keadaan manusia.
2. Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan dalam
bidang tingkah laku manusia.
3. Psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luas akan kaidah-kaidah yang lebih
efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi.
Psikologi Humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada
tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada
abad pertengahan.Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran
psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga” dalam aliran
psikologi.
Berikut studi kasus yang akan di bahas yang menyangkut tentang psikologi humanistik:
Kejadian ini bermula pada saat salah satu anak SMK Negeri 15 mengajukan
permohonan untuk diterima di salah satu perusahaan berlevel menengah sebagai karyawan
untuk Praktek Kerja Industri ( Prakerin) atau yang lebih di kenal dengan PKL.
Pada hari pertama praktek semua berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada kejadian
apa pun. Anak PKL itu (sebut saja namanya Jhon, nama samaran) di jelaskan mengenai
kegiatan operasional didalam perusahaan tersebut, seperti membuat surat-menyurat,
menyiapkan bahan persentasi dan bentuk gambar desain coreldraw (di sekolahnya Jhon
mengambil jurusan desain) yang sudah dia pelajari di sekolah.
Ketika suatu hari, pada minggu pertama PKL, Jhon diminta oleh pembimbingnya untuk
mengambil stempel di meja admin (admin tidak ada) untuk menstempel seluruh berkas yang
akan di tanda tangani oleh direktur, Jhon pun mencari stempel di meja dan di laci admin
kebetulan di atas meja admin itu terdapat sebuah kamera. Pada hari berikutnya ketika kamera
akan digunakan, kamera tidak ada di tempat (meja admin) dan semua karyawan ditanya tetapi
tidak ada yang tau.
Singkat cerita salah satu karyawan yang terakhir memegang kamera merasa bingung
karena dia dianggap menghilangkan kamera, akhirnya pembimbingnya memutuskan untuk
langsung membuka CCTV yang ada di kantor. Pada saat tersebutlah baru diketahui
kejadiannya.Terlihat jelas di layar pada saat si Jhon mengambil kamera dan memasukkan ke
dalam saku celana pada saat dia disuruh oleh pembimbingnya mengambil stempel di meja
admin.
Ketika ditanya, Jhon sempat membela diri dan tidak mengakui bahwa dia yang telah
mengambil kamera tersebut dan menyangkal apa yang ada di layar itu, dia mengatakan bahwa
dia sedang tidak memasukkan kamera ke dalam sakunya akan tetapi memasukkan barang lain
yaitu yang pertama diakuinya adalah HP, yang kedua pulpen dan ketiga dompet. Suasana
sempat memanas, dengan berbagai ancaman di lontarkan agar si Jhon mengakui tindakannya
akan tetapi si Jhon tetap tidak mau mengakui. Salah satu pemegang top managemen di
perusahaan tersebut meminta semuanya untuk pulang pada jam 17.00 dan mengatakan kasus
tersebut akandibawa ke kantor polisi/pihak yang berwajib.

Pada jam 18.00 berikutnya, pembimbing Jhon mendapat sms dari Jhon yang isinya
memberitahukan bahwa sebenarnya Jhon yang telah mengambil kamera tersebut dania juga
meminta maaf karena ia hanya berani mengaku lewat pesan singkat (SMS), dia takut untuk
langsung mengaku di tempat kejadian.
Dan masalah inipun sudah di laporkan oleh pihak perusahaan kepada pihak sekolah
beserta bukti-buktinya seperti video CCTV, sehingga masalah itupun di tindaklanjuti oleh
pihak sekolah terutama konselor sekolah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara konselor dalam menyelesaikan masalah pencurian dengan pendekatan
humanistik?
C. Tujuan
Agar konselor mengetahui caramenyelesaikan masalah pencurian dengan pendekatan
humanistik.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi siswa/ konseli, agar dapat lebih memahami dirinya sendiri.
2. Bagi orang tua, agar lebih memperhatikan kondisi serta kehidupan anak.
3. Bagi konselor, agar dapat mengarahkan konseli kearah yang lebih baik untuk dapat
menyelesaikan masalahnya.
4. Bagi guru wali kelas atau bidang studi, agar dapat membantu dan lebih memperhatikan murid-
murid bimbingannyalebih dalam lagi.

BAB II
DASAR TEORI
A. Konsep Dasar Teori Humanistik
Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam
dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu
pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dalam artikel pendidikan.
Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih
tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan
alami untuk berkembanglebih baik dan juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak
membunuh insting ini dengan memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi
bukan hal yang benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara
fisiologis dan juga punya keinginan. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang
membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, bukan sebagai
konselor seperti dalam Freudian ataupun pengelola perilaku seperti pada behaviorisme.
Secara singkatnya, pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada
perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal
ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang
ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.
Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam
pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat
laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya.

B. TokohHumanistikAbraham Maslow
Abraham Maslow dilahirkan dan dibesarkan di Brooklyn, New York, 1 April
1908.Anak sulung dari tujuh bersaudara.Orang tuanya imigran Yahudi dari Rusia yang tidak
berpendidikan tinggi.Latar belakang ini yang membuat orang tua Maslow memaksa anak-
anaknya untuk mencapai jenjang pendidikan yang tinggi.Maslow merasa bahwa masa kanak-
kanknya kurang bahgia dan kesepian, memiliki hubungan yang buruk degan orangtuanya dan
merasa menderita dengan perlakuan orang tuanya.Ayahnya sering kali bersikap dingin, tidak
akrab, dan sering tidak ada dirumah dalam waktu yang lama. Ibunya dalah orang yag sangat
mempercayai tahayul, sering menghukum Maslow hanya karena kesalahan kecil. Pernah ada
suatu hari, Maslow membawa dua ekor anak kecil yang tersesat, ibuya kemudian membunuh
dua kucing tersebut dan menampar Maslow kecil, serta membenturkan keplanya
ketembok.Perlakuan yang buruk dari ibunya ini memberikan dampak yang serius bagi dirinya,
tidak hanya terhadap kehidupan emosionalnya, tetapi juga terhadap pekerjaannya dalam bidang
psikologi.
Dalam sebuah tulisannya, Maslow mengemukakan keyakinan yang penuh terhadap
filosofi hidupnya bahwa semua penelitian dan teori yang dirumuskannya berakar pada
kebencian untuk melawan segala sesuatu yang dilakukan ibunya. Sejak kecil, Maslow merasa
berbeda dengan orang lain, ia merasa malu dengan kondisi fisiknya, karena memiliki badan
yang kurus dan hidung yang besar. Pada usia remaja, ia memiliki perasaan rendah diri yang
mendalam. Karenanya, ia mengompensasinya dengan berusaha keras mendapatkan pengakuan
dalam bidang atletik, namun tidak berhasil dan dia pun mengalihkannya kebidang akademik.
Disekolah, Maslow diperlakukan seperti orang negro, Maslow pernah berkata, “Aku
adalah anak laki-laki Yahudi kecil di lingkungan non-Yahudi dan sedikit mirip negro yang
medaftarkan diri di sekolah orang kulit putih”. Dia merasa terisolasi dan tidak bahagia,
dibesarkan di perpustakaan dan diantara buku-buku, dan tanpa teman.Pendidikan formalnya
dimulai di City College of New York (CCNY) dalam bidang hukum.Pilihan ini sebenarnya
dilakukan hanya untuk menyenangkan ayahnya. Baru kuliah selama semester tiga ia pindah ke
Cornell, tapi kemudian kembali ke CCNY. Dalam perkembangannya, Maslow lebih tertarik
untuk belajar psikologi dan belajar di University of Wisconsin. Di sini, ia meraih gelar sarjana
pada tahun 1930 dan meraih gelar doktor pada tahun 1934 dalam bidang psikologi. Maslow
menikah dengan Bertha Goodman pada usia 20 tahunan. Bertha adalah pacarnya sejak masih
sekolah menengah dan masih merupakan saudara sepupu. Dari perkawinanya,mereka
dikaruniaidua nak perempuan.
Di Universitas Wisconcin, dia sangat terkesan dengan psikologi behavioristik john B.
Watson. Maslow sedemikian tertarik dengan behaviorisme dan menyakini bahwa behaviorisme
dapat menyelesaikan barbagai masalah.Dia menerima pelatihan psikologi eksperimen dan
bekerjasama dengan Harry Harlow untuk melakukan penelitian mengenai perilaku primata dan
seksualitas.Dia melakukan penelitian lanjutan di Universitas Columbia. Di sana, ia bekerja
sebagi asisten Edward L. Thorndike, salah seorang tokoh behaviorisme yang terkenal. Setelah
itu, menjadi ascociate professor di Brooklyn College of New York sampai tahun 1951. Ketika
mengajar disana, ia bertemu dengan Erich Fromm, Alfred Ader, Karen Horney, antropolog
Ruth Benedict, dan tokoh psikologi GestaltnMax Wartheimer. Kedua orang terakhir adalah
tokoh yang dikagumi Maslow, baik secara professional maupun pribadi.Keduanya dianggap
sangat berhasil dalam bidangnya masing-masing.Maslow mulai membuat catatan tentang
kehidupan dan perilaku mereka.Catatan ini yang kemudian menjadi dasar dari penelitian
seumur hidup dan pemikiran tentang kesehatan mental dan potensi manusia.Maslow menulis
secara ekstensif tentang masalah konsep hierarki kebutuhan, metaneeds, aktualisasi diri, dan
pengalaman puncak, yang sebenarnya bersumber dari ide psikologi lain, tetapi dengan
penambahan yang signifikan. Maslow menjadi pemimpin aliran psikologi humanistic yang
muncul pada 1950-an dan 1960-an yang ia sebut sebagai “kekuatan ketiga”-di luar teori
psikoanalisis dan behaviorisme.
Maslow menjadi professor di Universitas Brandeis tahun 1951-1969, kemudian
menjadi anggota Laughlin Institute di California.Dia meninggal karena serangan jantung pada
8 Juni 1970.Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika memberinya gelar Humanist of the
Year.
C. Konsep Dasar Teori Humanistik Menurut Abraham Maslow
Pada awal karirnya, Maslow melakukan observasi terhadap monyet.Ia melakukan
pengamatan intensif terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya didapatkan
kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan
yang lain. Contohnya, jika Anda lapar dan haus, maka Anda akan cenderung untuk mencoba
memuaskan dahaga. Anda dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu, tetapi tanpa
air Anda hanya dapat hidup selama beberapa hari saja, karena kebutuhan akan air lebih kuat
daripada kebutuhan akan makan. Tetapi, jika Anda sangat haus, tapi kemudian tersedak dan
Anda tidak dapat bernapas, maka kebutuhan untuk bernapas lebih penting dibandingkan
dengan kebutuhan akan air untuk minum.
Berdasarkan pengalaman tersebut Maslow membuat ide mengenai hierarki kebutuhan yang
sangat terkenal. Menurutnya, terdapat lima lapisan kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan
penghargaan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini menyangkut
kebutuhan akan oksigen, air, protein, garam, gula, kalsium, mineral, dan vitamin, termasuk
juga kebutuhan untuk menjaga keseimbangan pH ( menjadi terlalu asam atau basa akan dapat
membunuh ) dan temperature ( 98,6 atau dekat dengan itu ) selain itu, terdapat juga kebutuhan
untuk aktif, istirahat, tidur, untuk mengeluarkan limbah ( CO2, keringat, urin, dan kotoran ),
kebutuhan untuk menghindari rasa sakit dan kebutuhan untuk berhubungan seks. Maslow
percaya dengan penelitian yang menyatakan bahwa kebutuhan ini sebenrnya bersifat
individual. Misalnya, kekurangan vitamin C akan menyebabkan kelaparan yang sangat sfesifik
terhadap vitamin C, seperti jus jeruk.
b. Keselamatan dan Kebutuhan Keamanan
Ketika sebagian besar kebutuhan fiiologis sudah dipenuhi, maka lapisan kedua akan
datang. Anda akan menjadi makin tertarik untuk menjadi keadaan aman, stabil, serta
terlindungi. Anda mungkin perlu untuk mengembangkan struktur, ketertiban, dan
keteraturan.Kebutuhan sekarang bukan lagi lapar dan haus tetapi kebutuhan untuk
mendapatkan perlindungan dari ketakutan dan kecemasan.Dalam kehidupan sehari-hari,
kebutuhan tersebut di manifestasikan dalam bentuk keinginan untuk memiliki sebuah rumah di
lingkungan aman, keamanan di lingkungan kerja, rencana pensiun, asuransi, dan sebaginya.
c. Kebutuhan Memiliki Cinta
Ketika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan sebagian besar sudah terpenuhi,
maka lapisan ketiga kebutuhan mulaai muncul.Anda mulai merasa perlu memiliki teman,
kekasih, anak-anak, hubungan kasih sayang secara mendalam dan ikatan social.Anda mulai
merasa rentan terhadap kesepian dan kegelisahan social. Dalam kehiduan sehari-hari, kita
menunjukan kebutuhan ini dalam bentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga,
menjadi bagian dari sebuah komunitas, bagian dari keluarga besar, daan anggota suatu klub,
termasuk juga bagian dari apa yang kita cari dalam sebuah karir.
d. Kebutuhan Penghargaan
Pada tahap selanjutnya, kita mulai mencari sedikit harga diri.Maslow mencatat dua
versi mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan yang lebih
tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan
akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuaan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan
dominasi. Kebutuhan yang “ tinggi” adalah kebutuhan akan harga diri, termasuk perasaan,
seperti keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian, dan kebebasan. Kebutuhan
penghargaan diri dikategorikan tinggi karena bentuknya tidak seperti rasa hormat dari orang
lain. Misalnya, apabila menyangkut harga diri, maka akan sulit untuk merasa kalah ( perasaan
lebih rendah ). Versi negatif kebutuhan ini adalah rendah diri dan kompleks inferioritas (
inferiority complexs ). Dalam hal ini, Maslow mengakui konsep adler mengenai kompleks
inferioritas yang merupakan akar dari sebagian besar masalah-masalah psikologis kita.
Di Negara modern, sebagian besar dari kita memiliki apa yang kita butuhkan untuk
memenuhi kebutuan fisiologis dan kebutuhan keselamaatan, tetapi lebih sering tidak memiliki
cukup cinta dan perasaan memiliki. Demikian juga dengan rasa hormat, yang sering tampak
begitu sulit untuk di dapati. Barangkali, kondisi ini terbalik dengan negara yang belum maju,
seperti Indonesia, bisa saja kita tidak dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan,
banyaknya orang miskin dan bencana alam yang tidak tertangani dengan baik, tetapi kita masih
memiliki persaudaraan yang erat dan rasa hormat yang tinggi dan generasi yang lebih muda
dan kelompok sosial yang lain.
Keempat tigkatan yang awal hierarki di atas disebut deficit kebutuhan, atau D-need.Jika
anda tidak memenuhi satu kebutuhan, berarti anda memiliki satu defisit, anda merasa perlu
untuk memenuhiya. Namun, jika anda memenuhi semua yang anda butuhkan, anda tidak
merasa defisit sama sekali. Dengan kata lain, kebuuhan tersebut berhenti memotivasi diri.
Maslow juga membahas tingkatan tersebut dalam prinsip homeostatis. Homeostatis
adalah prinsip yang di gunakan untuk tungku thermostat anda ketika beroperasi : apabila terlalu
dingin, akan berganti menjadi panas, tetapi ketika hari terlalu panas, paanas switch off ( mati )
kemudian kembali kepada suhu yang sesuai. Dengan cara yang sama, tubuh anda saat ini
berkerja seperti ini, pada suatu saat anda lapar, maka anda akan berusaha memenuhi kebutuhan
ini dengan makan, maka kebutuhan pun hilang an rasa lapar berhenti. Maslow kemudian
memperluas prisip homeostatis untuk berbagi kebutuhan, seperti keselamatan, perasaan
mmiliki, dan penghargaan.
Maslow melihat semua kebutuhan ini sebagai kebutuhan dasar hidup.Demikia juga
dengan cinta dan harga diri yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan.Menurutnya, kita
semua memiliki kebutuhan ini dan semuanya berasal dari genetic, seperti halnya
naluri.Bahkan, dia menyebut naluriah sebagai kehidupan.
e. Aktualisasi Diri
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dan agak sedikit berbeda adalah aktualisasi
diri.Maslow menggunakan berbagai istilah untuk menyebutkan tingkatan ini.Maslow
menyebutnya pertumbuhan motivasi (berbeda dengan definisi motivasi), karena kebutuhan
aktualisasi diri adalah B-needs (B-being), berbeda dengan D-needs.Kebutuhan aktualisasi
adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan atau homeostatis, tetapi melibatkan
keinginan yang terus-menerus untuk memenuhi potensi, untuk menjadi semua yang kita bisa.
Dalam penelitiannya mengenai orang yang mencapai aktualisasi diri, Maslow
menggunakan metode kualitatif yang disebut analisis biografi untuk mengetahui aktualisasi
diri seseorang. Orang-orang yang mencapai aktualisasi diri juga memiliki cara yang berbeda
berhubungan dengan orang lain. Mereka menikmati kesendirian, dan merasa nyaman dengan
kesendiriannya, mereka juga menikmati hubungan pribadi dengan beberapa teman dekat dan
anggota keluarga secara mendalam.

D. Hakekat Pandangan Tentang Manusia


Maslow memandang manusia dengan optimis, memiliki kecenderungan alamiah untuk
bergerak menuju aktualisasi diri.Manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak, memiliki
kesadaran untuk memilih serta memiliki harapan.Meskipun memiliki kemampuan jahat dan
merusak, tetapi bukan merupakan esensi dasar dari manusia.Sifat-sifat jahat muncul dari rasa
frustasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar. Misalnya, ketika kebutuhan akan makanan tidak
terpenuhi, maka ia akan mencuri supaya dapat makan.
Maslow percaya bahwa kesempurnaan manusia tidak akan tercapai, tetapi ia menyakini
bahwa manusia mampu untuk terus tumbuh dan berkembang luar biasa. Manusia mempunyai
potensi untuk menjadi actual, karena kebanyakan manusia akan berjuang dalam hidupnya
untuk memperoleh makanan, rasa aman, atau pun cinta.
Teori maslow didasarkan kepada pandangan mengenai sejarah manusia sebagai hewan
evolusioner yang terus berproses untuk tumbuh menjadi manusia yang sesungguhnya. Selama
proses tersebut, secara berangsur-angsur manusia lebih termotivasi oleh metamotivasi dan B-
values. Pada umumnya, perilaku manusia termotivasi oleh kebutuhan fisiologis dan rasa aman
yang ditentukan oleh kekuatan dari luar, yang memposisikan perilaku aktualisasi diri manusia
memiliki porsi yang lebih kecil.Individu dibentuk secara biologis (genetis) dan dipengaruhi
lingkungan sosial.Ketika manusia mencapai aktualisasi diri, mereka mengalami sinergi yang
baik antara kebutuhan biologis, social, dan aspek spiritual dalam dirinya.

E. Teknik yang Digunakan


Tehnik yang digunakan oleh Abraham Maslow yaitu terapi. Menurut Maslow, tujuan
terapi adalah agar klien memeroleh B-values, atau nilai kebenaran, keadilan, kesederhanaan,
dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien harus bebas dari kebergantungan pada
orang lain, supaya dorongan alami menuju pertumbuhan dan aktualisasi diri menjadi
aktif.Meskipun Maslow bukan psikoterapis, dia menganggap bahwa teori kepribadiannya
dapat diterapkan dalam psikoterapi.
Dalam konsep hierarki kebutuhan dinyatakan bahwa jika seseorang masih dapat
bergerak pada level kebutuhan dasar (fisiologis) dan rasa aman melebihi yang lainnya, biasanya
merekaa tidak termotivasi untuk mencari psikoterapis. Sebaliknya, mereka akan berusaha keras
untuk memenuhi kebutuhan akan perawatan dan kesamaan.
Kebanyakan manusia yang membutuhkan terapi adalah mereka yang memiliki
kebutuhan tingkat ketiga.Tingkat kebutuhan ini biasanya dipenuhi dengan baik, tetapi masih
kesulutan untuk mendapatkan kasih sayang. Karena itu, psikoterapi diarahkan kepada proses
interpersonal yang hangat dan penuh kasih sayang. Dengan demikian, klien memperoleh
kepuasan dalam memenuhi kebutuhan akan rasa cinta, memperoleh rasa percaya diri, dan
penghargaan diri sendiri. Hubungan yang baik antara klien dan terapis merupakan pengobatan
psikologis terbaik. Hubungan yang saling menerima akan memberikan perasaan patut dicintai
dan memvasilitasi kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan nasihat diluar terapi.

F. Tujuan Pendekatan Humanistik


1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut
apa adanya. “Saya adalah saya”.
2. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-
pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu
dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses
aktualisasi dirinya.
4. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau
menurut kondisi dirinya.

G. Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik


1. Kelebihan Teori Humanistik
a. Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis dan
humanis.
b. Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan
mengungkapkan gagasan.
c. Keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah
kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya
mempunyai pandangan yang berbeda-beda.
2. Kelemahan Teori Humanistik
a. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.
b. Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil
mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
c. Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis
BAB III
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah
Jhon siswa yang bersekolah di SMK Negeri 15 Samarinda, ia mengajukan permohonan
untuk diterima di salah satu perusahaan berlevel menengah sebagai karyawan untuk Praktek
Kerja Industri ( Prakerin) atau yang lebih di kenal dengan PKL.
Jhon mengalami masalah di tempat PKLnya karena ia telah mengambil kamera yang ada
dimeja admin. Awal mulanyaia tidak mengaku bahwa ia yang mengambil kamera tersebut,
akan tetapi walaupun ia tidak mengaku tetap saja ada bukti dari kamera CCTV menunjukkan
bahwa dialah pelaku sebenarnya. Setelah dipaksa untuk mengaku, ia tetap bersikeras
mengatakan bahwa bukan ia pelakunya. Akhirnya salah satu pemegang top managemen di
perusahaan tersebut meminta semuanya untuk pulang. Beberapa jam kemudian Jhon
memberitahu pembimbingnya melalui pesan singkat (SMS) yang isinya ia mengakui
bahwa dialah sebenarnya yang mengambil kamera tersebut. Dan masalah ini pun sudah di
laporkan oleh pihak perusahaan kepada pihak sekolah beserta bukti-buktinya seperti rekaman
yang ada di CCTV, sehingga masalah itupun di tindaklanjuti kembali oleh pihak sekolah
terutama konselor sekolah.
B. Analisis
Pada tahap pengumpulan data, berikut adalah data diri siswa dan orangtua :
Data Siswa :
Nama : Jhon (nama samaran)
Tempat / Tanggal lahir : Samarinda, 13 Mei 1995
Alamat :Jalan Cendana No.07 Samarinda (samaran)
Umur : 17 Tahun
Tinggi : 170 cm
Berat Badan : 65 Kg
Anak Ke :1
Status : Anak Kandung
Sekolah : SMK Negeri 15 Samarinda (samaran)
Jurusan : Desain
Kelas : XI Desain I (samaran)
Hobi : Racing (balap motor)

Data Orangtua :
Nama ayah : Bagus Kusuma (nama samaran)
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jalan Cendana No.07 Samarinda (samaran)
Nama Ibu : Emelia (nama samaran)
Pekerjaan :Karyawan Swasta
Alamat : Jalan Cendana No.07 Samarinda (samaran)

1. Konseli di lihat dari keadaan fisik


Berdasarkan hasil pengamatan dan asesmen angket kami dan data pendukung lainnya,
diketahui John adalah anak pertama dari empat bersaudara yang berjenis kelamin laki-laki.Dia
bersekolah di SMK Negeri 15 Samarinda, jurusan desain, kelas XI desain I, dia bertempat
tinggal di jalan cendana nomor 07 Samarinda. John memiliki ciri-ciri fisik berwajah lumayan
tampan, bermuka lonjong, berkulit sawo matang, hidung mancung, postur tubuh sedang dengan
tinggi badan 170cm dan berat badan 65kg, ia anak yang sehat jasmani dan rohaninya, ia juga
memiliki hobi racing (balap motor).
2. Konseli di lihat dari keadaan keluarga
Berdasarkan hasil penelusuran kami mengenai keadaan keluarga,
diketahuiJohnmerupakan anak pertama dari empatbersaudara. Kebutuhan John tidak terpenuhi
oleh orangtuanya karena kedua orangtuanya terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing
sehingga kurang memberi perhatian dan kasih sayang kepada John padahal John termasuk
dalam golongan keluarga yang berkecukupan.Kedua orangtuanya bekerja sebagai karyawan
swasta.Keluarga Johntergolong keluarga yang “cuek” tidak tahu menahu dalam lingkungan
tempat tinggalnyasehingga hal ini terbawa ke dalam kehidupan keluarganya.
3. Konseli di lihat dari keadaan tingkah laku sosial
John adalah anak yang mudah beradaptasi dengan lingkungan danmudah bergaul
di lingkungan sekitarnya, ia juga suka sekali bercanda tawa dengan teman-temannya sehingga
teman John senang ketika berkumpul dengan John. Johnjuga terkenal ramah di lingkungan
sekitar tempat tinggalnyawalaupun orangtuanya sendiri “cuek” di lingkungan tempat
tinggalnya.Namun belakangan ini John terlihat murung di karenakan dia sedang mengalami
masalah di tempat PKL karena dia terbukti sebagai pelaku pencurian kamera di tempat ia PKL.

C. Sintesis
Kesimpulan sementara berdasarkan hasil analisis adalah sebagai berikut :
1. Di lihat dari keadaan fisik
John adalah anak yang berwajah lumayan tampan dan termasuk anak yang sehat jasmani dan
rohani.
2. Di lihat dari keadaan keluarga
John adalah anak yang kurang diperhatikan dan diberi kasih sayang oleh orang tuanya karena
orang tua John terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing.Keluarga John tergolong
keluarga yang “cuek” tidak tahu menahu dalam lingkungan tempat tinggalnya sehingga hal ini
terbawa ke dalam kehidupan keluarganya.
3. Di lihat dari keadaan tingkah laku sosial
Johnadalah anak yang mudah beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan sekitarnya.. Namun
belakangan ini John terlihat murung di karenakan dia sedang mengalami masalah di tempat
PKL karena dia terbukti sebagai pelaku pencurian kamera walaupun pada awalnya ia tidak
mengakui akan tetapi pada akhirnya ia mengakui perbuatannya tersebut melalui pesan singkat
(SMS).

D. Diagnosis
Berdasarkan dari hasil sintesis diatas, yang menjadi masalah adalah ia mencuri kamera di
tempat PKLnya, yang pada awalnya ia tidak mengakui perbuatannya akan tetapi pada akhirnya
ia mengakui perbuatannya tersebut melalui pesan singkat (SMS).Adapun beberapa
kemungkinan penyebab ia mencuri kamera tersebut ialah :
1. Kebutuhannya yang tidak terpenuhi
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya

E. Prognosis
Berdasarkan hasil diagnosis diatas, maka langkah awal yang harus dilakukan oleh konselor
adalah :
1. Mengadakan konseling kepada siswa yang bersangkutan.
2. Menjelaskan kepada siswa bahwa hal yang dilakukannya bukan saja merusak nama baik
sekolah dan orangtua akan tetapi jug merusak nama baik dirinya sendiri.
3. Memberikan masukan kepada siswa agar sekiranya ia memberitahukan kepada orangtuanya
bahwa selama ini kebutuhannya tidak terpenuhi serta meminta kepada orangtuanya agar tidak
terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.
F. Treatment/Konseli
Berikut hasil pembicaraan (verbatim) :
Konseli : “Assalamulaikum”( sambil mengetuk pintu )
Konselor : “Wa’alaikumsalam, oh Jhon silahkan masuk”
Konseli : “Terimakasih bu”
Konselor : “Bagaimana kabarnya hari ini ?”
Konseli : “Baik bu”( terlihat dari raut mukanya kurang semangat )
Konselor : “Tapi ibu melihat sepertinya Jhon kurang semangat hari ini, kenapa ?”
Konseli : “Eeemmm”( menundukkan kepala sebentar )
Kenselor : ( Menunggu konseli untuk berbicara )
Konseli : “Dari mana saya harus memulai yaa bu ?Saya bingung bu, saya takut, ibu memanggil saya
karena masalah saya yang di tempat PKL kan bu?”
( Tertunduk )
Koselor : “Tidak usah takut, ibu disini ingin memastikan apa benar kamu yang melakukan tindakan
kemarin ?”
Konseli : “Tidak bu, saya tidak berniat untuk mengambil kamera tersebut, saya hanya meminjamnya
sebentar”( Memegang leher )
Konselor : “Jadi, kamu hanya ingin meminjamnya saja ?”
Konseli : “Iya bu”
Konselor : “Terus bukti yang ada di CCTV itu apa jhon ?”
Konseli : “Oh itu anu bu,eeeee itu pulpen saya yang mau saya simpan ke saku celana” ( memakai TIC
)
Konselor : “Tapi kelihatannya bendanya besar itu jhon yang kamu simpan di saku celana kamu ? Tidak
seperti pulpen, disini terlihat jelas Jhon ?”
Konseli : “Anu bu ( memakai TIC ) lupa saya bu, bukan pulpen tapi itu dompet saya, masa ibu tidak
percaya sama saya, dompet saya besar itu bu”
( mencari-cari alasan )
Konselor : “Ok, ibu terima alasan kamu ?”
Konseli : “Iya bu, ibu harus percaya sama saya” ( menyakinkan konselor )
Konselor : “Terus apakah kameranya sudah kamu kembalikan ke tempat PKL kamu ?”
Konseli : “eeeemmmm ( diam sebentar ) belum bu”
Konselor : “ Kenapa belum jhon ?”
Knseli : ( merasa bersalah ) eeeemmm, sebenarnya bu saya memang mengambil kamera tersebut
Konselor : “Terus kameranya sekarang dimana ?”
Konseli : “Tidak ada sama saya bu”
Konselor :“Tidak ada sama kamu ? Kok bisa padahal kamu yang mengambilnya ?
Konseli : “Sebenarnya kamera tersebut sudah saya jual bu”
Konselor : “Kamu jual sama siapa Jhon ?”
Konseli : “Sama teman saya bu”
Konselor : “Alasannya kamu menjual kamera tersebut kenapa ?”
Koseli : “Saya tidak punya uang bu”
Konselor : “Memangnya orangtuamu tidak memberikan uang jajan ?”
Konseli : “Diberi sih bu, tapi uangnya habis saya belanjakan buat kebutuhan saya, itupun tidak
cukup,kadang-kadang membuat saya berhutang sama teman saya dan akibatnya hutang saya
menumpuk bu”
Konselor : “Kenapa kamu tidak jujur saja dengan orangtuamu bahwa uang yang diberikan belum
mencukupi untuk memenuhi kebutuhanmu ?”
Konseli : “Saya malas bu, orangtua saya terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, dan juga
kurang memperhatikan dan memberikan kasih sayangkepada saya,kalaupun saya minta tidak
pernah ada respon dari orang tua saya”
Konselor : “Untuk masalah ini apakah kamu sudah memberitahu orangtuamu?”
Konseli : “Belum bu, saya takut.”
Konselor : “kenapa? Apa kamu ingin masalah ini dibawa sampai kekantor polisi.”
Konseli : “Tidak bu, saya ingin semuanya selesai.”
Konselor : “Jadi, apa keputusanmu saat ini?”
Konseli : “Saya tidak tahu bu.” ( menundukkan kepalanya), “kalau menurut ibu bagaimana?”
Konselor : “Kalau dari ibu sendiri, lebih baik kamu memberi tahu orangtuamu mengenai masalah ini
agar tidak berlarut-larut. Bagaimana menurutmu?”
Konseli : “Iya sih bu”( menundukkan kepalanya )
Konselor : “Ibu juga sudah mendengar bahwa Direktur tempat kamu PKL ingin bertemu orangtuamu
langsung dan menyelesaikan semuanya dengan cara kekeluargaan.”
Konseli : “Baiklah bu kalau begitu, saya akan sampaikan kepada orangtua saya mengenai masalah ini
dan memberitahukan bahwa Direktur ingin bertemu langsung.”
Konselor : “Kalau begitu ibu akan siapkan surat panggilan orangtua dan tolong kamu sampaikan kepada
orangtuamu bahwa besok harus datang kesekolah untuk menyelesaikannya.”
Konseli : “Baik bu, terimakasih”
Konselor : “Iya sama-sama, lain kali tidak boleh diulangi ya Jhon. Karena mengambil hak milik orang
lain adalah hal yang tidak baik dan dapat merugikan orang lain.”
Konseli : “Baik bu.”
Konselor : “Ya sudah, kalau begitu kamu boleh pergi sekarang.”
Konseli : “Baik bu, sekali lagi terimakasih ya bu.” (Bersalaman)
Konselor : (Membalas salam dan tersenyum)
Konseli : “Assaalamualaikum bu”( menuju pintu keluar )
Konselor : “Wa’alaikumsalam”
G. Follow Up
Dari hasil proses konseling di atas yang melalui pendekatan humanistic,pada akhirnya
Jhon mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Jhon mulai
berfikir untuk terbuka kepada orangtuanya serta bersedia memberitahukan masalah ini dan juga
bersedia memanggil orangtuanya untuk bertemu dengan Direktur tempat ia melaksanakan
PKL. Dan masalah inipun dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Kemudian untuk
mengantisipasi hal-hal serupa agar tidak terulang kembali, selanjutnya konselor akan tetap
menjalin komunikasi yang baik terhadap orang tua dan konseli.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan proses konseling hasil yang di dapatkan, yaitu :
1. Jhon mengakui perbuatannya yang telah mencuri kamera di tempat dia PKL.
2. Jhon mengatakan bahwa kebutuhannya selama ini tidak terpenuhi terutama kebutuhan akan
perhatian dan kasih sayang.
3. Jhon berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dan dia akan jujur mengatakan kepada
orangtuanya mengenai masalah yang sedang dialaminya.
4. Jhon akan mencoba untukmenjalin komunikasi kepada orangtuanya dengan baik.
5. Masalah yang dialami Jhon akan di selesaikan secara kekeluargaan atas permintaan Direktur
tempat John PKL.

B. Saran
1. Konseli harus bisa memahami dirinya sendiri,konseli dapat memahami sifatnya, dapat
memahami wataknya intinya iabisa mengenal siapa dirinya sendiri.
2. Dalam hal ini orang tua harus lebih memperhatikan anak dengan cara membangun relasi
anatara anak dan orang tua dengan baik agar anak tidak merasa kurang diperhatikan.
3. Konselor harus lebih peka terhadap siswa yang mengalami kesulitanserta lebih aktif lagi dalam
kegiatan kelas yaitu dengan cara terjun langsung melihat keadaan siswa di kelas, tidak hanya
berdiam dan menunggu di dalam ruangan.
4. Di samping mengajar, peran wali kelas juga sangat penting untuk membantu konselor
mendapatkan informasi dengan cara memantau siswa di kelas agar siswa tidak melakukan hal-
hal yang merugikan siswa itu sendiri ataupun orang lain,wali kelas juga harus bisa
membimbing serta mengajarkan kepada siswa-siswanya bukan hanya sekedar dalam belajar
tapi juga dalam segi etika dan sopan santun.

DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian Dalam Konseling. Bogor:
Ghalia Indonesia

Suryabarata, Sumadi. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo

Anda mungkin juga menyukai